Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENGANGGARAN DI LEMBAGA PENDIDIKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Pada Mata Kuliah Penganggaran,


Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Semester IV.

Dosen Pengampu:

ST. Ibrah Mustafa Kamal, S.E.,M.Sc.

Disusun Oleh:

Indri Rahmadani :20300122041

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2024
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadiran ALLAH SWT yang telah
memberikan karunia hidayah dan inayahnya, tak luput juga sholawat serta salam
kami haturkan kepada junjungan nabi besar MUHAMMAD SAW yang kita
nantikan syafaatnya dihari kiamat nanti, serta berkat restu kedua orang tua tercinta
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan tepat waktu
sesuai dengan yang diberikan oleh dosen pengampu.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu ST. Ibrah Mustafa Kamal
M.SC. selaku dosen mata kuliah penganggaran. Berkat tugas yang diberikan ini
dapat menambah wawasan penulis terkait dengan topik yang diberikan. Penulis
juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu dala proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan


banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga
mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca apabila menemukan
kesalahan dalam makalah ini.

Samata-Gowa, 24 maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISIssss

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
Latar Belakang.....................................................................................................1
Rumusan Masalah................................................................................................2
Tujuan...................................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
Definisi Penganggaran.........................................................................................4
Analisis Pendapatan dan Pengeluaran..................................................................6
Jenis-Jenis Penganggaran.....................................................................................8
Tujuan Penganggaran.........................................................................................10
Manfaat Penganggaran.......................................................................................11
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
Kesimpulan.........................................................................................................13
Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga pendidikan dari semua jenjang pendidikan mulai dari


prasekolah, sekolah sampai perguruan tinggi merupakan entitas organisasi
yang dalam operasionalnya memerlukan dan membutuhkan uang (money)
untuk menggerakkan semua sumber daya (resource) yang dimilikinya.
Dalam pemahaman Rofiq, A. (2017) menjelaskan bahwa uang ini
termasuk sumber daya yang langka dan terbatas. Oleh karena itu perlu
dikelola dengan efektif dan efisien agar membantu pencapaian tujuan
pendidikan. Untuk itu, kajian tentang pengelolaan keuangan di lingkungan
pendidikan dibahas tuntas dalam mata kuliah Manajemen Keuangan dan
Pembiayaan Pendidikan. Untuk memahami dan mendalami mata kuliah ini
dengan tuntas dan mendalam (Henukh, 2019).

Sumber daya pendidikan yang dimaksud dan dipandang sebagai instrumen


produksi atau proses yang menentukan terselenggaranya atau tidak proses
pendidikan adalah faktor uang (money). Konsepsi berpikir manusia dalam
berbagai aktivitas dari dulu memandang uang memiliki peran strategis
sepertinya peribahasa (wisdom word) yang menyatakan ―uang memang
bukan segalanya, tapi jangan lupa, segalanya butuh uang, termasuk dalam
mengelola lembaga pendidikan (Nurhadi, 2005). Lembaga pendidikan
juga tidak mungkin mencapai target tinggi, menjadi yang terbaik, menjadi
yang bermutu, memiliki reputasi bagus dan banyak lagi label prestasi yang
ingin dicapai. Tentunya keyakinan saya dan banyak pihak lainnya berpikir
tidak mungkin bisa diwujudkan tanpa dukungan uang (money) yang
memadai, apalagi tidak didukung dengan pengelolaan yang baik. Oleh
sebab itu sumber daya uang sangat menentukan capaian dan targetnya bisa
terwujud jika dikelola dengan professional, berkeadilan, berkecukupan,

iv
dan berkelanjutan. Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen
instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam
penyelenggaraan pendidikan disekolah. (Supriyadi, 2006: 3). Menurut
Mulyasa (2005:47) “keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu
sumber daya yang secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi
pengelolaan pendidikan”. Menurut Harsono (2007: 9), “Biaya pendidikan
adalah semua pengeluaran yang memiliki kaitan langsung dengan
penyelenggaraan pendidikan”. Menurut sumbernya biaya pendidikan dapat
digolongkan menjadi 4 jenis yaitu: a) biaya pendidikan dari pemerintah, b)
biaya pendidikan dari masyarakat orang tua/wali kelas, c) biaya
pendidikan dari masyarakat bukan orang tua/wali siswa missal sponsor
dari lembaga keuangan dan perusahaan, 4) lembaga pendidikan itu sendiri
(Monita, 2019).
Anggaran pendidikan pada dasarnya adalah pernyataan system yang
berkaitan dengan program pendidikan, yaitu penerimaan dan pengeluaran
yang direncanakan dalam suatu periode kebijakan keuangan (fiscal), serta
didukung dengan data yang mencerminkan kebutuhan, tujuan proses
pendidikan dan hasil sekolah yang direncanakan

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu definisi penganggara dilembaga pendidikan?


2. Apa itu analisis pendapatan dan pengeluaran?
3. Apa itu jenis-jenis penganggaran?
4. Apa itu tujuan penganggaran?
5. Apa itu manfaat penganggaran?

v
C. Tujuan

1. Untuk mengetahi definisi penganggaran di lembaga pendidikan


2. Untuk mengetahui analisis pendapatan dan pengeluaran
3. Untuk mengetahui jenis-jenis penganggaran
4. Untuk mengetahui tujua penganggaran
5. Untuk mengetahui manfaat penganggaran

vi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Penganggaran

Defenisi anggaran atau budget menurut Munandar (2001:3) adalah “suatu


rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku
dalam jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.” Anggaran
merupakan alat untuk merencanakan dan mengendalikan keuangan
perusahaan dalam penyusunannya dilakukan secara periodik. Pengertian
lain dari anggaran menurut Nafarin (2007:11) menyatakan bahwa
“Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang
disusun berdasarkan program yang telah disahkan.” Anggaran (budget)
merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang
dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya
dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan
barang/jasa. Sedangkan menurut Garrison dan Noreen (2007:402)
mendefenisikan anggaran sebagai berikut: “Anggaran adalah rencana rinci
tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber
daya lainnya untuk suatu periode tertentu”.
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa suatu anggaran
memiliki empat unsur (Armida, 2012), yaitu:
1. Rencana yaitu suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas yang
akan dilakukan di waktu yang akan dating. Dengan adanya rencana
berarti ada suatu pedoman mengenai apa yang akan dilakukan
sehingga perusahaan akan lebih terarah menuju tujuan yang ditetapkan.
1

1
Dr. Emilda Sulasmi, Penganggaran Dan Keuangan Pendidikan, Presiden Republik Indonesia, 2014
<www.penerbitbildung.com>.

vii
2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan yaitu mencakup kegiatan yang
akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.
Secara umum perusahaan meliputi lima kelompok yaitu pemasaran,
keuangan, produksi, administrasi, dan personalia.
3. Dinyatakan dalam satuan moneter yaitu satuan yang berlaku di
Indonesia adalah Rupiah. Hal ini mengingat masing-masing
perusahaan menggunakan unit moneter yang berbeda-beda, seperti
material menggunakan kesatuan berat (kilogram) dan kesatuan panjang
(meter). Dengan unit moneter dapatlah diseragamkan semua satuan
unit tersebut, memungkinkan untuk dijumlahkan, diperbandingkan
serta dianalisis lebih lanjut.
4. Jangka waktu tertentu yang akan datang yaitu menunjukkan bahwa
anggaran berlaku untuk masa yang akan dating. Oleh karena itu, apa
yang dimuat dalam anggaran adalah taksiran-taksiran tentang apa yang
akan terjadi dan apa yang akan dilakukan diwaktu yang akan dating.

Menurut (Fattah, 2000) penganggaran merupakan kegiatan atau proses


penyusunan anggaran (Budget). Budget merupakan rencana operasional
yang dinyatakan secara kuantitatif dengan bentuk satuan uang yang
digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
lembaga dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, dalam anggaran
tergambar kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu lembaga.
Sedangkan menurut (Mac Donald & Lawton, 1977) anggaran adalah
sejenis rencana yang menggambarkan rangkaian tindakan atau kegiatan
dalam bentuk angkaangka dari segi uang untuk suatu jangka waktu
tertentu.

Dari pengertian diatas, tampak bahwa penganggaran dan anggaran tidak


sematamata berkaitan dengan uang, namun juga memberi gambaran

viii
tentang program kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam anggaran
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan disertai dengan besarnya biaya
atau dana yang akan digunakan, sehingga terdapat dua hal yang perlu
mendapatkan perhatian besar yaitu besarnya dana untuk membiayai
kegiatan yang akan dilaksanakan serta kegiatan yang akan dilaksanakan.
Dapat disimpulkan bahwa anggaran pendidikan adalah rencana keuangan
yang akan digunakan untuk suatu kegiatan yang telah disusun untuk
jangka waktu tertentu.

B. Analisis Pendapatan dan Pengeluaran

1. Anggaran pada dasarnya terdiri dari dua sisi yaitu sisi penerimaan dan
sisi pengeluaran. Sisi penerimaan biaya ditentukan oleh besarnya dana
yang diterima oleh lembaga dari setiap sumber dana. Biasanya dalam
pembahasan pembiayaan pendidikan, sumber-sumber biaya itu
dibedakan dalam tiap golongan, pemerintah, masyarakat, orang tua dan
sumber-sumber lain. Besarnya biaya pendidikan yang bersumber dari
pemerintah ditentukan berdasarkan kebijakan keuangan pemerintah
ditingkat pusat dan daerah setelah mempertimbangkan skala prioritas.
Besarnya penerimaan dari masyarakat baik perorangan, maupun
lembaga, yayasan yang berupa uang tunai, barang, hadiah atau
pinjaman bergantung pada kemampuan lembaga dan masyarakat
setempat dalam memajukan pendidikan. Besarnya dana yang diterima
dari orang tua berupa iuran Komiter dan SPP (Sumbangan Pembinaan
Pendidikan) yang langsung diterima sekolah didasarkan atas
kemampuan orang tua murid dan ditentukan oleh lembaga itu sendiri.
Sedangkan penerimaan dari sumber-sumber lain termasuk dalam
golongan ke tiga yaitu adanya bantuan atau pinjaman dari luar negeri
yang diperuntukkan bagi pendidikan. Dalam setiap anggaran
tergambar dua Penganggaran dan Keuangan Pendidikan| 37 sisi
penting yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran. Sisi penerimaan

ix
menunjukkan sumber-sumber dari mana dana itu diperoleh apakah dari
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah, dari orang tua, dari
masyarakat, atau sumber lain yang dibenarkan, sedangkan sisi
pengeluaran menggambarkan alokasi besarnya biaya pendidikan untuk
setiap komponen yang harus dibiayai (Fattah, 2000).
Adapun dimensi pengeluaran meliputi: biaya rutin dan biaya
pembangunan. Biaya rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan setiap
tahun, seperti gaji pegawai, biaya operasional, fasilitas, dan alat-alat
pengajaran (barang-barang habis pakai). Sementara biaya
pembangunan misalnya, biaya pembelian atau rehab gedung, atau
pengeluaran lain untuk barang-barang yang tidak habis pakai.

2. Sisi pengeluaran terdiri dari alokasi besarnya biaya pendidikan untuk


setiap komponen yang harus dibiayai. Dari seluruh penerimaan,
sebagian dipergunakan untuk membiayai kegiatan administrasi,
ketatausahaan, sarana prasarana pendidikan, dan sebagian diberikan
kepada kepala sekolah melalui beberapa saluran. Selain anggaran rutin
terdapat anggaran proyek yang setiap tahun disalurkan oleh
Departemen Pendidikan dengan kebutuhan sekolah-sekolah. Anggaran
rutin pemerintah pusat dibiayai seluruhnya dari penerimaan pajak,
sedangkan anggaran proyek dibiayai dari surplus anggaran rutin.
Dalam pembahasan pengeluaran, istilah-istilah yang digunakan adalah:
1. Recurrent Expenditure Yaitu pengeluaran rutin atau yang bersifat
berulang tiap-tiap tahun, seperti gaji, barang yang harus sering diganti.
2. Capital Expenditure Yaitu pengeluaran untuk barang barang yang
tahan lama, seperti Gedung sekolah, laboratorium, sarana olahraga,
dan lain sebagainya.2

2
O Rokhman and others, Jurnal Berkala Epidemiologi, 5.1 (2020), 90–96
<https://core.ac.uk/download/pdf/235085111.pdf%0Awebsite: http://www.kemkes.go.id
%0Ahttp://www.yankes.kemkes.go.id/assets/downloads/PMK No. 57 Tahun 2013 tentang
PTRM.pdf%0Ahttps://www.kemenpppa.go.id/lib/uploads/list/15242-profil-anak-indonesia_-
2019.pdf%0Aht>.

x
C. Jenis-Jenis Penganggaran

1. Penganggaran Operasional

Tujuan: Menyediakan dana untuk kegiatan sehari-hari lembaga


pendidikan, termasuk gaji staf, pemeliharaan fasilitas, kebutuhan
administratif, dan kegiatan belajar mengajar.

Contoh Komponen: Biaya operasional harian, biaya listrik dan air,


pengadaan perlengkapan sekolah, honorarium tenaga pengajar, serta
biaya kebersihan dan keamanan.

2. Penganggaran Modal:
Tujuan: Mengalokasikan dana untuk investasi jangka panjang dalam
aset fisik dan non-fisik lembaga pendidikan, seperti pembangunan
gedung, pembaruan teknologi, dan pengembangan kurikulum.

Contoh Komponen: Biaya pembangunan gedung dan fasilitas,


investasi dalam peralatan teknologi pendidikan, serta dana untuk
pengembangan kurikulum dan program pendidikan.

3. Penganggaran Program:
Tujuan: Mendukung implementasi program-program pendidikan,
kurikulum, dan kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh
lembaga pendidikan.
Contoh Program: Pengalokasian dana untuk program akademik,
kegiatan ekstrakurikuler, pelatihan staf, pengembangan sumber daya
manusia, serta kegiatan penelitian dan pengembangan.

Selain itu ada bentuk-bentuk penganggaran pendidikan : Anggaran


mempunyai fungsi manajemen, baik dalam perencanaan maupun
pengawasan. Bentuk-bentuk anggaran sangat menentukan karena tidak
semua anggaran dirancang untuk melakukan fungsi manajemen.

xi
Dibawah ini akan disajikan bentuk-bentuk desain anggaran
pendidikan.

a. Anggaran Butir Per Butir (Line Item Budget) Anggran butir per
butir merupakan bentuk anggaran yang paling simpel dan banyak
digunakan. Dalam bentuk ini, setiap pengeluaran dikelompokkan
berdasarkan katagori-katagori. Misalnya, gaji, upah, honor menjadi
satu kategori atau satu nomor dan pelengkapan, sarana, material
dengan nomor yang selanjutnya.
b. Anggaran Program (Program Budget System) Bentuk ini dirancang
untuk mengidentifikasi biaya setiap program. Pada anggaran biaya
per butir di hitung berdasarkan jenis nomor yang akan dibeli,
sedangkan pada anggaran program biaya dihitung berdasarkan
jenis programnya. Misalnya, jika dalam anggaran butir per butir
disebut gaji guru (nomor1), sedangkan dalam anggaran laporan
disebut gaji untuk perencanaan pengajaran IPA hanyalah salah satu
komponen, dan komponen lain yang termasuk program percobaan
termasuk alatalat IPA, bahan-bahan percobaan kimia dan
sebagainya menjadi satu paket.
c. Anggaran Berdasarkan Hasil (Performance Budget) Sesuai dengan
namanya bentuk anggaran ini menekankan pada hasil bukan pada
keterperincian dari suatu alokasi anggaran. Pekerjaan akhir dalam
suatu program terpecah dalam bentuk beban kerja dan unit hasil
yang dapat diukur. Hasil pengukurannya digunakan dipergunakan
untuk menghitung masukan dana dan tenaga yang dipergunakan
untuk mencapai suatu program.3

3
Helfinasyam Batubara, ‘Analisis Perencanaan Anggaran Pendapatan Belanja Pendidikan’,
PENDALAS: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Dan Pengabdian Masyarakat, 2.3 (2022), 258–69
<https://doi.org/10.47006/pendalas.v2i3.169>.

xii
d. Sistem Perencanaan Penyusunan Program Dan Penganggaran
(Planning Programing Budgeting System atau S4) Sistem ini
merupakan kerangka kerja dalam perencanaan dengan
mengorganisasikan informasi dan menganalisisnya secara
sistematis. Dalam sistem ini, tiap-tiap tujuan suatu program
dinyatakan dengan jelas, baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Dalam proses ini data tentang biaya, keuntungan,
kelayakan suatu program disajikan secara lengkap sehngga
pengambilan keputusan dapat menentukan pilihan program yang
dianggap paling menguntungkan.

Dalam perencanaan anggaran keuangan, terlebih dahulu harus memahami


jenis-jenis biaya dalam istilah pembiayaan. Jenis-jenis biaya tersebut yaitu:

a) Biaya langsung (direct cost) Merupakan biaya pendidikan yang


diperoleh dandibelanjakan oleh sekolah sebagai suatu lembaga
meliputi biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan proses belajar
mengajar, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru, baik yang
dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri.

b) Biaya tidak langsung (indirect cost), Merupakan keuntungan yang


hilang (earning forgone) dalam bentuk biaya kesempatan yang
hilang yang dikorbankan oleh siswa selama belajar. Istilah lain
yang berkenaan dengan dua sisi anggaran yakni penerimaan dan
pengeluaran. Anggaran penerimaan merupakan pendapatan yang
diperoleh rutin setiap tahun oleh sekolah dari berbagai sumber
resmi. Anggaran dasar pengeluaran Merupakan jumlah uang yang
dibelanjakan setiap akhir tahun untuk kepentingan pelaksanaan
pendidikan di sekolah. Berdasarkan sifatnya, pengeluaran
dikelompokkan menjadi dua, antara lain:

1) Pengeluaran yang bersifat rutin, misalnya pengeluaran


pelaksanaan pelajaran, pengeluaran tata usaha sekolah,

xiii
pemeliharaan sarana/prasarana sekolah,
kesejahteraanpegawai, administrasi, pembinaan teknis
edukatif, pendataan.

2) Pengeluaran yang bersifat tidak rutin/pembangunan seperti


pembangunan gedung, pengadaan kendaraan dinas, dan lain
sebagainya.

Perencanaan anggaran pendidikan di lembaga sekolah hendaknya


dilakukan sesuai prosedur yakni dengan menyusun Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Dalam RAPBS, terdapat hal-
hal yang harus diperhatikan antara lain:

1) Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama


periode anggaran.

2) Mengidentifikasikan sumber-sumber yang dinyatakan dalam


uang, jasa, dan barang.

3) Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab uang pada


dasarnya merupakanpernyataan financial.

4) Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah


disetujui dan dipergunakan oleh instansi tertentu.

5) Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan


pihak yang berwenang.

6) Melakukan revisi usulan anggaran

7) Persetujuan revisi anggaran

8) Pengesahan anggaran (Nasution, 2016).4

D. Tujuan Penganggaran

4
Syaifullah MS, ‘Manajemen Keuangan Pendidikan’, Scolae: Journal of Pedagogy, 4.1 (2021),
130–38 <https://doi.org/10.56488/scolae.v4i1.86>.

xiv
Menurut Nafarin (2009:19) terdapat beberapa tujuan dan manfaat
penyusunan anggaran, antara lain:
Tujuan disusunnya anggaran:
1. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber
dan investasi dana.
2. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.
3. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana,
sehingga dapat mempermudah pengawasan.
4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil
yang maksimal.
5. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan
anggaran menjadi lebih jelas dan nyata terlihat. 5
6. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang
berkaitan dengan keuangan.
Berikut juga teermasuk tujuan pengawasan anggaran.

Tujuan Pengawasan Anggaran Tujuan dalam melakukan pengawasan


anggaran yaitu sebagai berikut :
1) Menjamin ketetapan pelaksanaan tugas sesuai dengan rencana
tersebut, kebijaksanaan dan perintah.
2) Melaksanakan koordinasi kegiatan-kegiatan.
3) Mencegah pemborosan dan penyelewengan.
4) Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat atas barang dan jasa
yang dihasilkan.
5) Membina kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan
organisasi (pemerintah).6

5
Treat J et al James W, Elston D,’, Andrew’s Disease of the Skin Clinical Dermatology., 20AD, 10–
40.
6
Mujayaroh Mujayaroh and Rohmat Rohmat, ‘Pengelolaan Dan Pengalokasian Dana Pendidikan
Di Lembaga Pendidikan’, Arfannur, 1.1 (2020), 41–54
<https://doi.org/10.24260/arfannur.v1i1.151>.

xv
E. Manfaat Penganggaran

Adapun manfaat penyusunan anggaran antara lain:


1. Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapaian tujuan bersama.
2.Dengan menggunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan
karyawan.
3. Dapat memotivasi karyawan.
4. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan.
5. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
6. Sumber daya (seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana) dapat
dimanfaatkan seefisien mungkin.
7. Alat pendidikan bagi para manajer.
Sedangkan menurut Bastian Bustian dan Nurlela (2007:2) manfaat
penyusunan anggaran sebagai berikut:
1. Pedoman kerja Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan
memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang
harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang
akan datang.
2 .Pengkoordinasian kerja Anggaran berfungsi sebagai alat untuk
pengkoordinasian kerja semua lini yang terdapat dalam perusahaan
saling mendukung dan menunjang, saling bekerjasama dengan baik
sehingga dapat menuju ke sasaran yang telah ditetapkan.
3. Memberi harapan Anggaran memberikan arah pasti, yang
merupakan kerangka kerja terbaik untuk bisa menilai prestasi
kerja.
4. Pengawasan kerja Anggaran berfungsi sebagai tolok ukur, sebagai
alat pembanding untuk menilai realisasi kegiatan perusahaan.

Anggaran bermanfaat dalam suatu perencanaan dan pengawasan bagi


kegiatan-kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Anggaran juga sebagai alat bantu manajemen dalam

xvi
mengarahkan suatu lembaga untuk menempatkan suatu organisasi pada
posisi yang tepat.7

F. Contoh Penganggaran Sederhan

Rincian Anggaran kegiatan ekstrakurikuler

No Kegiatan Hadiah Total ket

7
Nur Gamar, ‘Implementasi Manajemen Pembiayaan Pendidikan (Study Kasus Mts Darul Khair
Masing, Kec. Batui, Kab. Banggai, Sulawesi Tengah)’, Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,
7.1 (2019), 11–20 <https://doi.org/10.30603/tjmpi.v7i1.1009>.

xvii
1 Futsal

- Juara 1 Rp. 250.000 Rp. 250.000


- Juara 2
- Juara 3 Rp. 200.000 Rp. 200.000
- Harapan 1
Rp. 150.000 Rp. 150.000

Rp. 100.000 Rp. 100.000


Bola Volly putra/putri

- Juara 1
- Juara 2
- Juara 3
- Harapan 1 Rp. 250.000 Rp. 500.000

Rp. 200.000 Rp. 400.000


Pidato
Rp. 150.000 Rp. 300.000
- Juara 1
- Juara 2 Rp. 100.000 Rp. 200.000
- Juara 3
- Harapan 1

Cepat tepat/ rangking 1 Rp. 150.000 Rp. 150.000


- Juara 1 Rp. 100.000 Rp. 100.000
- Juara 2
- Juara 3 Rp. 75.000 Rp. 75.000
- Harapan 1
Doorprise untuk penonton Rp. 50.000 Rp. 50.000

Masak

- Juara 1 Rp. 150.000 Rp. 150.000


- Juara 2
- Juara 3 Rp. 120.000 Rp. 120.000
- Harapan 1 Rp. 100.000 Rp. 100.000

Rp. 75.000 Rp. 75.000

Rp. 50.000 Rp. 100.000

xviii
Rp. 200.000 Rp. 200.000

Rp. 150.000 Rp. 150.000

Rp. 120.000 Rp. 120.000

Rp. 100.000 Rp. 100.000

2 Wasit pertandingan ( 6 hari) Rp. 50.000 Rp. 300.000

3 Juri perlombaan ( 7 orang) Rp. 50.000 Rp. 350.000

4 Konsumsi wasit/juri dan Rp. 80.000 Rp. 480.000


panitia ( 6 hari)

5 Modal awal untuk masak ( 4 Rp 50.000 Rp 200.000


kelas)

Jumlah Rp 4.920.000

Soal dari table diatas.

1. Mengapa penting untuk memiliki rincian anggaran yang terperinci


untuk kegiatan ekstrakurikuler dan bagaimana hal tersebut dapat
memengaruhi pengelolaan keuangan secara keseluruhan?
2. Berapa jumlah total biaya yang diperlukan untuk membayar juri
perlombaan (7 orang) dan konsumsi wasit/juri dan panitian selama 6
hari menurut rincian anggaran tersebut?

xix
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Makalah tersebut membahas penganggaran di lembaga


pendidikan, dengan menyoroti pentingnya manajemen keuangan
yang efektif dan efisien dalam mendukung operasional dan
pencapaian tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, pengelolaan
keuangan di lingkungan pendidikan harus dilakukan secara

xx
profesional, berkeadilan, berkecukupan, dan berkelanjutan untuk
memastikan capaian yang optimal. Makalah tersebut juga
membahas definisi penganggaran, analisis pendapatan dan
pengeluaran, jenis-jenis penganggaran, tujuan penganggaran,
manfaat penganggaran, serta pengeluaran biaya rutin dan non-
rutin sebagai bagian dari pembahasan yang mendalam mengenai
topik tersebut.

Dengan demikian, makalah tersebut memberikan pemahaman


yang komprehensif tentang pentingnya pengelolaan keuangan
yang baik dalam lembaga pendidikan untuk mendukung
efektivitas, efisiensi, dan pencapaian tujuan pendidikan yang
diinginkan.

B. Saran
Dari uraian makalah diatas maka kita bisa mengetahui
“penganggaran dilembaga pendidikan”, serta penulis tidak
penutup kemungkinan lepas dari kesalahan. Oleh sebab itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran perbaikan demi
kesempurnaan makalah selanjutnya. Penulis berharap dengan
terbitnya makalah “pentingnya bendahara” sekiranya dapat
menjadi tambahan yang bermanfaat bagi para pembaca. Sekian
yang dapat penulis sampaikan dan kami ucapkan terima kasih
sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Batubara, Helfinasyam, ‘Analisis Perencanaan Anggaran Pendapatan Belanja


Pendidikan’, PENDALAS: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Dan
Pengabdian Masyarakat, 2.3 (2022), 258–69

xxi
<https://doi.org/10.47006/pendalas.v2i3.169>

Gamar, Nur, ‘Implementasi Manajemen Pembiayaan Pendidikan (Study Kasus


Mts Darul Khair Masing, Kec. Batui, Kab. Banggai, Sulawesi Tengah)’,
Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 7.1 (2019), 11–20
<https://doi.org/10.30603/tjmpi.v7i1.1009>

James W, Elston D, Treat J et al, ‘済無 No Title No Title No Title’, Andrew’s


Disease of the Skin Clinical Dermatology., 20AD, 10–40

MS, Syaifullah, ‘Manajemen Keuangan Pendidikan’, Scolae: Journal of


Pedagogy, 4.1 (2021), 130–38 <https://doi.org/10.56488/scolae.v4i1.86>

Mujayaroh, Mujayaroh, and Rohmat Rohmat, ‘Pengelolaan Dan Pengalokasian


Dana Pendidikan Di Lembaga Pendidikan’, Arfannur, 1.1 (2020), 41–54
<https://doi.org/10.24260/arfannur.v1i1.151>

Rokhman, O, Ariana Norma Ningsih, Trisfa Augia, Hendery Dahlan, Nur Alam
Rosyada, Amrina, Putri, Dini Arista, Fajar, Evi Yuniarti, and others, ‘No,
Jurnal Berkala Epidemiologi, 5.1 (2020), 90–96
<https://core.ac.uk/download/pdf/235085111.pdf%0Awebsite:
http://www.kemkes.go.id%0Ahttp://www.yankes.kemkes.go.id/assets/downl
oads/PMK No. 57 Tahun 2013 tentang
PTRM.pdf%0Ahttps://www.kemenpppa.go.id/lib/uploads/list/15242-profil-
anak-indonesia_-2019.pdf%0Aht>

Sulasmi, Dr. Emilda, Penganggaran Dan Keuangan Pendidikan, Presiden


Republik Indonesia, 2014 <www.penerbitbildung.com>

xxii

Anda mungkin juga menyukai