Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DASAR PENGANGGARAN PENDIDIKAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembiayaan Pendidikan


Dosen Pengampu : Dr. Nina Oktarina, M.Pd. dan Aulia Prima Kharismaputra, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :
1. Elfa Alfajriyah 7101421056
2. Mega Agustina 7101421208
3. Rita Oktavia 7101421235
4. Shafa Chantika P.P 7101421377
5. Lutfiani Puspita Dewi 7101421407

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Atas
izin-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Konsep Dasar Penganggaran
Pendidikan” ini tepat waktu. Tidak lupa pula kami kirimkan shalawat serta salam kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabat, dan seluruh
umatnya yang senantiasa istiqamah hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembiayaan Pendidikan yang
berjudul “Konsep Dasar Penganggaran Pendidikan”. Kami juga mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Nina Oktarina, M.Pd. dan Bapak Aulia Prima
Kharismaputra, S.Pd., M.Pd., selaku dosen mata kuliah Pembiayaan Pendidikan yang sudah
memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini. Kami sangat berharap
makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai materi
konsep penganggaran dalam pendidikan pada mata kuliah Pembiayaan Pendidikan. Kami
mengakui secara sadar makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan mungkin terdapat
beberapa kesalahan. Untuk itu, kami mengharapkan tegur sapa, kritik, dan koreksi agar pada
makalah berikutnya kami mendapatkan peningkatan kualitas isi maupun referensi.

Semarang, 4 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Anggaran dan Penganggaran ....................................................................... 3
2.2 Tujuan Penganggaran Pendidikan .................................................................................. 4
2.3 Prinsip-Prinsip Penganggaran Pendidikan ..................................................................... 4
2.4 Jenis-jenis Penganggaran Pendidikan ............................................................................ 5
2.5 Proses Penganggaran Pendidikan .................................................................................. 6
2.6 Penentuan Standardisasi Dalam Penganggaran Pendidikan .......................................... 8
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 11
3.2 Saran ............................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan, karena pendidikan
sebagai wadah pembinaan dan pengembangan bagi para generasi muda untuk masa depan
negara. Melalui Pendidikan potensi yang terdapat pada diri seperti minat, bakat, dan
kemampuan akan dikembangkan untuk bekal dimasa sekarang dan yang akan datang,
termasuk dalam memahami, menghadapi, menerima, dan mengalami perbedaan yang ada,
dengan adanya Pendidikan yang berwawasan keanekaragaman diharapkan dapat
mengurangi ketegangan dalam menerima perbedaan karena adanta rasa pengertia,
toleransi, dan kesediaan. Untuk mendapatkan Pendidikan yang baik dan layak, maka
kualitas Pendidikan perlu ditingkatkan, peningkatan kualitas Pendidikan mencakup
perencanaan, pendanaan, efisiensi, dan efektivitas penyelenggaraan system Pendidikan.
Untuk mewujudkan Pendidikan yang berkualitas perlu pengelolaan secara menyeluruh dan
profesional terhadap sumber daya yang ada dalam Lembaga Pendidikan. Salah satu sumber
daya yang perlu dikelola dengan baik dalam Lembaga Pendidikan adalah masalah
keuangan atau penganggaran.
Anggaran merupakan sistem pengendali manajemen yang berfungsi sebagai alat
perencana dan pengendalian sehingga manajer mampu melaksanakan kegiatan organisasi
secara efektif dan efisien. Anggaran pada sektor publik berkaitan dengan proses penentuan
jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas yang akan dilakukan dengan
menggunakna dana milik rakyat. Menurut Koonts dalam buku landasan manajemen
Pendidikan penganggaran merupakan suatu langskan perencanaan yang fundamental.
Sebagai alat perencaan, penganggaran meruapakan suatu rencana kegiatan yang berisikan
sejumlah target yang akan dicapai dan berisikan rincian pengeluaran biaya pada suatu
periode tertentu. Anggaran yang diberikan oleh pemerintah sebagai bantuan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan haruslan diguankan dan dimanfaat dengan baik dan
semestinya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penganggaran pendidikan?
2. Apa tujuan dari penganggaran pendidikan?
3. Apa saja prinsip-prinsip dari penganggaran pendidikan tersebut?

1
2

4. Terbagi dalam berapa jenis penganggaran pendidikan itu?


5. Bagaimana proses penganggaran pendidikan itu?
6. Bagaimana penentuan standarisasi dalam penganggaran pendidikan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi penganggaran pendidikan
2. Mengetahui tujuan penganggaran pendidikan
3. Mengetahui prinsip-prinsip penganggaran pendidikan
4. Memahami jenis-jenis penganggaran pendidikan
5. Memahami proses penganggaran pendidikan
6. Mengetahui penentuan standarisasi dalam penganggaran pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anggaran dan Penganggaran


Anggaran (Bugdet) merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara
kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter. Dalam definisi lain, anggaran ialah suatu
perencanaan keuangan untuk masa depan yang pada umumnya mencakup jangka waktu
satu tahun dan dinyatakan dalam satuan moneter. Anggaran ini merupakan perencanaan
jangka pendek organisasi yang menerjemahkan berbagai program ke dalam rencana
keuangan tahunan yang lebih kongkret. Usulan anggaran pada umumnya ditelaah atau
direview terlebih dahulu oleh pejabat yang lebih tinggi untuk bisa dijadikan anggaran
formal. Suherman, 2016 mengemukakan bahwa anggaran pendidikan merupakan biaya
atau dana yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan pendidikan, baik biaya langsung (direct
cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost).
Menurut Hansen & Otley (2003: 95-116) dalam (Santosa, 1970), menyebutkan
bahwa anggaran adalah landasan dari proses pengendalian manajemen pada hampir semua
organisasi. Sehingga kebanyakan organisasi mengenali anggaran sebagai unsur kunci
dalam manajemen pengendalian (Libby &Lindsay, 2007: 46-51). Masditou, 2017 dalam
penelitiannya mengatakan penganggaran merupakan langkah penyusunan anggaran yang
amat penting dalam bidang pendidikan, karena pada dasarnya termasuk jasa yang langka
sehingga untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan. Dalam buku “Landasan
Manajemen Pendidikan”, menurut koonts penganggaran (budgetting) merupakan satu
langkah perencanaan yang fundamental, (Fattah, 2009).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan suatu perencanaan keuangan
yang mengandung perincian pengeluaran biaya untuk suatu periode tertentu. Sedangkan
penganggaran merupakan suatu langkah perencanaan/penyusunan anggaran yang dipakai
sebagai dasar pengawasan (pengendalian) keuangan dalam perusahaan untuk periode yang
akan datang. Sementara itu, anggaran dalam konsep penganggaran biaya pendidikan sendiri
dapat disimpulkan bahwa anggaran pendidikan merupakan suatu rencana keuangan yang
akan digunakan untuk suatu penyelenggaraan pendidikan (akademik maupun non-
akademik), baik secara langsung maupun tidak langsung, yang telah disusun untuk jangka
waktu tertentu.

3
4

2.2 Tujuan Penganggaran Pendidikan


Dalam (Mahsun, 2019), dikemukakan bahwa pada dasarnya tujuan (objectives)
merupakan pernyataan tentang apa yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dan
dinyatakan secara eksplisit dengan ukuran waktu pencapaiannya, misalnya 5 tahun.
Sedangkan pada konsep penganggaran pendidikan, tujuan penganggaran yaitu bagaimana
anggaran (budget) diarahkan untuk mencapai suatu tujuan yang berhubungan dengan
menunjang kegiatan pendidikan dan tercapainya tujuan disekolah.
2.3 Prinsip-Prinsip Penganggaran Pendidikan
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana Pendidikan harus didasarkan pada prinsip
keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas public. Termasuk efektivitas yang perlu
mendapatkan penekanan.
1. Transparansi
Transparansi berarti keterbukaan. Di Lembaga Pendidikan, bidang
manamejen keuangan yang transparans artinya adanya keterbukaan dalam
manajemen keuangan Lembaga Pendidikan, seperti keterbukaan sumber keuangan
dan jumlahnya, rincian penggunaan, serta pertanggungjawaban yang jelas, sehingga
memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya.
Dengan adanya transparansi pembiayaan Pendidikan dapat meningkatkan
dukungan orang tua, masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan program
pendidikan disekolah. Serta dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara
pemerintah, masyarakat, orang tua siswa, dan warga sekolah melalui penyediaan
informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan
memadai.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena
kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang
menjadi tanggung jawabnya. Dalam manajemen keuangan akuntabilitas artinya
penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan.
3. Efektivitas
Efektif sering diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektifitas apabila kegiatan yang
dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktifitas dalam rangka
5

mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatif outcomes-nya sesuai


dengan rencana yang telah ditetapkan.
4. Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Efisiensi adalah
perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (output) atau antara
daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu dan biaya,
seperti berikut:
1) Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga, dan biaya.
Kegiatan dapat dikatakan efisien apabila penggunaan waktu, tenaga, dan
biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan.
2) Dilihat dari segi hasil
Kegiatan dapat dikatakan efisien apabila dalam penggunaan waktu,
tenaga, dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik
kuantitas maupun kualitasnya.
2.4 Jenis-jenis Penganggaran Pendidikan
Penganggaran dalam konteks pendidikan dapat dibagi menjadi dua jenis utama:
penganggaran langsung dan penganggaran tidak langsung. Ini mengacu pada cara dana
dialokasikan dan digunakan dalam sistem pendidikan:
1. Penganggaran Langsung
Penganggaran atau biaya pendidikan langsung (direct cost) merupakan biaya
penyelenggaraan pendidikan yang dikeluarkan oleh sekolah, siswa dan atau keluarga
siswa.
- Penganggaran Langsung Siswa: Dalam model ini, dana pendidikan dialokasikan
secara langsung kepada siswa atau keluarga mereka. Contohnya adalah voucher
pendidikan di mana orangtua menerima dana dan dapat memilih sekolah yang
sesuai untuk anak mereka.
- Penganggaran Langsung Sekolah: Dana pendidikan dialokasikan langsung kepada
sekolah, dan sekolah memiliki otonomi dalam pengelolaan dana ini. Ini
memberikan sekolah lebih banyak kontrol atas penggunaan dana dan kebijakan
pendidikan mereka.
Penganggaran langsung ini terwujud dalam bentuk pengeluaran uang secara
langsung yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan PBM pendidikan,
penelitan dan pengabdian masyarakat, penelitian dan pengabdian masyarakat, gaji guru
dan pengawai lainnya, buku bahan perlengkapan, dan biaya perawatan pendidikan.
6

2. Penganggaran Tidak Langsung


Penganggaran atau biaya tidak langsung (inderect cost) ini berbentuk biaya
hidup yang dikeluarkan oleh keluarga atau anak yang belajar untuk keperluan sekolah,
biaya ini tidak dikeluarkan langsung oleh lembaga pendidikan, melainkan dikeluarkan
oleh keluarga anak atau orang yang menanggung biaya peserta didik yang mengikuti
pendidikan. Penganggaran tidak langsung ini merupakan biaya hidup yang menunjang
kelancaraan pendidikannya. Misalnya ongkos angkutan, pondokan, biaya makan
sehari-hari, biaya kesehatan, biaya belajar tambahan adalah biaya seperti pendapatan
yang hilang ketika siswa belajar.
Penganggaran tidak langsung sendiri terbagi menjadi dua yaitu:
- Penganggaran Tidak Langsung Pemerintah: Dana pendidikan dianggarkan dan
dikelola oleh pemerintah atau otoritas pendidikan pusat atau daerah. Pemerintah
bertanggung jawab atas alokasi dana kepada sekolah dan institusi pendidikan.
- Penganggaran Tidak Langsung Berbasis Formula: Dana dialokasikan berdasarkan
formula yang mempertimbangkan berbagai faktor seperti jumlah siswa, tingkat
kesulitan, atau indikator sosio-ekonomi. Meskipun tidak langsung, formula ini
mencoba memberikan keadilan dalam distribusi dana.
Terbatasnya sumber-sumber yang dimiliki, khususnya sumber daya finansial,
mendorong dilakukannya upaya perhitungan secara cermat program secara tepat, serta
penetuan skala prioritas, hal tersebut dapat dilakukan melalui perencanaan biaya
pendidikan. Perencanaan biaya pada dasarnya merupakan implementasi program dan
kegiatan yang diterjemahkan kedalam aspek-aspek yang diperlukan, seperti ketenagaan,
waktu, alat sarana prasarana lain yang mengandung konsekuensi perhitungan biaya.
Pilihan antara penganggaran langsung dan tidak langsung dapat memiliki dampak
signifikan pada fleksibilitas, akuntabilitas, dan kualitas pendidikan. Model-model ini juga
dapat bervariasi di berbagai negara atau tingkat pendidikan. Sebagai contoh, beberapa
negara mungkin mengadopsi kombinasi dari keduanya untuk mencapai tujuan pendidikan
yang berbeda.
2.5 Proses Penganggaran Pendidikan
Proses penganggaran pendidikan merupakan serangkaian langkah yang dilakukan
untuk merencanakan, mengalokasikan, dan mengelola sumber daya keuangan yang
diperlukan untuk mendukung sistem pendidikan. Proses penganggaran pendidikan ini
melibatkan tahapan yang kompleks untuk menentukan alokasi dana secara efisien dan
7

efektif dalam sektor pendidikan. Berikut adalah tahapan-tahapan dalam proses


penganggaran pendidikan:
1. Perencanaan Anggaran Pendidikan
Tahap awal dalam proses penganggaran pendidikan melibatkan pengidentifikasian
kebutuhan pendidikan, seperti pembangunan sekolah, perbaikan fasilitas, pengadaan
buku, pelatihan guru, dan program-program pendidikan lainnya. Dalam tahap ini, pihak
terkait atau sekolah merumuskan rencana anggaran pendidikan yang mencakup
proyeksi biaya untuk setiap kegiatan dan program pendidikan yang direncanakan.
2. Penyusunan Anggaran
Menentukan seberapa banyak dana yang akan dialokasikan untuk masing-masing
program dan kegiatan pendidikan berdasarkan prioritas, urgensi, dan kebutuhan.
Selanjutnya menentukan sumber-sumber dana yang akan digunakan untuk
menggantikan atau mendukung alokasi anggaran, termasuk dana dari pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dana swasta, atau bantuan internasional.
3. Pelaksanaan Anggaran
Mengelola penggunaan dana sesuai dengan alokasi yang telah ditetapkan. Hal ini
mencakup pengadaan barang dan jasa, pelaksanaan program, dan pembayaran gaji guru
dan staf pendidikan. Kemudian melakukan pelaporan keuangan secara berkala untuk
memantau penggunaan dana, termasuk laporan pengeluaran, laporan penghasilan, dan
laporan keuangan lainnya.
4. Evaluasi dan Pengawasan Anggaran
Evaluasi berupa pemantauan pelaksanaan program dan penggunaan dana secara berkala
untuk memastikan bahwa anggaran pendidikan berjalan sesuai rencana. Selain itu,
tahap evaluasi juga berupa mengevaluasi efektivitas program pendidikan yang didanai
oleh anggaran tersebut. Evaluasi dapat mencakup peningkatan kualitas pendidikan,
peningkatan hasil belajar, dan peningkatan akses pendidikan.
5. Perubahan Anggaran (Jika Diperlukan)
Jika terjadi perubahan keadaan atau prioritas, penganggaran pendidikan dapat direvisi
untuk mencerminkan perubahan tersebut. Ini bisa melibatkan penambahan atau
pemotongan dana.
6. Penutupan Anggaran
Tahap ini berupa menyusun laporan akhir tentang penggunaan anggaran pendidikan
selama periode tertentu. Serta melakukan audit keuangan untuk memastikan
akuntabilitas dan transparansi dalam penggunaan dana.
8

Proses anggaran dapat meliputi hal yang sederhana yang bersifat informal pada
lembaga kecil yang hanya membutuhkan beberapa hari sampai dengan proses yang sangat
rumit dan panjang pada perusahaan atau Lembaga besar seperti dalam suatu pemerintahan
yang membutuhkan waktu berbulan-bulan, bahkan lebih dari satu tahun (Zahruddin et al.,
2018). Dalam proses penyusunan anggaran, sekurang-kurangnya harus melalui tahapan-
tahapan sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode anggaran
b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa, dan barang
c. Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab anggaran pada dasarnya
merupakan pernyataan finansial
d. Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan
dipergunakan oleh instansi tertentu
e. Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dari pihak berwenang
f. Melakukan revisi usulan anggaran
g. Persetujuan revisi usulan
h. Pengesahan anggaran
Proses penganggaran pendidikan merupakan bagian integral dari perencanaan dan
pengelolaan sistem pendidikan. Pengelolaan yang baik dan transparan dalam penggunaan
dana pendidikan akan membantu mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik dan
meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Proses penganggaran pendidikan
harus dilakukan secara transparan, partisipatif, dan akuntabel untuk memastikan bahwa
dana yang dialokasikan digunakan dengan efisien dan efektif dalam mendukung
peningkatan mutu pendidikan. Proses ini juga membutuhkan kerjasama antara pemerintah
pusat, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diinginkan.
2.6 Penentuan Standardisasi Dalam Penganggaran Pendidikan
Dalam dunia pendidikan, pengelolaan dana merupakan elemen kunci dalam
memastikan bahwa pendidikan yang berkualitas dapat diberikan kepada generasi
mendatang. Pengeluaran yang cerdas dan efisien dalam pendidikan bukan hanya tentang
berapa banyak dana yang dialokasikan, tetapi juga tentang bagaimana dana tersebut
digunakan dan dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, penentuan standar dan
standardisasi biaya pendidikan menjadi aspek yang krusial dalam penganggaran
pendidikan yang berhasil.Penentuan standar biaya pendidikan adalah langkah penting
dalam mengukur semua pengeluaran yang terkait dengan pendidikan, termasuk uang dan
9

sumber daya yang tidak berbentuk uang. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua
pihak yang terlibat, seperti masyarakat, orang tua, dan pemerintah, merasa bertanggung
jawab terhadap pembangunan pendidikan yang efisien dan efektif. Dengan standar biaya
yang jelas, kita dapat menentukan dengan tepat berapa banyak dana yang diperlukan untuk
berbagai aspek pendidikan, mulai dari pembelian buku pelajaran hingga pembayaran gaji
guru. Salah satu aspek penting dalam standardisasi adalah menetapkan batasan objektif
mengenai jenis, jumlah, dan mutu sumber daya yang dibutuhkan oleh unit kerja pendidikan
sesuai dengan tugas dan fungsinya. Ini membantu dalam menentukan harga yang adil untuk
proyek-proyek pendidikan atau aktivitas lainnya..
Terdapat 3 jenos standar pembiayaan pendidikan yaitu :
1. Biaya investasi,seperti:Penyediaansaranadanprasarana, mengembangkan SDM, dan
lain lainnya.
2. Biaya personal, yaitu pembiayaan pendidikan dikeluarkan oleh siswa guna dapat ikut
dalam proses belajar mengajar.
3. Biaya operasional, yaitu gaji guru dan tenaga kependidikan serta tunjangan, alat habis
dipakai, serta biaya operasional tidak langsung yakni air, alat komunikasi,
pemeliharaan alat, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan biaya lain-
lainnya.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, perlu adanya standar pembiayaan minimal
yang ditentukan berdasarkan perhitungan semua biaya personal, seperti gaji, tunjangan,
ATK, pertemuan, penilaian, pemeliharaan, pembinaan, dan jasa yang diperkirakan
diperlukan. Untuk memahami perbedaan biaya di berbagai daerah, kita perlu menggunakan
indeks yang mengukur biaya di setiap daerah tersebut. Standar pembiayaan ini digunakan
sebagai tolak ukur kelayakan sekolah dalam hal pembiayaan dan juga sebagai
pertimbangan dalam keputusan pembiayaan pemerintah untuk berbagai kegiatan
pendidikan. Dalam menjalankan analisis keuangan, diperlukan pemahaman tentang
perhitungan keuangan yang kadang memerlukan keahlian khusus. Ini menjadi penting
karena pengelolaan dana pendidikan yang baik adalah kunci untuk memastikan dana
tersebut digunakan secara efisien dan efektif dalam meningkatkan mutu pendidikan secara
keseluruhan.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Persyaratan Pendidikan Nasional
menjadi dasar untuk standar pembiayaan dalam pendidikan. Dalam konteks ini,
pembiayaan pendidikan mencakup tiga aspek utama: biaya investasi, biaya operasional,
dan biaya pribadi. Biaya investasi meliputi hal-hal seperti infrastruktur sekolah dan
10

pengembangan sumber daya manusia. Biaya operasional mencakup semua yang


dibutuhkan untuk operasional harian sekolah, seperti gaji guru, fasilitas, dan peralatan.
Biaya pribadi adalah biaya yang harus ditanggung oleh siswa atau orang tua mereka untuk
mendukung proses pembelajaran. Pendanaan pendidikan bisa berasal dari berbagai sumber,
termasuk orang tua, masyarakat, pemerintah, dan donatur. Yang penting, pengeluaran dana
harus jelas, transparan, dan akuntabel agar pendidikan dapat berjalan dengan baik dan
semua pihak dapat bertanggung jawab atas penggunaan dana tersebut.
Manfaat dari adanya standardisasi sangat jelas yaitu sebagai berikut :
1. standardisasi membuat proses perencanaan anggaran menjadi lebih sederhana
2. Tidak banyak waktu yang terbuang untuk menghitung dan memeriksa biaya yang
diperlukan
3. Perkiraan kebutuhan dana untuk setiap kegiatan yang sama akan seragam.
4. Pengalokasian dan realokasi dana menjadi lebih mudah.
5. Menghindari terjadinya manipulasi harga yang berdampak negative.
Dalam pendidikan, standardisasi biaya memiliki manfaat besar. Ini tidak hanya
membuat perencanaan dan penganggaran lebih efisien, tetapi juga menghemat waktu dan
usaha. Dengan standar biaya yang jelas, staf pendidikan dapat fokus pada tugas-tugas
penting seperti pengembangan kurikulum dan pemantauan pengajaran. Selain itu, ini juga
meningkatkan transparansi dalam pengelolaan keuangan pendidikan, memungkinkan
pengawasan yang lebih baik oleh semua pihak terkait, dan mencegah penyalahgunaan dana.
Ini semua berkontribusi pada kualitas pendidikan yang lebih baik dan manfaat jangka
panjang bagi masyarakat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Anggaran pendidikan merupakan rencana keuangan untuk mendukung kegiatan
pendidikan, baik itu di sekolah maupun di luar sekolah. Tujuannya adalah mengalokasikan
dana dengan tepat untuk mencapai tujuan pendidikan. Prinsip-prinsip seperti keadilan,
efisiensi, transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas sangat penting dalam penganggaran
pendidikan karena mereka membantu mendapatkan dukungan dan kepercayaan
masyarakat. Ada dua jenis penganggaran utama dalam pendidikan, yaitu penganggaran
langsung dan tidak langsung. Penganggaran langsung melibatkan dana yang diberikan
langsung kepada siswa atau sekolah, sementara penganggaran tidak langsung melibatkan
biaya hidup yang dikeluarkan oleh keluarga siswa. Pilihan ini dapat memengaruhi
fleksibilitas, akuntabilitas, dan kualitas pendidikan. Proses penganggaran pendidikan
melibatkan beberapa langkah, termasuk perencanaan, penyusunan anggaran, pelaksanaan,
evaluasi, dan pengawasan. Proses ini harus dilakukan secara transparan, melibatkan
partisipasi masyarakat, dan diawasi dengan baik. Standardisasi biaya pendidikan juga
sangat penting untuk memastikan dana digunakan dengan efisien dan mencegah
penyalahgunaan. Dengan pengelolaan dana yang baik, pendidikan dapat berkembang lebih
baik, memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat, dan membantu mencapai
tujuan pendidikan yang lebih baik secara keseluruhan.
3.2 Saran
Saran yang dapat dilakukan dalam penganggaran pendidikan yaitu meningkatkan
standar biaya pendidikan dengan mengembangkan standar yang akurat dan relevan yang
mencerminkan kebutuhan pendidikan, serta memperbarui standar tersebut secara berkala
sesuai dengan perubahan ekonomi dan kebijakan pendidikan yang berbeda di berbagai
wilayah atau daerah . dan menjalankan proses penganggaran pendidikan dengan transparan
dan akuntabel, serta melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan
terkait anggaran pendidikan. Selain itu, belajar dari negara atau wilayah lain dapat menjadi
panduan berharga untuk meningkatkan efisiensi alokasi dana pendidikan, sehingga dapat
memberikan manfaat jangka panjang dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan
pembangunan masyarakat secara keseluruhan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bidayatun Ni’mah, Skripsi Manajemen Pembiayaan Dalam Meningkatakan Mutu Pendidikan,


(Semarang: IAIN Walisongo, 2009)
Fattah, N. (2009). Landasan Manajemen Pendidikan (10th ed.). Remaja Rosdakarya.
Mahsun, M. (2019). Konsep Dasar Penganggaran. Penganggaran Sektor Publik, 256.
http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/ekap4403-penganggaran-sektor-publik/#tab-id-3
Masditou. (2017). Manajemen Pembiayaan Pendidikan Menuju Pendidikan yang Bermutu.
Jurnal ANSIRU PAI, 1(2), h. 130.
Masditou, M. (2017). Manajemen Pembiayaan Pendidikan Menuju Pendidikan yang
Bermutu. ANSIRU PAI: Pengembangan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam, 1(2),
119-145.
Matin. M.Pd. Dr. (2014). Manajemen Pembiayaan Pendidikan . Depok: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA .
Muhammad Jihadi S.E. M.Si. Dr, A. D. (2021). Manajemen Pembiayaan Pendidikan. INSAN
CENDEKIA MANDIRI.
Santosa, A. B. (1970). Sistem Penganggaran Pendidikan Tinggi Dari Old Public Management
Menuju New Public Management. Jurnal Kependidikan, 2(2), 127–142.
https://doi.org/10.24090/jk.v2i2.556
Siregar, B. G. GAMBARAN UMUM DAN KONSEP DASAR PENGANGGARAN.
Suherman, A. (2016). Analisis Penganggaran Pendidikan Dan Keterampilan Komunikasi
Kepala Sekolah Terhadap Kepuasan Kerja Guru Smkn Kabupaten Ciamis. Jurnal Ilmiah
Edukasi, 335–342.
Teguh Eko Atmaja. RM, Z. H. (2016). ANALISIS PENETAPAN STANDAR BIAYA
PENDIDIKAN PADA SMA NEGERI 2 KUALA KABUPATEN NAGAN RAYA, 119- 128.
Wakhid, A. (2020). Konsep Penganggaran Biaya Pendidikan. Jurnal Syntax
Transformation, 1(6), 199-205.
Zahruddin, Arifin, Z., & Suhandi, A. (2018). Implementasi Penyususnan Rencana Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Sekolah (Rapbs) (Studi Kasus Di Smk Karya Bangsa Nusantara
Solear Tangerang). Jurnal Administrasi Pendidikan, XXV(1), 1–13.

12

Anda mungkin juga menyukai