Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

(‘’Konsep Manajemen Keuangan Pendidikan Dan Konsep


Pembiayaan Pendidikan’’)
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Perkuliahan
MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN
Dosen Pengampu: (Eni Arnika, ME)

Disusun Oleh:
1. DIAH AYU PUSPITA SARI (202111520058)
2. HILMIATI (202111520003)
3. ZULFAWANTRI JUNIARTA (202111520011)
4. NILA MARIANTI (202111520022)
5. M. IRWAN AZHARI (202111520033)
6. M. YURDAN SAID (202111520044)
7. RIO FEBRIAN (202111520052)
8. LOSI WARDANI (202111520061)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH PALAPA NUSANTARA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Kuasa lagi Maha Penyayang. Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah yang mana telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah “MANAJEMEN
KEUANGAN PENDIDIKAN’’
Dalam penyusunan makalah ini, kami sudah melakukan semaksimal mungkin dengan
upaya dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.
Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi penyusunan bahasa
atau dari segi aspek lainnya. Oleh karena itu, kami minta kritik dan sarannya kepada pembaca
makalah ini, untuk perbaikan dimasa mendatang khususnya dosen mata kuliah yang
bersangkutan.
Akhirnya, penyusun sangat mengharapkan semoga makalah yang kami susun ini dapat
diambil manfaatnya dan bisa membuka pemikiran untuk mengaplikasikan di masyarakat.

Selebung, 13, Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
C. Tujuan .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Manajemen Pendidikan ....................................................... 3
B. Definisi Keuangan Pendidikan ......................................................... 5
C. Fungsi Manajemen Keuangan Pendidikan ........................................ 6
D. Tujuan Manajemen Keuangan Pendidikan ........................................ 8
E. Definisi Budgeting ............................................................................ 9
F. Definisi Acounting ........................................................................... 10
G. Definisi Auditing ............................................................................ 10
H. Definisi Biaya Pendidikan ............................................................... 11
I. Jenis-Jenis Biaya Pendidikan ........................................................... 12
J. Sumber Dana Pendidikan ................................................................ 13
K. Jenis-Jenis Pengeluaran Dalam Pendidikan ...................................... 14
L. Cara Menghitung Biaya Satuan Pendidikan .................................... 15
M. Biaya Dan Manfaat Pendidikan ........................................................ 16
N. Cara Mengukur Manfaat Biaya Pendidikan ...................................... 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah sebuah investasi yang akan menghasilkan sumber daya


manusia yang memiliki pengetahuan, sikap dan juga keterampilan yang dibutuhkan
dalam pembangunan suatu bangsa. Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu
sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan
pendidikan. Jika sistem manajemen keuangan dalam suatu organisasi pendidikan baik,
pasti penyelenggaraan pendidikan dalam organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik
sehingga dapat mencetak output yang berkompeten dalam masyarakat. Keuangan
pendidikan merupakan unsur yang penting dalam pendidikan, segala bentuk
penyelenggaraan pendidikan tentunya membutuhkan pembiayaan, agar pembiayaan
pendidikan dapat dilakukan secara efisien dan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan manajemen keuangan harus dilakukandengan dengan transparan oleh
seluruh pihak manajemen.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Definisi Manajemen Pendidikan?


2. Apa Definisi Keuangan Pendidikan ?
3. Apa Fungsi Manajemen Keuangan Pendidikan ?
4. Apa Tujuan Manajemen Keuangan Pendidikan?
5. Apa Definisi Budgeting?
6. Apa Definisi Acounting?
7. Apa Definisi Auditing ?
8. Apa Definisi Biaya Pendidikan ?
9. Apa Saja Jenis-Jenis Biaya Pendidikan?
10. Apa Sumber Dana Pendidikan ?
11. Apa Saja Jenis-Jenis Pengeluaran Dalam Pendidikan?
12. Bagaimana Menghitung Biaya Satuan Pendidikan ?
13. Apa Saja Biaya Dan Manfaat Pendidikan?
14. Bagaimana Mengukur Manfaat Biaya Pendidikan?

1
C. Tujuan

O. Mengetahui Definisi Manajemen Pendidikan


P. Mengetahui Definisi Keuangan Pendidikan
Q. Mengetahui Fungsi Manajemen Keuangan Pendidikan
R. Mengetahui Tujuan Manajemen Keuangan Pendidikan
S. Mengetahui Definisi Budgeting
T. Mengetahui Definisi Acounting
U. Mengetahui Definisi Auditing
V. Mengetahui Definisi Biaya Pendidikan
W. Mengetahui Jenis-Jenis Biaya Pendidikan
X. Mengetahui Sumber Dana Pendidikan
Y. Mengetahui Jenis-Jenis Pengeluaran Dalam Pendidikan
Z. Mengetahui Cara Menghitung Biaya Satuan Pendidikan
AA. Mengetahui Biaya Dan Manfaat Pendidikan
BB. Mengetahui Cara Mengukur Manfaat Biaya Pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang pada
intinya adalah mempelajari tentang prilaku manusia yang kegiatannya sebagai subjek
dan objek. Secara filosofis, prilaku manusia terbentuk oleh interaksi antar manusia,
iklim organisasi (konteks organisasi), dan sistem. Ketiga interaksi tersebut baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama saling berinteraksi pula dengan lingkungan
eksternalnya.

Beberapa ahli menggunakan istilah yang berbeda dalam pemakaian kata


administrasi pendidikan dan manajemen pendidikan, tetapi ketika ditinjau
pengertiannya hampir mirip. Walaupun pada dasarnya kedua istilah tersebut tidak sama
persis. Nanang Suhardan dan Nugraha Suharto dalam hal ini mereka memakai istilah
administrasi pendidikan yaitu ilmu yang membahas pendidikan dari sudut pandang
kerjasama dalam proses mencapai tujuan pendidikan. Manajemen pendidikan menurut
Made Pidarta yaitu aktifitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat
dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.

H.A.R. Tilaar, berpendapat bahwa manajemen pendidikan adalah mobilisasi


segala sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Djam’an Satori memberikan pengertian manajemen pendidikan sebagai
keseluruhan proses kerja sama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan
materi yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien. Menurut Sulistyorini, manajemen pendidikan
adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha
kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya agar lebih efektif dan
efisien.

Manusia (manajer atau administrator) dimanapun berada tidak terlepas dari


wadah melakukan kegiatan yang disebut organisasi (lembaga pendidikan baik formal,

3
nonformal, maupun informal) Organisasi tidak akan ada tanpa ada manusianya.
Manusia dalam organisasi tidak luput dari sistem yang dibuatnya sendiri (misal
Sisdiknas).

Dilihat dari pengertian manajemen dan pengertian pendidikan diatas, maka kita
dapat mendefinisikan Manajemen Pendidikan sebagai suatu Proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber daya yang
berupa man, money, materials, method, machines, market, minute dan information
untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien dalam bidang pendidikan. Objek atau
sumber daya yang menjadi kajian dalam manajemen pendidikan ada tujuh , yaitu :

1. Man

Man atau manusia adalah unsur terpenting yang perlu dikelola dalam
manajemen pendidikan, pengelolaan yang biasa dilakukan misalnya dengan
mengorganisasikan manusia dengan melihat apa yang menjadi keahlian orang
tersebut.

2. Money

Money atau uang dimaksudkan untuk mengelola pemdanaan atau pembiayaan


secara efisien sehingga tidak terjadi pemborosan dalam suatu lembaga pendidikan.

3. Materials

Materials atau bahan materi merupakan aspek yang tidak kalah penting dalam
manajemen pendidikan, melalui pengelolaan material maka bisa terbentuk
kurikulum yang berisi panduan dasar untuk mentranfer ilmu dari guru ke siswa.

4. Method

Pengelolaan metode juga harus dilakukan dengan baik, metode yang


digunakan untuk mengajar guru di sekolah satu dengan guru di sekolah lain tidak
sama karena tergantung pada kesiapan siswa yang diajar.

5. Machines

4
Pengelolaan mesin bertujuan untuk dapat mengelola mesin yang digunakan
untuk mendukung proses belajar mengajar supaya dapat digunakan sebaik mungkin
dan tidak cepat mengalami kerusakan, untuk orang yang mengelola mesin biasanya
harus orang yang benar-benar tau cara merawat mesin tersebut dengan baik.

6. Market

Market atau pasar adalah salah satu kunci yang menentukan sekolah atau
lembaga pendidikan tersebut menjadi lembaga pendidikan yang besar atau kecil,
pasar yang dimaksud adalah masyarakat secara luas, sasaran yang dituju adalah
masyarakat yang berniat menyekolahkan putra putri mereka.

7. Minutes

Minutes atau waktu perlu dikelola dengan baik karena waktu belajar peserta
didik di sekolah sangat terbatas, sehingga perlu pengelolaan yang baik supaya waktu
belajar mengajar menjadi lebih efisien.

B. DEFINISI KEUANGAN PENDIDIKAN

Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan


untuk memperoleh sumber modal yang semurah murahnya dan seefisien, dan
menggunakannya seefektif, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba
(Sulistyorini, 2006: 98).

Pengertian manajemen keuangan dalam arti sempit adalah tata pembukuan.


Sedangkan dalam arti luas adalah pertanggungjawaban pengurusan dalam dan
menggunakan keuangan, baik pemerintah pusat maupun daerah. Manajemen keuangan
adalah suatu proses melakukan kegiatan mengatur keuangan dengan menggerakkan
tenaga orang lain. Kegiatan ini dapat dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan sampai dengan pengawasan. Dalam manajemen keuangan di sekolah
tersebut dimulai dengan perencanaan anggaran sampai dengan pengawasan dan
pertanggung jawaban keuangan (Diknas, 2002: 23).

Manajemen keuangan merupakan tindakan pengurusan/ketatausahaan


keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban

5
dan pelaporan Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai
rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan,
pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah (Sulistyorini,
2006: 130).

Beberapa kegiatan manajemen keuangan yaitu memperoleh dan menetapkan


sumber-sumber pendanaan, pemanfaatan dana, pelaporan, pemeriksaan dan
pertanggungjawaban (Qomar, 2008: 150-151).

Keuangan nampaknya mempunyai peran yang signifikan dalam suatu lembaga


apapun, khususnya lembaga pendidikan. Mujamil Qomar mengatakan, ada dua hal
yang menyebabkan besarnya perhatian pada keaungan, yaitu :

Petama, keuangan termasuk kunci penentu kelangsungan dan kemajuan


lembaga pendidikan. Kenyataan ini mengandung konsekuensi bahwa program-program
pembaruan atau pengembangan pendidikan menjadi gagal dan berantakan manakala
tidak didukung oleh keuangan yang memadai.

kedua, lazimnya keuangan itu sulit sekali didapatkan dalam jumlah yang besar
khususnya bagi lembaga pendidikan swasta yang baru berdiri. (Qomar, 2008: 150-151).

Manajemen keuangan di sekolah atau madrasah terutama berkenaan dengan kiat


sekolah dalam menggali dana, kiat sekolah dalam mengelola dana, pengelolaan
keuangan dikaitkan dengan program tahunan sekolah, cara mengadministrasikan dana
sekolah, dan cara melakukan pengawasan, pengendalian serta pemeriksaan. Inti dari
manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan efektivitas. Oleh karena itu,
disamping mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan
pembangunan maupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan
faktor akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber
pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber (Sulistyorini, 2006: 101). lainnya.

C. Fungsi Manajemen Keuangan Pendidikan

fungsi manajemen keuangan dalam pendidikan adalah untuk melaksanakan


kegiatan agar suatu tujuan tercapai dengan efektif dan efisien. Secara tegas tidak ada
rumusan yang sama dan berlaku umum untuk fungsi manajemen.

6
Adapun fungsi manajemen menurut Terry yang dikutip oleh perencanaan
(organizing), Mulyono (2008: 23) yaitu (planning), pengorganisasian penggerakan
(actuating), dan pengendalian (controlling)

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah suatu proses penentuan tujuan pedoman pelaksanaan,


dengan memilih yang terbaik dari alternatif-alternatif yang ada. Menurut Terry
sebagaimana dikutip oleh Syarifudin (2005: 14) mengemukakan bahwa
perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh
kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan mencakup
pengambilan keputusan, karena termasuk pemilihan keputusan. alternatif-
alternatif Dalam manajemen pendidikan kejuruan, perencanaan ini meliputi
penentuan prioritas agar pelaksanaan pendidikan berjalan efektif, prioritas
kebutuhan agar melibatkan seluruh komponen yang terlibat dalam proses
pendidikan, masyarakat bahkan murid.

Perencanaan selalu terkait masa depan, dan masa depan selalu tidak pasti,
banyak faktor yang berubah dengan cepat. Tanpa perencanaan, sekolah atau
lembaga pendidikan akan kehilangan kesempatan dan tidak dapat menjawab
pertanyaan tentang apa yang akan dicapai dan bagaimana mencapainya. Oleh
karena itu, rencana harus dibuat agar semua tindakan terarah dan terfokus pada
tujuan yang akan dicapai.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Syarifudin (2005: 19) menjelaskan bahwa pengorganisasian merupakan


upaya penentuan kerja melalui bagian-bagian tugas, wewenang sesuai ruang
lingkup keja. Dalam pengorganisasian ini perlu diperhatikan semua kekuatan dan
sumber daya yang dimiliki. Sumber daya tersebut mencakup sumber daya
manusia maupun sumber daya non manusia. Dengan adanya pengorganisasian,
maka aktivitas operasional dapat berjalan dengan teratur dan sistematis.

Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan dan


pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan,

7
menempatkan orang orang pada setiap organisasi ini, menyediakan alat-alat yang
diperlukan, menempatkan wewenang yang secara relatif di delegasikan kepada
setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.

3. Penggerakan (Actuating)

Actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok


sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai
tujuan organisasi. Jadi actuating adalah usaha menggerakkan seluruh anggota
yang terkait, untuk secara bersama-sama melaksanakan program kegiatan sesuai
dengan bidang masing masing dengan cara yang terbaik dan benar. Actuating
merupakan fungsi yang paling fundamental karena merupakan pengupayaan
berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari
tingkat teratas sampai terbawah berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai
rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. Pengawasan (Controlling)

Menurut pengawasan Romayulis didefinisikan (2008: sebagai 274) peroses


pemantauan yang terus menerus untuk menjamin terlaksananya perencanaan
secara konsekwen baik yang bersifat materil maupun spiritual.

Pengawasan dilakukan agar pelaksanaan di lapangan sesuai dengan


program dan mekanisme yang sudah diatur. Namun gaya kepemimpinan seorang
leader dalam mengontrol akan mempengaruhi kualitas controlling tersebut.
Sebagaimana pendapat Romayulis di atas, bahwa fungsi controlling yang
dilakukan seorang leader harus berorientasi pada tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.

D. Tujuan Manajemen Pendidikan

Adapun tujuan dari manajemen keuangan adalah untuk memperoleh, dan


mencari peluang sumber-sumber pendanaan bagi kegiatan sekolah, agar bisa
menggunakan dana secara efektif dan tidak melanggar aturan, dan membuat laporan
keuangan yang transparan dan akuntabel. Di sinilah peran manajemen sekolah atau
komite sekolah untuk mengelola keuangan dengan sebaik mungkin dengan

8
memperdayakan sumber daya manusia yang ada di lingkungan sekolah. Melalui
kegiatan manajemen ini diharapkan kebutuhan pendanaan sekolah dapat direncanakan,
diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk
membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien sehingga kegiatan
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Menurut Kadarman (1992: 18) tujuan
manajemen keuangan adalah:

1. Meningkatkan efektivitas penggunaan keuangan sekolah dan efisiensi


2. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
3. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan kreativitas dan inovasi


komponen lembaga pendidikan dalam menggali sumber sumber daya,
memanfaatkan sesuai dengan kebutuhan, serta melakukan pembukuan keuangan
yang bersifat transparan dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

E. Devinisi Budgeting

Budget adalah kata dari bahasa Inggris yang artinya anggaran belanja atau
mengatur. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata budget adalah rencana
anggaran terperinci sebagai pedoman untuk menjalankan operasional finansial pada
masa yang akan datang dan dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian
atas pelaksanaan.

Budgeting adalah proses dalam melakukan perencanaan, melaksanakan, dan


mengelola anggaran yang masuk.

Proses budgeting sendiri terdiri perkiraan alokasi dana, kemudian seseorang


akan membuat budget plan. Dalam pelaksanaanya, seseorang perlu melakukan
pengendalian dana seperti mengalokasikan dana untuk dana darurat, tabungan, asuransi
atau investasi.

Dalam akuntansi, budgeting adalah rencana keuangan yang sudah disusun dan
disesuaikan dengan tujuan perusahaan dalam periode waktu yang sudah ditentukan.
Dalam melakukan bisnis, perencanaan keuangan yang terorganisir untuk menghindari,

9
mengantisipasi dan memperkirakan kondisi yang akan terjadi dan menyesuaikan tren
yang berlaku untuk mengambil keputusan.

Secara sederhana, budgeting adalah kegiatan menyusun dan merencanakan


anggaran keuangan yang disesuaikan kebutuhan berdasarkan jangka waktu yang sudah
dituju dengan perkiraan yang sudah diprediksi sebelumnya.

F. Devinisi Acounting

Accounting atau akuntansi adalah proses merekam atau mencatat semua


transaksi keuangan yang berhubungan dengan sebuah bisnis. Proses akuntansi termasuk
merangkum, menganalisis, dan melaporkan semua transaksi keuangan kepada lembaga
pengawas, pemegang kekuasaan, dan pihak yang berwenang memungut pajak.

Laporan keuangan yang digunakan dalam akuntansi berupa ringkasan singkat


dari transaksi keuangan selama periode tertentu, termasuk ringkasan mengenai kegiatan
perusahaan, posisi finansial perusahaan, serta arus kas. Karena itu, akuntansi
merupakan salah satu kunci terpenting dalam bisnis di sektor apa pun.

Akuntansi bisa dibuat oleh pihak ketiga seperti akuntan yang berasal dari firma
khusus yang terpisah dari perusahaan atau bisa juga ditangani oleh departemen khusus
yang terdiri dari beberapa pegawai, yang mana biasanya lebih sering terjadi di
perusahaan berskala besar.

Bentuk laporan akuntansi beragam, misalnya akuntansi manajerial dan


akuntansi biaya. Laporan ini sangat penting agar perusahaan bisa membuat keputusan
yang tepat.

G. Devinisi Audit

Audit merupakan sebuah proses pengumpulan serta pemeriksaan bukti


mengenai informasi guna menentukan dan membuat laporan terkait tingkat kesesuaian
antara informasi dan kriteria yang ditetapkan. Laporan yang baik dan bagus adalah
laporan yang telah diaudit. Audit dilakukan dengan standar audit yang ada.

10
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian audit
keuangan adalah pengujian kebenaran suatu pembukuan. Sementara itu, menurut
pendapat ahli, pengertian audit keuangan adalah sebagai berikut:

1. Arens
Menurut beliau, pengertian audit keuangan adalah pengumpulan dan evaluasi bukti
informasi secara terukur pada entitas ekonomi oleh para kompeten dan independen,
sehingga dapat melaporkan hasil pemeriksaan sesuai kriteria yang berjalan.
2. Mulyadi,2002
Berdasarkan pernyataan Mulyadi, pengertian audit keuangan adalah proses
sistematis untuk memperoleh dan membuat bukti evaluasi secara objektif atas
kegiatan ekonomi, sehingga laporan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dan
hasilnya disampaikan pada entitas bersangkutan.
3. Sukrisno,Agoes.2004
Menurut penjelasan Sukrisno Agoes, pengertian audit keuangan adalah suatu
pemeriksaan yang dilaksanakan secara kritis dan sistematis oleh pihak independen
terhadap laporan keuangan serta catatan akuntansi pendukung dari manajemen
perusahaan, dalam rangka menyajikan pendapat atas tingkat kewajaran laporan
tersebut.

Sehingga, jika disimpulkan dari beberapa pengertian tersebut, audit keuangan


adalah proses pengujian atau evaluasi secara objektif dan sistemik pada sebuah
entitas ekonomi tertentu, yang dilaksanakan oleh para ahli independen (umumnya
disebut auditor) untuk menunjukkan kualitas laporan keuangan berdasarkan
kriteria.

H. Definisi Biaya Pendidikan

Menurut Dedi Supriadi (2010: 3) menyatakan biaya pendidikan adalah salah


satu komponen masukan instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Biaya (cost) dalam pengertian ini memiliki
cakupan yang luas, yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan
penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang, barang, maupun tenaga (yang
dapat dihargakan dengan uang). Pengertian lain tentang biaya pendidikan merupakan
semua pengeluaran yang berkaitan langsung dengan proses pendidikan. Pengeluaran

11
yang tidak berkaitan langsung dengan penyelenggaraan pendidikan disebut sebagai
pemborosan, atau pengeluaran yang semestinya dapat dicegah (Harsono, 2007:9).

Menurut Nanang Fattah (2009: 112) biaya pendidikan merupakan jumlah uang
yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan
pendidikan. Matin (2014: 8) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pembiayaan
Pendidikan Konsep dan Aplikasinya mengemukakan bahwa biaya pendidikan
merupakan semua pengeluaran baik yang berupa uang maupunbukan uang sebagai
ungkapan rasa tanggung jawab semua pihak (masyarakat, orang tua, dan pemerintah)
terhadap pembangunan pendidikan agar tujuan pendidikan yang dicita-citakan tercapai
secara efisien dan efektif, yang harus terus digali dari berbagai sumber, dipelihara,
dikonsolidasikan, dan ditata secara administratif sehingga dapat digunakan secara
efisien dan efektif.

Menurut Panduan Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (2011: 5)


biaya pendidikan merupakan nilai rupiah dari semua sumber daya baik dalam bentuk
natura (barang), pengorbanan peluang, maupun uang, yang dikeluarkan untuk seluruh
kegiatan pendidikan. Dadang Suhardan, Riduwan, & Enas (2012: 22) menyatakan
biaya pendidikan merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan baik oleh individu peserta
didik, keluarga yang menyekolahkan anak, warga masyarakat perorangan, kelompok
masyarakat maupun yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk kelancaran proses
pendidikan. Konsep biaya menurut Tilaar dalam Mulyono (2010:82) adalah seluruh
dana dan upaya yang diserahkan oleh masyarakat untuk mendapatkan pendidikan dan
dalam kenyataan bahwa kegiatan pendidikan merupakan bentuk dari pelayanan
masyarakat.

Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya pendidikan


adalah segala bentuk pengeluaran yang digunakan untuk menyelenggarakan proses
pendidikan di mana pengeluaran tersebut ditanggung oleh siswa, orang tua, masyarakat,
dan pemerintah.

I. Jenis-Jenis Biaya Pendidikan

1. Biaya Langsung (direct cost)

12
Menurut Anwar (1991), biaya langsung (direct cost) diartikan sebagai
pengeluaran uang yang secara langsung membiayai penyelenggaraan pendidikan,
pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Biaya langsung juga
diartikan sebagai biaya yang secara langsung menyentuh aspek dan proses
pendidikan. Sebagai contoh biaya untuk gaji guru dan pengadaan fasilitas belajar-
mengajar. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran
dan kegiatan belajar peserta didik berupa pembelian alat alat pelajaran, sarana
belajar, biaya transportasi, dan gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh Pemerintah,
orang tua, maupun peserta didik sendiri. Berikut ini jenis-jenis biaya yang
merupakan bagian dari biaya langsung (direct cost), yaitu: Biaya rutin (recurrent
cost).

Biaya rutin (recurrent cost) merupakan biaya yang digunakan untuk membiayai
kegiatan operasional pendidikan selama satu tahun anggaran. Biaya ini digunakan
untuk menunjang pelaksanan program pengajaran, pembayaran gaji guru, dan
personil sekolah, administrasi kantor, pemeliharaan dan perawatan sarana dan
prasarana, dan lain-lain.

2. Biaya Tidak Langsung (Indirect cost)

Biaya tidak langsung (indirect cost) dapat dimaknai sebagai biaya yang
umumnya meliputi hilangnya pendapatan peserta didik karena sedang mengikuti
pendidikan (earning foregone by students), bebasnya beban pajak karena sifat
sekolah yang tidak mencari laba (cost of tax exemption), bebasnya sewa perangkat
sekolah yang tidak dipakai secara langsung dalam proses pendidikan serta
penyusutan sebagai cermin pemakaian perangkat sekolah yang sudah lama
dipergunakan (implicit rent and depreciation

J. Sumber Dana Pendidikan

Menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, terdapat beberapa


sumber keuangan sekolah, madrasah ataupun pondok pesantren yang dilegalkan dan
dapat dijadikan sumber pengelelolaan satuan pendidikan, antara lain ialah yang
didapatkan dari:

13
1. Pemerintah pusat maupun daerah.
2. Yayasan.
3. Masyarakat.
4. Orang tua atau wali dan iuran siswa.
5. Penggalangan dana dari alumni.
6. Sinergi dengan pengusaha ataupun memanfaatkan potensi usaha yang bisa digali
dari dana yang ada (wirausaha).
7. Donatur dan sumber-sumber lainnya.

K. Jenis-Jenis Pengeluaran Dalam Pendidikan

Pengeluaran dana sekolah untuk berbagai kebutuhan tersebut harus dilakukan sesuai
prosedur, yaitu dengan memperhatikan MAK (Mata Anggaran Keluaran). Inilah
kategorinya:

1. Belanja pegawai

Poin tersebut meliputi gaji pegawai dan honorarium pegawai.

2. Belanja barang

Yang termasuk dalam belanja barang adalah:

a. Dana perjalanan dinas


b. Pemeliharaan seluruh peralatan di sekolah, dan termasuk mesin
c. Pemeliharaan gedung sekolah
d. Tagihan rutin untuk daya dan jasa
e. Pembelian barang-barang alat tulis kantor
f. Pembelian berbagai keperluan harian perkantoran

3. Belanja modal

Pada poin belanja modal meliputi pengeluaran yang berkaitan dengan peralatan
dan mesin dan gedung serta bangunan.

4. Belanja sosial

14
Yang termasuk dalam MAK tersebut adalah dana untuk penyediaan
beasiswa serta peningkatan SDM dan bantuan sosial.

L. Menghitung Biaya Satuan Pendidikan

1. Hitung Sisa Waktu hingga Anak Masuk Pendidikan Tinggi


Hitung sisa waktu yang ada hingga anak duduk di bangku pendidikan tinggi.
Contohnya jika sekarang anak Anda duduk di bangku kelas satu SD, maka Anda
punya waktu hingga 11 tahun mendatang. Sisa waktu yang dimiliki jadi
komponen penting untuk menentukan besaran kontribusi yang harus disiapkan
setiap bulannya.
2. SurveiPerguruanTinggi
Lakukan survei biaya pendidikan di perguruan tinggi tujuan. Riset kembali ketika
anak sudah SMA, biasanya di usia tersebut anak baru memiliki kampus tujuan
yang memang diinginkan. Bandingkan juga biaya di kampus lainnya dengan
jurusan yang sama, serta biaya hidup per bulan jika anak harus belajar di luar
kota.
3. MemilihProdukKeuanganyangTepat
Jika sudah memiliki data mengenai biaya yang dibutuhkan dari masuk hingga
lulus, Anda tinggal memilih produk keuangan yang tepat dengan kondisi dan
kebutuhan. Jangan lupa juga memasukkan variabel sisa waktu yang dimiliki
hingga Anak tersebut pendidikan tinggi.

Pilih produk keuangan yang juga menjamin biaya pendidikan tinggi anak jika
terjadi sesuatu yang tak diinginkan kepada Anda. Terdapat asuransi jiwa dengan
manfaat biaya pendidikan anak yang bisa Anda gunakan untuk menghadapi risiko
yang tak diinginkan.
4. Bagi Dana yang Dibutuhkan dengan Sisa Waktu yang Dimiliki

Jika biaya sekarang= 20 juta per tahun

usia anak saat ini= 2 tahun

15
usia anak akan mengambil pendidikan tinggi= 18 tahun

asumsi nilai Inflasi per tahun= 3,81 %

Cara hitungnya adalah:

20.762.0 16= 332.192.000

20.762.000 adalah hasil dari biaya pendidikan tinggi per tahun saat ini
ditambahkan nilai inflasi per tahun, sedangkan 16 adalah jangka waktu Anda
mempersiapkan dana pendidikan tinggi untuk anak. Salah satu produk keuangan
yang bisa digunakan untuk mengkalkulasi dan menyiapkan biaya pendidikan
tinggi Anak adalah Asuransi Jiwa Syariah PRUCerah dari Prudential. Asuransi
Jiwa Syariah PRUCerah merupakan asuransi jiwa yang memberikan
manfaat dana pendidikan. Biaya kontribusinya dimulai dari Rp 500.000 per bulan
atau Rp 5.500.000 per tahunnya. Kemudian Anda bisa memilih membayar
kontribusi selama lima tahun atau mengikuti masa tunggu yang bisa dipilih dari
8-18 tahun. Anda juga punya kebebasan untuk memilih penarikan manfaat secara
tunai sekaligus atau berkala (bulanan) selama 4 tahun.

M. Biaya Dan Manfaat Pendidikan

Dalam konsep pembiayaan pendidikan ada dua hal penting yang perlu dikaji
atau dianalisis, yaitu biaya pendidikan secara keseluruhan (total Cost) dan biaya satuan
peserta didik (Unit Cost). Biaya satuan di tingkat satuan pendidikan merupakan
aggregate biaya pendidikan tingkat sekolah baik yang bersumber dari pemerintah,
orang tua, dan masyarakat yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan pendidikan
dalam satu tahun pembelajaran. Biaya satuan per peserta diidik merupakan ukuran yang
menggambarkan seberapa besar uang yang dialokasikan satuan pendidikan secara
efektif untuk kepentingan peserta didik dalam menempuh pendidikan. Oleh karena
biaya satuan ini diperoleh dengan memperhitungkan jumlah peserta didik dalam
menempuh pendidikan. Oleh karena biaya satuan ini diperoleh dengan memperhatikan
jumlah peserta didik pada masing-masing satuan pendidikan, maka ukuran biaya satuan
di anggap standar dan dapat dibandingkan antara satuan pendidikan yang satu dengan
yang lainnya. Analisis mengenai biaya satuan dalam kaitannya dengan faktor-faktor

16
lain yang mempengaruhinya dapat dilakukan dengan menggunakan satuan pendidikan
sebagai unit analisis. Dengan menganalisis biaya satuan, memungkinkan untuk
mengetahui efisiensi dalam penggunaan sumber-sumber di satuan pendidikan,
keuntungan dari investasi pendidika, dan pemerataan pengeluaran masyarakat,
pemerintah untuk pendidikan. Di samping itu, juga dapat menjadi penilaian bagaimana
alternatif kebijakan dalam upaya perbaikan dan peningkatan sistem pendidikan.

N. Mengukur Manfaat Biaya Pendidikan Cost Benefit Analysis

Manfaat biaya pendidikan oleh para ahli pendidikan sering disebut dengan Cost
Benefit Analysis, yaitu rasio antara keuntungan financial sebagai hasil pendidikan
biasanya diukur dengan penghasilan dengan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
pendidikan. Nanang F., 2000:38. Biaya pendidikan bukan hanya berbentuk uang atau
rupiah, tetapi juga dalam bentuk biaya kesempatan. Biaya kesempatan income forgone
yaitu potensi pendapatan bagi seorang siswa selama ia mengikuti pelajaran atau
menyelesaikan studi. Dengan demikian, biaya keseluruhan C selama di tingkat
persekolahan terdiri dari biaya langsung L dan biaya tidak langsung K. Dalam
rumusannya digambarkan sebagai berikut : C = L + K Biaya pendidikan merupakan
dasar empiris untuk memberikan gambaran karakteristik keuangan sekolah Nanang
Fattah,2000:25.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen pendidikan merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang pada
intinya adalah mempelajari tentang prilaku manusia yang kegiatannya sebagai subjek
dan objek. kajian dalam manajemen pendidikan ada tujuh ,
yaitu:Man,Money,Materials, Method,Machines,MarketMinutes

Manajemen keuangan merupakan tindakan pengurusan/ketatausahaan


keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban
dan pelaporan Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai
rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan,
pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah (Sulistyorini,
2006: 130).

Adapun fungsi manajemen menurut Terry yang dikutip oleh perencanaan


(organizing), Mulyono (2008: 23) yaitu (planning), pengorganisasian penggerakan
(actuating), dan pengendalian (controlling)

tujuan manajemen keuangan adalah: 1)Meningkatkan efektivitas penggunaan


keuangan sekolah dan efisiensi 2)Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi
keuangan sekolah. 3)Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

Biaya satuan di tingkat satuan pendidikan merupakan aggregate biaya


pendidikan tingkat sekolah baik yang bersumber dari pemerintah, orang tua, dan
masyarakat yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan pendidikan dalam satu tahun
pembelajaran

Manfaat biaya pendidikan oleh para ahli pendidikan sering disebut dengan Cost
Benefit Analysis, yaitu rasio antara keuntungan financial sebagai hasil pendidikan
biasanya diukur dengan penghasilan dengan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
pendidikan. Nanang F., 2000:38

18
DAFTAR PUSTAKA

Kadarman, Jusuf. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama, 1992.

Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam: Strategi Baru Pengelolaan


Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga, 2008.

Dinda Fitri Monita, 2019, Pembiayaan dalam Pendidikan. Artikel. Universitas


Negeri Padang

Hallak, J, 1985, Analisis Biaya dan Pengeluaran untuk Pendidikan, Paris:


International Institute For Planning, UNESCO

Idochi Anwar, M, 1991, Biaya Pendidikan dan Metode Penetapan Biaya


Pendidikan, Dalam Mimbar Pendidikan No. 1 Tahun X – April 1991.

Jack Clark Francis, 1991, Management: Analysis and Management, New


York: McGraw-Hill

Nanang Fatah, 2009, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya, 2009

Supriyadi, 2003, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya

W,P. Ferdi, 2013, Pembiayaan Pendidikan: Suatu Kajian Teoritis. Jurnal


Pendidikan dan Kebudayaan

Yin Cheong Cheng, 1996, School Effectiveness and School-Based


Management: A Mechanism for Development, Washington D.C: The Palmer Press

19

Anda mungkin juga menyukai