Dosen pengampu :
Disusun oleh
kelompok VI:
i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah Swt, karena hanya
dengan bimbingan dan petunjuk-Nya dapat diselesaikannya makalah Administrasi supervisi
pendidikan ini tentang .”konsep dasar proses administrasi pemeriksaan serta pelaporan keuangan
sekolah”
Penyaji menyadari betul bahwa apa yang disajikan dalam makalah ini masih terdapat
banyak kekurangannya baik menyangkut isi maupun penulisannya. Kekurangan- kekurangan
tersebut terutama disebabkan kelemahan dan keterbatasan pengetahuan serta kemampuan penulis
sendiri, baik disadari maupun tidak. Hanya dengan kearifan dan bantuan dari berbagai pihak
untuk memberikan teguran, saran, dan kritik yang membangun, agar kekurangan-kekurangan
tersebut dapat diperkecil sehingga makalah ini dapat memberikan manfaat yang maksimal.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya terutama kepada dosen pembimbing mata kuliah administrasi supervisi
pendidikan yang senantiasa memberikan motivasi dan dorongan, sehingga terselesaikannya
penulisan makalah ini.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………….…….………………………….ii
DAFTAR ISI……………………..……………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………3
3.1 Kesimpulan……………………………….....……………………………....................11
3.2 Saran…………………………………………………………………………................11
DAFTAR PUSTAKA….……………………………………………………………….............12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3.Tujuan Makalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Penyusunan anggaran disusun dalam bentuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) di tingkat pusat dan Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk tingkat
wilayah atau daerah. APBN terdiri atas dua jenis anggaran , yaitu anggaran rutin dan anggaran
pembangunan. Anggaran ruti adalah dana APBN yang diperuntukkan bagi kegiatan rutin.
Kegiatan rutin ini meliputi kegiatan yang berlangsung setiap tahun, seperti gaji, biaya kanor,
biaya telepon, biaya pemeliharaan gedung, dan sebagainya.
Anggaran adalah suatu rencana keuangan yang disusun untuk perencanaan suatu kegiatan
dalam jangka waktu tertentu, biasanya untuk satu tahun. Perputaran tahun anggaran
disebut budget cyclus . Prosesnya meliputi fase perencanaan, fase pelaksanaan, dan fase
pertanggungjawaban.
Menurut Ubben, Hughes & Norris (dalam Nurhizrah Gistituati, 2012: 150) kegiatan
menajemen keuangan sekolah cukup variatif,mulai dari yang sangat sederhana, yaitu
perencanaan keuangan yang sangat sederhana, sampai pada pengelolaan keungangan yang sangat
kompleks, akibat dari perencanaan kegiatan yang kompleks.
3
Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian
aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan,
pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan sekolah. Pembiayaan pendidikan hendaknya
dilakukan secara efisien.
a. Pentingnya Rencana Pengembangan Sekolah (RPS). RPS penting dimiliki untuk memberi arah
danbimbingan para pelaku sekolah dalam rangka menuju perubahan atau tujuan sekolah yang
lebih baik (peningkatan, pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi
ketidakpastian masa depan.
b. Arti Perencanaan Sekolah/RPS. Perencanaan sekolah adalah suatu proses untuk menentukan
tindakan masa depan sekolah yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan
4
sumberdaya yang tersedia.RPS adalah dokumen tentang gambaran kegiatan sekolah di masa
depan dalam rangka untuk mencapai perubahan/tujuan sekolah yang telah ditetapkan.
Ada beberapa langkah-langkah penyusunan RKAS dalam administrasi keuangan adalah sebagai
berikut:
a. Melakukan analisis lingkungan operasional sekolah
b. Melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini
c. Melakukan analisis pendidikan sekolah satu tahun ke depan (yang diharapkan)
d. Menentukan kesenjangan antara situasi sekolah saat ini dan yang diharapkan satu
tahun kedepan
e. Merumuskan tujuan sekolah selama satu tahun ke depan (disebut juga dengan
sasaran atau tujuan situasional satu tahun)
f. Mengidentifikasi fungsi-fungsi atau urusan-urusan sekolah untuk dikaji tingkat
kesiapannya. g. Melakukan analisis SWOT
g. Merumuskan dan mengidentifikasi alternatif
3. Penggunaan
Pengunaan Keuangan Sekolah menurut Depdagri dan depdikbud 1996 menyatakan
bahwa dalam administrasi keuangan harus ada pemisahan tugas dan fungsi otorisator, ordonator
dan pembendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil
tindakan yang mengakibatkan terjadinya penerimaan atau pengeluaran keuangan.
Sedangkan Ordonator adalah pejabat yang berwenang yang melakukan pengujian dan
memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang
telah ditetapkan. Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang yang melakukan penerimaan
6
dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya, yang dapat dinilai dengan uang dan
diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggung jawaban. Penggunaan uang mestinya sesuai
dengan alokasi anggaran yang sudah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu pengaturan
penggunaan dan pembukuan keuangan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang dan smuanya
harus melalui proses dan prosedur yang berlaku.
4. Pertanggung Jawaban
Pertanggung jawaban dapat disampaikan pada pimpinan, sumber pemberi dana maupun
kepada personil sekolah untuk dapat diketahui bersama. Hal ini perlu dilakukan mengingat “
keuangan “ merupakan hal yang sangat sensitive. Ketidak-jelasan laporan pertanggung jawaban
keuangan sekolah akan menambah anggapan negative terhadap kepala sekolah dalam hal
penyelenggaraan keuangan sekolah yang tidak tertib.
Penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah harus dilaporkan dan dipertanggung jawabkan
secara rutin sesuai peraturan yang berlaku. Pelaporan dan pertanggung-jawaban anggaran yang
berasal dari orang tua siswa dan masyarakat dilakukan secara rinci dan transparan sesuai dengan
sumber dananya. Pelaporan dan pertanggung-jawaban anggaran yang berasal dari usaha mandiri
sekolah dilakukan secara rinci dan transparan kepada dewan guru dan staf sekolah.
Perlu adanya koordinasi, integrasi dan sinkronisasi pemeriksaan keuangan dari semua
aparat pemeriksaan keuangan, sehingga timbul efektivitas dan efisiensi pemeriksaan keuangan;
disamping tidak merepotkan aparat pelaksana anggaran dalam melakukan tugasnya
melaksanakan anggaran.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Administrasi keuangan merupakan salah satu subtansi menejemen sekolah yang akan
turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Administrasi keuangan
merupakan tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan,
perencanaan, pelaksanaan, pertanggung-jawaban dan pelaporan. Dengan demikian, administrasi
keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai
dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan
sekolah. Melalui kegiatan administrasi keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah
dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan
untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan
administrasi keuangan adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan
keuangan sekolah, meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah dan untuk
menimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, masih
banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam bahasanya, materi dan penyusunannya. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan yang dapat membangun
penulisan makalah.
11
DAFTAR PUSTAKA
Nurhizrah Gistituati. 2013. Manajemen Sekolah: Manajemen Program Non Akademik dan
Hubungan Sekolah dengan Masyarakat. Padang: UNP PRESS.
12