Anda di halaman 1dari 17

Menejemen Keuangan Sekolah.

Pengertian, Fungsi, sumber, Cara Memanfaatkan dan


Mempertanggung jawabkan.

Pendidikan merupakan upaya untuk membangun dan meningkatkan mutu peserta didik menuju era
globalisasi yang penuh dengan tantangan, sehingga perlu disadari bahwa pendidikan merupakan
sesuatu yang sangat fundamental bagi setiap individu, oleh karena keberadaan pendidikan tidak
dapat diabaikan terutama dalam memasuki era persaingan semakin ketat.

Untuk tercapainya tujuan pendidikan maka sangat penting mengelolah pendidikan dengan baik agar
mencapai tujuan yang efektif dan efesien. Oleh karena itu, pendidikan pun memerlukan adanya
menejemen pendidikan yang berupaya mengoordinasikan semua elemen pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan.

Menejemen pendidikan adalah menupakan suatu proses yang merupakan daur (siklus)
penyelenggaraan pendidikan dimulai dari perencanaan, diikuti oleh pengorganisasian, pengarahan
pelaksanaan, pemantauan dan penilaian tentang usaha sekolah untuk mencapai tujuaannya.

Secara umum, tujuan manajemen sekolah dasar adalah mewujudkan sekolah dasar sebagai lembaga
pendidikan yang baik, yaitu efektif dan efisien. Efektif berarti mencapai tujuan, sedangkan efisien
dalam arti umum bermakna hemat. Jadi ada dua tujuan pokok dengan diterapkannya manajemen
dalam suatu penyelesaian pekerjaan, organisasi, instansi, atau lembaga. Pertama,
tujuan manajemen itu diupayakan dalam rangka mencapai efektivitas. Suatu program kerja
dikatakan efektif apabila program kerja tersebut dapat mencapai tujuan. Dengan kata lain, tujuan
diterapkannya

Menejemen pada sebuah program adalah agar program tersebut dapat mencapai tujuan.
Manajemen itu dilakukan dalam rangka mencapai efisiensi dalam pelaksanaan setiap program.
Efisiensi merupakan suatu konsepsi perbandingan antara pelaksanaan satu program dengan hasil
akhir yang diraih atau dicapai.
Menurut The Liang Gie, perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi pelaksanaan
program dan segi hasil. Apabila ditinjau dari segi pelaksanaannya, sebuah program dapat
dikatakan efisien apabila hasilnya dapat dicapai melalui upaya yang sekecil-kecilnya dan sehemat-
hematnya. Upaya yang dimaksudkan di sini adalah penggunaan komponen, seperti tenaga, waktu
pelaksanaan, sarana prasarana, dan keuangan. Ditinjau dari segi hasil, penyelenggaraan sebuah
program dapat dikatakan efisien apabila dengan usaha tertentu memperoleh hasil yang sebanyak-
banyaknya.

DeRoche (1985), sebelum menyusun bukunya yang berjudul How School Administrator Solve the
Problem melakukan survey kepada dua ribu kepala sekolah. Dalam survey itu meminta setiap kepala
sekolah menuliskan pada kartu pos masalah-masalah yang dihadapi disekolahnya masing-masing.
Berdasarkan kartu pos yang dikirim kepala sekolah kepadanya, DeRoche berhasil mengidentifikasi
dua ribu kegiatan manajemen sekolah. Namun para pakar administrasi pendidikan telah mencoba
mengklasifikasi komponen-komponen tersebut menjadi beberapa gugusan substansi pendidikan.
Mereka mengelompokkanya menjadi enam gugusan substansi, yaitu gugusan-gugusan substansi (1)
kurikulum atau pembelajaran; (2) kesiswaan; (3) kepegawaian; (4) sarana dan prasarana; (5)
keuangan; dan (6) lingkungan masyarakat.

Dari berbagai subtansi menejemen sekolah, subtansi yang juga dianggap penting adalah
menejemen keuangan sekolah. Masalah keuangan merupakan masalah yang cukup mendasar di
sekolah. Karena seluruh komponen pendidikan di sekolah erat kaitannya dengan komponen
keuangan sekolah. Meskipun tidak sepenuhnya masalah keuangan akan berpengaruh secara
langsung terhadap kualitas katksekolah, terutaman berkaitan dengan sarana, prasarana dan sumber
belajar. Manajemen keuangan sekolah merupakan bagian dari kegiatan pebiyaan pendidikan,yang
secara keseluruhan menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan,melaksanakan dan
mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan secara efektif dan transparan.dalam rangka
pelaksanaan. Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan membahas tentang menejemen
keuangan sekolah.

1. Pengertian menejemen keuangan sekolah

Menurut Depdiknas (2000) bahwa manajemen keuangan merupakan tindakan


pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan,
pertanggungjawaban dan pelaporan Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah dapat
diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan,
pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah.

Menurut para pakar administrasi pendidikan, manajemen keuangan pendidikan dapat diartikan
sebagai keseluruhan proses pemerolehan dan pendayagunaan uang secara tertib, efektif, efisien,
dan dapat dipertanggung jawabkan dalam rangka memperlancar pencapaian tujuan pendidikan.
Maka dapat diartikan manajemen keuangan itu merupakan keseluruhan proses upaya memperoleh
dan mendayagunakan semua dana.

H.M.Darwanto mengemukakan bahwa menejemen keuangan sekolah adalah seluruh proses


kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan /diusahakan secara sengaja dan sungguh-sungguh,
serta pembinaan secara kuntinyu terhadap biaya operasional sekolah sehingga kegiatan pendidikan
lebih efektif dan efesien serta membantu pencapaian tujuan pendidikan.

Dari pendapat diatas maka kami menarik kesimpulan bahwa manajemen keuangan sekolah dapat
diartikan suatu proses perencanaan dan pelaksanaan pemerolehan penggunaan keuangan
secara efektif, efisien, dan dapat dipertanggung jawabkan dalam rangka memperlancar pencapaian
tujuan pendidikan dan pencapaian Visi dan misi sekolah.

1. Fungsi menejemen keuangan sekolah

Bersumber dari Wikipedia tentang fungsi menejemen keuangan kemudian dientegrasikan dalam
fungsi menejemen keuangan sekolah yaitu :

1. Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-


kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
2. Penganggaran Keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail
pengeluaran dan pemasukan.
3. Pengelolaan Keuangan, menggunakan dana sekolah untuk memaksimalkan dana yang ada
dengan berbagai cara.
4. Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional
kegiatan sekolah.
5. Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana sekolah serta menyimpan dan mengamankan
dana tersebut.
6. Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem
keuangan pada sekolah.
7. Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan sekolahyang ada agar tidak
terjadi penyimpangan.
8. Pelaporan keuangan, penyediaan informasi tentang kondisi keuangansekolah sekaligus
sebagai bahan evaluasi.

1. Sumber keuangan sekolah

Menurut Harsono biaya pendidikan berdasarkan sumbernya dapat digolongkan menjadi 4 jenis yaitu
:

1. Biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah,Sumber keuangan yang berasal


dari pemerintah baik itu pemerintah pusat, tingkat Propensi, dan pemerintah daerah. Seperti
dana bantuan operasional sekolah (BOS). Dan dana bantuan operasional (BOP).
2. Biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh masyarakat orang tua/wali siswa, dana yang
dikumpulkan dari pengurus BP3/ komite sekolah dari orang tua siswa.
3. Biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh masyarakat bukan orang tua/wali siswa, misalnya
sponsor dari lembaga keuangan dan perusahan, sumbangan perusahaan industri, lembaga
sosial donatur, tokoh masyarakat, alumni, dsb.
Senada dengan hal ini, Umaedi menyatakan bahwa sumber pembiayaan sekolah dapat bersumber
dari : (1) pemerintah, (2) masyarakat termasuk dana dari orang tua/masyarakat/dunia usaha, dan (3)
sumber lainnya, misalnya hibah atau pinjaman sesuai dengan ketentuan yang berlaku.[

Penerimaan sumber biaya pendidikan juga ditegaskan dalam PP No. 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan, disebutkan bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama
antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.

1. Cara memanfaatkan keuangan sekolah.

Disebut dalam UUSPN Tahun 2003 Pasal 48 Ayat 1, pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada
perinsip keadilan, efesiensi, transparan dan akubilitas public.

Adapun cara memanfaatkan keuangan sekolah sebaiknya dengan langkah :

1. Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS)


2. Pengadaan dan pengalokasian anggaran berdasarkan RAPBS
3. Pelaksanaan anggaran sekolah
4. Pembukuan keuangan sekolah
5. Pertanggung jawaban keuangan sekolah
6. Pemantauan keuangan sekolah
7. Penilaian kinerja manajemen keuangan sekolah

Kegiatan operasi, yaitu kegiatan-kegiatan dengan menggunakan alat atau tanpa alat yang berkaitan
dengan proses belajar mengajar baik dalam maupu di luar kelas.

Kegiatan Perawatan, yaitu kegiatan perawatan yang dilakukan untuk memelihara dan memperbaiki
sarana dan prasarana yang ada di sekolah agar sarana prasaran tersebut dapat berfungsi dalam
menunjang kelancaran proses belajar mengajar.

Nurhartati mengenukakan bahwa Pengelolaan dana perlu dilakukan dengan benar, agar dapat
dipastikan: (a) dana digunakan secara efisien, dalam pengertian dana yang minimal atau dana
tertentu dapat memperoleh hasil yang maksimal, (b) terjadinya keberlanjutan lembaga; (c)
mencegah kekeliruan, penyimpangan dan kebocoran dana. Bila hal tersebut terjadi dalam waktu
yang singkat dapat dikendalikan.

1. Mempertanggung jawabkan keuangan sekolah

Semua pengeluaran keuangan sekolah dari sumber manapun harus dipertanggung jawabkan, hal
tersebut merupakan bentuk transparansi dalam pengelolaan keuangan. Namun demikian prinsip
transparansi dan kejujuran dalam pertanggung jawaban tersebut harus tetap dijunjung tinggi. Dalam
kaitan dengan pengelolaan keuangan tersebut, yang perlu diperhatikan oleh bendaharawan adalah:
1. Pada setiap akhir tahun anggaran, bendara harus membuat laporan keuangan kepada

komite sekolah untuk dicocokkan dengan RAPBS


2.Laporan keuangan tersebut harus dilampiri bukti-bukti pengeluaran yang ada
3. Kwitansi atau bukti-bukti pembelian atau bukti penerimaan dan bukti pengeluaran

lain
4. Neraca keuangan juga harus ditunjukkan untuk diperiksa oleh tim pertanggung

jawaban keuangan dari komite sekolah.

Pendapat lain mengemukakan bahwa mempertanggung jawabkan keuangan dengan cara :

1. Semua pemasukan dan pengeluaran atau pembelanjaan tertulis dalam pembukuan keuangan.
2. Membuat laporan pertanggung jawaban keuangan sekolah.
3. Mempertanggung jawaban keuangan sekolah kepada dinas terkait.
4. Mempertanggung jawaban keuangan sekolah kepada oleh kepala sekolah dan bendahara
kepada komite sekolah, tenaga penganjar dan tenaga kependididkan

1. Kesimpulan

Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen sekolah yang akan turut
menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. manajemen keuangan merupakan
tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan,
pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah
dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan,
pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah.

Pengelolaan administrasi keuangan sekolah perlu diawali dengan perencanaan yang sebaik-baiknya
karena perencanaan akan menjadi peta atau pedoman jalannya pengelolaan administrasi keuangan
sekolah. Pengelolaan administrasi keuangan juga perlu menerapkan prinsip-prinsip agar dalam
pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan perencanaan, dapat berjalan dengan transparan,
efektif dan efisien, serta dapat dipertanggungjawabkan.

1. Saran

Dalam makalah ini penulis menyarankan :

1. kepada semua yang terlibat dalam dunia pendidikan agar pro aktif dalam pengelolaan
keuangan sekolah terutama dalam pengawasan keuangan.
2. Kepada semua yang terlibat dalam keuangan sekolah agar amanah dalam menjalankan
keuangan sekolah.
3. Demikian pula pada semua pemimpin atau kepala sekolah agar amanah dan transparan karena
setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban baik di dunia maupun di akhirat.

DAFTAR PUSTAKA

.Darwanto H.M, Administrasi dan Menejemen Sekolah. 2013 Jakarta:. PT.Rineka Cipta

Departemen Pendidikan Nasional. Manajemen Keuangan Materi Pelatihan Terpadu untuk


Kepala Sekolah. 2002 Jakarta: Dirjen Dikdasmen, Direktorat Pendidikan Lanjutan Tingkat Pertama

Hasbullah, Dasar Dasar Ilmu Pendidikan 2006 PT. Rajawali pers

Nurhartati. Menejemen Pendidikan 2014 Jakarta

Rivai Zainal Veithzal dan Fauzi Bahar, 2013 Islamic Education Menejemen Depok : PT.RajaGrafindo
Persada

Sudrajat Akhmad, Kurikulum dan Pembelajaran dalam Paradigma Baru 2011 Yogyakarta: Paramitra
Publishing

Sudjana Nana, Pengawas dan Kepengawasan: Memahami Tugas Pokok, Fungsi, Peran dan Tanggung
Jawab Sekolah 2012.Bekasi: Binamitra Publishing.

The Liang Gie, Unsur-unsur Administrasi: 1983 Yogyakarta: Penerbit Supersukses

Umaedi. Menejemen Bermutu Berbasis Sekolah 2008 artikel pendidikan Networt MBS

Wikipedia Bahasa Indonesia. Visit 21.3.2014.

http://wardonojakarimba.blogspot.com/2012/04/administrasi keuangan-sekolah
http://wayanarsana.wordpress.com/2012/04/04/manajemen-sekolah-dasar-
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_keuangan#Fungsi_Manajemen_Keuangan

Berbagi ke :
Manajemen Keuangan Sekolah

Posted on 18 Januari 2010 by AKHMAD SUDRAJAT — 27 Komentar

A. Pengertian Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen sekolah yang akan turut
menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Sebagaimana yang terjadi di substansi
manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian.

Beberapa kegiatan manajemen keuangan yaitu memperoleh dan menetapkan sumber-sumber


pendanaan, pemanfaatan dana, pelaporan, pemeriksaan dan pertanggungjawaban (Lipham, 1985;
Keith, 1991)

Menurut Depdiknas (2000) bahwa manajemen keuangan merupakan tindakan


pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan,
pertanggungjawaban dan pelaporan Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah dapat
diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan,
pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah.

B. Tujuan Manajemen Keuangan Sekolah

Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat
direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk
membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen
keuangan adalah:

1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah


2. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
3. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam menggali
sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan
pertanggung-jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.

C. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-undang No 20 Tahun


2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan,
efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu
mendapat penekanan. Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu transparansi,
akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi.

1. Transparansi

Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang manajemen berarti adanya


keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Di lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan
yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan lembaga pendidikan,
yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan
pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan
untuk mengetahuinya. Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan
dukungan orangtua, masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program
pendidikan di sekolah. Disamping itu transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik
antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga sekolah melalui penyediaan informasi
dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.

Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua warga sekolah dan orang tua siswa
misalnya rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) bisa ditempel di papan
pengumuman di ruang guru atau di depan ruang tata usaha sehingga bagi siapa saja yang
membutuhkan informasi itu dapat dengan mudah mendapatkannya. Orang tua siswa bisa
mengetahui berapa jumlah uang yang diterima sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk
apa saja uang itu. Perolehan informasi ini menambah kepercayaan orang tua siswa terhadap sekolah.

2. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performansinya
dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas
di dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan
sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan
dan peraturan yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung jawab.
Pertanggungjawaban dapat dilakukan kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. Ada tiga pilar
utama yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu (1) adanya transparansi para
penyelenggara sekolah dengan menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai komponen
dalam mengelola sekolah , (2) adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya, (3) adanya partisipasi untuk saling menciptakan
suasana kondusif dalam menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya
yang murah dan pelayanan yang cepat

3. Efektivitas
Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Garner(2004)
mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, karena sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai
tujuan tercapai tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga.
Effectiveness ”characterized by qualitative outcomes”. Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif
outcomes. Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan yang
dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan
lembaga yang bersangkutan dan kualitatif outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.

4. Efisiensi

Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Efficiency ”characterized by quantitative
outputs” (Garner,2004). Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan
keluaran (out put) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu,
biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal:

a. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya:

Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan biaya yang sekecil-kecilnya
dapat mencapai hasil yang ditetapkan.

Ragam efisiensi dapat dijelaskan melalui hubungan antara penggunaan waktu, tenaga, biaya dan
hasil yang diharapkan dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Hubungan penggunaan waktu, tenaga, biaya dan hasil yang diharapkan

Pada gambar di atas menunjukkan penggunaan daya C dan hasil D yang paling efisien, sedangkan
penggunaan daya A dan hasil D menunjukkan paling tidak efisien.

b. Dilihat dari segi hasil


Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan waktu, tenaga dan biaya tertentu
memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik kuantitas maupun kualitasnya.

Ragam efisiensi tersebut dapat dilihat dari gambar berikut ini:

Hubungan penggunaan waktu, tenaga, biaya tertentu dan ragam hasil yang diperoleh

Pada gambar di atas menunjukkan penggunaan waktu, tenaga, biaya A dan hasil B paling tidak
efisien. Sedangkan penggunaan waktu, tenaga, biaya A dan hasil D paling efisien.

Tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi memungkinkan terselenggaranya pelayanan terhadap
masyarakat secara memuaskan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan
bertanggung jawab.

=====================

Diambil dan adaptasi dari Materi Pembinaan Profesi Kepala Sekolah/Madrasah. Direktorat Tenaga
Kependidikan. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007)

Manajemen Keuangan pada Sekolah Dasar |

M a n a j e m e n K e u a n g a n p a d a
S e k o l a h D a s a r
|
7
Tidak ada namun apabila ada orang tua murid untuk bersedia menyumbang itu diperbolehkan
tetapi kenyataannya orang tua murid yang mampu mengaku tidak mampu sehingga dana kita
hanya dari dana BOS.
Bagaimana jika realisasi anggaran tidak sesuai dengan rencana kegitan anggaran sekolah ? Ada
berita acara, misalkan beli semen tiga karung tetapi tidak mencukupi dalam pelaksanaan
kegiatannya maka membuat berita acara yang disetujui dan ditandatangani oleh kepala sekolah,
bendahara, dan komite sekolah.

Apakah anggaran uang kas tahun yang lalu, anggaran digunakan dalam pembangunan sekolah?
Tidak, karena sekolah sudah mendapatkan dana dari pemerintah untuk pembangunan sekolah.

Apakah harapan ibu untuk pemerintah? Bantuan dari pemerintah diharapkan lancar. Dana BOS
diharapkan ditambah. Agar dapat membantu pembangunan sekolah. Jika ada pengangkatan
sukuan, diharuskan tidak melebihi 20% dari anggaran BOS.

Apakah terdapat uang kas dari guru-guru? Ya ada, itu termasuk dalam anggaran sosial. Ada juga
untuk siswa yaitu anggaran kesiswaan.
2.3 DiskusiHasil Observasi
Menurut kami dari apa yang telah dipahami pada teori yaitu sumber dana itu tidak hanya dari
pemerintah baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah seperti dalam bentuk BOS atau
bantuan yang lain semisal BSM, tetapi juga dari masyarakat yang mampu secara finansial dan
bersedia menyumbang guna untuk pengembangan sekolah. Ketika kami mewawancarai
narasumber Dra. Mien Endang Tri Yuliani selaku Kepala SDN Sumbersari 3 menyatakan tidak ada
sumbangan dari masyarakat yang mampu secara finansial untuk pengembangan sekolah dan
dianggap ketika sekolah meminta dana maka sekolah tidak menyelenggarakan pendidikan secara
gratis dan harus bebas dari pungutan.

M a n a j e m e n K e u a n g a n p a d a
S e k o l a h D a s a r
|
8
Fenomena yang terjadi adalah siswa siswi yang orang tuanya mampu mengaku tidak mampu
sehingga sekolah juga merasa kesulitan ketika dana untuk pengembangan sekolah kurang secara
administrtif. Padahal dana yang diberikan oleh pemerintah hanyalah standart pelayanan
minimal(SBM), sehingga ketika kami bertanya bagaimana pengembangan sekolah sementara
dananya kurang maka dana dari pemerintah itu sedapat mungkin untuk mencukupi kebutuhan
sekolah. Selain itu guru PNS di SDN Sumbersari 3 itu sedikit menyebabkan guru sukwan banyak
mengajar, sehingga anggaran untuk gaji sukwan juga menjadi pertimbangan dengan menetapkan
sekolah boleh mengangkat sukwan apabila gaji sukwan tidak boleh lebih dari 20% dari anggaran.
Dari observasi di SDN Sumbersari 3 kami juga menemukan beberapa kendala diantaranya ketika
kami memulai diskusi untuk menanyakan mengenai manajemen keuangan di sekolah dasar Dra.
Mien Endang Endang Tri Yuliani selaku kepala SDN Sumbersari 3 menyatakan bahwa keuangan
sekolah tidak boleh diungkapkan pada khalayak umum. Kemudian kami menjelaskan bahwa kami
tidak ingin mengetahui berapa keuangan sekolah secara nominal namun kami hanya ingin
mengetahui bagaimana caranya mengalokasikan sumber dana yang telah masuk ke sekolah untuk
nantinya direalisasikan guna menunjang program program sekolah juga pengembangan sekolah
sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. Kami juga menyarankan kepada beliau ketika
ada pertanyaan dari kami yang dirasa privasi sekolah mohon untuk tidak dijawab. Kemudian beliau
mempersilakan kami untuk mewawancarai beliau selaku kepala SDN Sumbersari 3. Selain itu kami
juga mendapat data bahwa untuk menunjang kebutuhan sekolah, SDN Sumbersari 3 menyewakan
kantin sekolah kepada sejumlah masyarakat setempat. Selain itu guru guru juga membentuk dana
social untuk membantu kebutuhan guru seperti ketika ada guru yang sakit maka dana social
tersebut dapat digunakan dan dana social ini tidak ditetapkan nominal artinya guru bebas ingin
memberi berapa saja.
PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH

Berdasarkan PP Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, disebutkan bahwa ada 3 jenis biaya
pendidikan, yaitu Biaya Satuan Pendidikan, Biaya Penyelenggaraan dan/atau Pengelolaan Pendidikan,
serta Biaya Pribadi Peserta Didik.

1. Sumber-Sumber Pemasukan Keuangan Sekolah


Pasal 46 UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan pendanaan pendidikan
menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Sebagai
konsekuensi logisnya maka sumber-sumber pemasukan sekolah bisa berasal dari pemerintah, usaha mandiri
sekolah , orang tua siswa, dunia usaha dan industri, sumber lain seperti hibah yang tidak bertentangan dengan
peraturan perundangan yang berlaku, yayasan penyelenggara pendidikan bagi lembaga pendidikan swasta,
serta masyarakat luas.
1). Pemerintah: Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Sumber dana pendidikan untuk SD dan SMP, saat ini bersumber dari dana BOS yang dialokasikan
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); disamping itu terdapat juga dana khusus
melalaui pemerintah daerah provinsi dan kabupaten yang disebut dana khusus dari APBDI dan APBD
II. Dana BOS ini, merupakan dana operasi nonpersonalia sedangkan untuk gaji pendidik dan tenaga
kependidikan bersumber dari dana Rutin melalui APBN dan APBD.
2). Dana Masyarakat; dana ini bisa berasal dari komite sekolah/orang tua siswa atau dari sponsor dan donatur
3). Dana Swadaya
Beberapa kegiatan yang merupakan usaha mandiri sekolah yang bisa menghasilkan pendapatan sekolah
antara lain : (1) pengelolaan kantin sekolah, (2) pengelolaan koperasi sekolah,
(3) pengelolaan wartel, (4) pengelolaan jasa antar jemput siswa, (5) panen kebun sekolah, (6) kegiatan
yang menarik sehingga ada sponsor yang memberi dana, (7) kegiatan seminar/ pelatihan/lokakarya dengan
dana dari peserta yang bisa disisihkan sisa anggarannya untuk sekolah, (8) penyelenggaraan lomba kesenian
dengan biaya dari peserta atau perusahaan yang sebagian dana bisa disisihkan untuk sekolah.
4.) Sumber Lain
Selain yang sudah disebutkan di atas, masih ada sumber pembiayaan alternatif yang berasal dari proyek
pemerintah baik yang bersifat block grant maupun yang bersifat matching grant (imbal swadaya).
2. Tujuan Manajemen Keuangan Sekolah
1). Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
2). Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
3). Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
3. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan
Prinsip-prinsip manajemen sekolah meliputi:
1). Transparansi.
2). Akuntabilitas
3). Efektivitas.

Alokasi Keuangan Sekolah


Pendanaan pendidikan saat ini dapat dikelompokkan menjadi biaya personalia dan operasi nonpersonalia.
Biaya personalia, terdiri dari gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta tunjangan tunjangan yang
melekat pada gaji dan biaya nonpersonalia adalah biaya untuk bahan atau peralatan pendidikan habis pakai,
dan biaya tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan
prasarana,uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dll (baca Permendiknas nomor
69 tahun 2009, tentang Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Tahun 2009 Untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Dasar Luar
Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa
(SMALB).
Biaya operasi nonpersonalia adalah standar biaya yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi
nonpersonalia selama 1 (satu) tahun sebagai bagian dari keseluruhan dana pendidikan agar satuan
pendidikan dapat melakukan kegiatan pendidikan secara teratur dan berkelanjutan sesuai SNP.
1. Keuangan Sekolah bersumber dari:
a. Rutin
Anggaran rutin digunakan untuk:
1). gaji dan tunjangan
2). tunjangan beras
3). uang lembur
4) keperluan sehari-hari perkantoran
5) inventaris kantor
6) langganan daya dan jasa
7) pemeliharaan gedung kantor
8) lain-lain yang berupa pengadaan kertas
9) lain-lain yang berupa pemeliharaan/perbaikan ruang kelas/gedung sekolah
b. Dana BOS
Dana BOS, Melalui program BOS, warga sekolah diharapkan dapat lebih mengembangkan sekolah dengan
memperhatikan hal-hal berikut:
1. Pengelolaan dana secara profesional, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan;
2. Menjadi sarana penting peningkatan pemberdayaan sekolah dalam rangka peningkatan akses, mutu dan
manajemen sekolah;
3. Sekolah harus memiliki Rencana Jangka Menengah yang disusun 4 tahunan;
4. Sekolah harus menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) dalam bentuk Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS), dimana dana BOS merupakan bagian integral didalam RKAS tersebut;
5. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) harus disetujui dalam rapat dewan pendidik
setelah memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah dan disahkan oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten/kota (untuk sekolah negeri) atau yayasan (untuk sekolah swasta). Secara rinci
diatur dalam Peraturan Mendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
c Dana Masyarakat (Komite Sekolah, donatur, sposor)
Dana masyarakat dapat dipergunakan untuk:
1. menunjang kegiatan rutin
2. pembangunan gedung atau ruang kelas
3. pembelian peralatan.

Apabila dirinci anggaran sekolah tersebut digunakan untuk:


1. Kegiatan peningkatan mutu pendidikan, antara lain peningkatan kemampuan profesional, supervisi
pendidikan, dan evaluasi.
2. Kegiatan ekstra-kurikuler, antara lain usaha kesehatan sekolah (UKS), pramuka, olahraga, kreativitas
seni.
3. Bahan pengajaran praktek, keterampilan, antara lain penambahan sarana pengajaran, bahan praktek.
4. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru dan pegawai.
5. Pembelian peralatan kantor dan alat tulis kantor.
6. Pengembangan perpustakaan.
7. Pembangunan sarana fisik sekolah.
8. Biaya listrik, telepon, air dan surat menyurat.
9. Dana sosial seperti bantuan kesehatan, pakaian seragam.
10.Biaya pemeliharaan gedung, pagar dan pekarangan sekolah.

Pengeluaran anggaran tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan jenis mata anggaran keluaran (MAK)
sebagai berikut:
1. Belanja Pegawai
Belanja Gaji Pegawai
Belanja Honorarium Pegawai
2. Belanja Barang
Keperluan Sehari-Hari Perkantoran
Belanja Barang ATK
Langganan Daya dan Jasa
Pemeliharaan Gedung Kantor
Pemeliharaan Peralatan dan Mesin
Biaya Perjalanan Dinas
3. Belanja Modal
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Belanja Modal Gedung dan Bangunan
4. Belanja Sosial
Belanja bantuan sosial, berupa Penyediaan Beasiswa dan peningkatan Sumber Daya Manusia

Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di sekolah, perlu pengelolaan sumber daya terpadu antara
sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta dana. Ketiganya saling terkait satu sama lain. Dalam hal ini
kepala sekolah dituntut untuk mengatur keuangan sekolah dengan tidak sebaik-baiknya sehingga ada
kegiatan yang semestinya mendapat prioritas pendanaan tapi tidak memperoleh anggaran.

Selanjutnya Bendaharawan sekolah dalam mengelola keuangan hendaknya memperhatikan beberapa hal
berikut ini :
1. Hemat dan sesuai dengan kebutuhan
2. Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana
3. Tidak diperkenankan untuk kebutuhan yang tidak menunjang proses belajar mengajar, seperti ucapan
selamat, hadiah, pesta.
Sumber dana sekolah selanjutnya di alokasikan sesuai dengan program dan kegiatan sekolah. Untuk
memudahkan dalam manajemen keuangan sekolah, sehingga perlu disusun RKS dan RKAS, seperti contoh
di bawah ini.
Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah
Penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah harus dilaporkan dan dipertanggungjawabkan secara rutin
sesuai peraturan yang berlaku. Pelaporan dan pertanggungjawaban anggaran yang berasal dari orang tua
siswa dan masyarakat dilakukan secara rinci dan transparan sesuai dengan sumber dananya.

Pelaporan dan pertanggungjawaban anggaran yang berasal dari usaha mandiri sekolah dilakukan secara rinci
dan transparan kepada dewan guru dan staf sekolah.

Pertanggungjawaban anggaran rutin dan pembangunan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai
berikut:
a. Selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulan Bendaharawan mengirimkan Surat
Pertanggungjawaban(SPJ) kepada Walikota/ Bupati melalui Bagian Keuangan Sekretariat Daerah.
b. Apabila tanggal 10 bulan berikutnya SPJ belum diterima oleh Bagian KeuanganSekretariat Daerah maka
tanggal 11 dikirimkan Surat Peringatan I.
c. Apabila sampai dengan tanggal 20 bulan berikutnya SPJ juga belum dikirimkan pada
Bagian Keuangan Sekretariat Daerah, maka dibuatkan Surat Peringatan II.
d. Kelengkapan Lampiran SPJ:
1. Surat pengantar
2. Sobekan BKU lembar 2 dan 3
3. Daftar Penerimaan dan Pengeluaran per pasal/komponen
4. Daftar Penerimaan dan Pengeluaran UUDP
5. Laporan Keadaan Kas Rutin/ Pembangunan (LKKR/LKKP) Tabel I dan II
6. Register penutupan Kas setiap 3 bulan sekali.
7. Fotokopi SPMU Beban Tetap dan Beban Sementara
8. Fotokopi Rekening Koran dari bank yang ditunjuk.
9. Daftar Perincian Penerimaan dan Pengeluaran Pajak(Bend.15)
10.Bukti Setor PPN/PPh 21,22,23 (fotokopi SSP)
11.Daftar Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Pajak
12.Bukti Pengeluaran /kuitansi asli dan lembar II beserta dengan bukti pendukung lainnya, disusun per digit/
komponen
e. Bukti Pendukung/ Lampiran SPJ
a. Biaya perjalanan dinas dilampiri - Kuitansi/ bukti pengeluaran uang
- Surat Perintah Tugas(SPT)
- Surat Perintah Perjalanan Dinas(SPPD) lembar I dan II
b. Penunjukan langsung barang dan jasa
- Sampai dengan Rp 1.000.000,- dilampiri kuitansi dan faktur pajak
- pembelian diatas Rp 1.000.000,- sampai dengan Rp 5.000.000,- dilampiri: Surat penawaran, Surat
Pesanan, Kuitansi, faktur pajak, berita acara serah terima/ penyelesaian pekerjaan.

- Diatas Rp 5.000.000,- sampai dengan Rp 15.000.000,- dilampiri: Surat penawaran, Surat


Penunjukan Pelaksanaan Pekerjaan, Surat Perintah Kerja(SPK), Berita acara Pemeriksaan Barang, kuitansi,
faktur/nota, berita acara serah terima/ penyelesaian pekerjaan. Pemimpin
proyek/ Atasan Langsung Bendaharawan diwajibkan menyusun/ melampirkan OE/ HPS sebagai acuan
melakukan negosiasi baik harga maupun kualitas barang/ jasa yang dibutuhkan..

===================================================

M a n a j e m e n K e u a n g a n p a d a
S e k o l a h D a s a r
|
9
Pada teori yang kami pahami ketika jumlah anggaran yang direalisasikan tidak sesuai dengan
rencana kegiatan anggaran sekolah atau rencan anggaran dan pendapatan sekolah maka terjadi
perubahan komponen program atau aktivitas apabila alokasi biaya di atas 10% dari total anggaran
program yang bersangkutan dan perubahan tersebut harus segera dilaporkan secara tertulis
kepada komite sekolah tetapi apabila alokasi biaya di bawah 10% maka perubahan yang demikian
tidak perlu dilaporkan segera, akan tetapi cukup diberi penjelasan dalam laporan pelaksaanaan
kegiatan dan keuangan sekolah. Pada observasi yang kami lakukan kami mendapat data ketika
terjadi perubahan dana tersebut hanya membuat berita acara untuk dilaporkan ke komite dan
ditanda tangani oleh kepala sekolah, komite, dan bendahara sekolah namun tidak ada standart
yang menetapkan haru kurang atau lebih dari 10%

Anda mungkin juga menyukai