OLEH
RAMLI
NIP. 196707271995031002
TAHUN 2021
MANAGEMEN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
I..PENDAHULUAN
Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara
langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut
lebih terasa lagi dalam implementasi MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), yang
menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada
masyarakat dan pemerintah. Pembiayaan pendidikan merupakan salah satu dari
delapan standar pendidikan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor : 69 Tahun 2009 tentang Standar Pembiayaan Pendidikan Non Personal.
Dalam Permendiknas tersebut dijelaskan bahwa biaya operasional sebagai berikut :
1. Untuk SD/MI : Biaya untuk 1 rombel/pertahun sebesar :Rp.
16.240.000
2. Untuk MTs/SMP : Biaya untuk 1 rombel/pertahun sebesar :Rp.
22.720.000
3. Untuk MA/SMA : Biaya untuk 1 rombel/pertahun sebesar :Rp.
30.720.000
4. Untuk SMK : Biaya untuk 1 rombel/pertahun sebesar :Rp.
58.560.0001
potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam
kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu disadari
maupun yang tidak disadari. Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola
sebaik-baiknya, agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk
1
Permendiknas Nomor : 69 Tahun 2009, h. 2
menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini penting, terutama dalam rangka
sekolah karena pada umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan pada masalah
keterbatasan dana, apa lagi dalam kondisi krisis pada sekarang ini.
II. PEMBAHASAN
Mary Parker Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Manajemen belum memiliki definisi
2
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
keuangan pendidikan mengacu kepada regulasi yang ada. Transparan artinya bahwa
fungsi ordonator untuk menguji hak atas pembayaran. Pengelola keuangan sekolah
sekolah.
pembiayaannya
dinamis. Hal ini penting karena pengelolaan yang dilakukan oleh seorang manajer
lain. Dengan kata lain, setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya.
Dalam tataran pengelolaan cara mengatur lalu lintas uang yang diterima dan
menentukan untuk apa, dimana, kapan dan beberapa lama akan dilaksanakan, dan
bagaimana aturan dan tata kerjanya. Kegiatan pelaksanaan menentukan siapa yang
terlibat, apa yang dikerjakan, dan masing-masing bertanggung jawab dalam hal apa.
3
Sutikno, M Sobri. 2008. Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Prospect. h. 34
melakukannya, dan akan dilakukan oleh siapa. Kegiatan umpan balik merumuskan
Operasional Sekolah.
line of business, keadaan para nasabah/konsumen, organisasi pengelola, dan skill para
pejabat pengelola.
a. Perencanaan anggaran
e. Pertanggungjawaban4
tugas antara fungsi otorisator, ordonator dan bendaharawan. Otorisator adalah pejabat
4
Muchdarsyah Sinungan. 1993. Dasar-Dasar Management Kredit. Jakarta: Bumi Aksara.h. 64-65
berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan. Adapun bendaharawan adalah pejabat
surat-surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta diwajibkan
Kepala sekolah dalam hal ini, sebagai manajer, berfungsi sebagai otorisator,
bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonator untuk menguji hak atas pembayaran.
Penggunaan anggaran dan keuangan, dari sumber manapun, apakah itu dari
pengelolaan keuangan.
dalam bentuk rupiah dalam jangka waktu atau periode tertentu, serta alokasi sumber-
sumber kepada setiap bagian kegiatan. Anggaran memiliki peran penting didalam
pemerintah dan wakil ilmuwan/ ulama diluar sekolah dan dapat juga memasukkan
kalangan dunia usaha dan industri. Selanjutnya pihak sekolah bersama komite atau
majelis sekolah pada setiap awal tahun anggaran perlu bersama-sama merumuskan
Ada dua bagian pokok anggaran yang harus diperhatikan dalam penyusunan
RAPBS, yaitu:
a. Rencana sumber atau target penerimaan/ pendapatan dalam satu tahun yang
bersangkutan, termasuk didalamnya keuangan bersumber dari:
a).kontribusi orang tua siswa,
b).sumbangan dari individu atau organisasi,
c).sumbangan dari pemerintah,
d).dari hasil usaha
Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RAPBS adalah harus
5
Suryobroto, Manajemen Pendidikan Di Sekolah, 2004, Jakarta, Rineka Cipta.
Dengan anggaran berimbang tersebut maka kehidupan sekolah akan menjadi solid
dan benar-benar kokoh dalam hal keuangan, maka sentralisasi pengelolaan keuangan
Rencana tersebut setelah dibahas dengan pengurus dan komite sekolah, maka
Pada setiap anggaran yang disusun perlu dijelaskan apakah rencana anggaran yang
akan dilaksanakan merupakan hal baru atau kelanjutan atas kegiatan yang telah
sekolah, paling tidak harus memuat 6 hal atau informasi sebagai berikut:
jawab, rsencana
6
Dimock, ME. Dimock, GO, Administrasi Negara. 1992. Jakarta. Rineka Cipta
d. Data kebutuhan harga satuan, jumlah biaya yang dibutuhkan untuk seluruh
volume kebutuhan.
e. Jumlah anggaran: jumlah anggaran untuk masing-masing rincian program,
program, rencana kegiatan, dan total anggaran untuk seluruh rencana kegiatan
f. Sumber dana: total sumber dana, masing-masing sumber dana yang
mendukung pembiayaan program.
Dalam pelaksanaan kegiatan, jumlah yang realisasikan bisa terjadi tidak sama
dengan rencana anggarannya, bisa kurang atau lebih dari jumlah yang telah
dianggarkan. Ini dapat terjadi karena beberapa sebab:
a. Adanya efisiensi atau inefisiensi pengeluaran
b. Terjadinya penghematan atau pemborosan
pertanggung jawaban tersebut harus tetap dijunjung tinggi. Dalam kaitan dengan
a. Pada setiap akhir tahun anggaran, bendara harus membuat laporan keuangan
kepada komite sekolah untuk dicocokkan dengan RAPBS
b. laporan keuangan tersebut harus dilampiri bukti-bukti pengeluaran yang ada
c. kwitansi atau bukti-bukti pembelian atau bukti penerimaan dan bukti pengeluaran
lain
d. neraca keuangan juga harus ditunjukkan untuk diperiksa oleh tim pertanggung
jawaban keuangan dari komite sekolah7
1. Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang
disyaratkan
3. Terbuka dan transparan, dalam pengertian dari dan untuk apa keuangan
bukti penggunaannya.
1. Pembiayaan Sekolah
Biaya dapat diartikan sebagai sejumlah uang yang dihasilkan dan dibelanjakan
7
ibid
8
Sulthon, M. Khusnuridlo, M, Manajemen Sekolah Dalam Perspektif Global, 2006, Yogyakarta, Bang PRESSindo.h. 45
sejumlah uang yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan
penyelanggaraan pendidikan”. 9
lembaga pendidikan. “ Kegiatan yang ada dalam manajemen pembiayaan ada 3 hal
pemeriksaan ( auditting).10
No. 48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikan Pada pasal 3 ayat 2 disebutkan
bahwa: Biaya satuan pendidikan sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 poin a.
b) biaya nonpersonalia.
e. Beasiswa.11
daya yang ada dalam bidang pendidikan terutama dalam hal pendanaan pendidikan
9
Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, 2009) h. 112
10
Tim Dosen Administrasi Pendidikan, Manajemen Pendidikan (Yogyakarta : UNY Press, 2009). h. 8
11
PP No. 48 Tahun 2005 Tentang Pendanaan Pendidikan
(pembiayaan pendidikan). Dalam hal ini pelaksanaan pendidikan harus disertai
yang telah tertuang dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
bahwa Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam
sarana, dan prasarana. Dalam hal ini pembiayaan pendidikan merupakan suatu hal
yang sangat penting bagi pendidikan di daerah. Lebih lanjut dalam pasal 47
berlaku.
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.12
puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran
12
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan pennyelenggaraan
pendidikan nasional”
akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh sumber daya pendidikan
praktis hanya pembiayaan sekolah dasar (SD) yang menjadi tanggung jawab Pemda,
sedangkan SLTP dan SLTA (dan juga perguruan tinggi) menjadi tanggung jawab
Pusat, seperti yang tertuang dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 46;
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.
berada di bawah kendali Pemda, dan Dinas Pendidikan propinsi yang berada di
Pendidikan propinsi tidak ada hubungan hierarkhis, sedangkan propinsi masih tetap
kelembagaan seperti itu, jelas bahwa Pusat tidak lagi punya “tangan” di daerah untuk
sekolah harus dilakukan melalui koordinasi dengan Pemda, atau khususnya Dinas
Pendidikan kabupaten/kota.
Dengan demikian daerah memiliki tanggung jawab yang sangat besar untuk
(dan Propinsi) tetap dimungkinkan, tetapi juga harus melalui mekanisme APBD, atau
dalam memobilisasi dana untuk sektor pendidikan. Di sisi lain, UU No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) memberi beban yang sangat
2. Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah dialokasikan dalam
berlaku.
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut
seperti dana perimbangan (DAU, DAK dan Dana Bagi Hasil), pendapatan asli daerah
(PAD) dan pinjaman. Tapi pada kenyataannya, rata-rata peranan PAD dalam APBD
hanya sekitar 7%. Sementara itu, rata-rata tertimbang rasio dana perimbangan
terhadap pengeluaran rutin adalah 1,4 yang menunjukkan bahwa tidak banyak dana
Jelas bahwa Pemda memiliki tanggung jawab yang besar dan bersifat jangka
panjang di sektor pendidikan, tetapi tidak memiliki sumber dana yang cukup dan
stabil untuk mendanai. Jika situasinya tidak berubah, Daerah tidak akan mampu
dan pada gilirannya ada risiko terjadi penurunan kualitas SDM sebagai dampak
otonomi daerah.
2. Pembiayaan Madrasah
lima yakni;
e.Bantuan lain-lain. 13
13
Tim Dosen Administrasi Pendidikan, op.cit. h. 91-92
(1) pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah maupun kedua-duanya, yang bersifat
Biaya rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan dari tahun ke tahun, seperti gaji
pegawai (guru dan non guru), serta biaya operasional, biaya pemeliharaan gedung,
gedung, perbaikan atau rehab gedung, penambahan furnitur, serta biaya atau
pengeluaran lain unutk barang-barang yang tidak habis pakai. Dalam implementasi
MBS, manajemen komponen keuangan harus dilaksanakan dengan baik dan teliti
pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar semua dana sekolah
III. PENUTUP
14
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah. 2007. Bandung. Remaja Rosda Karya.h.56
Demikianlah pembahasan tentang Manajemen keuangan dan pembiayaan
pendidikan ini dapat penulis sampaikan semoga bermamfaat bagi paara pengelola
DAFTAR PUSTAKA