Anda di halaman 1dari 18

PERENCANAAN KEUANGAN DENGAN SELF REWARD

Makalah
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu Dr. Yulis Sulistiana Dewi, M.Pd.I.

Oleh
Alifah Nurul Fauziah
NIM 1239230072

JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang mewakili perasaan saya saat ini kecuali rasa syukur.
Untuk itu, saya ucapkan terima kasih kepada Tuhan atas rahmat-Nya, saya dapat
menyusun makalah ini dengan baik. Meski mendapatkan kendala, tapi saya bisa
melaluinya sehingga makalah yang berjudul "Perencanaan Keuangan Dengan Self
Reward" ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Perencanaan keuangan, menurut Certified Financial Planner, Financial
Planning Standards Board Indonesia, adalah suatu proses untuk mencapai tujuan
hidup seseorang melalui pengelolaan keuangan secara terencana. Manfaat dari
perencanaan keuangan bisa dirasakan dengan adanya “arah dan arti” keputusan
finansial seseorang. Melalui pengelolaan keuangan, seseorang bisa mengerti
bagaimana setiap keputusan keuangan yang dibuat berdampak ke area lain dari
keseluruhan situasi keuangan dirinya. Penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada dosen pengampu saya Ibu Dr. Yulis Sulistiana Dewi, M.Pd.I. yang tak
lelah membimbing dan memberikan ilmu demi kelancaran penulisan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Sebagai
penulis, saya berharap pembaca bisa memberikan kritik agar tulisan selanjutnya
jauh lebih baik. Di sisi lain, saya berharap pembaca menemukan pengetahuan baru
dari makalah ini. Walaupun tulisan ini tidak sepenuhnya bagus, saya berharap ada
manfaat yang bisa diperoleh oleh pembaca. Demikian sepatah dua patah kata dari
saya. Terima kasih.

Bandung, 18 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
ABSTRAK...............................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................2
1.1 Latar Belakang..........................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................4
1.5 Metode Penelitian......................................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................5
2.1 Perencanaan Keuangan..............................................................................5
2.2 Self Reward................................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................8
3.1 Deskripsi Data Penelitian..........................................................................8
3.2 Pembahasan Data Penelitian.....................................................................9
3.2.1 Hubungan Perencanaan Keuangan dengan Self Reward...................9
3.2.1.1 Literasi Keuangan............................................................................10
3.2.1.2 Motivasi...........................................................................................11
3.2.1.3 Manajemen Keuangan Pribadi.........................................................11
3.3 Implementasi Perencanaan Keuangan dengan Self Reward dalam
Kehidupan Sehari hari........................................................................................12
BAB IV PENUTUP...............................................................................................13
4.1 Simpulan..................................................................................................13
4.2 Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

ii
ABSTRAK

Gaya hidup masyarakat saat ini terkenal konsumtif, maka dari itu diperlukan
pengelolaan keuangan yang baik. Pengelolaan keuangan sangat membutuhkan
perencanaan yang baik, memiliki motivasi tinggi, literasi keuangan, bertendensi
tetap bersemangat berusaha mewujudkan kebebasan keuangan. Penelitian tentang
perencanaan uang saku/manajemen keuangan pribadi /tata cara mengatur
keuangan dikalangan masyarakat sudah cukup banyak diteliti oleh akademisi,
peneliti, maupun masyarakat umum dengan tujuan memberikan ilmu dan juga
motivasi dalam mengatur perencanaan keuangan yang baik dimasa sekarang
maupun dimasa mendatang. Begitupun faktor faktor yang mempengaruhi suatu
individu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi
perencanaan uang saku dari faktor Psikologis manusia seperti Self Reward.

Kata Kunci: keuangan pribadi, literasi keuangan, motivasi, perencanaan


keuangan, self reward

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dipengaruhi oleh
beberapa hal, salah satunya yaitu nilai perencanaan keuangan yang dimiliki.
Setiap kegiatan sebaiknya diawali dengan perencanaan yang bagus karena pada
prinsipnya perencanaan merupakan gambaran jelas dan spesifik tentang apa yang
harus dicapai dan yang terutama adalah peta jalan menuju visi. Hal yang sama
juga untuk bidang keuangan, yaitu “perencanaan keuangan merupakan langkah
awal untuk mencapai kebebasan keuangan, karena dalam perencanaan keuangan
sudah tertuang tujuan keuangan yang mau diwujudkan” (Hartono, 2012).
Dalam bidang keuangan, manusia atau orang dikatakan sukses dan
mencapai kebahagiaan jika sudah mencapai kemerdekaan keuangan (financial
freedom), dalam arti uang sudah tidak lagi dijadikan sebagai tujuan kehidupan.
Semua aktivitas dan keputusan kehidupan sudah tidak lagi semata-mata ditujukan
untuk uang, tetapi uang dipandang sebagai sarana mencapai tujuan yang lebih
hakiki. ‘Uang tidak lagi mengendalikan kehidupan seseorang, tetapi oranglah
yang akan mengendalikan uang. Masih banyak hal lain yang lebih menentukan
kehidupan, seperti kesehatan, anak, keluarga, sahabat, amal ibadah, dan lain lain’
(Wibawa, 2003 dalam Warsono, 2010).
Berkaitan dengan perencanaan keuangan menurut Mandell dan Klein
(2007) memperkuat lagi dengan menemukan hasil bahwa motivasi merupakan
faktor yang dominan mempengaruhi seseorang membuat rencana keuangan,
merujuk pada penjelasan sebelumnya dengan menggunakan konsep self-reward
berasa dari kata "self" atau diri dan “reward” adalah suatu hadiah atau
penghargaan. Self-reward adalah salah satu bentuk penghargaan untuk diri sendiri.
‘Pentingnya self-reward diantaranya lebih menghargai diri sendiri dan dapat
menerima diri sendiri, sebagai arti bawa kamu mencintai hidupmu,

2
membangkitkan semangat dan motivasi, baik untuk kesehatan mental, membuat
pikiran selalu positif, melepas stres, serta mencintai diri sendiri’ (Unilever, 2021).
‘Cara memberi self-reward yang tepat yaitu relevansi (artinya,
penghargaan pada dirimu sendiri harus sejalan dengan tujuanmu dan tidak
bertolak belakang dari tujuan tersebut), batasi diri, lebih baik memberi hadiah
yang dapat memotivasi diri, dan mudah diperoleh’ (Rahmalia, 2021). Self-reward
dapat diukur melalui beberapa indikator turunan yang dikemukan oleh Madrigal
dan Boush (2008) dan disesuaikan dengan keadaan yang ada, yaitu sikap untuk
menghargai, kesiadaan untuk menghargai, dan motivasi untuk menghargai. Self-
reward dibutuhkan dalam pengelolaan uang saku untuk memotivasi diri agar
mampu mencapai tujuan keuangan yang diinginkan. Seseorang dengan self-
reward yang baik akan mampu mengontrol keuangannya dengan baik dan terarah.
Seseorang dengan self-reward yang buruk akan mengalami kesulitan untuk
mengontrol keuangannya sehingga sulit untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Berdasarkan penelitian dalam jurnalnya Rendika Vhalery pada tahun 2021
menyatakan bahwa "adanya pengaruh self-reward pada pengelolaan uang saku
dikarenakan self-reward mendorong rasa nyaman pada individu dikarenakan
adanya penghargaan yang diberikan oleh diri sendiri (seperti pujian, motivasi,
atau sejenisnya) karena mampu melaksanakan pengelolaan uang dengan baik
sehingga menciptakan rasa kepuasan terhadap diri sendiri".

1.2 Rumusan Masalah


Berkaitan dengan perencanaan keuangan dengan self reward, hal ini
merupakan langkah yang sangat penting dalam mengatur uang saku atau
perencanaan keuangan terutama bagi semua khalayak masyarakat, sehingga dapat
dikupas beberapa rumusan masalah di bawah ini:
1. Apa hubunganya perencanaan keuangan dengan self reward?
2. Apa itu implementasi keuangan dengan sef reward dalam kehidupan sehari
hari?

3
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan antara lain:
1. Menggambarkan adakah kaitannya perencanaan keuangan dengan self
reward dan
2. Menggambarkan penerapan perencanaan keuangan dengan self reward
dalam kehidupan sehari hari.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian tentang perencanaan keuangan dengan self reward, dengan
pembahasan menggunakan faktor psikologis manusia seperti self reward, cara
meningkatkan kesadaran dan mendorong motivasi dalam mengatur pengelolaan
keuangan dalam kehidupannya. Perencanaan keuangan yang baik dapat mengatasi
segala hal tidak baik yang memungkinkan akan terjadi di masa yang akan datang,
maka dari itu perlu dilakukan perencanaan keuangan sejak dini. Perencanaan
keuangan dibutuhkan supaya dapat memperoleh tujuan keuangan dengan
menyeluruh dan termasuk seluruh siklus kehidupan, baik dari sekarang ataupun
nanti.

1.5 Metode Penelitian


Penelitian ini menggunaan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik
pengumpulan data studi pustaka atau penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata kata tertulis atau lisan dan perilaku yang diamati yang berfokus pada
fenomena sosial, pemberian suara pada perasaan dan persepsi dari partisipan
dibawah studi.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perencanaan Keuangan


“Perencanaan keuangan sebagai proses di mana satu atau lebih individual
berusaha mencapai tujuan keuangan mereka melalui pengembangan rencana
keuangan yang komprehensif, sehingga menghasilkan rencana keuangan yang
jelas dan memudahkan perencanaan keuangan ibaratnya sebuah blue print yang
menunjukkan arah situasi keuangan individu” (Siswanti 2022). ‘Fungsi
dilakukannya perencanaan keuangan bagi keluarga ialah mempersiapkan
kehidupan mendatang sedini mungkin guna mencapai tujuan keuangan yang
diinginkan melalui pengelolaan keuangan yang terencana, terorganisir, dan bijak
sesuai ilmu yang ia miliki’ (F. A. Wulandari and Sutjiati 2014).
Adapun perencanaan keuangan individu yaitu suatu proses mengatur
keuangan untuk mencapai kepuasan ekonomi pribadi. Proses perencanaan ini
dapat membantu individu dalam mengontrol kondisi keuangannya. Setiap
individu atau keluarga memiliki keadaan keuangan yang berbeda beda, sehingga
dalam merencanakan keuangannya berbeda beda pula untuk mencapai atau
memenuhi kebutuhan dan tujuan tertentu. Dalam istilah lain Perencanaan
keuangan merupakan “proses tata pola yang terencana dan teratur dalam
menggolongkan dan menganalisis, serta tujuan individu dalam rentang waktu
singkat/pendek, menengah, dan panjang dapat tercapai” (Cahyadi 2013).
Langkah-Langkah Perencanaan Keuangan individu Menurut Jack Kapoor
(2004), terdapat beberapa langkah dalam melakukan perencanaan keuangan
individu, yaitu sebagai berikut:
1. “Menentukan kondisi keuangan individu saat ini. Setiap individu perlu
menentukan kondisi keuangan individu saat ini termasuk penghasilan,
pengeluaran, hutang dan tabungan. Hal ini dilakukan dengan membuat
neraca keuangan individu yang terdiri dari hutang, serta laporan arus kas
yang terdiri dari aliran dana yang dihasilkan dan digunakan selama satu
periode.

5
2. Membuat tujuan keuangan individu. Tujuan keuangan individu dapat
bersifat pendek, menengah atau jangka panjang. Tujuan keuangan setiap
individu bersifat unik dan tidak selalu sama. Dua orang yang berumur
sama pada masa yang sama belum tentu memiliki tujuan keuangan yang
sama. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan kemampuan keuangan
dan gaya hidup seseorang.
3. Membuat beberapa pilihan untuk memenuhi tujuan keuangan individu.
Dalam membuat alternatif pilihan sangat krusial dalam membuat
keputusan”.

Tidak jauh berbeda, Karvof (2010) menyatakan bahwa “perencanaan


keuangan pribadi meliputi amal sebesar 10 persen merupakan bentuk dari
tanggung jawab sosial individu (personal social responsibility) kepada sesama
manusia, sehingga dengan literasi keuangan yang baik maka seseorang juga
diwajibkan untuk memberdayakan orang lain (philanthropy) untuk mencapai
kebebasan keuangan (financial freedom)”.

2.2 Self Reward


Konsep self-reward berasal dari kata “self” atau diri dan “reward” adalah
suatu hadiah atau penghargaan. Self-reward adalah salah satu bentuk penghargaan
untuk diri sendiri. ‘Pentingnya self-reward diantaranya lebih menghargai diri
sendiri dan menerima diri sendiri sebagai arti bawa kamu mencintai hidupmu,
membangkitkan semangat dan motivasi, baik untuk kesehatan mental, membuat
pikiran selalu positif, melepas stres, serta mencintai diri sendiri’ (Unilever, 2021).
Self-reward dibutuhkan dalam pengelolaan uang saku untuk memotivasi
diri agar mampu mencapai tujuan keuangan yang diinginkan. Seseorang dengan
self-reward yang baik akan mampu mengontrol keuangannya dengan baik dan
terarah. Seseorang dengan self-reward yang buruk akan mengalami kesulitan
untuk mengontrol keuangannya sehingga sulit untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
Mandell dan Klein (2007) memperkuat lagi dengan menemukan hasil
bahwa motivasi merupakan faktor yang dominan mempengaruhi seseorang
membuat rencana keuangan. Dalam arti, motivasi bertendensi merubah perilaku
menjadi konsisten untuk membuat rencana keuangan. Lebih spesifiknya yaitu

6
orang yang memiliki motivasi tinggi akan memicu perilaku untuk meningkatkan
literasi keuangan. Peningkatan pada literasi keuangan akan berpengaruh pada niat
membuat rencana yang teratur dan cermat dalam rangka membangun aset
keuangan demi mewujudnyatakan kebebasan keuangan.
Mandell dan Klein (2007) mempertegas melalui hasil penelitiannya bahwa
faktor motivasi merupakan prediktor bagi pengembangan diri yang ditujukan pada
keuangan. Spesifiknya yaitu ketika seseorang sudah diberikan pelatihan atau pun
pemahaman tentang pentingnya literasi keuangan guna membuat keputusan
keuangan yang cerdas, namun seringkali kecerdasan keuangan tersebut hanya
bersifat kontemporer sehingga seiring berjalannya waktu orang tersebut akan
kembali pada perilaku keuangan yang keliru. Guna mencegah hal sebelumnya
terjadi, perlu diberikan motivasi sehingga daya dorong untuk tetap meningkatkan
literasi keuangan yang terindikasi dalam keputusan keuangan yang tepat dapat
dirubah menjadi relatif permanen.

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Data Penelitian


Perencanaan keuangan merupakan proses pembelajaran bagi setiap
individu harus mengatur keuangannya di masa sekarang maupun di masa yang
akan datang. Perencanaan keuangan berkaitan dengan efektivitas pengelolaan
keuangan, dimana penganggaran harus diarahkan sesuai dengan perencanaan
keuangan yang ditetapkan.
Anggraini & Cholid (2022) mendefinisikan perencanaan keuangan sebagai
penyusunan atau koordinasi rencana secara matang untuk mempersiapkan
keinginan dan tujuan pada masa depan. Sementara itu Ayu (2020) mengartikan
perencanaan keuangan sebagai suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu
melalui pengelolaan keuangan yang sesuai. Sobaya et al., (2016) mendefinisikan
perencanaan keuangan sebagai upayadalam mempersiapkan keinginan dan tujuan
keuangan pada masa yang akan datang.
“Indikator yang digunakan untuk mengukur perencanaan keuangan terdiri
dari adanya tujuan keuangan yang ingin dicapai, banyaknya kebutuhan dan
keinginan pada masa depan, biaya hidup yang semakin tinggi, keadaan
perekonomian yang tidak pasti, ketidakpastian kondisi fisiki manusia, serta
banyak alternatif terhadap produk keuangan” (Senduk, 2009).
“Pengelolaan keuangan pribadi merupakan proses bagaimana cara seorang
individu dapat memenuhi kebutuhan hidup melalui pengelolaan sumber-sumber
keuangan secara tersusun dan sistematis” (Ayoeb, 2008). Pengelolaan sistem
keuangan yang buruk dapat berdampak buruk terhadap keputusan di masa depan
begitupun kebalikannya. Hal tersebut memicu literasi keuangan, perencanaan
keuangan, dan sikap keuangan sangat berpengaruh terhadap pengelolaan
keuangan individu karena dengan tingkat pemahaman yang baik mengenai
komponen keuangan, mereka akan mampu mengelola keuangan mereka secara
efektif dan efisien.
Self reward dapat diukur melalui beberapa indikator turunan yang
dikemukan oleh Madrigal dan Boush (2008) dan disesuaikan dengan keadaan

8
yang ada, yaitu sikap untuk menghargai, Kesiadaan untuk menghargai, dan
motivasi untuk menghargai. self reward sangat berperan penting dalam
tercapainya perencanaan keuangan yang efisien dan produktif.

3.2 Pembahasan Data Penelitian


3.2.1 Hubungan Perencanaan Keuangan dengan Self Reward
Pada dasarnya dalam mengelola perencanaan keuangan yang baik
diperlukan ilmu dan juga pengalaman dalam pengelolaan keuangan itu sendiri,
salah satunya berdasarkan observasi psikologis manusia dengan menggunakan
konsep self reward yang dapat membangkitkan semangat dan motivasi baik untuk
kesehatan mental, membuat pikiran selalu positif, melepas stres, serta mencintai
diri sendiri. Akibatnya akan tercapainya rencana untuk mengatur keuangan
dimasa sekarang maupun mendatang.
Sementara itu, Benson (2004) mempertegas bahwa “ketika membuat
rencana keuangan, perlu memperhatikan beberapa jebakan berikut ini. Tepatnya
ada 12 hal yaitu :
1. Tidak mengandalkan pada suatu hari nanti yang menyesatkan. Tidak
menunda-nunda untuk segera membangun aset dan remanajemen
keuangan, tepatnya penerimaan dan pengeluaran per periode waktu
tertentu.
2. Tidak menunggu hari hujan sebelum sadar bahwa anda tidak memiliki
payung. Masa depan keuangan tidaklah pasti karena sulit utnuk
memprediksi secara tepat, seperti biayabiaya tidak terduga atau tidak
diantisipasi. Oleh karena segeralah membangun aset keuangan.
3. Tidak memberi makan monster. Tidak melakukan aktivitas belanja
barang-barang tanpa ada kontrol dan sadar jika berbelanja menggunakan
kartu kredit serta tidak memiliki utang yang berlebihan, sehingga
menggangu keseimbangan pendapatan saat ini dan di masa yang akan
datang.
4. Tidak terjebak ke dalam keyakinan bahwa “anda adalah apa yang anda
kendarai”. Mengeluarkan uang untuk membeli kendaraan dengan
mempertimbangkan benefit dan biayanya. Dengan kata lain, menikmati
hidup namun tidak melupakan memiliki aset untuk fungsi berjaga-jaga.

9
5. Tidak bermasalah dengan utang. Berhati-hati membeli barang-barang
ataupun jasa menggunakan kartu kredit, sehingga tidak mengalami utang
yang berlebihan dan tidak mengalami kesulitan menabung serta investasi.
6. Tidak mengabaikan hubungan antara uang dan tubuh. Menggabungkan
kerja cerdas dan keras untuk membangun aset atau menghasilkan uang.
7. Berhasil memanfaatkan 4 teman yang hebat. Teman pertama, kekuatan
prioritas adalah memindahkan sesuatu yang ada di bagian bawah daftar
pekerjaan ke atas. Hal itu mengubah tindakan dari dipikir belakangan
(suatu hari nanti) menjadi hal yang paling penting (hari ini). Teman kedua,
kekuatan tabungan Teman ketiga, kekuatan berinvestasi di bidang ekuitas.
Teman keempat, yaitu kekuatan bunga-berbunga.
8. Tidak investasi ekstrim. Terhindar dari jebakan penipuan investasi, yang
menjanjikan return ilusi.
9. Tidak mengikuti asuransi ekstrim. Mengikuti asuransi dengan melihat
kredibilitas dari perusahaan tersebut, serta memperhatikan syarat-syarat
pemberlakuan suatu proteksi.
10. Tidak mengajarkan kesalahan yang sama pada generasi berikutnya.
Mengajari anak untuk meningkatkan literasi keuangan, sehingga tidak
mengulangi pola yang sama dengan orang tuanya.
11. Tidak terjadi kekacauan finansial. Pendapatan tidak hanya untuk konsumsi
saat ini, atau tidak merampok keuangan masa depan untuk dibelanjakan
saat ini.
12. Tidak bermain “suatu hari nanti” dengan masa pensiun anda. Relatif tidak
berpersepsi bahwa masa pensiun akan ada yang menanggung biaya, seperti
pemerintah, sanak saudara, atau mungkin anakanak. Hal ini akan berefek
pada mengurangi kemalasan atau bahkan mulai peduli untuk segera
membangun asset”.

3.2.1.1 Literasi Keuangan


Literasi keuangan memegang peranan penting bagi setiap individual dalam
melakukan manajemen keuangan (Gunardi, Ridwan, and Sudarjah 2017; Yushita
2017). Pendidikan keuangan merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan
seseorang agar terhindar dari masalah keuangan (Susanti et al. 2019). “Literasi

10
keuangan sebagai bentuk pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang dapat
merubah sikap dan perilaku seseorang dalam pengambilan keputusan yang tepat
atas pengelolaan keuangan untuk mencapai kesejahteraan” (Lestari 2020).
Pengetahuan keuangan tumbuh seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin
kompleks (Ulfah, Kuswanti, and Thoharudin 2021) serta tingkat pemahaman
dalam mengatur suatu keuangan. “Faktor yang mempengaruhi tingkat literasi
keuangan, berupa tingkat pendidikan, kelas sosial, kelompok umur, dan lainnya
sehingga akan membentuk pola pikir masyarakat akan perencanaan keuangan dari
keluarga” (Mulyati and Hati 2021).

3.2.1.2 Motivasi
Serupa Holgarth, Hazembuller dan Wilson (2006) melalui penelitian yang
dilakukan menemukan bahwa faktor motivasi turut mempengaruhi persepsi orang
untuk tidak berperilaku boros atau pun menggunakan utang yang tidak normal.
Efeknya yaitu akan meningkatkan peluang untuk memperbaiki kondisi keuangan
saat ini hingga masa depan melalui rencana keuangan yang tersusun dengan baik.
Mandell dan Klein (2007) mempertegas melalui hasil penelitiannya bahwa
faktor motivasi merupakan prediktor bagi pengembangan diri yang ditujukan pada
keuangan. Spesifiknya yaitu ketika seseorang sudah diberikan pelatihan atau pun
pemahaman tentang pentingnya literasi keuangan guna membuat keputusan
keuangan yang cerdas, namun seringkali kecerdasan keuangan tersebut hanya
bersifat kontemporer sehingga seiring berjalannya waktu orang tersebut akan
kembali pada perilaku keuangan yang keliru dan tidak terarah. Guna mencegah
hal sebelumnya terjadi, perlu diberikan motivasi sehingga daya dorong untuk
tetap meningkatkan literasi keuangan yang terindikasi dalam keputusan keuangan
yang tepat dapat dirubah menjadi relatif permanen.

3.2.1.3 Manajemen Keuangan Pribadi


Manajemen keuangan pribadi menurut Godwin dan Koonce (1992) dalam
Parrota dan Johnson (1998) menyatakan bahwa “manajemen keuangan pribadi
dapat diartikan sebagai proses perencanaan, implementasi dan evaluasi keuangan
yang dilakukan oleh unit individu ataupun keluarga”. Dengan demikian,
diharapkan individu ataupun rumah tangga akan mampu menciptakan kekayaan
yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan saat ini maupun di masa yang akan

11
datang. Sementara itu, Kiyosaki (2009) menerangkan bahwa “supaya manajemen
keuangan pribadi (personal finance) tidak mengalami salah arah, perlu untuk
memahami apa yang dimaksud dengan aset dan apa yang dimaksud dengan
liabilitas”. Hal ini penting dilakukan karena seringkali rumah tangga terkecoh
antara kedua hal tersebut. Tepatnya adalah seringkali berkeyakinan bahwa semua
harta yang dimiliki adalah aset. Lebih spesifiknya yaitu ketika membeli atau
memiliki suatu harta, seringkali tidak mampu mengidentifikasikan bahwa harta
yang dimiliki tidak membawa arus kas masuk melainkan memuat arus kas keluar.
Apalagi ditambah dengan berbagai biaya biaya tersembunyi dari kepemilikan
harta tersebut. Dengan demikian, dalam hal penelitian ini tampak bahwa orang
yang memiliki motivasi tinggi akan bertendensi sungguh-sungguh berupaya
memahami makna dari aset dan mengaplikasikannya dengan tepat.

3.3 Implementasi Perencanaan Keuangan dengan Self Reward dalam


Kehidupan Sehari hari
Berdasarkan pemaparan diatas telah dijelaskan bahwa menggunakan self
reward dalam mengatur pengelolaan keuangan itu sangat berdampak dalam hal
positif untuk tercapainya tujuan keuangan yang terencana, akan tetapi sesuatu hal
yang positif pasti juga terdapat hal negatif pula, hal ini kembali lagi kepada
pribadi masing masing bagaimana seseorang mengimplementasikan dengan benar.
Contoh terdekat dikalagan anak remaja saat ini yaitu modus self reward padahal
boros, mengartikan bahwa segala sesuatu pengorbanan atau kerja keras yang telah
dilalui itu harus dibayar dengan berbelanja atau berfoya foya terhadap hal yang
tidak begitu penting dan tidak ada manfaatnya yang bertujuan untuk memuaskan
hawa nafsu seseorang. Oleh sebab itu diperlukan implemenstasi yang benar
seperti:
1. berorientasi kedepan tentang hal apa yang ingin dilakukan dimasa yang
akan datang dengan cara menabung. Dengan diterapkannya metode ini
maka suatu perencanaan keuangan seseorang akan mudah dalam mencapai
target sehingga akan berdampak baik pada pengelolaan keuangan
kedepannya.
2. mendahulukan kepentingan dari pada keinginan. Banyak diantara kita sulit
untuk memilih apa yang penting dilakukan terlebih dahulu sehingga resiko

12
terhadap tindakan yang dilakukan berdampak pada pengelolaan suatu
keuangan yang terstruktur.
3. lakukan pencatatan keuangan setiap bulannya. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui pengeluaran keuangan yang telah digunakan secara jelas dan
terperinci, sehingga kita dapat mengevaluasi tindakan keuangan yang
salah.
4. mengalokasikan dana darurat atau dana yang penting. Tindakan ini sangat
berguna jika suatu hari nanti mengalami suatu masalah dibidang keuangan
salah satu caranya dengan menabung dalam jangka panjang ataupun
dengan cara investasi pada suatu lembaga yang terpercaya dan sudah
terverifikasi.
5. mengevaluasi perencanaan keuangan secara konsisten.

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Perencanaan keuangan sebagai proses di mana satu atau lebih individual
berusaha mencapai tujuan keuangan mereka melalui pengembangan rencana
keuangan yang komprehensif, sehingga menghasilkan rencana keuangan yang
jelas dan memudahkan perencanaan keuangan, ibaratnya sebuah blue print yang
menunjukkan arah situasi keuangan individu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses mewujudkan perencanaan
keuangan diawali dari pembuatan rencana keuangan yang tepat, dan untuk itu
memerlukan daya dorong yang kuat. Terkait daya dorong itulah salah satunya
berdasarkan penelitian ini disebut sebagai self reward . Oleh karena itu, untuk
menjadi manusia yang ahli dalam mengatur keuangan perlu memiliki motivasi
yang kuat dan teguh pendirian sehingga dapat membuat perencanaan keuangan
yang baik dan mengaplikasikannya secara tepat.

4.2 Saran
Keberhasilan dalam perencanaan keuangan yang maksimal, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan agar tidak terjerumus dalam kesalahan dengan
mempertimbangkan beberapa saran berikut. Pertama, tentukan tujuan keuangan
anda yang dapat diukur. Tentukan target spesifik dari apa yang ingin anda capai
dan kapan Anda ingin mencapai hasil tersebut. Kedua, pahami akibat dari setiap
keputusan keuangan anda. Setiap keputusan keuangan yang Anda buat dapat
berpengaruh pada beberapa bagian dalam hidup Anda. Ketiga, evaluasi kembali
kondisi keuangan Anda secara berkala. Perencanaan keuangan adalah sebuah
proses yang dinamis.

14
DAFTAR PUSTAKA

NISP, R. O. (2023, AUGUST 23). Perencanaan Keuangan: Pengertian, Tujuan


dan tips membuatnya. Retrieved from
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/03/24/perencanaan-keuangan

Sina, P. G. (2014, january). MOTIVASI SEBAGAI PENENTU PERENCANAAN


KEUANGAN ( SUATU STUDI PUSTAKA). Retrieved from Jurnal Ilmiah
Akuntansi dan Bisnis, Vol. 9 No. 1, Januari 2014: file://Downloads/10871-
1-19976-1-10-20141030.pdf

Sundjaja, A. M. (2017). PERENCANAAN KEUANGAN UNTUK MENCAPAI


TUJUAN FINANSIAL. Retrieved from GOOGLE SCHOOLAR:
file:///Downloads/2218-Article%20Text-6281-1-10-20170425.pdf

Sundjaja, A. M. (n.d.). PERENCANAAN KEUANGAN UNTUK MENCAPAI


TUJUAN FINANSIAL. Retrieved from file:///Downloads/2218-Article
%20Text-6281-1-10-20170425.pdf

Vhalery, R. (2021, july). Self-Reward and Self-Punishment for Pocket Money


Management and Fintech Application Usage. Retrieved from Duconomics
Sci-meet Vol. 1: file:///Downloads/5299-9670-3-PB.pdf

Wibowo, F. A. (2023). VALUE ADDED : MAJALAH EKONOMI DAN BISNIS.


Retrieved from ile:///Downloads/10625-36523-1-PB.pdf

Yayu Kusdiana, S. S. (2022, JUNI 23). FAKTOR FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA.
Retrieved from file:///Downloads/580-Article%20Text-2934-1-10-
20220623%20(1).pdf

Yulfiswandi, I. M. (2022). Pentingnya Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan


di Usia muda untuk masa mendatang. Retrieved from YUME : Journal of
Management : file:///Downloads/1739-4348-1-PB%20(2).pdf

15

Anda mungkin juga menyukai