Penyusun,
i
DAFTAR ISI
E. Metode Penulisan............................................................................................ 4
A. Kesimpulan................................................................................................... 13
B. SARAN......................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
4. Bagaimana pelaksanaan anggaran pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
E. Metode Penulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Manajemen Pembiayaan Pendidikan
5
3. Auditing (Pemeriksaan)
Auditing adalah semua kegiatan yang menyangkut
pertanggungjawaban penerimaan, penyimpanan dan pembayaran atau
penyerahan uang yang dilakukan bendaharawan kepada pihak-pihak
yang berwenang.
Secara garis besar, pembiayaan pendidikan dipengaruhi oleh dua hal,
yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
a) Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada di luar sistem pendidikan
yang meliputi hal–hal sebagai berikut:
1. Berkembangnya demokrasi pendidikan.
2. Kebijaksanaan pemerintah.
3. Tuntutan akan pendidikan.
4. Adanya inflansi.
b) Faktor internal
1. Tujuan pendidikan.
2. Pendekatan yang digunakan.
3. Materi yang disajikan.
4. Tingkat dan jenis pendidikan.
1. Pemerintah Pusat
6
Pemerintah pusat dapat membantu pendanaan sekolah melalui
beberapa cara, antara lain hibah (grant) dan dana bantuan biaya operasional
kepada sekolah, membayar gaji guru, membantu sekolah untuk mengadakan
proyek penggalangan dana dengan menyediakan bantuan teknis termasuk
bahan dan perlengkapan, serta ikut termasuk pembangunan dan rehabilitasi
bangunan sekolah
2. Pemerintahan Daerah
Pemerintah daerah bertanggung jawab untuk membangun sekolah,
membayar gaji guru, menyediakan sarana fisik, fasilitas ruang kelas, dan
peralatan kantor sekolah dengan dana berasal dari APBD dan APBN.
7
misalnya melalui konser musik, tari, olahraga, pameran, bazar, atau
turnamen.
6. Yayasan
8
tujuan pendidikan di sekolah.
2. Jumlah/besarnya biaya yang harus ditanggung sekolah, sekaligus jumlah
dana yang harus disiapkan sekolah untuk dapat melaksanakan program
pendidikan yang telah disusun.
3. Berbagai sumber dana yang mendukung pembelanjaan sekolah dalam
rangka pelaksanaan program pendidikan sekolah.
D. Pelaksanaan Anggaran Pendidikan
Anggaran memiliki dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan pengeluaran. Sisi
pengeluaran menggambarkan perolehan atau besarnya dana yang diterima oleh
lembaga dari setiap sumber dana. Sedangkan sisi pengeluaran menggambarkan
besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk tiap komponen program. Istilah-
istilah yang lazim untuk pengeluaran anggaran adalah dana rutin dan dana
pembangunan (recurrent expenditure dan capital expenditure).
Anggaran pendidikan adalah alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang
dianggarkan melalui kementerian negara/lembaga dan alokasi anggaran
pendidikan melalui transfer ke daerah, termasuk gaji pendidik. Namun, tidak
termasuk anggaran pendidikan kedinasan, untuk membiayai penyelenggaraan
pendidikan yang menjadi tanggung jawab pemerintah. Pengalokasian anggaran
pendidikan minimal dua puluh pesen juga diamanatkan dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 pasal 49 yang didalamnya memuat tentang “Dana
pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan
minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada
sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran dan Pendapatan Belanja
Daerah (APBD)”.
Anggaran di sektor pendidikan di masing-masing daerah dipergunakan
untuk membiayai dana pendidikan bagi siswa yang ada di tingkat SD, SMP,
SMA/SMK. Oleh karena itu, dalam menentukan jumlah dana dalam anggaran
pendidikan pihak yang terkait perlu mendasarkan pada data kebutuhan dana
yang diperlukan oleh siswa di masing-masing tingkat pendidikan. Hal
tersebut agar masing-masing anak didik mendapatkan manfaat dari dana
pendidikan yang telah diberikan dan dana yang tersedia tidak dimanfaatkan
9
oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
Dengan pengalokasian anggaran yang cukup besar di bidang pendidikan
ini tentunya diharapkan akan berbanding lurus dengan meningkatnya kualitas
dan layanan pendidikan yang akan dimanfaatkan oleh masyarakat. Hakikat
anggaran yang bersumber dari rakyat merupakan instrument yang berfungsi
menggerakkan roda pembangunan dalam mewujudkan pelayanan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Artinya, segala sesuatu menyangkut
pembangunan tidak terlepas dari peran dan fungsi anggaran. Fungsi anggaran
seharusnya bisa dimanfaatkan dengan maksimal dengan dimulai proses dari
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pertanggungjawaban, dan evaluasi
program ataupun kegiatan pembangunan, khususnya di bidang pendidikan agar
anggaran diproses secara seimbang dan proporsional dan diarahkan sesuai
fungsinya.
E. Pengawasan Pembiayaan Pendidikan
Salah satu fungsi organik manajemen adalah pengawasan. Pengawasan
merupakan suatu upaya untuk lebih menjamin bahwa semua kegiatan
operasional berlangsung sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya. Pengawasan merupakan kegiatan yang bersifat sistematis untuk
memantau penyelenggaraan kegiatan operasional, untuk melihat apakah tingkat
efisiensi, efektivitas, dan produktivitas yang diharapkan tercapai atau tidak.
Kegiatan pengawasan jelas diperlukan sekaligus menghasilkan informasi
tentang penyelenggaraan berbagai kegiatan operasional yang sedang terjadi.
Informasi tersebut dapat diperoleh dengan berbagai cara seperti dengan
pelaporan, hasil wawancara, penyebaran kuesioner, dan pengamatan langsung
oleh pengawas di lapangan. Informasi tersebut akan sangat berguna dalam
rangka peningkatan kinerja seluruh komponen operasional organisasi (Baihaqi,
2012).
10
dilaksanakan oleh kepala sekolah secara berkala setiap bulan bagi bendahara dan
panitia yang ditunjuk untuk mengelola dana, tim monitoring dari sumber dana
yang masuk baik dana BOS, pendamping dan dana block grant, serta dari
inspektorat dan BPKP. Pengawasan merupakan suatu upaya sistematis untuk
memberi garansi terhadap pelaksanaan kegiatan atau tugas organisasi agar
berjalan sesuai dengan rencana. Dengan demikian, maka terdapat empat unsur
yang berhubungan dengan fungsi pengawasan, yaitu: (1) aktifitas penilaian dan
memonitoring, (2) berorientasi pada seluruh aktifitas organisasi, (3) pengawasan
dilaksanakan dengan tujuan pokok untuk membuat segenap aktifitas manajemen
berjalan sesuai rencana, (4) sistematis, rasional serta sesuai dengan rencana,
tujuan dan aturan main organisasi (Habsyi, 2015).
11
dilakukan bendahara kepada pihak-pihak yang berwenang. Kegiatan lain yang
menyangkut manajemen pembiayaan adalah membuat laporan
pertanggungjawaban keuangan kepada kalangan internal lembaga atau eksternal
yang menjadi stakeholder lembaga pendidikan. Pelaporan dapat dilakukan
secara berkala seperti laporan tahunan dan laporan pada masa akhir jabatan
pimpinan (Utami, 2016).
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manajemen adalah suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang
diinginkan. Konsep dasar pembiayaan pendidikan meliputi tiga hal, yaitu
budgeting (penyusunan anggaran), accounting (pembukuan), dan auditing
(pemeriksaan)
2. Pembiayaan pendidikan pada dasarnya bersumber dari pemerintah pusat,
pemerintah daerah, orang tua peserta didik, kelompok masyarakat, peserta
didik, dan yayasan.
3. Perencanaan anggaran dan belanja lembaga pendidikan dituangkan dalam
bentuk APBS (Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah). APBS adalah
rencana yang diformulasikan dalam bentuk mata uang rupiah dan
diproyeksikan untuk jangka waktu atau periode tertentu.
4. Pelaksanaaan anggaran pendidikan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi
penerimaan dan pengeluaran. Sisi pengeluaran menggambarkan perolehan
atau besarnya dana yang diterima oleh lembaga dari setiap sumber dana.
Sedangkan sisi pengeluaran menggambarkan besarnya biaya yang harus
dikeluarkan untuk tiap komponen program.
5. Kegiatan pengawasan pembiayaan sekolah dilaksanakan oleh kepala
sekolah secara berkala setiap bulan bagi bendahara dan panitia yang
ditunjuk untuk mengelola dana, tim monitoring dari sumber dana yang
masuk baik dana BOS, pendamping dan dana block grant, serta dari
inspektorat dan BPKP.
B. SARAN
Pengelolaan pembiayaan pendidikan dalam hal pengalokasian dana
hendaknya dapat memprioritaskan laboratorium serta sarana dan prasarana
sekolah di Indonesia. Dengan demikian, pendidikan di Indonesia dapat
berkembang lebih maju secara merata, baik di daerah desa maupun kota.
13
Daftar Pustaka
Arifah, U. (2018). Kebijakan Publik dalam Anggaran Pendidikan. Cakrawala:
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam dan Studi Sosial, 2(1), 17-37.
Baihaqi, B., Usman, N., & Zahri, C. (2012). Manajemen Pembiayaan Pendidikan
pada SMK Negeri di Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Administrasi
Pendidikan Program Pascasarjana Unsyiah, 1(1), 94604.
14
2