Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGELOLAAN PEMBIYAYAAN PENDIDIKAN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah:


ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Dosen Pengampu:
Ai Hilyatul Halimah, M.pd.

Oleh:
Kelompok 6
Nama Anggota : 1. Eji Ihsanil Murtaji
2. Neng Dinar Marwah
3. Agus Husen Fikri
4. Leny Kurnia Hidayat
5. Rafif Abdul Mufid

KELAS MPI 2A
PROGRAM STUDI MANAGEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT NAHDLATUL ULAMA TASIKMALAYA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Ai Hilyatul Halimah, M.pd. sebagai
dosen mata kuliah Administrasi Pendidikan yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Tasikmalaya,…… Maret 2023

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI
HAL

KATA PENGANTAR……………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………….............. 1
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………............... 1
D. Sistematika 1
uraian………………………………………………………………...
BAB II: PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan…………………………….. 2
B. Sumber-Sumber Pembiayaan Pendidikan………………………………………... 3
C. Perencanaan Anggaran dan Belanja Lembaga Pendidikan………………………. 4
D. Pelaksanaaan Anggaran Pendidikan……………………………………………... 5
BAB III: PENUTUP
Kesimpulan……………………………………………………………..................... 8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen masukan instrumental yang sangat
penting dalam penyelenggaraan pendidikan (di sekolah). Dalam setiap upaya pencapaian
tujuan pendidikan, baik tujuantujuan yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, biaya
pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan. Hampir tidak ada upaya pendidikan
yang dapat mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa biaya, proses
pendidikan (di sekolah) tidak akan berjalan. Biaya (cost) dalam pengertian ini memiliki
cakupan yang luas, yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan
pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga (yang dapat dihargakan
dengan uang). Disamping itu, dikenal juga anggaran belanja pendidikan (education budget)
yang terdiri atas dua komponen, yaitu pendapatan, pemasukan atau penerimaan di satu pihak
dan pengeluaran atau belanja.
Dalam sistem anggaran di Indonesia alokasi biaya rutin kepada lembaga-lembaga atau
satuan-satuan penyelenggara pendidikan dituangkan dalam DIK (Daftar Isian Kegiatan),
sedangkan biaya pembangunan dialokasikan dalam DIP (Daftar Isian Proyek). Disamping itu,
dikenal pula DIKS (Daftar Isian Kegiatan Suplemen) yaitu, alokasi anggaran yang sumber
dananya berasal dari masyarakat. Pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota, anggaran untuk
sektor pendidikan sebagian besar berasal dari dana yang diturunkan dari pemerintah pusat
ditambah dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dituangkan dalam Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD).
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan manajemen pembiayaan pendidikan?


2. Apa saja sumber-sumber pembiayaan pendidikan?
3. Bagaimana perencanaan anggaran dan belanja lembaga pendidikan?
4. Bagaimana pelaksanaan anggaran pendidikan?
C. Tujuan

1. Memahami konsep dasar manajemen pembiayaan pendidikan.


2. Mengetahui sumber-sumber pembiayaan pendidikan.
3. Mengetahui perencanaan anggaran dan belanja lembaga pendidikan.
4. Menjelaskan pelaksanaan anggaran pendidikan.
5. Menjelaskan pengawasan pembiayaan pendidikan.

BAB II

1
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan

Istilah manajemen memiliki banyak makna, diantaranya pengelolaan, ketatalaksanaan,


kepemimpinan, pembinaan, pengurusan, dan lain sebagainya. Manajemen berasal dari kata to
manage yang artinya mengatur, pengaturan yang dilakukan melalui proses dan diatur
berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen adalah suatu proses
untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan (Hasibuan, 2006).
Dalam konsep pembiayaan pendidikan dasar ada dua hal penting yang perlu dikaji
atau dianalisis, yaitu biaya pendidikan secara keseluruhan (total cost) dan biaya satuan per
siswa (unit cost). Biaya satuan di tingkat sekolah merupakan aggregate biaya pendidikan
tingkat sekolah, baik yang bersumber dari pemerintah, orang tua, dan masyarakat yang
dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan dalam satu tahun pelajaran. Biaya satuan per
siswa merupakan ukuran yang menggambarkan seberapa besar uang yang dialokasikan ke
sekolah-sekolah secara efektif untuk kepentingan siswa dalam menempuh pendidikan.
Adapun konsep dasar pembiayaan pendidikan meliputi tiga hal, yaitu budgeting (penyusunan
anggaran), accounting (pembukuan), dan auditing (pemeriksaan).
1. Budgeting (Penyusunan Anggaran)
Budget merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk
satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam kurun waktu tertantu. Penyusunan
anggaran merupakan langkah-langkah positif untuk merealisasikan rencana yang telah
disusun.
2. Accounting (Pembukuan)
Pengurusan pembukuan meliputi dua hal yaitu, mengurusi hal yang menyangkut
kewenangan menentukan kebijakan menerima atau mengeluarkan uang dan menyangkut
urusan tindak lanjut dari urusan pertama yaitu, menerima, menyimpan dan mengeluarkan
uang.
3. Auditing (Pemeriksaan)
Auditing adalah semua kegiatan yang menyangkut pertanggungjawaban penerimaan,
penyimpanan dan pembayaran atau penyerahan uang yang dilakukan bendaharawan kepada
pihak-pihak yang berwenang.
Secara garis besar, pembiayaan pendidikan dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor
eksternal dan faktor internal.
a) Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada di luar sistem pendidikan yang meliputi hal–hal
sebagai berikut:
1. Berkembangnya demokrasi pendidikan.
2. Kebijaksanaan pemerintah.
3. Tuntutan akan pendidikan.
4. Adanya inflansi.

2
b) Faktor internal
1. Tujuan pendidikan.
2. Pendekatan yang digunakan.
3. Materi yang disajikan.
4. Tingkat dan jenis pendidikan.
B. Sumber-Sumber Pembiayaan Pendidikan
Lembaga pendidikan dalam melaksanakan tugasnya menerima dana dari berbagai
sumber. Oleh sebab itu, dana-dana yang diterima tersebut perlu dikelola dengan baik dan
benar. Sumber-sumber dana pendidikan yang dimaksud meliputi: Anggaran Rutin (DIK),
Anggaran Pembangunan (DIP), Dana Penunjang Pendidikan (DPP), Dana BP3, Donatur, dan
lain-lain yang dianggap sah oleh semua pihak yang terkait. Pendanaan pendidikan pada
dasarnya bersumber dari pemerintah, orang tua, dan masyarakat (pasal 33 No. 2 tahun 1989).
Dana yang diperoleh dari berbagai sumber itu perlu digunakan untuk kepentingan
sekolah, khususnya kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. Sumber pendanaan
pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah Pusat
Pemerintah pusat dapat membantu pendanaan sekolah melalui beberapa cara, antara lain
hibah (grant) dan dana bantuan biaya operasional kepada sekolah, membayar gaji guru,
membantu sekolah untuk mengadakan proyek penggalangan dana dengan menyediakan
bantuan teknis termasuk bahan dan perlengkapan, serta ikut termasuk pembangunan dan
rehabilitasi bangunan sekolah.
2. Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah bertanggung jawab untuk membangun sekolah, membayar gaji guru,
menyediakan sarana fisik, fasilitas ruang kelas, dan peralatan kantor sekolah dengan dana
berasal dari APBD dan APBN.
3. Orang Tua Peserta Didik
Cara orang tua berkontribusi kemungkinan mencakup seperti, membayar biaya
pendidikan yang ditentukan secara resmi, memberi kontribusi kepada komite sekolah,
membayar sumbangan untuk membangun fasilitas tertentu, membayar guru atas tambahan
pelajaran di luar jam sekolah, membayar pembelian buku pelajaran, alat tulis, sepatu dan
seragam sekolah, meja dan kursi, perpustakaan, dan dana kegiatan olah raga, serta mendanai
kesejahteraan anak-anak mereka, seperti uang transport, uang makan, dan sebagainya.

4. Kelompok Masyarakat
Kelompok-kelompok masyarakat seringkali termasuk sebagai sumber penting pendanaan
sekolah. Kelompok-kelompok ini dimobilisasi untuk melaksanakan tugas dari para tokohnya
(utamanya informal) di masyarakat, seperti kaum ulama. Di Indonesia, banyak sekolah
(swasta) yang dibangun dan diselenggarakan oleh kelompokkelompok masyarakat.

3
5. Peserta Didik
Cara-cara perlibatan peserta didik, antara lain dengan pengumpulan dana melalui kegiatan
seperti pertanian, memelihara ayam petelur, membuat kerajinan tangan, atau kegiatan
pengumpulan dana, misalnya melalui konser musik, tari, olahraga, pameran, bazar, atau
turnamen.
6. Yayasan
Ada sekolah yang didirikan oleh lembaga keagamaan atau lembaga lain yang bukan
berdasarkan ideologi tertentu yang merupakan organisasi non pemerintah. Yayasan ini
memberikan dukungan finansial kepada sekolah dalam berbagai bentuk, seperti bangunan,
peralatan, dan sumber daya manusia.
C. Perencanaan Anggaran dan Belanja Lembaga Pendidikan

APBS (Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah) adalah rencana yang diformulasikan
dalam bentuk mata uang rupiah dan diproyeksikan untuk jangka waktu atau periode tertentu.
Selain itu, APBS juga menggambarkan alokasi dan distribusi sumber-sumber keuangan
kepada setiap bagian aktifitas sekolah. APBS (Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah)
adalah program kerja sekolah yang utuh, memuat prakiraan/taksiran tentang pendapatan dan
pengeluaran sekolah, disusun untuk periode waktu satu tahun pelajaran.
APBS (Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah) berfungsi sebagai pedoman, karena
berisi program kerja sekolah yang utuh dan memuat prakiraan pendapatan dan pengeluaran
sekolah dalam rangka pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran di sekolah, dalam
periode waktu satu tahun pelajaran. APBS juga berfungsi sebagai pilar manajemen sekolah,
karena semua kegiatan sekolah yang teknis & non teknis (pendanaan) direncanakan.
Berdasarkan SK bersama Mendikbud dan Menkeu No. 0484/K/1988, No. 943/KMK.02/1988,
tanggal 11 Oktober 1988, dana pendidikan digunakan untuk pendidikan dan pengajaran,
penelitian, PPM (termasuk KKN), pembinaan kesejahteraan pegawai, pembinaan
kerumahtanggaan/lingkungan, dan kegiatan siswa.
Isi APBS (Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah) mencakup halhal sebagai berikut:
1. Program pendidikan yang dibuat sekolah dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan di
sekolah.
2. Jumlah/besarnya biaya yang harus ditanggung sekolah, sekaligus jumlah dana yang harus
disiapkan sekolah untuk dapat melaksanakan program pendidikan yang telah disusun.
3. Berbagai sumber dana yang mendukung pembelanjaan sekolah dalam rangka pelaksanaan
program pendidikan sekolah.
D. Pelaksanaaan Anggaran Pendidikan

Anggaran memiliki dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan pengeluaran. Sisi pengeluaran
menggambarkan perolehan atau besarnya dana yang diterima oleh lembaga dari setiap
sumber dana. Sedangkan sisi pengeluaran menggambarkan besarnya biaya yang harus
dikeluarkan untuk tiap komponen program. Istilah-istilah yang lazim untuk pengeluaran
anggaran adalah dana rutin dan dana pembangunan (recurrent expenditure dan capital
expenditure).

4
Anggaran pendidikan adalah alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang dianggarkan
melalui kementerian negara/lembaga dan alokasi anggaran pendidikan melalui transfer ke
daerah, termasuk gaji pendidik. Namun, tidak termasuk anggaran pendidikan kedinasan,
untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan yang menjadi tanggung jawab pemerintah.
Pengalokasian anggaran pendidikan minimal dua puluh pesen juga diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 49 yang didalamnya memuat tentang “Dana
pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20%
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal
20% dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD)”.
Anggaran di sektor pendidikan di masing-masing daerah dipergunakan untuk membiayai
dana pendidikan bagi siswa yang ada di tingkat SD, SMP, SMA/SMK. Oleh karena itu,
dalam menentukan jumlah dana dalam anggaran pendidikan pihak yang terkait perlu
mendasarkan pada data kebutuhan dana yang diperlukan oleh siswa di masing-masing tingkat
pendidikan. Hal tersebut agar masing-masing anak didik mendapatkan manfaat dari dana
pendidikan yang telah diberikan dan dana yang tersedia tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak
yang tidak bertanggungjawab.
Dengan pengalokasian anggaran yang cukup besar di bidang pendidikan ini tentunya
diharapkan akan berbanding lurus dengan meningkatnya kualitas dan layanan pendidikan
yang akan dimanfaatkan oleh masyarakat. Hakikat anggaran yang bersumber dari rakyat
merupakan instrument yang berfungsi menggerakkan roda pembangunan dalam mewujudkan
pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Artinya, segala sesuatu menyangkut
pembangunan tidak terlepas dari peran dan fungsi anggaran. Fungsi anggaran seharusnya bisa
dimanfaatkan dengan maksimal dengan dimulai proses dari perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, pertanggungjawaban, dan evaluasi program ataupun kegiatan pembangunan,
khususnya di bidang pendidikan agar anggaran diproses secara seimbang dan proporsional
dan diarahkan sesuai fungsinya.
E. Pengawasan Pembiayaan Pendidikan
Salah satu fungsi organik manajemen adalah pengawasan. Pengawasan merupakan suatu
upaya untuk lebih menjamin bahwa semua kegiatan operasional berlangsung sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan merupakan kegiatan yang bersifat
sistematis untuk memantau penyelenggaraan kegiatan operasional, untuk melihat apakah
tingkat efisiensi, efektivitas, dan produktivitas yang diharapkan tercapai atau tidak. Kegiatan
pengawasan jelas diperlukan sekaligus menghasilkan informasi tentang penyelenggaraan
berbagai kegiatan operasional yang sedang terjadi. Informasi tersebut dapat diperoleh dengan
berbagai cara seperti dengan pelaporan, hasil wawancara, penyebaran kuesioner, dan
pengamatan langsung oleh pengawas di lapangan. Informasi tersebut akan sangat berguna
dalam rangka peningkatan kinerja seluruh komponen operasional organisasi (Baihaqi, 2012).
Pengawasan atau pengontrolan diartikan sebagai proses mengukur (measurement) dan
menilai (evaluation) tingkat efektivitas kerja personil dan tingkat efisiensi penggunaan sarana
kerja dalam memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan pengawasan
pembiayaan sekolah dilaksanakan oleh kepala sekolah secara berkala setiap bulan bagi
bendahara dan panitia yang ditunjuk untuk mengelola dana, tim monitoring dari sumber dana
yang masuk baik dana BOS, pendamping dan dana block grant, serta dari inspektorat dan

5
BPKP. Pengawasan merupakan suatu upaya sistematis untuk memberi garansi terhadap
pelaksanaan kegiatan atau tugas organisasi agar berjalan sesuai dengan rencana.
Dengan demikian, maka terdapat empat unsur yang berhubungan dengan fungsi pengawasan,
yaitu:
(1) aktifitas penilaian dan memonitoring,
(2) berorientasi pada seluruh aktifitas organisasi,
(3) pengawasan dilaksanakan dengan tujuan pokok untuk membuat segenap aktifitas
manajemen berjalan sesuai rencana,
(4) sistematis, rasional serta sesuai dengan rencana, tujuan dan aturan main organisasi
(Habsyi, 2015).
Departemen Pendidikan menegaskan bahwa orientasi pengawasan anggaran pada sebelas
hal, yaitu:
(1) sistem pengawasan fungsional,
(2) hasil temuan pengawasan harus ditindak lanjuti untuk mendapatkan pemecahan masalah
yang dihadapi secara bersama,
(3) kegiatan pengawasan hendaknya diarahkan pada bidang strategis,
(4) kegiatan pengawasan hendaknya memberi dampak terhadap penyelesaian masalah dengan
konseptual dan menyeluruh,
(5) kegiatan pengawasan dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kompetensi teknis,
sikap, dedikasi dan integritas pribadi yang baik,
(6) akurat artinya informasi tentang kinerja yang dewasa memiliki ketepatan data yang sangat
tinggi,
(7) ketepatan waktu artinya data yang dihasilkan dapat digunakan sesuai dengan saat untuk
melakukan perbaikan,
(8) obyektif dan komprehensif,
(9) tidak mengakibatkan pemborosan,
(10) tindakan dan kegiatan pengawasan bertujuan untuk menyamakan rencana yang telah di
buat,
(11) kegiatan pengawasan harus mampu mengoreksi dan menilai pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan rencana semula (Gamar, 2019).
Pengawasan sangat penting dilakukan karena agar dana yang diperoleh dapat
dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan kebutuhannya. Pengawasan dilakukan terhadap
semua kegiatan yang menyangkut pertanggungjawaban penerimaan, penyimpanan dan
pembayaran atau penyerahan uang yang dilakukan bendahara kepada pihak-pihak yang
berwenang. Kegiatan lain yang menyangkut manajemen pembiayaan adalah membuat
laporan pertanggungjawaban keuangan kepada kalangan internal lembaga atau eksternal yang

6
menjadi stakeholder lembaga pendidikan. Pelaporan dapat dilakukan secara berkala seperti
laporan tahunan dan laporan pada masa akhir jabatan pimpinan (Utami, 2016).

7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

1. Manajemen adalah suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Konsep dasar
pembiayaan pendidikan meliputi tiga hal, yaitu budgeting (penyusunan anggaran), accounting
(pembukuan), dan auditing (pemeriksaan)
2. Pembiayaan pendidikan pada dasarnya bersumber dari pemerintah pusat, pemerintah
daerah, orang tua peserta didik, kelompok masyarakat, peserta didik, dan yayasan.
3. Perencanaan anggaran dan belanja lembaga pendidikan dituangkan dalam bentuk APBS
(Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah). APBS adalah rencana yang diformulasikan
dalam bentuk mata uang rupiah dan diproyeksikan untuk jangka waktu atau periode tertentu.
4. Pelaksanaaan anggaran pendidikan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan
pengeluaran. Sisi pengeluaran menggambarkan perolehan atau besarnya dana yang diterima
oleh lembaga dari setiap sumber dana. Sedangkan sisi pengeluaran menggambarkan besarnya
biaya yang harus dikeluarkan untuk tiap komponen program.
5. Kegiatan pengawasan pembiayaan sekolah dilaksanakan oleh kepala sekolah secara
berkala setiap bulan bagi bendahara dan panitia yang ditunjuk untuk mengelola dana, tim
monitoring dari sumber dana yang masuk baik dana BOS, pendamping dan dana block grant,
serta dari inspektorat dan BPKP.

8
DAFTAR PUSTAKA

Arifah, U. (2018). Kebijakan Publik dalam Anggaran Pendidikan. Cakrawala:


Jurnal Manajemen Pendidikan Islam dan Studi Sosial, 2(1), 17-37.
Baihaqi, B., Usman, N., & Zahri, C. (2012). Manajemen Pembiayaan Pendidikan
pada SMK Negeri di Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Administrasi
Pendidikan Program Pascasarjana Unsyiah, 1(1), 94604.
Faiza, T. Z. (2020). Implementasi Manajemen Pembiayaan Pendidikan di
Lembaga Pendidikan MI Raudlatul Muta’allimin I.
Gamar, N. (2019). Implementasi Manajemen Pembiayaan Pendidikan (Studi
Kasus Mts Darul Khair Masing, Kec. Batui, Kab. Banggai, Sulawesi
Tengah). Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 7(1), 11-20.
Habsyi, I. (2016). Manajemen Pembiayaan Pendidikan pada SMP Negeri 13 Kota
Ternate. EDUKASI, 14(2).
Imron, M. J. (2016). Manajemen Pembiayaan Sekolah. AL-IBRAH, 1(1), 69-93.
Kadri, H. (2011). Efektivitas dan Efisiensi Pembiayaan Pendidikan.
Nadeak, R. (2020). Teori Sumber Pembiayaan Pendidikan. Bunga Rampai
Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, 175.
Utami, P., & Chiar, M. (2016). Manajemen Pembiayaan di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 1 Anjongan. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Khatulistiwa, 5(10).

Anda mungkin juga menyukai