Pendidikan merupakan upaya untuk membangun dan meningkatkan mutu peserta didik menuju era
globalisasi yang penuh dengan tantangan, sehingga perlu disadari bahwa pendidikan merupakan
sesuatu yang sangat fundamental bagi setiap individu, oleh karena keberadaan pendidikan tidak
dapat diabaikan terutama dalam memasuki era persaingan semakin ketat.
Untuk tercapainya tujuan pendidikan maka sangat penting mengelolah pendidikan dengan baik agar
mencapai tujuan yang efektif dan efesien. Oleh karena itu, pendidikan pun memerlukan adanya
menejemen pendidikan yang berupaya mengoordinasikan semua elemen pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Menejemen pendidikan adalah menupakan suatu proses yang merupakan daur (siklus)
penyelenggaraan pendidikan dimulai dari perencanaan, diikuti oleh pengorganisasian, pengarahan
pelaksanaan, pemantauan dan penilaian tentang usaha sekolah untuk mencapai tujuaannya.
Secara umum, tujuan manajemen sekolah dasar adalah mewujudkan sekolah dasar sebagai lembaga
pendidikan yang baik, yaitu efektif dan efisien. Efektif berarti mencapai tujuan, sedangkan efisien
dalam arti umum bermakna hemat. Jadi ada dua tujuan pokok dengan diterapkannya manajemen
dalam suatu penyelesaian pekerjaan, organisasi, instansi, atau lembaga. Pertama,
tujuan manajemen itu diupayakan dalam rangka mencapai efektivitas. Suatu program kerja
dikatakan efektif apabila program kerja tersebut dapat mencapai tujuan. Dengan kata lain, tujuan
diterapkannya
Menejemen pada sebuah program adalah agar program tersebut dapat mencapai tujuan.
Manajemen itu dilakukan dalam rangka mencapai efisiensi dalam pelaksanaan setiap program.
Efisiensi merupakan suatu konsepsi perbandingan antara pelaksanaan satu program dengan hasil
akhir yang diraih atau dicapai.
Menurut The Liang Gie, perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi pelaksanaan
program dan segi hasil. Apabila ditinjau dari segi pelaksanaannya, sebuah program dapat
dikatakan efisien apabila hasilnya dapat dicapai melalui upaya yang sekecil-kecilnya dan sehemat-
hematnya. Upaya yang dimaksudkan di sini adalah penggunaan komponen, seperti tenaga, waktu
pelaksanaan, sarana prasarana, dan keuangan. Ditinjau dari segi hasil, penyelenggaraan sebuah
program dapat dikatakan efisien apabila dengan usaha tertentu memperoleh hasil yang sebanyak-
banyaknya.
DeRoche (1985), sebelum menyusun bukunya yang berjudul How School Administrator Solve the
Problem melakukan survey kepada dua ribu kepala sekolah. Dalam survey itu meminta setiap kepala
sekolah menuliskan pada kartu pos masalah-masalah yang dihadapi disekolahnya masing-masing.
Berdasarkan kartu pos yang dikirim kepala sekolah kepadanya, DeRoche berhasil mengidentifikasi
dua ribu kegiatan manajemen sekolah. Namun para pakar administrasi pendidikan telah mencoba
mengklasifikasi komponen-komponen tersebut menjadi beberapa gugusan substansi pendidikan.
Mereka mengelompokkanya menjadi enam gugusan substansi, yaitu gugusan-gugusan substansi (1)
kurikulum atau pembelajaran; (2) kesiswaan; (3) kepegawaian; (4) sarana dan prasarana; (5)
keuangan; dan (6) lingkungan masyarakat.
Dari berbagai subtansi menejemen sekolah, subtansi yang juga dianggap penting adalah
menejemen keuangan sekolah. Masalah keuangan merupakan masalah yang cukup mendasar di
sekolah. Karena seluruh komponen pendidikan di sekolah erat kaitannya dengan komponen
keuangan sekolah. Meskipun tidak sepenuhnya masalah keuangan akan berpengaruh secara
langsung terhadap kualitas katksekolah, terutaman berkaitan dengan sarana, prasarana dan sumber
belajar. Manajemen keuangan sekolah merupakan bagian dari kegiatan pebiyaan pendidikan,yang
secara keseluruhan menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan,melaksanakan dan
mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan secara efektif dan transparan.dalam rangka
pelaksanaan. Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan membahas tentang menejemen
keuangan sekolah.
Menurut para pakar administrasi pendidikan, manajemen keuangan pendidikan dapat diartikan
sebagai keseluruhan proses pemerolehan dan pendayagunaan uang secara tertib, efektif, efisien,
dan dapat dipertanggung jawabkan dalam rangka memperlancar pencapaian tujuan pendidikan.
Maka dapat diartikan manajemen keuangan itu merupakan keseluruhan proses upaya memperoleh
dan mendayagunakan semua dana.
Dari pendapat diatas maka kami menarik kesimpulan bahwa manajemen keuangan sekolah dapat
diartikan suatu proses perencanaan dan pelaksanaan pemerolehan penggunaan keuangan
secara efektif, efisien, dan dapat dipertanggung jawabkan dalam rangka memperlancar pencapaian
tujuan pendidikan dan pencapaian Visi dan misi sekolah.
Bersumber dari Wikipedia tentang fungsi menejemen keuangan kemudian dientegrasikan dalam
fungsi menejemen keuangan sekolah yaitu :
Menurut Harsono biaya pendidikan berdasarkan sumbernya dapat digolongkan menjadi 4 jenis yaitu
:
Penerimaan sumber biaya pendidikan juga ditegaskan dalam PP No. 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan, disebutkan bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama
antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Disebut dalam UUSPN Tahun 2003 Pasal 48 Ayat 1, pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada
perinsip keadilan, efesiensi, transparan dan akubilitas public.
Kegiatan operasi, yaitu kegiatan-kegiatan dengan menggunakan alat atau tanpa alat yang berkaitan
dengan proses belajar mengajar baik dalam maupu di luar kelas.
Kegiatan Perawatan, yaitu kegiatan perawatan yang dilakukan untuk memelihara dan memperbaiki
sarana dan prasarana yang ada di sekolah agar sarana prasaran tersebut dapat berfungsi dalam
menunjang kelancaran proses belajar mengajar.
Nurhartati mengenukakan bahwa Pengelolaan dana perlu dilakukan dengan benar, agar dapat
dipastikan: (a) dana digunakan secara efisien, dalam pengertian dana yang minimal atau dana
tertentu dapat memperoleh hasil yang maksimal, (b) terjadinya keberlanjutan lembaga; (c)
mencegah kekeliruan, penyimpangan dan kebocoran dana. Bila hal tersebut terjadi dalam waktu
yang singkat dapat dikendalikan.
Semua pengeluaran keuangan sekolah dari sumber manapun harus dipertanggung jawabkan, hal
tersebut merupakan bentuk transparansi dalam pengelolaan keuangan. Namun demikian prinsip
transparansi dan kejujuran dalam pertanggung jawaban tersebut harus tetap dijunjung tinggi. Dalam
kaitan dengan pengelolaan keuangan tersebut, yang perlu diperhatikan oleh bendaharawan adalah:
1. Pada setiap akhir tahun anggaran, bendara harus membuat laporan keuangan kepada
lain
4. Neraca keuangan juga harus ditunjukkan untuk diperiksa oleh tim pertanggung
1. Semua pemasukan dan pengeluaran atau pembelanjaan tertulis dalam pembukuan keuangan.
2. Membuat laporan pertanggung jawaban keuangan sekolah.
3. Mempertanggung jawaban keuangan sekolah kepada dinas terkait.
4. Mempertanggung jawaban keuangan sekolah kepada oleh kepala sekolah dan bendahara
kepada komite sekolah, tenaga penganjar dan tenaga kependididkan
1. Kesimpulan
Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen sekolah yang akan turut
menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. manajemen keuangan merupakan
tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan,
pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah
dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan,
pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah.
Pengelolaan administrasi keuangan sekolah perlu diawali dengan perencanaan yang sebaik-baiknya
karena perencanaan akan menjadi peta atau pedoman jalannya pengelolaan administrasi keuangan
sekolah. Pengelolaan administrasi keuangan juga perlu menerapkan prinsip-prinsip agar dalam
pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan perencanaan, dapat berjalan dengan transparan,
efektif dan efisien, serta dapat dipertanggungjawabkan.
1. Saran
1. kepada semua yang terlibat dalam dunia pendidikan agar pro aktif dalam pengelolaan
keuangan sekolah terutama dalam pengawasan keuangan.
2. Kepada semua yang terlibat dalam keuangan sekolah agar amanah dalam menjalankan
keuangan sekolah.
3. Demikian pula pada semua pemimpin atau kepala sekolah agar amanah dan transparan karena
setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban baik di dunia maupun di akhirat.
DAFTAR PUSTAKA
.Darwanto H.M, Administrasi dan Menejemen Sekolah. 2013 Jakarta:. PT.Rineka Cipta
Rivai Zainal Veithzal dan Fauzi Bahar, 2013 Islamic Education Menejemen Depok : PT.RajaGrafindo
Persada
Sudrajat Akhmad, Kurikulum dan Pembelajaran dalam Paradigma Baru 2011 Yogyakarta: Paramitra
Publishing
Sudjana Nana, Pengawas dan Kepengawasan: Memahami Tugas Pokok, Fungsi, Peran dan Tanggung
Jawab Sekolah 2012.Bekasi: Binamitra Publishing.
Umaedi. Menejemen Bermutu Berbasis Sekolah 2008 artikel pendidikan Networt MBS
http://wardonojakarimba.blogspot.com/2012/04/administrasi keuangan-sekolah
http://wayanarsana.wordpress.com/2012/04/04/manajemen-sekolah-dasar-
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_keuangan#Fungsi_Manajemen_Keuangan
Berbagi ke :
Manajemen Keuangan Sekolah
Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen sekolah yang akan turut
menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Sebagaimana yang terjadi di substansi
manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian.
Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat
direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk
membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen
keuangan adalah:
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam menggali
sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan
pertanggung-jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
1. Transparansi
Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua warga sekolah dan orang tua siswa
misalnya rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) bisa ditempel di papan
pengumuman di ruang guru atau di depan ruang tata usaha sehingga bagi siapa saja yang
membutuhkan informasi itu dapat dengan mudah mendapatkannya. Orang tua siswa bisa
mengetahui berapa jumlah uang yang diterima sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk
apa saja uang itu. Perolehan informasi ini menambah kepercayaan orang tua siswa terhadap sekolah.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performansinya
dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas
di dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan
sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan
dan peraturan yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung jawab.
Pertanggungjawaban dapat dilakukan kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. Ada tiga pilar
utama yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu (1) adanya transparansi para
penyelenggara sekolah dengan menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai komponen
dalam mengelola sekolah , (2) adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya, (3) adanya partisipasi untuk saling menciptakan
suasana kondusif dalam menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya
yang murah dan pelayanan yang cepat
3. Efektivitas
Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Garner(2004)
mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, karena sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai
tujuan tercapai tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga.
Effectiveness ”characterized by qualitative outcomes”. Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif
outcomes. Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan yang
dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan
lembaga yang bersangkutan dan kualitatif outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
4. Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Efficiency ”characterized by quantitative
outputs” (Garner,2004). Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan
keluaran (out put) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu,
biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal:
Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan biaya yang sekecil-kecilnya
dapat mencapai hasil yang ditetapkan.
Ragam efisiensi dapat dijelaskan melalui hubungan antara penggunaan waktu, tenaga, biaya dan
hasil yang diharapkan dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Pada gambar di atas menunjukkan penggunaan daya C dan hasil D yang paling efisien, sedangkan
penggunaan daya A dan hasil D menunjukkan paling tidak efisien.
Hubungan penggunaan waktu, tenaga, biaya tertentu dan ragam hasil yang diperoleh
Pada gambar di atas menunjukkan penggunaan waktu, tenaga, biaya A dan hasil B paling tidak
efisien. Sedangkan penggunaan waktu, tenaga, biaya A dan hasil D paling efisien.
Tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi memungkinkan terselenggaranya pelayanan terhadap
masyarakat secara memuaskan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan
bertanggung jawab.
=====================
Diambil dan adaptasi dari Materi Pembinaan Profesi Kepala Sekolah/Madrasah. Direktorat Tenaga
Kependidikan. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007)
M a n a j e m e n K e u a n g a n p a d a
S e k o l a h D a s a r
|
7
Tidak ada namun apabila ada orang tua murid untuk bersedia menyumbang itu diperbolehkan
tetapi kenyataannya orang tua murid yang mampu mengaku tidak mampu sehingga dana kita
hanya dari dana BOS.
Bagaimana jika realisasi anggaran tidak sesuai dengan rencana kegitan anggaran sekolah ? Ada
berita acara, misalkan beli semen tiga karung tetapi tidak mencukupi dalam pelaksanaan
kegiatannya maka membuat berita acara yang disetujui dan ditandatangani oleh kepala sekolah,
bendahara, dan komite sekolah.
Apakah anggaran uang kas tahun yang lalu, anggaran digunakan dalam pembangunan sekolah?
Tidak, karena sekolah sudah mendapatkan dana dari pemerintah untuk pembangunan sekolah.
Apakah harapan ibu untuk pemerintah? Bantuan dari pemerintah diharapkan lancar. Dana BOS
diharapkan ditambah. Agar dapat membantu pembangunan sekolah. Jika ada pengangkatan
sukuan, diharuskan tidak melebihi 20% dari anggaran BOS.
Apakah terdapat uang kas dari guru-guru? Ya ada, itu termasuk dalam anggaran sosial. Ada juga
untuk siswa yaitu anggaran kesiswaan.
2.3 DiskusiHasil Observasi
Menurut kami dari apa yang telah dipahami pada teori yaitu sumber dana itu tidak hanya dari
pemerintah baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah seperti dalam bentuk BOS atau
bantuan yang lain semisal BSM, tetapi juga dari masyarakat yang mampu secara finansial dan
bersedia menyumbang guna untuk pengembangan sekolah. Ketika kami mewawancarai
narasumber Dra. Mien Endang Tri Yuliani selaku Kepala SDN Sumbersari 3 menyatakan tidak ada
sumbangan dari masyarakat yang mampu secara finansial untuk pengembangan sekolah dan
dianggap ketika sekolah meminta dana maka sekolah tidak menyelenggarakan pendidikan secara
gratis dan harus bebas dari pungutan.
M a n a j e m e n K e u a n g a n p a d a
S e k o l a h D a s a r
|
8
Fenomena yang terjadi adalah siswa siswi yang orang tuanya mampu mengaku tidak mampu
sehingga sekolah juga merasa kesulitan ketika dana untuk pengembangan sekolah kurang secara
administrtif. Padahal dana yang diberikan oleh pemerintah hanyalah standart pelayanan
minimal(SBM), sehingga ketika kami bertanya bagaimana pengembangan sekolah sementara
dananya kurang maka dana dari pemerintah itu sedapat mungkin untuk mencukupi kebutuhan
sekolah. Selain itu guru PNS di SDN Sumbersari 3 itu sedikit menyebabkan guru sukwan banyak
mengajar, sehingga anggaran untuk gaji sukwan juga menjadi pertimbangan dengan menetapkan
sekolah boleh mengangkat sukwan apabila gaji sukwan tidak boleh lebih dari 20% dari anggaran.
Dari observasi di SDN Sumbersari 3 kami juga menemukan beberapa kendala diantaranya ketika
kami memulai diskusi untuk menanyakan mengenai manajemen keuangan di sekolah dasar Dra.
Mien Endang Endang Tri Yuliani selaku kepala SDN Sumbersari 3 menyatakan bahwa keuangan
sekolah tidak boleh diungkapkan pada khalayak umum. Kemudian kami menjelaskan bahwa kami
tidak ingin mengetahui berapa keuangan sekolah secara nominal namun kami hanya ingin
mengetahui bagaimana caranya mengalokasikan sumber dana yang telah masuk ke sekolah untuk
nantinya direalisasikan guna menunjang program program sekolah juga pengembangan sekolah
sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. Kami juga menyarankan kepada beliau ketika
ada pertanyaan dari kami yang dirasa privasi sekolah mohon untuk tidak dijawab. Kemudian beliau
mempersilakan kami untuk mewawancarai beliau selaku kepala SDN Sumbersari 3. Selain itu kami
juga mendapat data bahwa untuk menunjang kebutuhan sekolah, SDN Sumbersari 3 menyewakan
kantin sekolah kepada sejumlah masyarakat setempat. Selain itu guru guru juga membentuk dana
social untuk membantu kebutuhan guru seperti ketika ada guru yang sakit maka dana social
tersebut dapat digunakan dan dana social ini tidak ditetapkan nominal artinya guru bebas ingin
memberi berapa saja.
PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH
Berdasarkan PP Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, disebutkan bahwa ada 3 jenis biaya
pendidikan, yaitu Biaya Satuan Pendidikan, Biaya Penyelenggaraan dan/atau Pengelolaan Pendidikan,
serta Biaya Pribadi Peserta Didik.
Pengeluaran anggaran tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan jenis mata anggaran keluaran (MAK)
sebagai berikut:
1. Belanja Pegawai
Belanja Gaji Pegawai
Belanja Honorarium Pegawai
2. Belanja Barang
Keperluan Sehari-Hari Perkantoran
Belanja Barang ATK
Langganan Daya dan Jasa
Pemeliharaan Gedung Kantor
Pemeliharaan Peralatan dan Mesin
Biaya Perjalanan Dinas
3. Belanja Modal
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Belanja Modal Gedung dan Bangunan
4. Belanja Sosial
Belanja bantuan sosial, berupa Penyediaan Beasiswa dan peningkatan Sumber Daya Manusia
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di sekolah, perlu pengelolaan sumber daya terpadu antara
sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta dana. Ketiganya saling terkait satu sama lain. Dalam hal ini
kepala sekolah dituntut untuk mengatur keuangan sekolah dengan tidak sebaik-baiknya sehingga ada
kegiatan yang semestinya mendapat prioritas pendanaan tapi tidak memperoleh anggaran.
Selanjutnya Bendaharawan sekolah dalam mengelola keuangan hendaknya memperhatikan beberapa hal
berikut ini :
1. Hemat dan sesuai dengan kebutuhan
2. Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana
3. Tidak diperkenankan untuk kebutuhan yang tidak menunjang proses belajar mengajar, seperti ucapan
selamat, hadiah, pesta.
Sumber dana sekolah selanjutnya di alokasikan sesuai dengan program dan kegiatan sekolah. Untuk
memudahkan dalam manajemen keuangan sekolah, sehingga perlu disusun RKS dan RKAS, seperti contoh
di bawah ini.
Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah
Penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah harus dilaporkan dan dipertanggungjawabkan secara rutin
sesuai peraturan yang berlaku. Pelaporan dan pertanggungjawaban anggaran yang berasal dari orang tua
siswa dan masyarakat dilakukan secara rinci dan transparan sesuai dengan sumber dananya.
Pelaporan dan pertanggungjawaban anggaran yang berasal dari usaha mandiri sekolah dilakukan secara rinci
dan transparan kepada dewan guru dan staf sekolah.
Pertanggungjawaban anggaran rutin dan pembangunan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai
berikut:
a. Selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulan Bendaharawan mengirimkan Surat
Pertanggungjawaban(SPJ) kepada Walikota/ Bupati melalui Bagian Keuangan Sekretariat Daerah.
b. Apabila tanggal 10 bulan berikutnya SPJ belum diterima oleh Bagian KeuanganSekretariat Daerah maka
tanggal 11 dikirimkan Surat Peringatan I.
c. Apabila sampai dengan tanggal 20 bulan berikutnya SPJ juga belum dikirimkan pada
Bagian Keuangan Sekretariat Daerah, maka dibuatkan Surat Peringatan II.
d. Kelengkapan Lampiran SPJ:
1. Surat pengantar
2. Sobekan BKU lembar 2 dan 3
3. Daftar Penerimaan dan Pengeluaran per pasal/komponen
4. Daftar Penerimaan dan Pengeluaran UUDP
5. Laporan Keadaan Kas Rutin/ Pembangunan (LKKR/LKKP) Tabel I dan II
6. Register penutupan Kas setiap 3 bulan sekali.
7. Fotokopi SPMU Beban Tetap dan Beban Sementara
8. Fotokopi Rekening Koran dari bank yang ditunjuk.
9. Daftar Perincian Penerimaan dan Pengeluaran Pajak(Bend.15)
10.Bukti Setor PPN/PPh 21,22,23 (fotokopi SSP)
11.Daftar Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Pajak
12.Bukti Pengeluaran /kuitansi asli dan lembar II beserta dengan bukti pendukung lainnya, disusun per digit/
komponen
e. Bukti Pendukung/ Lampiran SPJ
a. Biaya perjalanan dinas dilampiri - Kuitansi/ bukti pengeluaran uang
- Surat Perintah Tugas(SPT)
- Surat Perintah Perjalanan Dinas(SPPD) lembar I dan II
b. Penunjukan langsung barang dan jasa
- Sampai dengan Rp 1.000.000,- dilampiri kuitansi dan faktur pajak
- pembelian diatas Rp 1.000.000,- sampai dengan Rp 5.000.000,- dilampiri: Surat penawaran, Surat
Pesanan, Kuitansi, faktur pajak, berita acara serah terima/ penyelesaian pekerjaan.
===================================================
M a n a j e m e n K e u a n g a n p a d a
S e k o l a h D a s a r
|
9
Pada teori yang kami pahami ketika jumlah anggaran yang direalisasikan tidak sesuai dengan
rencana kegiatan anggaran sekolah atau rencan anggaran dan pendapatan sekolah maka terjadi
perubahan komponen program atau aktivitas apabila alokasi biaya di atas 10% dari total anggaran
program yang bersangkutan dan perubahan tersebut harus segera dilaporkan secara tertulis
kepada komite sekolah tetapi apabila alokasi biaya di bawah 10% maka perubahan yang demikian
tidak perlu dilaporkan segera, akan tetapi cukup diberi penjelasan dalam laporan pelaksaanaan
kegiatan dan keuangan sekolah. Pada observasi yang kami lakukan kami mendapat data ketika
terjadi perubahan dana tersebut hanya membuat berita acara untuk dilaporkan ke komite dan
ditanda tangani oleh kepala sekolah, komite, dan bendahara sekolah namun tidak ada standart
yang menetapkan haru kurang atau lebih dari 10%