Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENGERTIAN, PRINSIP, DAN MANFAAT ADMINISTRASI


PENDIDIKAN ISLAM

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur


Mata Kuliah : Administrasi Pendidikan Islam
Prodi : PAI
Semester : 3 Ekstensi
Kelompok :1
Dosen Pengampok : Setio Mubarok,M.Pd

Oleh :
INDANA FITROTUL ISLAMIAH (21.01.3998)
DRAJAT (21.01.3996)

JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) BREBES
TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah serta inayah-Nya. Sholawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW berserta keluarga, sahabat dan para umatnya yang setia terhadap ajarannya
sampai akhir zaman. Dengan izin Allah serta bantuan semua pihak hingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul "PENGERTIAN,
PRINSIP, DAN MANFAAT ADMINISTRASI PENDIDIKAN ISLAM“
Tersusunnya makalah ini tidak lepas dari ridha dan limpahan rahmat-Nya. Penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Setio Mubarok,M.Pd
sebagai dosen mata kuliah “ADMINISTRASI PENDIDIKAN ISLAM”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

DAFTAR ISI

2
MAKALAH..................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
BAB II..........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..........................................................................................................................2
A. Apa itu administasi pendidikan.......................................................................................2
B. Apa saja yang termasuk dalam ruang lingkup administrasi pendidikan........................5
C. Apa saja tujuan administrasi pendidikan.........................................................................5
D. Bagaimana prinsip-prinsip administrasi pendidikan......................................................8
E. Apa saja manfaat administrasi pendidikan.....................................................................9
Pasal 5......................................................................................................................................9
BAB III......................................................................................................................................13
PENUTUP..................................................................................................................................13
A. KESIMPULAN................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Administrasi merupakan kegiatan kerjasama yang dilakukan sekelompok orang
berdasarkan pembagian kerja untuk mengefektifkan proses belajar mengajar. Administrasi
tidak hanya berkenaan dalam bidang keuangan, melainkan juga tentang keterampilan dalam
hal pembukuan. Administrasi pendidikan memiliki tujuan untuk mencapai apa yang menjadi
tujuan dari pendidikan. Administrasi sangatlah dibutuhkan demi berjalannya proses belajar
mengajar dalam dunia pendidikan. Hal tersebut tidak lepas dari peran serta keaktifan orang
yang menguasai bidang administrasi pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu administrasi Pendidikan?
2. Apa saja yang termasuk dalam ruang lingkup administrasi pendidikan?
3. Apa saja tujuan administrasi pendidikan?
4. Apa saja prinsip-prinsip administrasi pendidikan?
5. Apa saja Manfaat dari administrasi pendidikan?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu administrasi Pendidikan?
2. Mengetahui apa saja yang termasuk dalam ruang lingkup administrasi pendidikan?
3. Mengetahui apa saja tujuan administrasi pendidikan?
4. Mengetahui apa saja prinsip-prinsip administrasi pendidikan?
5. Mengetahui apa saja Manfaat dari administrasi pendidikan?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Administrasi Pendidikan.


Administrasi dalam bahasa Indonesia, kata Administrasi itu sendiri. Merupakan
serapan dalam bahasa Belanda ‘Administratie’ yang bersifat terbatas dan hanya
menyangkut sebagian kecil dari pengertian yang sebenarnya. Dimaksudkan ialah ketata-
usahaan yang diartikan sebagai kegiatan penyusunan keterangan-keterangan secara
sistematis dan pendataan secara tertulis semua kegiatan yang diperlukan dengan maksud
memperoleh suatu ikhtisar dalam keseluruhan dan dalam hubungannya yang sama.
Administrasi pendidikan adalah suatu proses penyelenggaraan dan pengurusan segenap
tindakan atau kegiatan dalam setiap usaha kerja sama kelompok manusia untuk mencapai
tujuan tertentu.
Menurut Luther Gullick yang mendefinisikan bahwa administrasi sebagai
pengorganisasian dan pengarahan sumber-sumber yang berupa manusia atau tenaga kerja
dan material untuk mencapai tujuan akhir yang diinginkan. Administrasi pendidikan
adalah proses keseluruhan kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan
dan pembiayaan, dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik
personil, materiil, maupun spirituil untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien.
B. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan
1. Administrasi Kurikulum
Definisi kurikulum yang dikemukakan oleh salah satu orang yang ahli dalam
bidang administrasi pendidikan yaitu berbunyi “semua katifitas dan semua pengalaman
yang melibatkan semua murid dibawah pengarahan sekolah untuk mencapai tujuan-
tujuan sekolah.” Meliputi pembukuan dan pendataan jumlah meta pelajaran yang
diajarkan, waktu tersedia, jumlah guru beserta pembagian jam pelajaran, jumlah kelas,
penjadwalan, buku yang dibutuhkan, program semester,evaluasi, program tahunan dan
kalender pendidikan. Jadi, seorang administrator dalam tugasnya mengenai
pengembangan kurikulum ialah bahwa di dalam pengembangan kurikulum ini terdapat

2
kegiatan-kegiatan1 (merencanakan, menyelenggarakan, gerakan, dan menilai sutau
program pengajaran) yang memberikan pengertian-pengertian baru dan
mengembangkan kemahiran-kemahiran baru kepada seluruh petugas-petugas sekolah.
2. Administrasi Personel
Memberikan layanan penataan dalam memilih, mengangkat, menempatkan,
membimbing dan mengawasi bahkan sampai pada proses pemberhentian, mutasi dan
promosi pegawai baik itu guru, atau karyawan tata usaha sekolah. Sehingga kalau kita
simoulkan bahwa kegiatan administrasi personalia ini cukup luas, beranngkat dari
penerimaan pegawai/guru sampai pada pemberhentiannya. Dalam pelaksanaannya
didukung pula oleh tersedianya form-form khusus dalam pengadministrasian guru atau
pegawai sekolah, seperti: Daftar Induk Pegawai, Kartu Pegawai, Daftar Hadir Guru,
Buku Piket Guru, Buku Cuti, Daftar Rencana Promosi, BP3, Buku Laporan Kerja, dan
lain-lain.
3. Administrasi Murid
Menekankan pada masalah pembinaan siswa secara intensif. Misalnya menyangkut
masalah pemahaman tentang hal dan kewajiban sebagai seorang murid yang dilengkapi
dengan segala fasilitas yang mendukung pelaksanaan kedua tuntunan tersebut,
umpamanya harus tersedia form-form khusus (lembaran presensi, daftar nilai, daftar
kenaikan kelas, daftar kelas yang berisi nilai seluruh siswa perkelas, dan lain-lain.
Meliputi, Organisasi dan perkumpulan murid. Masalah kesehatan dan kesejahteraan
murid. Penilaian dan pengukuran kemajuan murid. Bimbingan dan penyuluhan bagi
murid.
4. Admnistrasi Material
Semua alat dan perlengkapan yang ada baik yang langsung digunakan dalam
proses belajar mengajar (disebut sarana) maupun yang bersifat pendukung saja dan
tidak langsung digunakan dalam PBM (disebut prasarana). Meliputi, buku perencanaan
pengadaan barang, buku pembagian dan penggunaan barang,buku perbaikan barang, dan
lain-lain.
5. Administrasi keuangan atau pembiayaan pendidikan
Ini merupakan langkah pengelolaan keuangan sekolah mulai dari penerimaan
sampai dengan bagaimana mempertanggung jawabkan keuangan yang digunakan secara
obyektif dan sistematis. Langkah tersebut sang penting sekali diperhatikan, karena
1
A.gaffar, 1991. Dasar-dasar administrasi dan supervisi pendidikan. Padang: Angkasa Raya,hal.60

3
masalah pembiayaan adalah menjadi sarana vital bagi mati hidupnya suatu organisasi
sekolah. Semua kebutuhan baik di bidang personalia, material, kesiswaan dan lain-lain
akan mudah terpenuhi apabila suatu organisasi memiliki biaya yang cukup. Meliputi
keuangan pendaftaran siswa batu, uang gedung, uang seragam, uang pealatan sekolah,
SPP. Dan lain-lain.
C. Tujuan Administrasi Pendidikan
Tujuan administrasi pada umumnya adalah agar semua kegiatan mendukung tercapainya
tujuan pendidikan atau dengan kata lain administrasi yang digunakan dalam dunia
pendidikan diusahakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sergiovanni dan Carver
menyebutkan empat tujuan administrasi, yaitu: 2
1. Efektifitas produksi
2.Efisiensi
3. Kemampuan menyesuaikan diri
4. Kepuasan kerja
Keempat tujuan tersebut digunakan sebagai kriteria untuk menentukan
keberhasilan dalam penyelenggaraan sekolah. Sebagai contoh sekolah mempunyai fungsi
untuk mencapai efektivitas produksi, yaitu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan
tuntutan kurikulum. Dalam pencapaian tujuan tersebut harus dilakukan usaha seefisien
mungkin, yaitu menggunakan kemampuan dana, dan tenaga seminimal mungkin, tetapi
memberikan hasil sebaik mungkin, sehingga lulusan tersebut dapat melanjutkan ketigkat
berikutnya dan dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya yang baru dan
selanjutnya lulusan ini akan mencari kerja pada perusahaan yang memberikan kepuasan
kerja kepada mereka.3
D. Prinsip Administrasi Pendidikan
Prinsip-prinsip administrasi merupakan pedoman pelaksanaan Ilmu Administrasi
Pendidikan di lapangan praktis, seperti dalam suatu sistem penyelenggaraan pendidikan
disekolah maupun diluar sekolah. Prinsip-prinsip berikut tentu saja diangkat dari prinsip-
prinsip fundamental yang menggunakan pendekatan ilmiah dalam manajemen ( scientific
approach to management).4

2
ibid,hal.61

3
Burhanuddin,1994 Analisis administrasi pendidikan dan kepemimpinan pendidikan jakarta: Bumi Aksara,hal.58

4
ibid,hal.58

4
Hasil analisa Harold Koontz, dan kawan-kawan tentang prinsip-prinsip yang diusulkan oleh
Taylor, dapat di garisbawahi sebagai berikut:
1. Menerapkan kembali prosedur dan teknik yang dilandasi oleh pengetahuan terorganisir.
2. Mencapai keharmonisan tindakan kelompok, bukan sebaliknya.
3. Mencapai susunan kerjasama manusia, bukan individualisasi yang tidak menentu.
4. Bekerja untuk memperoleh output semaksimal mungkin.
5. Mengembangkan para bawahan semaksimal mungkin sesuai dengan segala kemampuan
yang ada pada diri dan kemakmuran persatuan mereka sendiri.
Dengan memperhatikan bahwa prinsip-prinsip manajemen itu adalah fleksibel, tidak absolut,
dan harus dapat dipakai tanp memperhatikan kondisi-kondisi dan perubahan khusus, Fayol
juga memperkenalkan 14 prinsip yang didasarkan pada pengalamannya. Prinsip yang
dimaksud adalah sebagai berikut:5
1. Division of work
Ini merupakan spesialisasi yang dianggap para ekonom penting dalam efisiensi
penggunaan tenaga kerja. Fayol menerapkan prinsip tersebut pada semua jenis pekerjaan,
manajerial maupun teknis.
2. Authority and Respoinsibility
Fayol memandang kekuasaan dan tanggungjawab saling berhubungan, karena yang
terakhir ini adalah merupakan akibat dan muncul dari yang pertama (kekuasaan). Kekuasaan
sebagai kombinasi dari kedudukan resmi manajer dan pribadi “yang terbentuk dari faktor
intelejensi, pengalaman,moral, pekerjaan yang lampau, dan lain-lain.
3. Discipline
Yang dipandang sebagai “sikap menghormati pada perjanjian- perjanjian/peraturan
yang disepakati bersama untuk diarahkan pada tercapainya kepatuhan, aplikasi, energi dan
tanda-tanda sikap menghormati.” Fayol menyatakan bahwa disiplin membutuhkan
pemimpin-pemimpin yang baik pada semua tingkat.
4. Unity of Command
Ini berarti para anggota harus menerima suatu perintah hanya dari seorang pimpinan.
5. Unity of Direction
Menurut prinsip ini, setiap kelompok kegiatan yang memiliki tujuan yang sama harus
mempunyai arah dan satu rencana. Berbeda dengan prinsip keempat, ini berhubungan dengan
organisasi “persatuan kerjasama antara manusia”, bukan pada personel tertentu. Walaupun
5
Burhanuddin,1994 Analisis administrasi manajemen dan kepemimpinan pendidikan Jakarta:Bumi Aksara,hal.42

5
demikian, patut pula dicatat, bahwa Fayol tidak memberikan pengertian bahwa semua
keputusan harus dibuat pada tingkat atasan saja. 6
6. Subordination of Individual to General Interest
Agar setiap usaha bersama berjalan desuai dengan rencana, maka para pegawai
haruslah mengesampingkan kepentingan pribadinya dan mengutamakan kepentingan umum
(general interest), kepentingan seluruh anggota. Manakala, misalnya, didapati dua orang
bawahan yang saling beselisihan, maka tugas manajemnlah yang mendamaikannya, dalam
arti dapat menciptakan garis luruh ke arah kesatua atau “general interest”.
7. Remuneration
Sistem penggajian dan metode pembayaran upah haruslah dilaksanakan secara adil
dan dapat memberikan kepuasan semaksimal mungkin pada para pegawai dan majikannya.
8. Centralization
Tanpa menggunakan istilah “sentralisasi kekuasaan”, Fayol menunjukan tingkat
dimana kekuasaan dikonsentrasikan atau disebarkan. Keadaan-keadaan individu itulah yang
menentukan suatu derajat yang akan mampu memberikan hasil yang sebaik-baiknya.
9. Scalar Chain
Fayol memandang ini sebagai “rantai para pimpinan” dari tingkat yang tertinggi
sampai yang terendah, atau dari pekerjaan dan tanggung jawab yang tertinggi sampai ke
tugas/tanggung jawab terendah.
10. Order
Dengan menerangkannya kedalam aturan “material” dan “sosial”, Fayol menggunakan
peribahasa sederhana “a place for everything (everyone), adn everything (everyone) in its
(him or her) place” (suatu tempat untuk segala sesuatu atau srtiap orang, dan segala sesuatu
atau setiap orang pada tempatnya). Ini memang menjadi prinsip organisasi yang esensial di
dalam pengaturan orang-orang maupun benda, dalam rangka penyelenggaraan kerjasama
untuk mencapai tujuan.
11. Equity
Dalam memperlakukan pegawai/bawahan haruslah bersikap adil dan bijaksana, jangan
sampai ada yang di anak emaskan. Hargailah para bawahan itu sesuai dengan prestasi kerja
yang mereka tunjukkan.
12. Stability of Tenur

6
ibid,hal.43-45

6
Perubahan dan pergantian kerja yang tidak begitu penting dapat menjadi penyebab
dan pengaruh buruh manjemen pelaksanaan tugas. Fayol mengannggap hal ini dapat
membahayakan dan menambah pengeluaran biaya saja
13. Initiative
Terutama dalam perumusan dan pelaksanaan rencana, hal ini sangat diperlukan. Fayol
menyarankan agar para personel diberi kesempatan untuk menggunakan kemampuan inisiatif
mereka dalam kegiatan seperti ini.
14. Esprit de Corps
Yang terakhir ini merupakan suatu prinsip bahwa “di dalam kesatuan terdapat
kekuatan” (in union there is strength), seperti halnya eksistensi prinsip kesatuan perintah,
juga menekankan perlu adanya “team work”, dan komunikasi yang baik dalam mencapainya
agar bisa memperoleh hasil bersama. Berikut ini merupakan dasar yang perlu diperhatikan
agar administrator dapat mencapai sukses dalam tugasnya. Beberapa dasar dalam
administrasi antara lain:7
1. Prinsip Efisiensi Administrator akan berhasil dalam tugasnya bila dia menggunakan
semua sumber, tenaga, dana dan fasilitas yang ada secara efisien.
2. Prinsip Pengelolaan Administrator akan memperoleh hasil yang paling efektif dan efisien
dengan cara melakukan pekerjaan manajemen, yakni merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan dan melakukan pemeriksaan (pengontrolan). 3. Prinsip Pengutamanaan Tugas
Pengelolaan Bila diharuskan untuk memilih pekerjaan manajemen dan pekerjaan operatif
dalam waktu yang sama, seorang administrator cenderung memprioritaskan pekerjaan
operatif. Namun ia sebaiknya tidak memfokuskan perhatiannya pada pekerjaan operatif saja
karena bila ia hanya berkecimpung dalam tugas-tugas operatif saja, maka pekerjaan
pokoknya akan terbengkalai.
4. Prinsip Kepemimpinan Yang Efektif Seorang administrator akan berhasil dalam tugasnya
apabila ia memiliki gaya kepemimpinan yang efektif, yakni memperhatikan hubungan antara
manusia (human relationship), pelaksana tugas serta memperhatikan situasi dan kondisi yang
ada. Adapun gaya kepemimpinan yan efektif adalah mampu memelihara hubungan baik
dengan bawahannya. Disamping ia juga harus memperhatikan pembagian dan penyelesaian
tugas bagi setiap anggota organisasi yang sesuai dengan jenis pekerjaannya.
5. Prinsip Kerjasama

7
Eza Rahmaini dan Hade Afriansyah,2019, Administrasi pendidikan,Universitas Negeri padang,hal.3

7
Administrastor dikatakan berhasil dalam melakukan tugasnya bila ia mampu
mengembangkan kerjasama antara seluruh anggota baik secara horizontal maupun secara
vertikal.
E. Manfaat Administrasi Pendidikan
Manfaat administrasi dilihat dari konsep dan teori administrasi maka dapat
ditegaskan bahwa proses pengelolaan, pengarahan, pemantauan, dan penilaian atau evaluasi
terhadap semua program kerja yang memerlukan pengaturan yang baik oleh para profesional
untuk mengekeminasi pemborosan (efisiensi) dan maksimalkan tingkat pencapaian
(keefektifan) potensi sumberdaya yang tersedia. Penting untuk diingat, bahwa manajemen
adalah suatu bentuk kerja. Manajer, dalam melakukan pekerjaannya harus melaksanakan
kegiatan-kegiatan tertentu, yang dinamakan fungsi-fungsi manajemen.
Berikut ini diuraikan fungsi-fungsi aministrasi yang juga diimplementasikan dalam kegiatan
pendidikan yaitu, perencanaan, pengorganinasian, penggerakan, pengkoordinasian,
pengarahan, dan pengawasan dalam konteks kegiatan lembaga pendidikan.
1.Fungsi Perencanaan
Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana
mencapai, berapa lama, berapa orang yang diperlukan, dan berapa banyak biayanya.
Perencanaan ini dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan. Banghart dan Trul
mengemukakan “Educational palnning is first of all a rational proccess”. Pendapat ini
menunjukan bahwa perencanaan pendidikan adalah awal dari proses-proses rasional, dan
mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi
berbagai macam permasalahan. Perencanaan menurut Gibson,at al mencakup kegiatan
menentukan sasaran dan alat sesuai untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Perencanaan merupakan hasil dari kesepakatan dan pengertian diantara personel sekolah
tentang apa yang harus dicapai oleh organisasi. Perencanaan itu dapat diartikan sebagai
proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang
untuk mencapai tujuan yang ditentukan oleh karena itu perencanaan merupakan proses
penetapan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan
secara efisien dan efektif dalam mencapai tujaun. Dengan demikian perencanaan adalah
sasaran untuk bergerak dari keadaan masa kini ke suatu keadaan di masa yang akan datang
sebagai suatu proses yang menggambarkan kerja sama untuk mengembangkan upaya
peningkatan organisasi secara menyeluruh. Sergiovanni mengemukakan: “ plans are guides,

8
approximations, goal post, and compass setting not irrevocable commitments or decisions
commandements”.
Hal ini menunjukan perencanaan sekolah adalah tuntutan – tuntutan, taksiran, pos
tujuan, dan letak pedoman yang telah jadi komitmen dan pernyataan keputusan yang tidak
dapat ditarik kembali, yang diatur dan disepakati secara bersama-sama oleh kepala sekolah,
berdasarkan periode waktu jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut jangkauan
waktunya perencanaan dapat dibagi menjadi perencanaa jangka pendek (satu minggu, satu
bulan, dan satu tahun), perencanaan jangka menengah yaitu perencanaan yang dibuat untuk
jangka waktu tiga sampai tujuh tahun, dan perencanaa jangka panjang dibuat untuk waktu
delapan sampai duapuluh lima tahun. Pembagian waktu ini bersifat kira-kira, dan tiap ahli
dapat saja menerima batasan yang berbeda-beda atau berlainan, penggalan waktu ini dibuat
merupakan ancar-ancar atau contoh yang dapat saja dilakukan. Perencanaan dilaksanakan
atas kesepakatan bersama Banghart dan Trull mengemukakan: “educational planning must be
partisipatory planning that provides socially intergrated educational expreriences”.
Oleh karena itu perencanaan harus melibatkan banyak orang, harus menghasilkan
program-program uang berpusat pada murid, menjadi jalan istimewa yang terus berkembang,
luwes dan mampu menyesuaikan diri terhadap kebutuhan, dapat dipertanggung jawabkan dan
menjadi penjelas dari tahap-tahap yang dikehendaki dengan melibatkan sumber daya sekolah
dalam pembuatan keputusan untuk mencapai tujuan. Proses perencanaan dilaksanakan secara
kolaboratif atau kerjasama, artinya dengan mengikut sertakan personel sekolah dalam semua
tahap perencanaan.
Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap
kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif
mungkin. Terdapat sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan: 8
a. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungan;
b.Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama;
c. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran;
d. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat;
e. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;
f. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi;
g. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami;
8
Liza luthfiah,2019. Pentingnya Administrasi dan Supervisi Pendidikan dan Konsep Dasar

9
h. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan
i. Menghemat waktu, usaha dan dana. Selain itu dalam perencanaan terdapat prinsip-prinsip
yang harus diperhatikan, karena merencanakan sesuatu harus didasarkan atas pertimbangan
tertentu dan sebuah perencanaan haruslah memiliki banyak manfaat, berikut adalah prinsip-
prinsip dalam perencanaan:
a. Perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan;
b. Perencanaan adalah suatu proses yang komprehensif;
c. Perencanaan hendaklah menghasilkan rencana yang fleksibel dan realistis;
d. Perencanaan harus berorientasi pada tujuan;
e. Perencanaan pendidikan harus memperhitungkan aspek-aspek kuantitatif dan kualitatif
pendidikan;
f. Perencanaan pendidikan harus melahirkan rangkaian tindakan yang jelas, terarah, dan
menurut prinsip efisiensi dan efektifitas; dan
g. Perencanaan pendidikan harus didasarkan pada identifikasi fenomena pendidikan yang
sedang terjadi. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah proses
menentukan sasaran, alat, tuntutan-tuntutan, taksiran, pos-pos tujuan, pedoman dan
kesepakatan (commitment) yang menghasilkan program-program sekolah yang terus
berkembang. Perencanaan pada institusi pelayanan belajar yakni sekolah harus luwes,
mampu menyesuaikan diri terhadap kebutuhan, dapat dipertanggung jawabkan dan menjadi
penjelas dari tahap-tahap yang dikehendaki dengan melibatkan sumber daya dalam
pembuatan keputusan. Perencanaan sekolah ini juga seharusnya menjadi bagian penting dari
perencanaan pemerintah kabupaten/kota dimana sekolah itu berada. Jika perencanaan sekolah
dan pemerintah daerah tidak sama atau berbeda, maka target dan tujuan masing-masing juga
berbeda, apa bila hal ini terjadi tentu saja masyarakat tidak akan menerima pelayanan
pendidikan yang memadai dan pada gilirannya mutu pendidikan didaerah tersebut tidak akan
terpenuhi sebagaimana diharapkan.9
2. Fungsi Pengorganisasian
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan membagi tugas-tugas pada orang yang
terlibat dalam kerja sama pendidikan. Karena tugas-tugas ini demikian banyak dan tidak
dapat diselesaikan oleh satu orang saja, maka tugas-tugas ini dibagi untuk dikerjakan oleh
masing-masing organisasi. Kegiatan pengorganisasian adalah untuk menentukan siapa yang
akan melaksanakan tugas sesuai prinsip pengorganisasian. Goston mengemukakan
9
Syaiful Sagala,2012 Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: ALFABETA,hal,49.

10
“organizing the school involves more than identifying positiob abd defining relationshipon
an organizational chart, the most important factor that an administrator should consider in
organizing a school are the people associated with it.”
Salah satu prinsip pengorganisasian adalah terbaginya semua tugas dalam berbagai
unsur organisasi secara proposional, dengan kata lain pengorganisasian yang efektif adalah
membagi habis dan menstrukturkan tugas-tugas kedalam sub-sub atau komponen-komponen
organisasi. Pengorganisasian diartikan sebagai keseluruhan proses untuk memilih orang-
orang serta mengalokasikan sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-orang itu
dalam organisasi. Pengorganisasian juga dimaksudkan mengatur mekanisme kerja organisasi,
sehingga dengan pengaturan tersebut dapat menjamin pencapaian tujuan yang ditentukan.
Ada empat syarat yang dipertimbangkan dalam pengorganisasian yaitu legitimasi
(legitimacy), efisiensi (efficiency), keefektifan (effectiveness), dan keunggulan (excelence).
Legitimasi sekolah memberikan respon dan tuntutan eksternal, yaitu sekolah mampu
menampilkan performasi organisasi yang dapat meyakinkan pihak- pihak terkait akan
kemampuan sekolah mencapai tujuan melakukan tindakan melalui sasaran. Efisiensi dalam
pengorganisasian pengakuan tehadap sekolah pada penggunaan waktu, uang, dan sumber
daya yang terbatas dalam mencapai tujuannya, yaitu menentukan alat yang diperlukan,
pengalokasian waktu, dana, dan sumber daya sekolah. Keefektifan dalam pengorganisasian
sekolah menggambarkan ketepatan pembagian tugas, hak, tanggung jawab, hubungan kerja
bagian-bagian organisasi. Sedangkan keunggulan dalam pengorganisasian menggambarkan
kemampuan organisasi dan kepala sekolah melaksanakan fungsi dan tugasnya sehingga dapat
meningkatkan harga diri dan jualitas sekolah. Hal ini sejalan dengan pendapat Terry yang
mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-
hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, hingga mereka dapat bekerja sama
secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu
dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sarana tertentu. Quigley,
Joseph V mengemukakan ada lima kesuksesan organisasi yakni: 10
a. Kualitas (Quality), yaitu organisasi memberikan kualitas pelayanan yang tertinggi kepada
pelanggan (customers) untu menjamin kepuasan mereka
b. Pertumbuhan (Growth), yaitu menjamin adanya pertumbuhan jangka panjang dan
pertumbuhan pasar secara kompetitif c. Orang-orang (People), yaitu menjamin bahwa

10
Hilal Mahmud,2015. Administrasi Pendidikan (menuju sekolah efektif). Makassar:Aksara Timur.

11
pemerintah dan satuan pendidikan mempunyai orang-orang yang diperlukan untuk
mengemban misi
d. Tingkah Laku Etis (Ethical Conduct), yaitu mengatyr bisnis organisasi dalam tindakan
yang konsisten yang mengacu kepada kualitas pendidikan sebagai standar pertumbuhan
utama dari organisasi dan memaksimalkan niali-nilai pencapaian misi
e. Keuangan (Financial), yaitu kemampuan yang memelihara dan mengelola keuangan atau
anggaran secara konsisten sebagai faktor utama pertumbuhan organisasi dan memaksimalkan
nilai para pemakainya. Dale menunjukan tiga langkah sebagai prosedur pengorganisasian,
yaitu:
a.Pemerincian pekerjaan, yaitu menentukan tugas-tugas apa yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan organisasi
b. Pembagian beban pekerjaan kepada orang-orang yang memiliki kualifikasi yang tepat dan
dengan beban yang rasional, tidak overloaded , dan tidak terlalu ringan agar mencapai
pelaksanaan secara efektif dan efisien
c. Pengadaan dan pengembangan mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan. Turney
mengemukakan beberapa tugas yang harus dilaksanakan dalam pengorganisasian, yaitu:
a. Mengembangkan dan membentuk struktur organisasi
b. mengadakan penyesuaian anggota kelompok organisasi dan menetapkan harapan-harapan
yang tinggi
c. memberikan tugas dan pendelegasian wewenang
d. mengkoordinasikan dan pemberian dukungan secara terus menerus Jadi, kepemimpinan
adalah tingkat kemampuan pimpinan sebagai pengambil kebijakan pada birokrasi
pemerintah dan kepala sekolah sebagai pimpinan kegiatan pembelajaran. Para pimpinan ini
melakukan semua kegiatan manajerial untuk mewujudkan hasil yang direncanakan dengan
menentukan sasaran, menentukan struktur tugas, wewenang dan tanggung jawab, dan
menentukan fungsi-fungsi setiap personel sehingga terlaksananya tugas pada berbagai unsur
organisasi. Pengorganisasian adalah tingkat kemampuan pimpinan dan tanggung jawab,
menentukan personel pelaksana tugas, menentukan alat-alat yang diperlukan, pengalokasian
waktu, mengalokasikan dan menggunakan dana, dan pemanfaatan sumber daya sekolah.
3. Fungsi Penggerakan Menggerakkan (actuating) menurut Terry berarti merangsang anggota
kelompok melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik. Tugas
menggerakkan dilakukan oleh pemimpin, oleh karena itu kepemimpinan kepada daerah dan
kepemimpinan kepala sekolah mempunyai peran yang sangat penting menggerakkan personel

12
melaksanakan program kerja sekolah. Menggerakkan dalah tugas pemimpin dan
kepemimpinan. Menggerakkan menurut Keith Davis ialah kemampuan pemimpin membujuk
orang-orang mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat Jadi,
pemimpin menggerakkan dengan penuh semangat, dan pengikut juga bekerja dengan penuh
semangat. Pemimpin yang efektif menurut Hoy dan Miskel cenderung mempunyai hubungan
dengan bawahan yang sifatnya mendukung (suportif) dan meningkatkan rasa percaya diri
menggunakan kelompok membuat keputusan. Kefektifan kepemimpinan menunjukkan
pencapaian tugas pada rata-rata kemajuan, keputusan kerja, moral kerja, dan kontribusi
wujud kerja. Arahan (Direction): manajer mengemban hampir semua tanggung jawab untuk
melembagakan arahan. Sondang P. Siagan keberatan menggunakan istilah actuating, karena
baginya actuating berarti menggerakan dari belakang. Bagi Sondang P. Siagan istilah yang
tepat mengganmbarkan fungsi pergerakkan dalam arti pemberi motif, adalah motivasi. Secara
implisit istilah motivating telah tercakup adanya usaha untuk mensinkronasikan tujuan
organisasi dan tujuan-tujuan pribadi dari para anggota organisasi. Terry menjelaskan bahwa
actuating merupakan usaha untuk menggerakkan anggota kelompok sedemikian rupa
sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran organisasi. Actuating
berarti usaha mendapatkan hasil dengan pergerakkan orang lain, istilah ini menurut Sondang
P. Siagan jauh lebih lunak dibandingkan istilah commanding atau directing, kelunakan ini
dipengaruhi oleh masyarakat yang semakin demokratis. Lemahnya kinerja suatu organisasi
antara lain adalah disebabkan lemahnya kepemimpinan dalam organisasi itu, indikator
lemahnya kepemimpinan antara lain adalah ketidakmampuannya menggerakkan potensi
sumber daya organisasi yang ada. Para personel tidak akan bekerja secara maksimal jika
arahan dan pimpinannya tidak jelas mau kemana organisasi ini dibawanya. Jadi,
penggerakkan yang dilakukan oleh pemimpin adalah sebagai pemicu bagi anggota organisasi
untuk bekerja dengan baik dan benar.
4. Fungsi Pengkoordinasian Koordinasi (Coordinatin) adalah penerapan sistem formal untuk
mencapai koordinasi lebih besar dari pimpinan teras sebagai pengaman. Sistem koordinasi
umumnya tidak efektif karena muncul krisis birokrasi, dan umumnya krisis ini akan terjadi
jika organisasi menjadi terlalu besar dan rumit untuk dikelola, dan solusinya adalah
kolaborasi. Pengkoordinasian mengandung makna menjaga agar tugas-tugas yang telah
dibagi itu tidak dikerjakan menurut kehendak yang mengerjakan saja, tetapi menurut aturan
sehingga menyumbang terhadap pencapaian tujuan. Pada pokoknya pengkoordinasian
menurut The Liang Ge merupakan rangkaian aktivitas menghubungkan, menyatupadukan,

13
dan menyelaraskan orang-orang dan pekerjaannya sehingga semuanya berlangsung secara
tertib dan seirama menuju ke arah tercapainya tujuan tanpa terjadi kekacauan, percekcokan,
kekembaran kerja atau kekosongan kerja. Sedangkan menurut Oteng Sutisna merumuskan
koordinasi ialah mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang-orang, bahan, dan
sumber-sumber lain ke arah tercapainya maksud yang telah ditetapkan. Sementara itu
Purwanto mengemukakan koordinasi adalah aktivitas membawa orang-orang, materiil,
pikiran-pikiran, teknik-teknik, dan tujuan-tujuan kedalam hubungan yang harmonis dan
produktif dalam mencapai suatu tujuan.
Kata kuncinya adalah membawa organisasi mencapai tujuan dalam hubungan yang
harmonis dan produktif. Dari pengertian ini dapat ditegaskan bahwa pengkoordinasian dalam
satuan pendidikan adalah “mempersatukan rangkaian aktivitas penyelenggaraan pendidikan
dan pembelajaran dengan menghubungkan, menyatu padukan dan menyelaraskan orang-
orang dan pekerjaannya sehingga semuanya berlangsung secara tertib ke arah tercapainya
maksud yang telah ditetapkan”. Jadi, koordinasi harus menghasilkan penyatuan dari tiap-tiap
bagian maupun personel dalam keseluruha agar ada sinkronasi yang baik, segala sesuatu
berjalan menurut rencana pada waktu yang tepat. Organisasi yang baik menurut Sergiovanni
memberikan susunan administratif, aturan-aturan, dan mekanisme pengkoordinasian yang
dibutuhkan untuk memudahkan menjalankan aktivitas organisasi secara maksimal.
Koordinasi dalam opersionalnya adalah mengerjakan unit-unit, orang-orang, lalulintas
informasi, dan pengawasan sefektif mungkin, semuanya harus seimbang dan selaras dengan
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Peran dan kemampuan pemimpin dan kepala
sekolah dalam mengkoordinasikan program kerja organisasi menjadi demikian penting.
Koordinasi yang baik akan berhasil dengan syarat:
1. Pembagian kerja yang jelas dalam organisasi
2. Membangun semangat kerja sama yang besar di antara personel pendidikan dan adanya
organisasi informil yang sehat dalam tubuh organisasi yang bersangkutan
3. Tersedianya fasilitas kerja dan kontak hubungan yang cukup lancar bagi semua pihak
dalam organisasi,
4.nMemulai tahapan suatu kegiatan dengan benar dan mempertahanlan kualitas pekerjaan
sebagai proses yang kontinu. Koordinasi dapat diwujudkan dengan menggunakan cara-cara
antara lain:
1.nKonprensi atau pertemuan lengkap, atau rapat pleno lengkap, atau istilah lain yang
mengenai pertemuan tersebut yang mewakili unit kerja

14
2. Pertemuan berkala untuk pejabat-pejabat tertentu
3. Pembentukan panitia gabungan jika diperlukan
4.Pembentukan bahan koordinasi jika staf untuk mengkoordinir kegiatan
5. Mewawancarai bawahan untuk mengetahui hal yang paling penting berkaitan dengan tugas
dan tanggung jawabnya
6. Memorandum atau instruksi berantai
7. Ada dan tersedianya buku pedoman organisasi dan tatakerja Pendekatan ataupun cara ini
dilakukan disesuaikan dengan bidang kegiatan kultur organisasi dimana kegiatan itu
dilaksanakan. Adapun unsur-unsur koordinasi yang penting dalam organisasi antara lain:
1. Ada koordinator yang cukup berwibawa dilihat dari keduduka dan pendidikannya untuk
emfungsikan tiap-tiap bagian atau orang-orang dalam organisasi. Koordinator tersebut
memiliki kemampuan untuk membawa dan menggunakan sumbangan dari unit atau orang
tersebut guna mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
2. Ada unit atau orang yang dikoordinasikan yang sudah di tata dan mampu memberikan
sumbangan yang sangat berguna bagi terwujudnya cita-cita bersama
3. Ada pengertian timbal balik dari koordinator dan mereka yang dikoordinir untuk saling
menghargai dan saling kerjasama bagi kepentingan organisasi. Ketiga unsur tersebut
memainkan peran pentingnya sebagai upaya mengoptimalkan kinerja organisasi sehingga
tercapainya tujuan bersama. Koordinasi yang baik dapat menghindarkan kemungkinan
terjadinya persaingan yang tidak sehat atau kesimpangsiuran dalam tindakan. Koordinasi
yang baik menjadikan semua bagian dan personal dapat bekerjasama menuju ke suatu arah
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Rencana atau program pendidikan pada satuan
pendidikan sifatnya sangat kompleks dan menyangkut banyak segi yang bersangkut paut satu
sama lainnya. Sifat komplek ini menunjukkan sangat perlunya tindakan-tindakan yang
dikoordinasikan untuk mengatasi batas-batas perencanaan maupun batas-batas personel.
Koordinasi ini juga untuk mengatasi kemungkinan duplikasi dalam tugas, perebutan hak dan
tanggung jawab, ketidak seimbangan dalam berat ringannya pekerjaan (misalnya: guru yang
satu mendapat jam mengajar yang cukup banyak sementara guru lain yang sama bidang
studinya mendapat sedikit jam mengajar), kesimpangsiuran dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawab, dan sebagainya.
5. Fungsi Pengarahan Pengarahan (directing) dilakukan agar kegiatan yang dilakukan
bersama tetap melalui jalur yang telah ditetapkan, tidak terjadi penyimpangan yang dapat
menimbulkan terjadinya pemborosan. Koontz dam O’Donnel mempergunakan istilah

15
directing sebagai fungsi terpenting dalam menggerakkan bawahan Nawawi mengemukakan
bahwa directing adalah memelihara, menjaga dan memajukan organisasi melalui setiap
personal, baik secara struktural maupun fungsional, agar setiap kegiatannya tidak terlepas
dari usaha mencapai tujuan. Kegiatan directing antara lain adalah:
a. Memberikan dan menjelaskan perintah
b. Memberikan petunjuk melaksanakan suatu kegiatan
c.nMemberikan kesempatan meningkatkan pengetahuan, keterampilan/kecakapan dan
keahlian agar lebih efektif dalam melaksanakan berbagai kegiatan organisasi
d.nMemberikan kesempatan ikut serta menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk memajukan
organisasi berdasarkan inisiatif dan kreativitas masing-masing
e.nMemberikan koreksi agar setiap personal melakukan tugas-tugasnya secara efisien.
Sebagai pengarah para pimpinan tersebut berada pada tingkat pimpinan eksekutif tertinggi.
6. Fungsi Pengawasan Secara umum pengawasan dikaitkan dengan upaya untuk
mengendalikan, membina dan pelurusan
sebagai upaya pengendalian mutu dalam arti luas. Melalui pengawasan yang efektif, roda
organisasi, implementasi rencana, kebijakan, dan upaya pengendalian mutu dapat
dilaksanakan dengan lebih baik.
Pengawasan ialah fungsi administratif dan personal dapat bekerjasama menuju kesuatu
arah tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Rencana atau program pendidikan pada satuan
pendidikan sifatnya sangat kompleks dan menyangkut banyak segi yang bersangkut paut satu
sama lainnya. Sifat komplek ini menunjukkan sangat perlunya tindakan-tindakan yang
dikoordinasikan untuk mengatasi batas-batas perencanaan maupun batas-batas personel.
Koordinasi ini juga untuk mengatasi kemungkinan duplikasi dalam tugas, perebutan hak dan
tanggung jawab, ketidakseimbangan dalam berat ringannya pekerjaan (misalnya: guru yang
satu mendapat jam mengajar yang cukup banyak sementara guru lain yang sama bidang
studinya mendapat sedikit jam mengajar), kesimpangsiuran dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawab, dan sebagainya.
5.nFungsi Pengarahan Pengarahan (directing) dilakukan agar kegiatan yang dilakukan
bersama tetap melalui jalur yang telah ditetapkan, tidak terjadi penyimpangan yang dapat
menimbulkan terjadinya pemborosan. Koontz dam O’Donnel mempergunakan istilah
directing sebagai fungsi terpenting dalam menggerakkan bawahan Nawawi mengemukakan
bahwa directing adalah memelihara, menjaga dan memajukan organisasi melalui setiap

16
personal, baik secara struktural maupun fungsional, agar setiap kegiatannya tidak terlepas
dari usaha mencapai tujuan. Kegiatan directing antara lain adalah:
a. Memberikan dan menjelaskan perintah
b. Memberikan petunjuk melaksanakan suatu kegiatan
c. Memberikan kesempatan meningkatkan pengetahuan, keterampilan/kecakapan dan
keahlian agar lebih efektif dalam melaksanakan berbagai kegiatan organisasi
d. Memberikan kesempatan ikut serta menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk memajukan
organisasi berdasarkan inisiatif dan kreativitas masing-masing
e. Memberikan koreksi agar setiap personal melakukan tugas-tugasnya secara efisien.
Sebagai pengarah para pimpinan tersebut berada pada tingkat pimpinan eksekutif tertinggi.
6. Fungsi Pengawasan Secara umum pengawasan dikaitkan dengan upaya untuk
mengendalikan, membina dan pelurusan sebagai upaya pengendalian mutu dalam arti luas.
Melalui pengawasan yang efektif, roda organisasi, implementasi rencana, kebijakan, dan
upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Pengawasan ialah fungsi
administratif pengawasan terdiri dari tiga langkah universal,yaitu:
a. Mengukur perbuatan
b. Membandingkan perbuatan dengan standar yang ditetapkan dan menetapkan perbedaan-
perbedaan jika ada
c.nMemperbaiki penyimpangan dengan tindakan pembetulan Jadi, dapat disimpulkan bahwa
prinsip-prinsip pengawasan adalah sebagai berikut:
a.Strategi menentukan keberhasilan dengan mengukur perbuatan
b. Membandingkan perbuatan dengan standar yang ditetapkan dan menetapkan perbedaan-
perbedaan jika ada yan
menjadi umpan balik sebagai bahan tevisi dalam mencapai tujuan
c. Responsif terhadap perubahan-perubahan kondisi dan lingkungan
d. Cocok dengan organisasi pendidikan dengan memperhatikan hakikat manusia dalam
mengontrol para personel pendidikan e. Memperbaiki penyimpangan dengan tindakan
pembetulan. Dengan kata lain, kegiatan monitoring atau pemantauan dan pengawasan adalah
kegiatan untuk mngumpulkan data tentang penyelenggaraan suatu kerjasama antara guru,
kepala sekolah, konselor, supervisor, dan petugas sekolah lainnya dalam institusi satuan
pendidikan.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Administrasi pendidikan adalah segenap proses pengerahan dan pengintegrasian
segala sesuatu atau potensi dalam suatu aktivitas kelembagaan, baik personal, spiritual,
material, yang bersangkutan dengan pencapaian tujuan pendidikan. Ruang lingkup
administrasi pendidikan yaitu,administrasi kurikulum, administrasi personel, administrasi
murid,administrasi material,dan administrasi keuangan atau pembiayaan pendidikan. Tujuan
administrasi pada umumnya adalah agar semua kegiatan mendukung tercapainya tujuan
pendidikan atau dengan kata lain administrasi yang digunakan dalam dunia pendidikan
diusahakan untuk mencapai tujuan pendidikan 1). Efektifitas produksi, 2).Efisiensi,3).
Kemampuan menyesuaikan diri, 4). Kepuasan kerja. Sedangkan manfaatnya adalah
administrasi dilihat dari konsep dan teori administrasi maka dapat ditegaskan bahwa proses
pengelolaan, pengarahan, pemantauan, dan penilaian atau evaluasi terhadap semua program
kerja yang memerlukan pengaturan yang baik oleh para profesional untuk mengekeminasi
pemborosan (efisiensi) dan maksimalkan tingkat pencapaian (keefektifan) potensi
sumberdaya yang tersedia.

1
DAFTAR PUSTAKA

Gaffar, 1991. Dasar-Dasar Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Padang: Angkasa Raya
Burhanuddin, 1994. Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Eza Rahmaini dan Hade Afriansyah, 2019,
Administrasi Pendidikan, Universitas Negeri Padang Syaiful Sagala, 2012. Administrasi
Pendidikan Kontemporer. Bandung: ALFABETAG.R. Terry dan L.W. Rue, 1985.
Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: PT. BINA AKSARA
Liza Luthfiah, 2019. Pentingnya Administrasi dan Supervisi Pendidikan dan Konsep Dasar.
Universitas Negeri Padjajaran Hilal Mahmud, 2015. Administrasi Pendidikan (Menuju
Sekolah Efektif). Makassar: Aksara Timur Sri Marmoah, 2016. Administrasi Dan
Supervisi Pendidikan Teori dan Praktek. Sleman DEEPUBLISH

Anda mungkin juga menyukai