Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sekolah adalah sebuah aktivitas besar yang didalamnya ada empat komponen
yang saling berhubungan. Empat komponen tersebut adalah Staf Tata Laksana
Administrari, Staf Teknis Pendidikan didalamnya ada Kepala Sekolah dan Guru,
Komite Sekolah sebagai Indenpendent yang membantu terlaksananya operasional
pendidikan dan siswa sebagai peserta didik yang ditempatkan sebagai konsumen dengan
tingkat pelayanan yang harus memadai. Hubungan keempatnya harussinergis, karena
keberlangsungan operasional sekolah terbentuk dari hubungan yang baik antar keempat
komponen tersebut.
Salah satu unsur yang ponting dimiliki oleh satu sekolah agar menjadi sekolah
yang dapat mencatat anak didik yang baik adalah segi keuangan. Manajemen Keuangan
Sekolah sangat penting hubungannya dalam pelaksanaan kegiatan sekolah.
Ada beragam sumber dana yang dimiliki sekolah baik dari pemerintah maupun
dari pihak lain, ketika dana Pemerintah dan Dana dari masyarakat mengalir masuk,
harus dipersiapkan sistem pengelolaan keuangan yang profesional dan jujur. Sekolah
dituntut untuk dapat mengatur keuangan tersebut dengan baik sesuai kebutuhan sekolah
masing-masing.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi permasalahan nya adalah :
1. Dari makanan sumber-sumber keuangan sekolah ?
2. Bagaimana penyusunan RAPBS
3. Bagaimana Pengelolaan Anggaran Sekolah
4. Kemanakah Kauangan Sekolah dipertanggung jawabkan.

1.3 MANFAAT
Manfaatnya adalah :
1. Dapat mengetahui sumber-sumber dana sekolah
2. Dapat mengetahui proses penyusunan RAPBS
3. Dapat mengetahui cara pengelolaan keuangan sekolah
4. Dapat mengetahui proses pertanggung jawaban keuangan sekolah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Keuangan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia manajemen artinya penggunaan sumber
daya secara efektif dan efisien. Manajemen keuangan dimaksudkan sebagai suatu
manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.
Manajemen keuangan berarti suatu proses melakukan kegiatan mengatur
keuangan dengan menggerakkan tenaga orang lain. Manajemen pembiayaan didalam
sekolah meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan, pencatatan data, pelaporan dan
pertanggung jawaban data.

Menurut Jones (1985), manajemen keuangan meliputi :


1. Perencanaan financial, yaitu kegiatan mengkoordinir semua sumber daya yang
tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematik tanpa efek
samping yang merugikan.
2. Pelaksanaan (implementation involves accounting), yaitu kegiatan.

Berdasarkan rencana yang telah dibuat.


1. Evaluasi, yaitu proses penilaian terhadap pencapaian tujuan.
Menurut Depdiknas (2000) bahwa manajemen keuangan merupakan tindakan
pengurusan ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan,
pelaksanaan, pertanggung jawaban dan pelaporan. Dengan demikian, manajemen
keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan
sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelajaran, pengawasan dan
pertanggung jawaban keuangan sekolah.
Manajemen saat ini adalah manajemen berbasis sekolah (school based
management). Masing-masing sekolah bebas merencanakan, mengorganisasi, sumber
dayanya atau sekolahnya walaupun kebijakan strategis masih ada di pemerintah pusat.
Keuangan pendidikan juga perlu di manajemen. Otonomi daerah yang saat ini
bergulir sebagai konsekuensi tuntutan reformasi dimulai tahun 1998 dalam UU No. 22
tahun 1999 dan berlaku pada tanggal 1 Januari 2001. UU No.25 Tahun 1999, kedua
undang-undang ini yang mengakibatkan perubahan ini berdampak pada perubahan
keuangan pendidikan, meliputi :
1. Adanya paradigma baru dalam manajemen anggaran, adanya tuntutan akuntabilitas
dan transparasi dari pengelola anggaran dengan asas keadilan dan kepatutan (pasal
4).
2. Vertical accountability menjadi horizontal accountability, pertanggung jawaban
keuangan yang sebelumnya pemerintah beralih kepada rakyat (diwakili DPRD)
(pasal 37 dan 38).
3. Traditional budget menjadi performance budget, penyusunan anggaran tidak lagi
dengan anggaran tradisional yang menekankan pada pertanggung jawaban pada
setiap input, tetapi anggaran harus disusun dengan pendekatan atau system anggaran
kinerja yang tidak berdasarkan input saja tetapi output (pasal 8, 20 dan 21).
4. Pengendalian dan audit keuangan ke pengendalian audit keuangan dan kinerja, audit
tidak cukup audit keuangan tetapi harus ada audit kinerja (pasal 40 dan 42).
5. Menerapkan konsep value for maney value for maney atau 3E (ekonomis, efisien
dan efektif) (pasal 8)
6. Menerapkan pusat pertanggung jawaban (pasal 20 ayat 2)
7. Single entry system ke diuble entry sustem, dari pencatatan tanggal ke ganda, dari
pencatatan berdasarkan kas (cash basis) ke pencatatan aktual moodifikasi (modifiet
accrual basis) (pasal 35 dan 38).

B. Tugas Manajer Keuangan


Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan menganut asas pemisahan tugas
antara fungsi Otorisayor, Ordonator dan Bendaharawan.
Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang
mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran.
Ordonator adalah pejabat yang berwewenang melakukan penerimaan,
penyimpanan, dan pengeluaran uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan
pertanggung jawaban.
Kepala sekolah, sebagai manajer, berfungsi sebagai otorisator dan dilimpahi
fungsi ordonator untuk memerintahkan pembayaran. Namun, tidak dibenarkan
melaksanakan fungsi Bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan
kedalam. Sedangkan bendaharawan, disamping mempunyai fungsi-fungsi
bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonator untuk menguji hak atas pembayaran.
Manajer keuangan sekolah berkewajiban untuk menentukan keuangan sekolah,
cara mendapatkan dana untuk infrastruktur sekolah serta penggunaan dana tersebut
untuk membiayai kebutuhan sekolah.
Tugas manajer keuangan antara lain :
1. Manajer untuk perencanaan perkiraan.
2. Manajemen memusatkan perhatian pada keputusan investasi dan pembiayaannya.
3. Manajemen kerjasama dengan pihak lain.
4. Penggunaan keuangan dan mencari sumber dananya.

Seorang manajer keuangan harus mempunyai pikiran yang kreatif dan dinamin.
Hal ini penting karena pengelolaan yang dilakukan oleh seorang manajer keuangan
berhubungan dengan masalah keuangan yang sangat penting dalam penyelenggaraan
kegiatan sekolah. Adapun yang harus dimiliki oleh seorang manajer keuangan yaitu
strategi keuangan. Strategi keuangan tersebut antara lain :
1. Strategic Planning
Berpedoman keterkaitan antara tekanan internal dan kebutuhan eksternal yang
datang dari luar. Terkadang unsur analisis kebutuhan, proyeksi, peramalan,
ekonomin dan financial
2. Strategic Management
Upaya mengelolah proses perubahan, seperti perencanaan, strategis, struktur
organisasi, kontrol, strategis, dan kebutuhan primer.
3. Strategic Thinking
Sebagai kerangka dasar untuk merumuskan tujuan dan hasil secara
berkesinambungan.

C. Proses Pengelolaan Keuangan di Sekolah


Komponen keuangan sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan
terlaksananya kegiatan belajar-mengajar bersama komponen komponen lain. Dengan
kata lain, setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya.
Dalam tataran pengelolaan Vincen P Costa (2000 : 175) memperlihatkan cara
mengatur lalu lintas uang yang diterima dan dibelanjakan mulai dari kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan sampai dengan penyampaian
umpan balik. Kegiatan perencanaan menentukan untuk apa, dimana, kapan dan
beberapa lama akan dilaksanakan, dan bagaimana cara melaksanakannya. Kegiatan
pengorganisasian menentukan bagaimana aturan dan tatakerjanya. Kegiatan
pelaksanaan menentukan siapa yang terlibat, apa yang dikerjakan, dan masing-masing
bertanggung jawab dalam hal apa. Kegiatan pengawasan dan pemeriksaan menurut
kriterianya, bagaimana cara melakukannya, dan akan dilakukan oleh siapa. Kegiatan
umpan balik merumuskan kesimpulan dan saran-saran untuk kesinambungan
terselenggaranya Manajemen Operasional Sekolah.
Adapun proses pengelolaan keuangan di sekolah meliputi :
1. Perencanaan anggaran
2. Strategi mencari sumber dana sekolah
3. Penggunaan keuangan sekolah
4. Pengawasan dan evaluasi anggaran
5. Pertanggungjawaban
Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-


Undang No.20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan
berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.
Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan. Berikut ini dibahas
masing-masing prinsip tersebut, yaitu transparansi, akuntabilitas efektivitas, dan
efisiensi.
1. Transparansi
Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparag manajemen berarti adanya
keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Di lembaga pendidikan, bidang
manajemen keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam manajemen
keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya,
rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa
memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya. Transparansi
keuangan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan orang tua,
masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program pendidikan di
sekolah. Disamping itu transparasi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara
pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga sekolah melalui penyediaan
informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dalam
memadai.
Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua warga sekolah dan
orang tua siswa misalnya rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS)
bisa ditempel di papan pengumuman di ruang guru atau di depan ruang tata usaha
sehingga bagi siapa saja yang membutuhkan informasi itu dapat dengan mudah
mendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetahui beberapa jumlah uang yang diterima
sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk apa saja uang itu. Perolehan
informasi ini menambah kepercayaan orang tua siswa terhadap sekolah.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas
performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi
tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti penggunaan
uang sekolah dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku
maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung jawab. Pertanggung
jawaban dapat dilakukan kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. Ada tiga pilar
utama yang menjadi prasyarat tergabungnya akuntabilitas, yaitu (1) adanya transparansi
para penyelenggaraan sekolah dengan menerima masukan dan mengikutsertakan
berbagai komponen dalam mengelola sekolah, (2) adanya standar kinerja di setiap
institusi yang dapat diukur dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya, (3)
adanya partisifasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam menciptakan
pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang murah dan Pelayanan
yang tepat.
3. Efektivitas
Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Genner
(2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, karena sebenarnya efektivitas tidak
berarti sampai tujuan tercapai tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan dengan
pencapain visi lembaga. Effectiveness “charactrized by qualitative outcome”.
Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes. Manajemen keuangan dikatakan
memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan yang dilakukan dapat mengatur kuangan
untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan
dan kualitatif outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
4. Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil kegiatan “Efficiency Characterized by
avantitative outputs” Efisiensi adalah perbaindingan yang terbaik antara masukan
(input) dan keluaran (out put) atau antara daya dan hasil.

D. Sumber-Sumber Keuangan Sekolah


1. Dana dari pemerintah
Dana dari pemerintah terdiri dari pemerintah Pusat yaitu Dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) dari Pemerintah Daerah yaitu Dana Bantuan Dana Bantuan Sekolah
Gratis (BSG). Kedua dana ini diberikan pemerintah secara berkala yaitu pertriwulan
yang disalurkan melalui rekening jumlah uang ditentukan persiswa untuk dana BOS
persiswa sebesar Rp. 280.000. untuk BSG persiswa sebesar Rp. 175.000,- dana
tersebut dibayarkan pertriwulan dan pengeluarannya sudah diatur sesuai dengan
peraturan pemerintah.
Dana Bantuan Operasional Sekolah berdasarkan petunjuk Teknis Bantuan
Operasional Sekolah yang ditimpakan oleh menteri pendidikan dan kebudayaan RI
No.1 Tahun 2018 adalah untuk :
1. Pengembangan perpustakaan
2. Penerimaan peserta didik baru
3. Kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler
4. Kegiatan evaluasi pembelajaran
5. Pengelolaan sekolah
6. Pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan
7. Langganan dana dan jasa
8. Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah
9. Pembayaran honor
10. Pembelian alat multi media pembelajaran.

Dana Bantuan Sekolah Gratis berdasarkan petunjuk teknis yang ditetapkan oleh
Gubernur sebagai berikut :
1. Alat tulis kantor
2. Perlengkapa
3. Konsumsi
4. Pengandaan
5. Narasumber / Tenaga Ahli

2. Dana dari orang tua siswa


Pendanaan dari masyarakat ini dikenal dengan istilah iuran komite. Besarnya
sumbengan dana yang harus dibayar oleh orang tua siswa ditentukan oleh rapat
komite sekolah. Pada umumnya dana komite terdiri dari :
a. Dana tetap bulanan sebagai uang kontribusi yang harus dibayar orang tua siswa
setiap bulan selama anaknya menjadi siswa sekolah yang bersangkutan.
b. Dana incidental yang dibebankan kepada siswa baru biasanya hanya satu kali
selama tiga tahun menjadi siswa dan dapat diangsur.
E. Penyusunan Rencana Anggaran dan Belanja Sekolah (RAPBS)
RAPBS disusun berdasarkan pada rencana pengembangan sekolah dan merupakan
bagian dari rencana operasional tahunan. RAPBS meliputi penganggaran untuk kegiatan
pengejaran, materi kelas, renovasi bangunan sekolah, pemenuhan media pembelajaran
siswa, sarana dan prasarana yang melibatkan Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah,
Staf TV dan Komunitas Sekolah. RAPBS disusun pada setiap tahun ajaran sekolah
dengan memastikan bahwa alokasi secara optimal. Hal yang berhubungan dengan
penyusunan RAPBS sekolah meliputi :
1. Penerimaan
2. Penggunaan
3. Pertanggung Jawaban.
Proses Penyusunan RAPBS meliputi :
1. Menggunakan tujuan jangka menengah dan tujuan jangka pendek yang ditetapkan
dalam rencana pengembangan sekolah,
2. Menghimpun, merangkum, dan mengelompokkan isu-isu dalam masalah utama ke
dalam berbagai bidang yang luas cakupannya,
3. Menyelesaikan analisis kebutuhan,
4. Memperioritaskan kebutuhan,
5. Mengonsultasikan rencana aksi yang ditunjukkan / dipaparkan dalam rencana
pengembangan sekolah,
6. Mengidentifikasi dan memperhitungkan seluruh sumber pemasukan,
7. Menggambarkan rincian (waktu, biaya, orang yang bertanggung jawab, pelaporan,
dsb.) dan mengawasi serta memantau kegiatan dari tahap perencanaan menuju tahap
penerapan hingga evaluasi.

F. Pengelolaan Keuangan Sekolah Yang Efektif


Pengelolaan akan dianggap efektif apabila merujuk pada Renaca Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) untuk satu tahun pelajaran, para kepala
sekolah bersama semua pemegarang peran di sekolah pada umumnya menempuh
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Merencanakan suatu program sekolah yang ideal untuk mencapai tujuan yang
diinginkan pada tahun pelajaran yang bersangkutan.
2. Melakukan inventarisasi semua kegiatan dan menghitung perkiraan kebutuhan dana
penunjang.
3. Melakukan peninjauan ulang atas program awal berdasarkan kemungkinan
tersedianya dana pendukung dapat dihimpun.
4. Menetapkan prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan pada yahun pelajaran yang
bersangkutan.
5. Melakukan perhitungan rinci pemanfaatan dana yang tersedia untuk masing-masing
kegiatan (Depdiknas, 2000 : 178-179)
6. Menuangkan perhitungan-perhitungan rinci tersebut kedalam suatu format yang
telah disepakati untuk digunakan oleh setiap sekolah.
7. Pengesahan dokumen RAPBS oleh instansi yang berwenang.

Dengan tersedianya dokumen tertulis mengenai RAPBS tersebut Kepala Sekolah


dapat mengkomunikasikan secara terbuka kepada semua pihak yang memerlukan.
Sumber dana yang tersedia di dalam RAPBS dimanfaatkan untuk membiayai berbagai
kegiatan menajemen operasional sekolah pada tahun pelajaran yang bersangkutan. Pada
umumnya pengeluaran dana yang dihimpun oleh sekolah mencakup 5 kategori
pembiayaan sebagai berikut :
1. Pemeliharaan, rehabilitasi dan pengadaan sarana / prasarana pendidikan.
2. Peningkatan kegiatan dan proses belajar mengajar .
3. Peningkatan kegiatan pembinaan kesehatan
4. Dukungan biaya kegiatan sekolah dan peningkatan personil
5. Kegiatan rumah tangga sekolah dan BP3
Dana yang tersedia di dalam RAPBS dapat sekaligus mencakup kegiatan untuk
pengembangan sekolah. Namun demikian dana untuk pkeperluan pengembangan
sekolah dapat disediakan secara khsusus, sebagai tambahan dari RAPBS yang telah
disusun. Untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah diprogramkan sekolah dalam
satu tahun pelajaran, diperlukan tersedianya sejumlah dana tertentu pula. Berapa
besarnya dana yang diperlukan oleh sekolah agar tujuan itu dapat dicapai telah dihitung
secara cermat oleh setiap sekolah melalui penyusunanan RAPBS. Apabila jumlah dana
yang diperlukan pada satu tahun pelajaran dibagi dengan jumlah semua siswa kelas I, II
dan III di sekolah itu, maka akan ditemukan Satuan Harga Per Siswa (SHPS). Jumlah
dana yang diperlukan oleh setiap sekolah sangat beragam. Jumlah siswa pada setiap
sekolahpun berbeda-beda. Oleh karena itu SHPS pada masing-masing sekolah dengan
sendirinya akan beberapa pula. Meskipun demikian sebenarnya harus ada suatu patokan
SHPS minimal agar suatu mutu pendidikan tertentu dapat dicapai secara nasional.
G. Pengelolaan Anggaran Sekolah
Pengelola anggaran sekolah biasanya adalah kepala sekolah, tetapi bisa juga guru
berpengalaman (senior) atau anggota komite sekolah. Di sekolah-sekolah yang lebih
besar, mungkin ada pihak lain yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sebagai
anggaran. Secara khusus, pengendalian anggaran terdiri dari serangkaian kegiatan
pemeriksaan dan persetujuan untuk memastikan bahwa :
1. Dana dibelanjakan sesuai rencana,
2. Ada kelonggaran dalam penganggaran untuk pembayaran pajak,
3. Pembelanjaan dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, dan
4. Dana tidak dihabiskan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak disetujui atau diberikan
kepada pihak penerima tanpa persetujuan.
Hasil analisis kebutuhan secara logis diklasifikasikan kedalam kelompok staf, materi
kurikulum, barang, jasa, pemeliharaan bangunan, dsb. Pengelola anggaran sekolah
diharapkan membelanjakan uang sesuai alokasi dana yang direncanakan. Setiap
perubahan anggaran harus disetujui oleh Komite Sekolah bila memang harus ada
perubahan dalam tahun berjalan.

H. Pertanggung Jawaban Keuangan Sekolah


a. Untuk Dana Bantuan Operasional Sekolah : Bendahara diwajibkan untuk membuat
laporan pertanggung jawaban penggunaan anggaran per triwulan yang disampaikan
ke Dinas Pendidikan Provinsi. Setelah Laporan diperiksa baru dana triwulan
berikutnya dicairkan.
b. Untuk Dana Bantuan Sekolah Gratis : Bendahara diwajibkan untuk membuat
laporan pertanggung jawaban setiap kali dana dicairkan pemerintah.
c. Untuk dana komite pertanggung jawaban dibuat pertahun.

Laporan Keuangan berupa :


1. Buku kas umum
2. Buku pembantu kas
3. Buku pembantu pajak
4. Buku pembantu bank
5. Laporan Relisasi Dana Pertriwulan
6. Laporan Asset Barang
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya setiap sekolah sudah menyelenggarakan sistem pengelolaan yang baik,
tetapi sistem yang efektif kurang dilaksanakan. Ketidak disiplinan dalam penggunaan
anggaran, serta pemimpin yang boros selalu menjadi fenomena tersendiri, untuk itu
diperlukan kepemimpinan dan manajemen pengelolaan yang efektif menuju
keseimbangan antara sistem yang ada dalam mendistribusikan sumber-sumber dana
pendidikan.
Selain kepemimpinan dan manajemen yang efektif masyarakat perlu diberi ruang atau
kesempatan dalam berpatisifasi untuk menentukan arah dan kebijakan pendidikan.
Masyarakat dengan segala keberagamanya menempatkan wakilnya yang dipilih
berdasarkan kompetensi yang dimiliki untuk duduk dalam Lembaga Dewan Pendidikan
atau Komite Sekolah yang telah terbentuk, untuk menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat dan memikirkan berbagai strategi dalam meningkatkan mutu layanan
pendidikan sebagai wujud nyata partisipasi masyarakat.

B. SASARAN
Masalah keuangan harus dipecahkan bersama, jika kita ingin sekolah dapat berkembang
dengan baik. Usaha dan pendanaan mandiri merupakan salah satu cara pemecahan yang
sangat hakiki bagi sekolah yang benar-benar ingin berkembang. Jika berkaitan dengan
keuangan sebaiknya digunakan sistem manajemen yang terbuka.

Anda mungkin juga menyukai