Disusun oleh:
Septi Merliani (4301413004)
Gita Imansari (4301413006)
Cipta Restu Aruni (4301413008)
Novanda Varantika (4301413060)
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah
memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun
pikiran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Manajemen Keuangan Pendidikan” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu
Prof. Dr. Kasmadi Imam S. M.S selaku dosen mata kuliah Manajemen Pendidikan
Kimia.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah
ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari
pembaca sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa
saja yang membacanya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
d. Pembukuan
Pembukuan ini meliputi pencatatan berbagai transaksi yang terjadi yang
merupakan implementasi dari penganggaran. Pembukuan dan bantuan
dilakukan oleh bendaharawan yang mengelola dana tersebut dan dibukukan
dalam buku kas umum dan buku kas pembantu sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Pembukuan dana bantuan di sekolah diatur sebagai berikut :
1) Kepala sekolah adalah administrator dana bantuan di sekolah dan untuk itu
kepala sekolah diwajibkan membuat suatu pembukuan yang ditutup pada
setiap akhir bulan.
2) Pembukuan dibuat dalam bentuk buku kas.
Kepala sekolah selaku administrator dan bantuan diwajibkan membuat
surat pertanggungjawaban (SPJ), dengan dilampiri bukti-bukti pengeluaran
yang sah. Sekolah sebagai suatu unit pelaksana teknis mempunyai berbagai
program yang didukung oleh anggaran rutin dan ada pula program yang
didukung oleh dana dari BP3. Seorang bendaharawan mengurus uang negara,
uang milik pihak ketiga yang dikuasai negara dan berada pada Kas Negara.
Juga barang-barang milik negara yang berada dalam gudang (senjata, garam,
beras dan lain-lain). Dalam pembukuan buku Kas Umum kadang-kadang
terdapat selisih kurang atau selisih lebih, padahal prinsipnya saldo Buku Kas
Umum harus sama dengan Saldo Kas. Selisih kurang (ketekoran uang dalam
Kas) pada umumnya disebabkan karena:
1. Uang yang tercuri, hilang, kebongkaran, kebakaran, dan sebagaianya
2. Lipatan uang yang kurang, yang mungkin tidak dihitung terlebih dahulu
3. Pembulatan ke atas atau ketiadaan uang kecil untuk pembayaran
4. Kuitansi pengeluaran yang lupa dibukukan
Ada beberapa ketentuan yang harus dilakukan berdasar Surat Keputusan
Menteri Keuangan No. Kep-332/M/V/9/1968 tanggal 26 September 1968,
antara lain:
1. Pada halaman pertama Buku Kas Umum, oleh Bendaharawan (Pemegang
Kas) pencatatan jumlah halaman Buku Kas Umum, diberi tanggal dan
ditandatangi. Tiap halaman diberi nomor urut dan diparap. Halaman
terakhir untuk catatan pemeriksaan kas.
2. Buku Kas Umum harus ditulis dengan tinta hitam. Dalam Buku Kas Umum
tidak boleh ada coretan-coretan, bekas hapusan dan apabila ada kesalahan
agar dicoret dengan dua garis lurus linier dan diparap. Asli tulisan masih
tetap dapat dibaca. Tidak boleh merobek lembaran buku apabila ada
kesalahan.
Apabila ada kesalahan tulis pembukuan, misalnya angka yang dicatat
dalam buku lebih besar atau lebih kecil dari bukti kuitansinya dapat dilakukan
perbaikan dengan beberapa cara, antara lain.
1. Mencoret angka yang salah dengan dua garis lurus linier dan diparap,
kemudian ditulis angka yang benar di atasnya.
2. Apabila terjadi kesalahan pembukuan pengeluaran, maka dibukukan
kembali (contra post) atau didebet kemudian baru dibukukan dalam pos
pengeluaran angka yang benar.
3. Hanya membukukan selisihnya saja pada Buku Kas Umum, jika terjadi
selisih kurang dalam pembukuan pengeluaran, maka Buku Kas Umum
dikredit sebesar selisih tersebut dan sebaliknya.
e. Cara mempertanggungjawabkan Keuangan
Beberapa prinsip yang dijadikan pegangan dalam kegiatan
mempertanggungjawabkan keuangan yang dilakukan oleh atasan langsung,
meliputi:
1) Diusahakan secara singkat dan dilaksanakan pada setiap akhir pecan.
2) Periksa terlebih dahulu Buku Kas Umum dalam hubungannya dengan
buku yang lain setiap akhir bulan.
3) Diperingatkan kepada bendaharawan mengenai: pengiriman SPJ (Surat
Pertanggung Jawaban) bulanan, penyetoran MPO/PPn.
4) Diperiksa pengurusan barang inventaris dan penyimpanan dokumen
pertanggal keuangan sewaktu-waktu.
5) Diadakan pemeriksaan kas dengan menyusun Berita Acara Pemeriksaan
Kas setiap akhir triwulan secara teratur.
6) Atasan langsung bendaharawan bertanggung jawab atas kerugian
keuangan Negara.
7) Dilaporkan dengan segera (paling lambat satu minggu) jika terjadi
kerugian yang diderita oleh Negara karena penggelapan atau perbuatan
lain, kepada Sekretaris Jenderal Depdiknas c.q. Kepala Biro Keuangan
dengan tembusan kepada Inspektur Jenderal Depdiknas dan BPK.
2.4 Pengawasan Keuangan Pendidikan
Pengawasan keuangan adalah suatu pemeriksaan yang terutama
ditujukan pada masalah keuangan (transaksi, dokumen, buku, daftar serta
laporan), antara lain untuk memperoleh kepastian bahwa berbagai transaksi
keuangan dilakukan sesuai dengan undang-undang, peraturan, keputusan,
instruksi untuk menilai kewajaran yang diberikan oleh laporan keuangan. UUD
1945 pasal 23 ayat 5 mengamanatkan bahwa : Untuk memeriksa tanggung
jawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan,
yang peraturannya ditetapkan dengan undang-undang. Hasil pemeriksaan itu
diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Oleh karena pemeriksaan itu merupakan salah satu cara untuk
melaksanakan fungsi pengawasan, maka secara sederhana norma pengawasan
diartikan sebagai patokan, kaidah atau ukuran yang ditetapkan oleh pihak yang
berwenang dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan sebagaimana diatur
dalam Instruksi Presiden No 15 tahun 1983 meliputi pengawasan fungsional
dan pengawasan melekat yang berpedoman kepada norma sebagai berikut :
1) Pengawasan tidak mencari-cari kesalahan, yaitu tidak mengutamakan
mencari siapa yang salah, tetapi apabila ditemukan kesalahan,
penyimpangan dan hambatan supaya dilaporkan sebab-sebab dan
bagaimana terjadinya, serta menemukan bagaimana memperbaikinya.
2) Pengawasan merupakan proses yang berlanjut yaitu dilaksanakn terus
menerus, sehingga dapat memperoleh hasil pengawasan yang
berkesinambungan,
3) Pengawasan harus menjamin adanya kemungkinan pengambilan koreksi
yang cepat dan tepat terhadap penyimpangan dan penyelewengan yang
ditemukan untuk mencegah berlanjutnya kesalahan dan atau
penyelewengan,
4) Pengawasan bersifat mendidik dan dinamis, yaitu dapat menimbulkan
kegairahan untuk memperbaiki, mengurangi atau meniadakan
penyimpangan di samping menjadi pendorong dan perangsang untuk
menertibkan penyempurnaan kondisi obyektif pengawasan.
BAB III
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
1. Manajemen keuangan sekolah merupakan suatu pengelolaan terhadap
fungsi-fungsi keuangan yang akan dipergunakan untuk penyelenggaraan
pendidikan.
2. Fungsi administrasi dalam pengelolaan keuangan sekolah seperti
perencanaan, pengorganisasian sumber dana sekolah dan
pendistribusiannya, penggerakan dan penggunaan keuangan sekolah,
pengawasan dan evaluasi anggaran serta mempertanggungjawabkannya.
3. Sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah secara garis besar
dapat dikelompokan atas tiga sumber, yaitu : pemerintah, orang tua, dan
masyarakat.
4. Pengelolaan keuangan secara garis besar mencakup 3 fungsi utama, yaitu:
membuat anggaran, pencatatan atau pembukuan, dan pemeriksaan atau
pengawasan.
5. Pembukuan meliputi pencatatan berbagai transaksi yang terjadi yang
merupakan implementasi dari penganggaran.
6. Pengawasan keuangan adalah pemeriksaan yang t ditujukan pada masalah
keuangan untuk memperoleh kepastian bahwa transaksi keuangan
dilakukan sesuai dengan undang-undang, peraturan, keputusan, instruksi
untuk menilai kewajaran yang diberikan oleh laporan keuangan.
4.2 SARAN
1. Hendaknya pengetahuan mengenai manajemen keuangan pendidikan dapat
dipelajari lebih lanjut.
2. Sebaiknya penulis memperbanyak sumber atau referensi dalam penulisan
makalah.
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin. 2010. Manajemen Pendidikan Islam. Malang: UIN Maliki Press