Anda di halaman 1dari 18

TBINDO 3A Kel.

08

ADMINISTRASI KEUANGAN DALAM PENDIDIKAN

MAKALAH

Mata Kuliah Administrasi dan Manajemen Pendidikan

Dosen Pengampu:

Dr. Addin Arsyanda, M.Pd.I

Disusun oleh:

Fina Nurul Aini 21207008

Nisfy Rufidah 21207013

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI 2022

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. .Latar Belakang
Dana, pelaporan, pemeriksaan dan pertanggung jawaban di dalam
manajemen keuangan sekolah terdapat rangkaian. Setiap kegiatan perlu diatur
keuangannya agar kegiatan berjalan tertib, lancar, efektif dan efisien. Kegiatan
di sekolah yang sangat kompleks termasuk kegiatan keuangan juga
membutuhkan pengaturan yang baik. Keuangan di sekolah merupakan bagian
yang amat penting karena setiap kegiatan butuh uang. Keuangan juga perlu
diatur sebaik-baiknya, sehingga disekolah perlumanajemen keuangan yang
baik.
Sebagaimana yang terjadi di substansi manajemen pendidikan pada
umumnya,kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses
perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan
atau pengendalia. Beberapa kegiatan manajemen keuangan yaitu memperoleh
dan menetapkan sumber-sumber pendanaan, pemanfaatan aktivitas terdiri dari
perencanaan program sekolah, perkiraan anggaran, dan pendapatan yang
diperlukandalam pelaksanaan program, pengesahan dan penggunaan
anggaran sekolah. Sebagai suatu lembaga pendidikan perlu ditingkatkan dan
disesuaikan denagan kebutuhan danperkembangan pembangunan disegala
bidang baik segi sarana dan prasarana pendidikan, fasilitas kerja maupun
kesejahtraan yang layak bagi seluruh tenaga pendidik untuk memenuhi
sasaran tersebut sangat diperlukan biaya yang cukup dan administrasi yang
tertib.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan administrasi keuangan pendidikan?
2. Apa saja yang menjadi tujuan administrasi keuangan pendidikan ?

2
3. Bagaimana prinsip dalam administrasi keuangan pendidikan?
4. Apa saja sumber dan manfaat keuangan sekolah?
5. Apa saja komponen administrasi keuangan?

C. Tujuan
1. Mengetahui tentang administrasi keuangan
2. Mengetahui tujuan administrasi keuangan dalam pendidikan
3. Mengetahui prinsip administrasi keuangan
4. Mengetahuiperan sumber dan manfaat administrasi keuangan sekolah
5. Mengetahui komponen administrasi keuangan

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. .Definisi Administrasi Keuangan dalam Pendidikan


Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen sekolah
yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah.
Sebagaimana yang terjadi di substansi manajemen pendidikan pada
umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan
atau pengendalian.
Beberapa kegiatan manajemen keuangan yaitu memperoleh dan
menetapkan sumber-sumber pendanaan, pemanfaatan dana, pelaporan,
pemeriksaan dan pertanggungjawaban (Lipham, 1985; Keith, 1991).
Menurut Depdiknas (2000) bahwa manajemen keuangan merupakan tindakan
pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan,
pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan Dengan demikian,
manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan,
pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah.1
Pembiayaan pendidikan hendaknya dilakukan secara efisien. Makin efisien
suatu sistem pendidikan, semakin kecil dana yang diperlukan untuk
pencapaian tujuan-tujuan pendidikan. Untuk itu, bila sistem keuangan sekolah
dikelola secara baik akan meningkatkan efisiensi penyelenggaraan
pendidikan. Artinya, dengan anggaran yang tersedia, dapat mencapai tujuan-
tujuan pendidikan secara produktif, efektif, efisien, dan relevan antara
kebutuhan di bidang pendidikan dengan pembangunan masyarakat. Untuk
mencapai hal-hal seperti di atas maka diperlukan adanya proses
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan,
mengawasi, dan melaporkan kegiatan bidang keuangan agar tujuan sekolah
dapat tercapai secara efektif dan efisien.

1
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Manajemen Keuangan. Materi Pelatihan Terpadu untuk Kepala Sekolah. Jakarta

4
Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan
kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan
secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program
sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen keuangan
adalah:
1) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
2) Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
3) Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
4) Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala
sekolah dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan
bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggung-
jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
B. Tujuan Administrasi Keuangan
Dengan kegiatan manajemen keuangan dan pembiayaan, kebutuhan
pendanaan, pembiayaan kegiatan dan anggaran lembaga pendidikan dapat
direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, yang
dapat digunakan untuk membiayai pelaksanaan program lembaga pendidikan
secara efektif dan efisien, sekaligus dipertanggung jawabkan untuk
memberikan rasa puas pada pihak-pihak yang mendonasikan uang untuk
kegiatan lembaga pendidikan. Untuk itu tujuan manajemen keuangan dan
pembiayaan lembaga pendidikan adalah:
1) Meningkatkan penggalian sumber biaya lembaga pendidikan
2) Menciptakan pengendalian yang tepat sumber keuangan organisasi
pendidikan
3) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan lembaga
pendidikan
4) Meningkatkanakuntabilitasdantransparansikeuanganlembagapendidik
an
5) Meminimalkan penyalahgunaan anggaran lembaga pendidikan

5
6) Mengatur dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal
untuk menunjang tercapainya tujuan lembaga pendidikan dan tujuan
pembelajaran.
7) Membangun sistem pengelolaan keuangan yang sehat, mudah diakses
dan memiliki sistem pengamanan yang terjamin dari tindakan-
tindakan yang tidak terpuji.
8) Meningkatkan partisipasi stakeholders pendidikan dalam pembiayaan
pendidikan (Tjandra, W.R., 2006).2

Lebih lanjut, Suad Husnan (1992;4) menjelaskan tujuan manajemen


keuangan dan pembiayaan lembaga pendidikan agar para manajer pendidikan
dapat menggunakan dan menggali sumber-sumber pendanaan secara memadai
dari berbagai pihak untuk dipergunakan dan dipertanggungjawabkan.
Dalam pelaksanaan manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan itu,
juga ada beberapa tahapan penting yang perlu dilaksanakan, di antaranya
tahap perencanaan keuangan (financial plan),
penganggaran(budgeting),pelaksanaan pembukuan (accounting) dan tahap
penilaian atau auditing, (Thomas. H. Jones,1985;22).3
Di samping itu, Nawawi (1989,68) menjelaskan manajemen keuangan
dan pembiayaan pendidikan bertujuan untuk mengelola keuangan lembaga
pendidikan dengan membuat berbagai kebijaksanaan dalam pengadaan,
penggunaan keuangan guna mewujudkan kegiatan organisasi lembaga
pendidikan berupa kegiatan perencanaan, pengaturan, pertanggungjawaban
dan pengawasan keuangan lembaga pendidikan itu sendiri.

2
Tjandra, W. R. 2006. Hukum keuangan negara. Grasindo.
3
Thomas, Jones H. 1985. Introduction to school finance: Technique and social policy

6
C. Prinsip Administrasi Keuangan Pendidikan
Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa
pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi,
transparansi, dan akuntabilitas publik. Disamping itu prinsip efektivitas juga
perlu mendapat penekanan. (Arwildayanto, 2017: 8-9).4
Kegiatan manajemen keuangan dan pembiayaan lembaga pendidikan
perlu memerhatikan sejumlah prinsip, antara lain,
1) Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang
diisyaratkan dalam regulasi dan kebijakan yang berlaku,
2) Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program atau kegiatan
lembaga pendidikan,
3) Keharusan penggunaan kemampuan atau hasil produksi dalam negeri
sejauh hal ini memungkinkan,
4) Transparansi sebagai implikasi dari keterbukaan informasi publik,
5) Penguatan partisipasi publik atau masyarakat.

beberapa prinsip lain dijelaskan dalam tulisan (Renny & Shopiana, dan
Toni, 2018)
1) Transparansi yang berarti adanya keterbukaan. Di lembaga
pendidikan, manajemen keuangan yang transparan yaitu keterbukaan
sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan
pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan
pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya. Transparansi
keuangan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan
orangtua, masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh
program pendidikan di sekolah. Disamping itu transparansi dapat
menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat,
orang tua siswa dan warga sekolah melalui penyediaan informasi dan
menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat
dan memadai.

4
Arwildayanto, dkk. 2017. Manajemen Keuangan Dan Pembiayaan Pendidikan Bandung: Widya Padjadjaran

7
2) Akuntabilitas, dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang
sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan
dan peraturan yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang
secara bertanggung jawab. Pertanggungjawaban dapat dilakukan
kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. Ada tiga pilar utama
yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu (1) adanya
transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan
dan m\engikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah
, (2) adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya, (3) adanya partisipasi
untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam menciptakan
pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang
murah dan pelayanan yang cepat.
3) Efektivitas, lebih menekankan pada kualitatif outcomes. Manajemen
keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan yang
dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam
rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatif
outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
4) Efisiensi sesuai dengan kebutuhan yang diisyaratkan, perbandingan
yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (output) atau antara
daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu,
dan biaya

D. Sumber Keuangan Sekolah


Seperti yang terdapat pada Pasal 46 UU No.20 tahun 2003, tentang
sistem pendidikan nasional menyatakan: pendanaan pendidikan menjadi
tanggungjawab bersama antarta pemerintah, pemerintah daerah dan
masyarakat.
Berbagai sumber pendapatan keuangan sekolah antarai lain yaitu:
1. Dana dari Pemerintah

8
Dana yang berasal dari pemerintah ini sudah disediakan oleh
pemerintah melalui jalur anggaran rutin yang ada pada Daftar Isian
Kegiatan (DIK) yang telah dialokasikan kepada seluruh sekolah pada
setiap tahun ajaran. Jadi pada setiap tahun ajaran sudah disediakan dana
untuk masing-masing sekolah yang diberikan oleh pemeritah yang ruti
setiap tahunnya. Jumlah dana yng dialoksikan didalam DIK biasanya
ditentukan sesuai dengan jumlah siswa yang ada pada masing-masing
sekolah. Semua anggaran dan besarnya jumlah dana yang diberikan
untuk setiap jenis pengeluaran telah ditentukan pemerintah pada DIK
tersebut. Pengeluaran dan pertanggungjawaban dalam pemanfaatan
dana rutin DIK harus sesuai dengan mata anggaran tersebut.
Selain DIK, pada saat ini juga terdapat dana Bantuan Operasional
sekolah (BOS). Dana BOS merupakan program yang diusung Pemerintah
untuk membantu sekolah di Indonesia agar dapat memberikan pembelajaran
dengan lebih optimal. Bantuan yang diberikan melalui dana BOS yakni
berbentuk dana. Dana tersebut dapat dipergunakan untuk keperluan sekolah,
seperti pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah hingga membeli alat
multimedia untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. nilai satuan biaya
BOS bervariasi sesuai karakteristik masing-masing daerah.
Pokok kebijakan penyaluran dana BOS yaitu:
1) Penggunaan dana BOS tetap bisa fleksibel
2) Dana BOS dapat digunakan untuk keperluan persiapan Pembelajaran
Tatap Muka (PTM)
3) Pelaporan penggunaan Dana BOS dilakukan secara daring
4) Pelaporan penggunaan BOS secara online di laman kemdikbud.go.id
5) Pelaporan menjadi syarat penyaluran dana BOS tahap .
Besarnya dana yang diberikan dihitung berdasarkan jumlah peserta didik yang
tercatat di Dapodik yang dikalikan dengan satuan biaya per masing-masing
tingkat pendidikan. Akan tetapi, nilai satuan BOS tiap sekolah akan berbeda
tergantung dari daerah yang dihitung berdasarkan dua metode, yaitu:
1) Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) dari Badan Pusat Statistik

9
2) Indeks Besaran Peserta Didik (IPD) yaitu berdasarkan jumlah peserta
didik per sekolah yang terdaftar di Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
Dana yang sudah dicairkan dapat langsung dipergunakan oleh sekolah
untuk membeli seluruh kebutuhan pembelajaran, seperti membangun sekolah,
mengembangkan perpustakaan hingga meningkatkan kesejahteraan guru
honorer. Pemerintah memberikan kewenangan 100 persen kepada pihak
sekolah dalam menggunakan dana BOS, namun harus dipergunakan untuk
keperluan sekolah dan bukan untuk pribadi.
Selain itu, dana BOS yang sudah digunakan juga harus dilaporkan ke
Pemerintah melalui laman bos.kemdikbud.go.id. Apabila pihak sekolah tidak
mengirimkan laporan, dana BOS untuk tahap selanjutnya tidak akan
disalurkan.(Karyatun, 2016)
2. Dana dari Orangtua Siswa
Dana yang diberikan oleh orangtua siswa ini dikenal dengan istilah iuran
komite. Jumlah yang diberikan harus dibayar sesuai dengan ketentuan
dan ketetapan yang telah ditentukan oleh komite, dimana jumlah iuran
ini telah ditentukan melalui rapat komite sekolah. Seperti pada
umumnya dana komite terdiri dari:
a. Dana tetap bulan sebagai uang kontribusi yang harus dibayar
oleh orang tua setiap bulan selama anaknya menjadi siswa di
sekolah
b. Dana insidental yang dibebankan kepada siswa baru yang
biasanya hanya satu kali selama tiga tahun menjadi siswa
(pembayarannya dapat diangsur).
c. Dana sukarela yang biasanya ditawarkan kepada orang tua siswa
tertentu yang dermawan dan bersedia memberikan
sumbangannya secara sukarela tanpa suatu ikatan apapun.
d. Sumbangan dana dari orang tua siswa berasal dari Sumbangan
Pembinaan Pendidikan (SPP) yang selanjutnya menjadi Dana
Pembinaan Pendidikan (DPP) dan dari Sumbangan Organisasi
Persatuan orang tua murid dan guru (POMG). Untuk sekolah
negeri sumber dari orang tua siswa sudah banyak yang tidak

10
digunakan lagi karena ada kebijakan sekolah gratis di tingkat
pemerintah pusat dan daerah.5
3. Dana dari Masyarakat
Dan yang didapat dari masyarakat merupakan dana sumbangan
sukarela yang tidak terikat dari anggota-anggota masyaraka sekolah
yang menaruh perhatian atas kegiatan pendidikan pada suatu sekolah.
Menurut UU nomor 20 tahun 2003 Pasal 9 menyebutkan bahwa
Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam
penyelenggaraan pendidikan. Sumbangan sukarela yang diberikan
tersebut merupakan wujud dari kepeduliannya karena merasa terpanggil
untuk turut membantu kemajuan pendidikan.Dana ini ada yang diterima
dari perorangan, dari suatu organisasi, dari yayasan ataupun dari badan
usaha baik milik pemerintah maupun milik swasta. Salah satu bentuk
sumbangan dari masyarakat seperti; wakaf, hibah, corporate social
responsibility (CSR) bentuk pertanggu7ngjawaban perusahaan terhadap
lingkungan sekitar.
4. Dana dari Alumni Bantuan
Dana bantuan dari para Alumni digunakan untuk membantu
peningkatan mutu sekolah. Dana ini tidak selalu dalam bentuk uang, bisa
berupa buku-buku, alat dan perlengkapan belajar. Akan tetapi, dana
yang dihimpun oleh sekolah dari para alumni merupakan sumbangan
sukarela yang tidak mengikat dari mereka yang merasa terpanggil untuk
turut mendukung kelancaran kegiatankegiatan demi kemajuan dan
pengembangan sekolah. Dana ini ada yang diterima langsung dari
alumni, tetapi ada juga yang dihimpun melalui acara reuni atau lustrum
sekolah. Biasanya para alumni mengeluarkan dana sukarela yang
kemudian di waqafkan untuk sekolahnya. Hal ini juga dapat membantu
meningkatkan sarana prasarana sekolah.
5. Dana dari Peserta
Dana ini dipungut dari siswa sendiri atau anggota masyarakat
yang menikmati pelayanan kegiatan pendidikan tambahan atau

5
Subur Karyatun Dosen Fakultas Ekonomi dan Akparnas Universitas Nasional: artikel Mengelola Keuang Sekolah

11
ekstrakurikuler, seperti pelatihan komputer, kursus bahasa Inggris atau
keterampilan lainnya. Sumber pembiayaan pendidikan yang berasal dari
peserta didik yang dimaksud di sini adalah berupa seluruh kegiatan
peserta didik yang dapat menghasilkan dana dan dapat di gunakan dalam
pembiayaan mereka di sekolah.
Kegiatan siswa yang dapat diadalkan yaitu kegiatan siswa-siswi
kejuruan, dari kejuruan lebih banyak mengahasilkan produk, dari jasa
hingga produk barang dan peralatan. Misalnya SMK dibidang IT dan
otomotif minimal mereka dapat menghasilkan jasa service kendaraan
dan elektronik yang dapat menambah sumber dana sekolah. Di samping
itu tata boga, busana juga berperan handil. Untuk siswa yang diluar
kejuruan juga dapat berpartisipasi dengan mengadakan kewirausahaan
dalam kendali bisang studi kerajinan tangan dan seni budaya yang di
sampaikan pada event bazar sekolah dan produk sekolah. Dari kegiatan
kejuruan, bazar, turnamen hingga produk jasa yang dihasilkan akan
bermuara kepada kegiatan siswa yang kreatif dan terukur, sehingga
menjadi daya tarik dan menjadi sumber biaya tambahan bagi sekolah
atau pribadi siswa itu sendiri.
Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu komponen
pendidikan yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi
pengelolaan pendidikan. Hal tersebut menuntut kemampuan sekolah
untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta
mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada
masyarakat dan pemerintah.
Kehidupan masyarakat dewasa ini ditandai dengan perkembangan
kemajuan sains dan teknologi, termasuk ilmu-ilmu soaial kemanusiaan
sangat pesat memberi pengaruh terhadap kesadaran manusia dalam
pemahaman keagamaan, sehingga teologi harus bersaing dengan ilmu-
ilmu lain dalam pengkajian,33 untuk dapat digunakan dalam
meningkatkan produktiitas kehiduapan yang dibutuhkan umat Islam

12
dewasa ini yang jauh ketinggalan dibandingkan dengan Barat dalam
berbagai aspek.6
Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa manfaat dari keuangan sekolah
adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan agar dapat berjalan sesuai
dengan apa yang diinginkan atau sesuai dengan visi/misi setiap
sekolah(Fatonah, 2021)
E. Komponen Administrasi Keuangan
Keuangan dan pembiayaan dalam penyelenggaraan pendidikan sangat
menentukan dan termasuk dari bagian yang tidak bisa di pisahkan dalam
administrasi dan manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan
pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-baiknya agar dana yang ada dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Hal ini penting, terutama dalam rangka implementasi Manajemen Berbasis
Sekolah, yang memberikan kewenangan sekolah untuk mencari dan
memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan keperluan sekolah. Hal
tersebut karena pada umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan pada
masalah keterbatasan dana. Apalagi dalam berbagai kondisi perekonomian
dunia yang sedang dilanda krisis.
Komponen keuangan sekolah merupakan komponen yang menentukan
terlaksananya kegiatan belajar mengajar bersama komponen-komponen lain.
Dalam pengelolaan Vincen P Costa (2000 : 175) memperlihatkan cara
mengatur lalu lintas uang yang diterima dan dibelanjakan mulai dari kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan sampai dengan
penyampaian umpan balik. Perencanaan menentukan untuk apa, dimana,
kapan dan beberapa lama akan dilaksanakan, dan bagaimana cara
melaksanakannya. Pengorganisasian menentukan bagaimana aturan dan tata
kerjanya. Pelaksanaan menentukan siapa yang terlibat, apa yang dikerjakan,
dan masing-masing bertanggung jawab dalam hal apa. Pengawasan dan
pemeriksaan mengatur kriterianya, bagaimana cara melakukannya, dan akan

6
Nurul Fatonah. Manfaat Dana Bantuan Operasional Sekolah (Bos) Terhadap Mutu Proses Pembelajaran : Jurnal Pendidikan Universitas Garut

13
dilakukan oleh siapa. Umpan balik merumuskan kesimpulan dan saran-saran
untuk kesinambungan terselenggaranya Manajemen Operasional Sekolah.
Menurut Muchdarsyah Sinungan menekankan pada penyusunan rencana
(planning) di dalam setiap penggunaan anggaran.

Proses pengelolaan keuangan di sekolah meliputi:


1) Perencanaan anggaran
2) Strategi mencari sumber dana sekolah
3) Penggunaan keuangan sekolah
4) Pengawasan dan evaluasi anggaran
5) Pertanggungjawaban
Pemasukan dan pengeluaran keuangan lembaga pendidikan/sekolah diatur
dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), hal
yang ada hubungannya dengan RAPBS adalah sebagai berikut:
1) Penerimaan (pemasukan/penerimaan)
2) Pengunaan (pembelanjaan)
3) Pertanggungjawaban (pelaporan)
Dengan adanya penerimaan keuangan dari orang tua peserta didik dan
masyarakat maka dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun
1989, juga UUSPN No. 20 tahun 2003 bahwa karena keterbatasan
kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dana pendidikan, maka
tanggung jawab atas pembiayaan pendidikan menjadi tanggung jawab
bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua.
Dimensi pengeluaran meliputi biaya rutin dan biaya pengembangan. Biaya
rutin adalah biaya yang dikeluarkan rutin setiap bulannya dari tahun ke tahun,
seperti gaji tenaga kependidikan baik guru maupun non guru, biaya
operasional.(Andiawati, 2017)
biaya pemeliharaan baik gedung maupun sarana prasarana kegiatan
pembelajaran. Biaya pengembangan, seperti biaya pembangunan, perawatan
dan perbaikan gedung, penambahan gedung, penambahan bangku, almari dan
pengeluaran lain yang bersifat tetap. Dalam manajemen keuangan ada
beberapa komponen yang terdiri dari:

14
1) Prosedur anggaran
2) Prosedur akuntansi keuangan
3) Pembelajaran, pergudangan, dan prosedur pendistribusian
4) Prosedur investasiProsedur pemeriksaan.
Dalam pelaporan dan pertanggung jawaban Kepala Sekolah wajib
menyampaikan laporan di bidang keuangan terutama mengenai pengeluaran
keuangan sekolah. Pengevaluasi dilakukan setiap triwulan atau per semester.
Pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan lembaga pendidikan/sekolah
harus dilaporkan secara rutin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pelaporan
dan pertanggungjawaban anggaran yang berasal dari orang tua peserta didik
dan masyarakat dilakukan secara rinci dan transparan sesuai dengan sumber
dananya. Pelaporan dan pertanggungjawaban anggaran yang berasal dari
sekolah swasta dilakukan secara rinci dan transparan kepada dewan guru dan
staf sekolah.7

7
Etty Andiawati. Pengelolaan Keuangan Lembaga Pendidikan/Sekolah: artikel Mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi Pendidikan Ekonomi UNS Surakarta

15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manajemen keuangan merupakan salah satu subtansi manajemen
sekolah yang akan turut menentukan berjalannnya kegiatan pendidikan
disuatu sekolah. Sebagaimana yang terjadi di substansi manajemen
pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian,
pengawasan atau pengendalian. Dalam pelaksanaan manajemen keuangan dan
pembiayaan pendidikan itu, ada beberapa tahapan penting yang harus
dilaksanakan, diantaranya tahap perencanaan keuangan, penganggaran,
pelaksanaan, pembukuan, dan tahap penilaian atau auditing.
Biaya rutin adalah biaya yang dikeluarkan rutin pada tiap bulannya
dari tahun ketahun, seperti gaji tenaga kependidikan baik guru maupun non
guru, biaya operasional. Pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan
lembaga pendidikan harus dilaporkan secara rutin sesuai dengan peraturan
yang ada. Pelaporan dan pertanggungjawaban anggaran yang berasal dari
orangtua peserta didik dan masyarakat dilakukan secara rinci dan transparan
sesuai dengan sumber dananya. Pelaporan dan pertanggungjawaban anggaran
yang berasal dari sekolah swasta dilakukan secara rinci dan transparan kepada
dewan guru dan staf sekolah.

16
Daftar Pustaka

Andiawati, E. (2017). Pengelolaan Keuangan Lembaga Pendidikan / Sekolah. Prosiding


Seminar Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis, 1–6. Retrieved from

Arwildayanto, dkk. 2017. Manajemen Keuangan Dan Pembiayaan Pendidikan


Bandung: Widya Padjadjaran

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Manajemen Keuangan. Materi Pelatihan


Terpadu untuk Kepala Sekolah. Jakarta: Dirjen Dikdasmen, Direktorat Pendidikan
Lanjutan Tingkat Pertama.

Fatonah, N. (2021). Manfaat Dana Bantuan Operasional Sekolah (Bos) Terhadap Mutu
Proses Pembelajaran. Jurnal Pendidikan UNIGA, 15(2), 474.
https://doi.org/10.52434/jp.v15i2.1382

Kadarman, A.M. dan Udaya, Jusuf. 1992. Pengantar Ilmu Manajemen: Buku Panduan
Mahasiswa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Karyatun, S. (2016). Mengelola Keuangan Sekolah. Jurnal Ilmu Dan Budaya, 40(54),
6257–6276.

Andiawati, E. (2017). Pengelolaan Keuangan Lembaga Pendidikan / Sekolah. Prosiding


Seminar Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis, 1–6. Retrieved from
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snpe/article/view/10646

Fatonah, N. (2021). Manfaat Dana Bantuan Operasional Sekolah (Bos) Terhadap Mutu
Proses Pembelajaran. Jurnal Pendidikan UNIGA, 15(2), 474.
https://doi.org/10.52434/jp.v15i2.1382

Karyatun, S. (2016). Mengelola Keuangan Sekolah. Jurnal Ilmu Dan Budaya, 40(54),
6257–6276.

Renny, M., & Shopiana, dan Toni, J. (2018). Manajemen Keuangan dan Pembiayaan.
Abilarrasyad, 3(02), 90. Retrieved from e-mail: rennymayasari@gmail.com

17
Thomas, Jones H. 1985. Introduction to school finance: Technique and social policy.
New York: MacMillan Publishing Company

Tjandra, W. R. 2006. Hukum keuangan negara. Grasindo.

18

Anda mungkin juga menyukai