Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Manajemen Pembiayaan
Pendidikan
Dosen Pengampu:
Serlly (A1D521022)
UNIVERSITAS JAMBI
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah rahmat
yang memampukan kami untuk menunaikan misi kami yang berjudul “Siklus Pembiayaan
Dalam Pendidikan”. Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian makalah ini sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Terima kasih
khusus kepada :
1. Prof. Dr. Drs. Ali Idrus, M.Pd., ME., Dr. Dra. Hj. Aprillitzavivayarti, M.M. dan Dr.
2. Penulis dan penerbit buku atau sites web lain yang memberi wewenang kepada kami
untuk memberikan kami hak cipta atas karya mereka untuk tujuan penelitian.
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, sehingga kami berharap
bantuan dari pembaca untuk memberi kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan bagi siapa saja yang memerlukannya dimasa yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Sebuah lembaga pendidikan yang sukses tidak lepas dari sokongan biaya pendidikan
yang tinggi pula, karena pada hakikatnya mutu pendidikan akan berbanding lurus dengan
biaya pendidikan yang dikeluarkan, semakin tinggi dan mahal biaya pendidikan yang
digunakan dan dikeluarkan maka semakin baik pula layanan pendidikan tersebut dan mampu
menghasilkan lulusan-lulusan yang bermutu dengan hasil belajar yang tinggi. Sepertinya
akan sulit merealisasikan mutu pendidikan yang baik apabila tidak didukung oleh biaya
Biaya pendidikan merupakan salah satu unsur terpenting dalam sektor lembaga
pendidikan seperti sekolah, baik sekolah yang dikelola oleh pemerintah (Sekolah Negri) dan
juga sekolah yang dikelola oleh masyarakat sendiri (Sekolah Swasta) yang dikelola oleh
berputar dan dipergunakan harus terkelola dan tercatat dengan baik sehingga biaya
pendidikan juga harus memiliki pendekatan sistem yang dikenal dengan Planing Programing
Budgeting Systems (PPBS) pada awal tahun 1980an yang selanjutnya dikenal dengan istilah
Sistem Penyusunan Program dan Anggaran (SIPPA). Untuk melakukan pendekatan ini maka
1
dijalani dengan baik dan sesuai dengan apa yang seharusnya maka dipastikan biaya
pendidikan yang didapat, digunakan, dan dikeluarkan akan termanaj dengan baik.
lembaga pendidian ditingkat persekolahan maka dari tulisan ini mencoba menjelaskan secara
singkat segala hal yang berkaitan dengan manajemen pembiayaan pendidikan, namun tidak
menghilangkan substansinya. Dari hal yang akan dijelaskan dalam tulisan kali ini adalah (1)
keuangan pendidikan.
Pembiayaan pendidikan telah diatur dalam UUD Negara Republik Indonesia 1945
(Amandemen IV) yang menyatakan bahwa setiap warga Negara berhak mendapat
pendidikan; setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
Secara khusus disebutkan bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya
pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari APBN pada sektor pendidikan dan
minimal 20% dari APBD. Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah dialokasikan
2
Dalam UU Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa setiap
warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
Bahkan warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau
sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Demikian pula warga negara di daerah
terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh
3
BAB 2
PEMBAHASAN
definisi anggaran (budget) adalah: rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi
pengeluaran yang diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya
dalam periode waktu tertentu. Govermental Accounting Standard Board (GASB) turut
mendefinisikan anggaran (budget) sebagai rencana operasi keuangan yang terdiri atas usulan
estimasi pengeluaran dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayai pengeluaran
kebijakan pemerintah yang terdiri dari aktivitas yang akan dilaksanakan, belanja untuk
Penganggaran merupakan suatu proses menyusun rencana keuangan yaitu pendapatan dan
fungsi dan sasaran yang hendak dicapai dan selanjutnya masing-masing kegiatan tersebut
dikelompokkan ke dalam program berdasarkan tugas dan tanggung jawab dari satuan kerja
tertentu dengan standar biaya yang berlaku. Penyusunan anggaran merupakan suatu rencana
tahunan yang merupakan aktualisasi dari perencanaan jangka menengah maupun jangka
panjang, dengan kewenangan yang dimiliki saat ini Pemda dapat menyusun struktur anggaran
keuangan yang mencakup estimasi pemasukan dan pengeluaran pendapatan sekolah dalam
waktu tertentu. Berdasarkan pada hasil penelitian yang diperoleh, peneliti akan melakukan
4
analisis data dan menguraikan data secara deskriptif mengenai Program Kerja Penganggaran
Pendidikan.
Menurut Arifudin et, al, (2021) Dalam sebuah manajemen apapun selalu pelaksanaannya
diawali dengan perencanaan, pun begitu dengan bidang pendidikan yang berkaitan dengan
penganggaran. Untuk dapat menyusun anggaran pendidikan yang tepat para administrator
dan manajer pendidikan harus mengerti dan memahami segala hal yang berkaitan dengan
sistem penganggaran yang berlaku di suatu Negara. Di antara sistem yang ada adalah Line
Item Budgeting (LIB), Capital Budgeting (CAB), Performance Budgeting (PEB), dan Zero
LIB adalah sistem penganggaran yang menitik beratkan pada jenis barang yang
pendidikan misalnya; komputer, kursi-meja, 12 lusin ATK, 3 LCD proyektor, dan 6 Lemari
CAB adalah sistem penganggaran yang menitik beratkan pada jangka waktu yang lama,
dalam CAB ini anggaran diperhitungkan untuk jumlah anggaran yang diperlukan untuk
perencanaan jangka panjang. Misalnya; rencana jangka panjang adalah membangun 15 lokal
25 gedung perpustakaan. Dalam sistem CAB ini dipergunakan untuk hal-hal yang
mengandung nilai investasi jangka panjang, jadi hal ini bisa dikatakan dengan sistem
PEB sendiri adalah sistem penganggaran pendidikan yang menitik beratkan pada jenis
barang yang diperlukan dalam jangka waktu yang lebih lama lagi dan juga dikategorikan
5
dengan keluaran. Maka dari hal itu pengeluaran ini harus ditulis secara ketat yang berkaitan
ZBB adalah sistem penganggaran pendidikan yang berorientasi pada keterbatasan sumber
dana. Karena dana terbatas maka dalam melakukan pengalokasian anggaran harus ada
penajaman prioritas baik mengenai program, kegiatan, maupun sasaran yang ingin dicapai.
Menurut Arifudin et, al, (2021) Indonesia sendiri menggunakan sistem yang dikenal
dengan SIPPA yang merupakan kepanjangan dari Sistem Perencanaan, Penyusunan Program
dan Anggaran. Untuk dapat melakukan SIPPA ini perlu diperhatikan langkah-langkah berikut
ini;
Berbicara pada tatanan tingkat mikro yaitu sekolah yang merupakan unit kerja yang
bertugas mengelola keuangan yang diperolehnya dari berbagai sumber serta memiliki
6
membiayai proses belajar mengajar, melengkapi sarana sekolah, meningkatkan kesejahteraan
guru, dan pekerja sekolah, dan lain-lain sebagainya, maka sekolah harus mempunyai Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Kemudian RAPBS ini memuat jenis
dan besarnya pendapatan serta jenis dan besarnya pengeluaran sekolah. Besarnya
pengeluaran sekolah harus sesuai dengan besarnya pemasukan dan sumber daya sekolah yang
Sumber pendapatan dan penerimaan sekolah dapat berasal dari pemerintah, masyarakat,
organisasi dan perorangan. Anggaran yang berasal dari pemerintah berbentuk dari kegiatan-
kegiatan rutin (DIK) dan proyek-proyek pembangunan (DIP). Sedangkan anggaran yang
datang dari masyarakat bisa berupa bentuk SPP/DPP dan sumbangan-sumbangan sukarela.
Walau banyak sumberdana yang datang namun tetap yang masih manjadi andalan setiap
Dalam penyusunan RAPBS, semua aspek keuangan beserta mekanisme penerimaan dan
pengeluaran serta harga satuan setiap komponen kegiatan harus diperhitungkan. Kepala
sekolah harus memasukkan anggaran yang diperoleh dari pemerintah dalam usulan
kebutuhannya ditahun yang akan datang. Sehingga kebutuhan besarnya biaya yang
dibutuhkan akan terpenuhi dan tidak mengalami kekurangan. (Arifudin et, al, 2021).
Menurut Deddi (2008) menyatakan bahwa proses penyusunan anggaran daerah meliputi
tahap tahap sebagai berikut: (1) arah dan kebijakan umum anggaran, (2) strategi dan prioritas
Menurut Hapsah, S. (2022) Dalam melaksanakan anggaran pendidikan, hal yang perlu
dilakukan adalah kegiatan membukukan atau accounting. Pembukuan mencakup dua hal
7
mengeluarkan uang, serta tindak lanjutnya, yakni menerima, menyimpan dan mengeluarkan
uang. Jenis pengurusan ke dua disebut juga dengan pengurusan bendaharawan. Ada beberapa
komponen yang perlu dibiayai dengan menggunakan uang dari dana belajar. Komponen-
7. Biaya sewa/kontrak.
Selain itu terdapat usaha-usaha yang bersifat pengabdian terhadap masyarakat yang
1. Pemberian keringanan uang kursus bagi warga belajar yang kurang mampu.
memimpin melakukan upaya pengelolaan sumber daya dan sumber biaya yang terdapat di
lingkungan suatu lembaga. Pengelola pendidikan harus mampu sebaik mungkin mencari
2000)
8
Mekanisme pembiayaan pendidikan sekolah negeri di Indonesia mengalami perubahan
seiring dengan pelaksanaan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah. Saat ini aliran dana
dari pusat ke daerah dilakukan melalui mekanisme dan perimbangan, khususnya melalui dana
alokasi umum (DAU) yang bersifat block grant. Melalui alokasi ini pemda lebih memiliki
kepastian tentang waktu dan jumlah dana yang diterimanya. (Arifudin et, al, 2021).
Pemerintah Pusat dan Daerah, selain DAU, dana perimbangan yang diterima daerah adalah
dana bagi hasil dan dana alokasi khusus (DAK). Sumber penerimaan daerah lainnya adalah
pendapatan asli daerah (PAD), pinjaman daerah dan lain-lain penerimaan yang sah. Semua
penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan desentralisasi dicatat dan dikelola
Selain melalui mekanisme dana perimbangan, alokasi dana pusat ke daerah juga
dekonsentralisasi yang secara operasional dilakukan oleh dinas (teknis) provinsi. Anggaran
pembantuan sama dengan anggaran dekonsentralisasi, tetapi dapat disalurkan baik keprovinsi
9
Di sektor pendidikan, pelimpahan kewenangan dan anggaran yang terkait dengan
diserahkan oleh gubernur kepada dinas pendidikan tingkat provinsi. Sementara itu
pelimpahan kewenangan dan anggaran tugas pembantuan dilakukan oleh depsiknas ke dinas
pendidikan provinsi, atau dinas pendidikan kabupaten/kota atau langsung ke tingkat desa.
Mengingat sebagian besar kewenangan dibidang pendidikan dasar dan menengah telah
nasional akan sangat bergantung pada perhatian pemkab/pemkot pada sektor pendidikan.
Saat ini peran pemerintah pusat dalam pendanaan pembangunan secara umum masih
besar, hal ini terlihat dari besarnya proporsi belanja APBN yang menjadi tanggungjawab
pemerintah pusat yang tercermin dari besarnya belanja pemerintah pusat. Pemerintah pusat
masih akan tetap berperan dalam menentukan dan mewujudkan pembangunan pada
Menurut Arifudin et, al, (2021) Dalam melaksanakan anggaran pendidikan harus sesuai
dengan sasaran yang tepat dan sesuai dengan sumber daya-sumbar daya yang diperoleh.
Biaya pendidikan yang didapat dari sumber-sumber dana kemudian dipergunakan dan
dialokasikan sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan sekolah. Dalam mengalokasikan dana
1) Siswa, untuk mengalokasikan dana kepada siswa bisa digunakan cara yang paling
mudah yaitu berdasarkan perhitungan siswa dari awal tahun, tengah tahun dan akhir
tahun. Cara seperti ini sering digunakan dalam pengalokasian dana karena dianggap
paling mudah, karena mudahnya sering menimbulkan ketidak akuratan data. Untuk
menutupi kekurangan itu cara yang digunakan adalah menghitung jumlah rata-rata
10
siswa setiap hari untuk mengetahui siswa yang putus sekolah dan yang tidak masuk.
2) Guru, pengalokasian dana bagi para guru perlu memperhatikan karakteristik dari tiap-
tiap guru, karena guru yang ada itu bermacam-macam berdasarkan latar belakang
pendidikannya, kehliannya baik guru kelas atau guru mata pelajaran, menurut tempat
tugas di kota atau di desa. Pengalokasian dana pendidikan untuk guru ini memiliki
dampak terhadap rasio siswa yang terkadang hasilnya negative. Oleh sebab itu hal-hal
3) Ruang belajar, pengalokasian dana untuk ruang belajar berupa modal dalam
demikian, pengeluaran modal sering dialokasikan atas dasar jumlah tertentu per ruang
4) Bobot-bobot tujuan pendidikan, yang termasuk dalam pengalokasian dana ini adalah
adanya suatu keragaman dalam jumlah dana yang dapat digunakan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang berbeda. Seperti macam-macam dalam jumlah dana yang dapat
antara jumlah siswa dengan anak usia sekolah pada suatu wilayah tertentu. Terdapat
dua angka partisipasi yaitu Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi
Kasar (APK). APM adalah angka perbandingan antara jumlah siswa usia tertentu
terhadap jumlah penduduk usia tertentu pada suatu wilayah. Misalnya, perbandingan
antara jumlah siswa usia 7-12 tahun terhadap jumlah penduduk usia 7-12 tahun di
suatu kecamatan. APK adalah perbandingan antara jumlah siswa suatu jenjang
pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk usia yang relevan dengan siswa pada
11
jenjang pendidikan tersebut. Misalnya, perbandingan antara jumlah siswa SD terhadap
bahan yang bersamaan untuk pelajaran baru, program pelatihan para guru dan
perangsang bagi mereka untuk mendaftarkan diri pada keahlian mengajar yang baru
Menurut Zaini, M. F., Sahara, Z., & Sulis, S. (2019) Penatausahan keuangan pendidikan
adalah kegiatan pencatatan transaksi keluar masuknya uang yang digunakan untuk
diperhatikan dengan baik, karena hal ini sangat berguna dalam rangka pembuatan kebijakan
Menurut Pontoh, J., Ilat, V., & Manossoh, H. (2017) Penyaluran dana BOS dari RKUD
Menurut Arifudin et, al, (2021) Penatausahan keuangan pendidikan adalah kegiatan
pencatatan transaksi keluar masuknya uang yang digunakan untuk membiayai program
12
pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan. Kegiatan ini perlu diperhatikan dengan baik,
karena hal ini sangat berguna dalam rangka pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan
Menurut Arifudin et, al, (2021) Dalam hal penatausahaan anggaran pendidikan
Dalam kegiatan pendataan ini meliputi indentifikasi dan pengukuran data keuangan,
secara mendetil dan ditulis secara kronologis dan sistematis selama satu periode
tertentu di dalam sebuah buku atau jurnal. Setiap pencatatan harus didukung dengan
sejumlah faktur, kwitansi, dan nota yang sesuai dan telah disahkan oleh pihak yang
Dalam memproses data keuangan pendidikan hal yang perlu dilakukan adalah
kedalam kategori tertentu agar penyajian dapat diringkaskan. Misalnya upah guru dan
para staf digolongkan dalam sebuah rubric khusus “gaji pegawai”. Apabila telah
digolongkan maka selanjutnya harus disajikan dalam bentuk laporan bertabel, dan
diagram, agar orang lain dapat membaca informasi yang disajikan. Data keuangan
kepada pihak-pihak yang terkait. Pelaporan harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan
13
diinterpretasikan. Analisis laporan keuangan merupakan kegiatan menghubungkan
harus dijalani dengan baik setelah melakukan pendataan dan pelaporan keuangan.
laporan, penafsiran laporan dan lain-lain. Jadi bisa disimpulkan bahwa akuntansi
Dari buku-buku yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan akuntansi ini adalah;
buka kas umum skontro dan buku kas umum tabelaris. Semua jenis pembukuan yang
digunakan dalam hal akuntansi dimaksudkan untuk memiliki kemudahan membaca informasi
yang dihasilkan dari kegiatan pentatausahaan keuangan pendidikan. Maka dari itu seharusnya
pencatatan keuangan pendidik ini harus dilakukan oleh seorang professional yang memiliki
penilaian, dan pelaporan rencana atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk tindakan
korektif guna penyempurnaan lebih lanjut. Pengawasan adalah proses kegiatan yang
ditujukan untuk menjamin agar pemerintah (daerah) berjalan secara efisien dan efektif sesuai
14
memperoleh tingkat akuntabilitas, perlu dilakukan pengawasan yang disesuaikan dengan
Seperti pada Pasal 113 Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2010” Pengawasan terhadap
pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
merupakan salah satu substansi yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan
Gojali dan Umiarso (2010) menjelaskan bahwa keuangan di sekolah merupakan bagian
yang amat penting karena setiap kegiatan membutuhkan dana, untuk itu sekolah
membutuhkan manajemen yang baik. Pengelolaan keuangan sekolah dapat diartikan sebagai
pengelolaan yang baik maka semua yang terhubung dengan keuangan akan baik juga, tetapi
tetap harus dilakukan pengawasan atau sebuah bentuk transparansi pengelolaan keuangan
tersebut.
Menurut Andi et, al. (2015) Pengawasan dana pendidikan sekolah sangat penting untuk
memastikan bahwa dana tersebut digunakan secara efektif dan efisien Ini menjadi suatu hal
pengalokasian dana tersebut dan juga tentang pengawasan yang kurang. Contohnya yaitu soal
15
dugaan penyimpangan dana BOS di beberapa sekolah karena dinilai lemah dalam
pengawasan.
6) Akurat
7) Tepat waktu
10) Tindakan dan kegiatan pengawasan bertujuan untuk menyamankan rencana atau
11) Kegiatan pengawasan harus mampu mengoreksi dan menilai pelaksanaan pekerjaan
lainnya:
a) Pengawasan Preventif
terhadap suatu kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga dapat mencegah
16
maksud untuk menghindari adanya penyimpangan pelaksanaan keuangan negara yang
akan membebankan dan merugikan negara lebih besar. Di sisi lain, pengawasan ini
yang dikehendaki. Pengawasan preventif akan lebih bermanfaat dan bermakna jika
b) Pengawasan represif
setelah kegiatan itu dilakukan.” Pengawasan model ini lazimnya dilakukan pada akhir
a) Pengawasan Administratif
b) Pengawasan Operatif
a) Pengawasan Intern
Merupakan pengawasan yang dilakukan oleh orang ataupun badan yang ada terdapat
17
b) Pengawasan Ekstern
Merupakan pengawasan atau pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang
mengetahui:
1) Kesesuaian pelaksanaan anggaran dengan ketentuan yang telah ditetapkan dan dengan
2) Kesesuaian hasil yang dicapai baik di bidang teknis administratif maupun teknis
3) Kemanfaatan sarana yang ada (manusia, biaya, perlengkapan dan organisasi) secara
4) Sistem yang lain atau perubahan sistem guna mencapai hasil yang lebih sempurna.
Sebagaimana telah dikatakan bahwa pengawasan itu terdiri dari berbagai aktivitas
yang bertujuan agar pelaksanaan menjadi sesuai dengan rencana. Dengan demikian
pengawasan itu merupakan proses, yaitu kegiatan yang berlangsung secara berurutan.
Menurut Pigawahi dalam Manullang (2012) proses pengawasan mencakup kegiatan yaitu
pemahaman tentang ketentuan pelaksanaan dan masalah yang dihadapi, menentukan obyek
sebab penyimpangan, menentukan tindakan korektif dan menarik kesimpulan atau evaluasi.
Menurut Arifudin et, al, (2021) Dalam sebuah manajemen manapun tidak akan pernah
lepas dengan pengawasan atau yang kita kenal dengan controlling. Secara istilah pengawasan
ini bermakna suatu kegiatan melihat, memerhatikan, memonitor, memeriksa, menilai, dan
melaporkan pelaksaanan dari sebuah program yang telah dicadangkan untuk melihat
18
ketercapaian tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dalam kaitannya dengan pengawasan
penggunaan dana pendidikan dapat diartikan dengan memperhatikan, melihat, menilai, dan
dengan semestinya, dan program pendidikan dapat berjalan secara baik, efesien, dan efektif.
Agar pengawasan keuangan pendidikan ini mendapatkan hasil yang diinginkan, maka
pengawasan tersebut harus dijalani dengan baik secara sistematik dan sistematis mulai dari
tidak dapat dilakukan dengan setengah-setengah namun ia harus dilakukan secara total. Pola
pengawasan yang digunakan dalam pengawasan keuangan pendidikan ditujukan pada kondisi
riil dari kinerja (input), informasi yang tepat untuk bahan pelaporan kepada pihak yang
berwenang melakukan pengambilan kebijaksanaan (out put), dan monitoring, evaluating, dan
reporting menjadi fokus utama dalam proses pengawasan. (Arifudin et, al, 2021).
Menurut Arifudin et, al, (2021) Pengawasan penggunaan anggaran pendidikan merupakan
kegiatan untuk mengamankan rencana, program, dan keputusan-keputusan yang telah dibuat
dan sedang dilaksanakan di bidang pendidikan. Oleh sebab itu pengawasan penggunaan
anggaran pendidikan juga dapat dikatakan sebagai suatu proses untuk menetapkan suatu
pekerjaan yang sedang dan telah dikerjakaan, menilainya, mengoreksinya dengan maksud
pendidikan.
19
2.5 Pertanggungjawaban Keuangan Pendidikan
keuangan pendidikan adalah aktivitas membuat laporan keuangan dari kegiatan pengelolaan
keuangan pendidikan yang disusun setelah semua bukti pengeluaran diuji kebenarannya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan disajikan untuk
atasan langsung bendaharawan atau untuk instansi yang terkait. (Arifudin et, al, 2021).
Dalam buku Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Pendidikan karya Lamatenggo, N.,
& Sumar, W. T. (2017), terdapat uraian tentang tanggung jawab keuangan dalam konteks
pendidikan. Salah satu aspek yang dibahas adalah keterkaitan kegiatan manajemen keuangan
internal dan eksternal yang menjadi pemangku kepentingan lembaga pendidikan. Proses
pelaporan ini dapat bersifat berkala, seperti laporan tahunan dan laporan akhir masa jabatan
pengawasan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kewenangan, mulai dari proses
dan penggunaan dana lembaga pendidikan diwujudkan melalui penyusunan laporan bulanan
dan triwulan, yang ditujukan kepada berbagai pihak termasuk kepala dinas pendidikan,
kepala Badan Administrasi Keuangan Daerah (BAKD), serta dinas pendidikan di tingkat
dilakukan dengan mengecek keabsahan bukti pengeluaran, keabsahan itu harus memiliki
komponen berikut;
20
a. Nama instansi,
c. Uraian pembayaran,
Sebenarnya masih banyak sekali hal yang terkait dengan pertanggungjawaban keuangan
pendidikan, hal ini dianggap penting karena jika tidak ada pelaporan pertanggungjawaban
maka bisa jadi akan terjadi penyimpangan-penyimpangan penggunaan keuangan yang ada.
atau per semester. Dana yang digunakan akan dipertanggung jawabkan kepada sumber dana.
Jika dana tersebut diperoleh dari orang tua siswa, maka dana tersebut akan dipertanggung
jawabkan oleh kepala sekolah kepada orang tua siswa. Begitu pula jika dana tersebut
bersumber dari pemerintah maka akan dipertanggung jawabkan kepada pemerintah. (Arifudin
Pengelola anggaran sekolah biasanya adalah kepala sekolah, tetapi bisa juga guru
berpengalaman (senior) atau anggota komite sekolah. Disekolah-sekolah yang lebih besar,
mungkin ada pihak lain yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sebagian anggaran.
Secara khusus, pengendalian anggaran terdiri dari serangkaian kegiatan pemeriksaan dan
21
4) Dana tidak dihabiskan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak disetujui atau diberikan
Hasil analisis kebutuhan secara logis diklasifikasikan ke dalam kelompok staf, materi
diharapkan membelanjakan uang sesuai alokasi dana yang direncanakan. Setiap perubahan
anggaran harus disetujui oleh komite sekolah bila memang harus ada perubahan dalam tahun
berjalan.
Menurut Jamaluddin Iskandar (2019), peran utama Kepala Sekolah terletak pada evaluasi
Selain evaluasi internal, terdapat juga evaluator eksternal yang berasal dari dinas pendidikan
dan kebudayaan. Proses evaluasi ini melibatkan pengecekan bukti fisik pengeluaran yang
dicatat dalam laporan, termasuk kwitansi-kwitansi atau bukti pembelian barang yang
kepada Kementerian Pendidikan Nasional melalui dokumen laporan yang disusun oleh
Kepala Sekolah dan Bendahara Sekolah. Setelah dilaporkan, tindak lanjut dari
menindaklanjuti kegiatan yang belum terlaksana. Aspek transparansi tercermin dalam proses
Dalam analisis yang mendalam yang terdapat dalam jurnal Pusvitasari, R., & Sukur, M.
(2020), disebutkan oleh Fia (2019) bahwa pertanggungjawaban keuangan sekolah terkait
dengan pemenuhan sarana prasarana pendidikan tercermin dalam berbagai dokumen resmi.
Sebagai contoh, bendahara sekolah bertanggung jawab atas pencatatan rinci dalam buku kas
harian yang mencerminkan pengeluaran dan penerimaan dana sekolah. Dokumen ini menjadi
22
Selain itu, peran penting buku kontrol keuangan juga dijelaskan, yang disampaikan
kepada kepala sekolah dan para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam rapat bulanan,
triwulan, dan akhir tahun pelajaran. Pada tahap ini, transparansi dalam pengelolaan keuangan
sekolah dipertegas, dan stakeholders dapat mengakses informasi terkini mengenai alokasi
keuangan bukan hanya sebatas catatan harian, tetapi melibatkan pelaporan yang berkala dan
ikatan antara lembaga pendidikan dengan stakeholder dalam mendukung sarana prasarana
terkait penerimaan dan penggunaan dana, yang disusun dalam format laporan bulanan dan
triwulan. Tujuan dari laporan tersebut adalah untuk disampaikan kepada berbagai pihak,
terkait pembiayaan seluruh kegiatan sekolah, dijalankan oleh bendahara dan staf sekolah.
Laporan keuangan ini mencakup informasi detail tentang pemasukan, pengeluaran, serta
rinci mengenai aspek keuangan sekolah, memastikan transparansi, dan memberikan informasi
23
yang dibutuhkan oleh berbagai pihak terkait dalam pengambilan keputusan dan evaluasi
perencanaan dan peraturan yang telah ditetapkan, sekolah bertanggung jawab dalam
Terdapat tiga pilar utama yang menjadi prasyarat untuk membangun akuntabilitas ini,
pendidikan.
2) Adanya standar kinerja yang dapat diukur di setiap institusi, mencakup pelaksanaan
Dengan menerapkan ketiga pilar ini, akuntabilitas dalam manajemen keuangan dapat
terwujud dengan lebih baik, memastikan penggunaan dana sekolah yang efektif, efisien, dan
sebagaimana diungkapkan oleh Tandililing (2019). Manajemen sekolah yang dikelola dengan
baik diyakini akan menciptakan dampak positif terhadap kepercayaan publik, sejalan dengan
pandangan Radzi (2010). Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa tingkat kepercayaan publik
24
terhadap suatu sekolah secara konsisten sejalan dengan upaya yang dilakukan oleh lembaga
Selain sebagai alat untuk mengukur tingkat kepercayaan, akuntabilitas juga berfungsi
sebagai instrumen untuk mengevaluasi kinerja sekolah serta memonitor tingkat kepuasan
masyarakat terhadap kualitas layanan pendidikan. Proses ini melibatkan partisipasi aktif
sekolah. Dengan demikian, terwujudnya kepercayaan publik tidak hanya bergantung pada
tindakan konkret yang dilakukan oleh sekolah, tetapi juga melibatkan partisipasi masyarakat
sebagai bagian integral dari evaluasi dan pemantauan terhadap kualitas pendidikan yang
25
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembiayaan pendidikan sangat penting dan harus termanaj dengan baik sehingga dapat
berjalan dengan baik jika keuangan pendidikan tersebut tidak diolah dengan sebaik mungkin.
Untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia berarti sama juga dengan
meningkatkan anggaran biaya pendidikan, karena biaya pendidikan yang tinggi sejalan
dengan mutu pendidikan yang akan dihasikan, maka sebaliknya biaya pendidikan yang
diserahkan oleh gubernur kepada dinas pendidikan tingkat provinsi. Sementara itu
pelimpahan kewenangan dan anggaran tugas pembantuan dilakukan oleh depsiknas ke dinas
pendidikan provinsi, atau dinas pendidikan kabupaten/kota atau langsung ke tingkat desa.
Mengingat sebagian besar kewenangan dibidang pendidikan dasar dan menengah telah
nasional akan sangat bergantung pada perhatian pemkab/pemkot pada sektor pendidikan.
Saat ini peran pemerintah pusat dalam pendanaan pembangunan secara umum masih
besar, hal ini terlihat dari besarnya proporsi belanja APBN yang menjadi tanggungjawab
pemerintah pusat yang tercermin dari besarnya belanja pemerintah pusat. Pemerintah pusat
masih akan tetap berperan dalam menentukan dan mewujudkan pembangunan pada
26
3.2 Saran
Penulis sadar bahwa dalam penyusunan makalah tersebut masih terdapat kesalahan dan
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis selalu mengharapkan kritik dan saran
yang bermanfaat untuk memperbaiki dan menyempurnakan makalah tersebut. Bagi para
pembaca dan rekan-rekan lainnya yang ingin menambah wawasan dan mendalami topik ini
lebih lanjut, penulis dengan rendah hati menyarankan untuk lebih rajin membaca buku-buku
27
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, I. (2014). Analisis Pelaksanaan Anggaran Dinas Pendidikan Kota Padang Panjang.
Arifudin, Opan, dkk. (2021). Manajemen Pembiayaan Pendidikan, Bandung: Widina Bhakti
Persada.
Bastian, Indra. (2006). Sistem Akuntansi Sektor Publik, Edisi 2, Jakarta : Salemba Empat.
Ghojali, Imam dan Umiarso. (2010). Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Daerah,
Diperbarui:https://www.kompasiana.com/har_rangkuti/54f67ce4a33311b07d8b4ddc/
manajemen-pembiayaan-pendidikan
28
Iskandar, J. (2019). Implementasi sistem manajemen keuangan pendidikan. Idaarah, 3(1),
114-123.
Lamatenggo, N., & Sumar, W. T. (2017). Manajemen Keuangan dan pembiayaan pendidikan.
Widya Padjadjaran.
Mada Press.
Molchanova, V. S., & Federation, R. (2019). Education and Financial Inclusion. An Empirical
Peraturan Daerah. (2010). Pasal 113 Nomor 3 Tahun 2010. Tentang Pengawasan terhadap
Pontoh, J., Ilat, V., & Manossoh, H. (2017). Analisis Pengelolaan Dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) pada Satuan Pendidikan Dasar di Kota Kotamobagu. JURNAL RISET
Pusvitasari, R., & Sukur, M. (2020). Manajemen Keuangan Sekolah Dalam Pemenuhan
Radzi, N. M., Ghani, M. F. A., Siraj, S., & Afshari, M. (2010). Financial Decentralization in
Motivasi Mengajar Guru di Kabupaten Keerom. Jurnal Kajian Ekonomi & Keuangan
29
Tilaar. (1992). Manajemen Pendidikan Nasional: Kajian Pendidikan Masa Depan.
Zaini, M. F., Sahara, Z., & Sulis, S. (2019). Manajemen Pembiayaan Pendidikan: Analisis
30