Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KELOMPOK

PRINSIP-PRINSIP DALAM MANAJEMEN KEUANGAN

(PROSES DALAM MANAJEMEN KEUANGAN)

(TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN)

DISUSUN OLEH :
INTAN RAYURI
WALNI FITRI

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Manajemen berasal dari to manage yang berarti mengatur, mengelola atau mengurusi.
Manajemen sering diartikulasikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Sebagai ilmu, manajemen
dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematis berusaha memahami
mengapa dan bagaimana orang bekerja sama untuk mencapai tujuan dan membuat system
kerjasama yang lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan akan sangat bergantung kepada


manajemen yang digunakan dalam suatu lembaga pendidikan yang bersangkutan. Sehingga
manajemen pendidikan dibutuhkan untuk memajukan institusi pendidikan secara mendasar.
Tujuan pendidikan tidak terlepas dari masalah keuangan dalam sebuah institusi. Untuk
memberikan dapat mengatur keuangan tersebut selaku pemimpin sekolah harus mengetahui
langkah-langkah pengelolaannya. Pengelolaan tersebut tertuang dalam ilmu manajemen
keuangan pendidikan.

Dari paparan diatas, dalam makalah ini kami akan menguraikan tentang manajemen
keuangan dalam intitusi pendidikan.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah definisi dari Manajemen Keuangan Pendidikan?


2. Apakah fungsi dari Manajemen Keuangan Pendidikan?
3. Apakah tujuan dari Manajemen Keuangan Pendidikan?
4. Apa saja ruang lingkup Manajemen Keuangan Pendidikan?
5. Apa sajakah prinsip-prinsip dari Manajemen Keuangan Pendidikan?

1.3. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui definisi dari Manajemen Keuangan Pendidikan.


2. Untuk mengetahui fungsi dari Manajemen Keuangan Pendidikan.
3. Untuk mengetahui tujuan dari Manajemen Keuangan Pendidikan.
4. Untuk mengetahui ruang lingkup dari manajemen keuangan pendidikan.
5. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dari Manajemen Keuangan Pendidikan.
1.4. LANDASAN TEORI
1.4.1. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang
perencanaan, pemeriksaan, penganggaran, pengelolaan, pencarian, pengendalian dan
penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan dengan tujuan menyeluruh.
Beberapa definisi manajemen keuangan menurut para ahli adalah sebagai
berikut:
1. Liefman mengatakan, manajemen keuangan adalah usaha untuk menyediakan
uang dan menggunakan uang untuk mendapat atau memperoleh aktiva.
2. Suad Husnanmengatakan manajemen keuangan adalah  manajemen terhadap
fungsi-fungsi keuangan.
3. Grestenberg mengatakan, manajemen keuangan adalah ” how business are
organized to acquire funds, how they acquire funds, how the use them and how
the prof ts business are distributed. (bagaimana bisnis diatur untuk memperoleh
dana, bagaimana mereka memperoleh dana, bagaimana penggunaan mereka dan
bagaimana bisnis prof ts didistribusikan).
4. James Van Horne mengatakan bahwa manajemen keuangan adalah  segala
aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan pengelolaan aktiva
dengan tujuan menyeluruh.
5. Bambang Riyantomengatakan bahwa manajemen keuangan adalah  keseluruhan
aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang
diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling
menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien
mungkin.
Jadi dapat di simpulkan, bahwa manajemen keuangan adalah suatu kegiatan
perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan
penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.
1.4.2. Fungsi Manajemen Keuangan

Fungsi manajemen keuangan pendidikan adalah menyediakan informasi


kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, agar berguna dalam pengambilan keputusan
ekonomi dalam entitas pendidikan. Diantaranya fungsi tersebut untuk stakeholder
sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah menggunakan manajemen keuangan pendidikan untuk
menyusun perencanaan sekolah yang dipimpinnya, mengevaluasi kemajuan yang
dicapai dalam usaha mencapai tujuan, dan melakukan tindakan-tindakan koreksi
yang diperlukan. Keputusan yang diambil Kepala sekolah berdasarkan laporan
keuangan adalah menentukan peralatan apa yang sebaiknya dibeli, berapa persediaan
ATK yang harus ada di bagian perlengkapan, dan lain-lain.
2. Guru dan Karyawan
Guru dan karyawan mewakili kelompok yang tertarik pada informasi
mengenai stabilitas dan profitabilitas di institusi pendidikan (sekolah). Ini berarti
kelompok tersebut juga tertarik dengan informasi penilaian kemampuan sekolah
dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.
3. Kreditor/Pemberi Pinjaman
Kreditor atau pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar
pada saat jatuh tempo. (Hal ini berlaku apabila ada kasus sekolah yang memerlukan
kreditor).
4. Orang Tua Siswa
Para orang tua siswa berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup institusi pendidikan, terutama perjanjian jangka panjang dan
tingkat ketergantungan sekolah .
5. Suplier/Pemasok
Pemasok tertarik dengan informasi tentang kemungkinan jumlah yang
terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
6. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya
berkepentingan terhadap alokasi sumberdaya dan karena itu, berkepentingan dengan
aktivitas sekolah. Informasi dasar ini dibutuhkan untuk mengatur aktivitas sekolah,
menetapkan kebijakan anggaran, dan mendasari penyusunan anggaran untuk tahun-
tahun berikutnya.
7. Masyarakat
Institusi pendidikan memengaruhi anggota masyarakat dengan berbagai cara. Laporan
keuangan Institusi Pendidikan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi tentang kecenderungan dan perkembangan terakhir pengelolaan keuangan
Institusi Pendidikan serta rangkaian aktivitasnya.
1.4.3. Tujuan Manajemen Keuangan Pendidikan

Adapun tujuan dari manajemen keuangan adalah untuk memperoleh, dan mencari
peluang sumber-sumber pendanaan bagi kegiatan sekolah, agar bisa menggunakan dana
secara efektif dan tidak melanggar aturan, dan membuat laporan keuangan yang
transparan dan akuntabel. Di sinilah peran seorang manager sekolah atau Kepala Sekolah
untuk mengelola keuangan dengan sebaik mungkin dengan memperdayakan sumber
daya manusia yang ada di lingkungan sekolah. Melalui kegiatan manajemen keuangan
maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan
pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai
pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen
keuangan adalah1:
a.      Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
b.      Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
c.       Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

Sedangkan Depdiknas merumuskan tujuan manajemen keuangan pendidikan adalah


sebagai berikut:
1. Memanfaatkan dana yang tersedia secara optimal berdasarkan prioritas kegiatan
pendidikan yang ditetapkan.
2. Mensinergiskan berbagai kegiatan antar bidang secara harmonis untuk mencapai
tujuan-tujuan pendidikan.
3. Mengembangkan perilaku transparansi dan akuntabilitas dari pemanfaatan keuangan
pendidikan sesuai dengan ketentuan perundang-undanganyang berlaku.2
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah
dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai
dalam pembukuan dan pertanggung-jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara
benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

2
1.4.4. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan

Di dalam pengertian umum keuangan, kegiatan pembiayaan meliputi tiga hal,


yaitu: budgeting (penyusunan anggaran), accounting (pembukuan), dan auditing
(pemeriksaan).

1. Budgeting (Penyusunan Anggaran)

Istilah anggaran sering kali ditangkap sebagai pengertian suatu rencana. Namun
dalam bidang pendidikan sering dijumpai dua istilah yakni RAPBN (Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara) dan RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Sekolah).dalam dua istilah tersebut “anggaran bukanlah sebuah rencana. Istilah
“rencana telah memberikan penekanan atas pemakaian istilah “anggaran” sebagai suatu
rencana.

2. Accounting (Pembukuan)

Kegiatan kedua dari administrasi pembiayaan adalah pembukuan atau kegiatan


pengurusan keuangan. Pengurusan ini meliputi dua hal, yaitu yang pertama pengurusan
yang menyangkut kewenangan menentukan kebijakan menerima atau mengeluarkan
uang. Pengurusan ini dikenal dengan istilah pengurusan ketatausahaan. Pengurusan
kedua menyangkut tindak lanjut dari urusan pertama, yaitu menerima, menyimpan dan
mengeluarkan uang. Pengurusan ini tidak menyangkut kewenangan menentukan, tetapi
hanya melaksanakan, dan dikenal dengan pengurusan bendahara.

Sesuai dengan yang disebutkan dalam ICW (Indische Comptabiliteits Wet,


kemudian diubah menjadi Indonesische Comptaniliteits Wet, peraturan akutansi,
peraturan tentang perbendaharaan yang berlaku untuk Indonesia) pasal 77,
Bendaharawan ialah orang aatu badan yang oleh Negara diserahi tugas menerima,
menyimpan, membayar, menyerahkan uang, surat berharga, dan barang-barang yang
termaksud di dalam pasal 55. ICW, sehingga dengan jabatannya itu ia atau mereka
mempunyai kewajiban mempertanggung jawabkan apa yang menjadi urusannya kepada
Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).

3. Auditing (Pemeriksaan)
Yang dimaksud dengan auditing adalah semua kegiatan yang menyangkut
pertanggung jawaban penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran atau penyerahan uang
yang dilakukan bendaharawan kepada pihak-pihak yag berwenang. Bagi unit-unit yang
ada di dalam Departemen, mempertanggung jawabkan pengurusan keuangan ini kepada
BPK melalui departemen masing-masing.3

1.4.5. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan Pendidikan

Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-


undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan
berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.
Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan. Berikut ini dibahas
masing-masing prinsip tersebut, yaitu transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan
efisiensi.4 Berikut ini adalah penjabarannya:
1.      Transparansi
Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang manajemen berarti
adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Di lembaga pendidikan, bidang
manajemen keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam manajemen
keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya,
rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan
pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya. Transparansi keuangan sangat
diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan orangtua, masyarakat dan pemerintah
dalam penyelenggaraan seluruh program pendidikan di sekolah. Disamping itu
transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat,
orang tua siswa dan warga sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin
kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua warga sekolah
dan orang tua siswa misalnya rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah
(RAPBS) bisa ditempel di papan pengumuman di ruang guru atau di depan ruang tata
usaha sehingga bagi siapa saja yang membutuhkan informasi itu dapat dengan mudah
mendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetahui berapa jumlah uang yang diterima
sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk apa saja uang itu. Perolehan informasi
ini menambah kepercayaan orang tua siswa terhadap sekolah.

4
2.      Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena
kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang
menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti
penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan
yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung jawab.
Pertanggungjawaban dapat dilakukan kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. Ada
tiga pilar utama yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu (1) adanya
transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan dan
mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah , (2) adanya standar
kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam melaksanakan tugas, fungsi dan
wewenangnya, (3) adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam
menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang murah dan
pelayanan yang cepat
3.      Efektivitas
Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes. Manajemen keuangan dikatakan
memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan
untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan
dan kualitatif outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
4.      Efisiensi
Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran
(out put) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran,
waktu, biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal:
a.       Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya, Kegiatan dapat dikatakan
efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan biaya yang sekecil-kecilnya dapat
mencapai hasil yang ditetapkan.
b.      Dilihat dari segi hasil, Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan
waktu, tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik
kuantitas maupun kualitasnya.
Tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi memungkinkan terselenggaranya
pelayanan terhadap masyarakat secara memuaskan dengan menggunakan sumber daya
yang tersedia secara optimal dan bertanggung jawab.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Studi Kasus

Kasus yang kami ambil dalam makalah ini adalah dari sebuah jurnal yang ditulis oleh
Nurul Ajima Ritonga (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Mumtaz Karimun yang
diterbitkan di Jurnal Mumtaz yang berjudul “Manajemen Pembiayaan Pendidikan Di Mts
Ar-Raudhah Karimun Kepulauan Riau”. Dalam kasus yamg dibahasnya yaitu tentang
pengelolaan dana BOS. Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang optimal madrasah tidak
lepas dari pengelolaan yang profesional, hal itu dapat terjadi apabila didukung oleh sumber
dana yang memadai, karena pendidikan tanpa pembiayaan tidak akan berjalan. Pemberian
dana Bos oleh pemerintah merupakan suatu program terobosan untuk membantu pembiayaan
sekolah namun dalam proses pelaksanaannya hal tersebut mengalami banyak kendala seperti
yang dialami oleh Madrasah Tsanawiyah ArRaudhah s eperti keterlambatan pencairan dana
BOS, tentu hal ini dapat menghambat terhadap proses pembelajaran. Peneltian ini
membahasa tentang manajemen pembiayaan di Madrasah Tsanawiyah Ar-Raudhah yang
mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembiayaaan.

2.2. Sumber Pendanaan Pendidikan di MTs Ar-Raudhah Karimun.

Hasil penelitian yang diperoleh di lapangan melalui wawancara, observasi, dan


dokumentasi terkait dengan sumber dana pendidikan meliputi: sumber dana yang diperoleh
dari pemerintah pusat melalui pengajuan proposal. Dana yang diperoleh dari pemerintah
daerah tidak mencukupi operasional sekolah. Sekolah mengelola dana BOS. Sumber dana
yang diperoleh dari orang tua/wali murid ditentukan melalui rapat anggota komite sekolah.
Sumber dana yang bersifat sukarela berasal dari masyarakat yang peduli terhadap
perkembangan sekolah. Secara bersama-sama menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan
Belanja Sekolah (RAPBS) untuk menyelaraskan kebutuhan sekolah dan masyarakat dan
pengelolaan pendidikan. Sumber keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber
daya yang secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal
tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), yang
menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta
mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan
pemerintah. Adanya dana yang diperoleh dari orang tua dan masyarakat tersebut
menunjukkan bahwa masyarakat dan orang tua mempunyai partisipasi terhadap pelaksanaan
pendidikan di MTs Ar-Raudhah Karimun. Partisipasi masyarakat tersebut tentunya tidak
hanya sebatas pada kepedulian terhadap kebutuhan dana sekolah melalui keikut sertaan
dalam menyusun RAPBS dan sebagai sumber dana, tetapi masyarakat dapat ikut serta
menentukan pengembangan kurikulum, dan ikut serta menentukan out pus sekolah. Dengan
demikian hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Theobald (2006)
yang menyatakan bahwa: Partisipasi masyarakat mempunyai hubungan yang fundamental
terhadap pelaksanaan pendidikan termasuk di dalamnya permasalahan keuangan sekolah.
Masyarakat yang demokratis mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan
kebijakan kurikulum sekolah, anggaran pendidikan dan output pendidikan. Setiap perubahan
dalam masyarakat yang demokratis diperlukan adanya perubahan kurikulum pendidikan, agar
pendidikan yang dilakukan sesuai dengan kondisi perkembangan masyarakat. Persamaan
dengan hasil penelitian ini adalah sama-sama menyimpulkan bahwa masyarakat mempunyai
peran penting dalam memberikan dukungan pembiayaa n sekolah. Namun dalam penelitian
ini lebih terfokus pada dukungan masyarakat dalam mendukung pembiayaan sekolah,
sedangkan penelitian Theobald (2006), terfokus pada dukungan masyarakat terhadap
kebijakan kurikulum sekolah, anggaran pendidikan dan output pendidikan.

2.3. Pertanggungjawaban Dana Pendidikan di MTs Ar-Raudhah Karimun

Hasil penelitian yang diperoleh dengan teknik wawancara, observasi, dan


dokumentasi tentang pertanggungjawaban dana pendidikan meliputi: Kepala sekolah sebagai
pengguna dana, diwajibkan menyusun Surat Pertanggungjawaban (SPJ) keuangan kepada
sumber dana, baik pemerintah pusat, provinsi maupun kota dan orang tua murid. Khusus
pelaporan kepada orang tua murid dilakukan sekolah melalui papan pengumuman. Pelaporan
disertai dengan kelengkapan dan berbagai data pendukung, yang berupa bukti pengeluaran,
dan perincian pengeluaran keuangan. Laporan keuangan dibuat oleh bendahara diketahui oleh
kepala sekolah dan komite sekolah setiap bulan sekali. Selain laporan bulanan kepala sekolah
diwajibkan membuat laporan triwulan tiga bulan sekali dan disampaikan kepada pemerintah,
orang tua melalui komite sekolah, dan melakukan evaluasi tentang realisasi penggunaan dana
sekolah, format pelaporan sudah ditentukan oleh pemerintah.

Penyampaian laporan bulanan kepada masyarakat disampaikan dengan cara ditempel


pada papan pengumuman, sehingga setiap masyarakat, melalui siswa dan komite sekolah
dapat membaca laporan keuangan. Laporan pertanggungjawaban dibuat secara tertulis oleh
bendaharawan. Isi laporan pertanggungjawaban itu mengenai penerimaan dan pengeluaran
dana sekolah dalam bentuk surat pertanggungjawaban (SPJ) yang dibuat setiap bulan dan
setiap akhir tahun anggaran. Laporan tersebut, kadang-kadang dilengkapi dengan
pemerikasaan langsung terhadap pembukuan dan penyimpanan uang tunai serta tanda bukti
penerimaan dan pengeluaran dana. Laporan tersebut dimaksudkan agar bendaharawan dapat
melaksanakan dengan benar, sah, efisien dalam menerima, menyimpan, dan menggunakan
keuangan sekolah demi keselamatan keuangan sekolah. Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa pertanggung jawaban keuangan sekolah merupakan bagian dari proses
menajemen keuangan, dengan laporan yang teratur dan transparan dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat. Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
Okello-Obura and I.M.N Kigongon (2008) yang menyimpulkan bahwa pembiayaan program
menghubungkan proses perencanaan, pemrograman dan sistem penganggaran menjadi satu.
Dalam menentukan pembiayaan, lembaga yang akuntabel berupaya untuk memaksakan diri
unuk mengelola sendiri biaya dan pendapatan. Selain itu setiap lembaga diwajibkan untuk
menyusun laporan pertanggungjawaban secara teratur dan transparan. Adanya pertanggung
jawaban yang teratur dan transparan dapat meningkatkan kepercayaan dari pihak yang terkait,
khususnya dari para penyandang dana. Persamaan dengan hasil penelitian ini adalah sama-
sama menyimpulkan bahwa pertanggung jawaban keuangan merupakan sarana pengawasan
yang merupakan salah satu fungsi manajemen keuangan, dengan laporan pertanggung
jawaban yang teratur dan transparan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat. Namun
dalam penelitian OkelloObura and I.M.N Kigongon (2008) lebih bersifat umum, sedangkan
dalam penelitian ini terfokus pada laporan pertanggung jawaban keuangan sekolah.

2.4. Kesimpulan dari Kasus

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengelolaan pembiayaan pendidikan di MTs


ArRaudhah Karimun sebagai berikut : 1. Perencanaan pembiayaan pendidikan di MTs Ar-
Raudhah Karimun dimulai dengan memilih program kerja yang akan dilaksanakan dalam
satu tahun ajaran ke depan, kemudian menentukan besaran biaya pendaftaran bagi siswa yang
masuk. Kepala madrasah dan bendahara sekolah kemudian membuat RKAM berdasarkan
jumlah dan kebutuhan siswa selama satu periode pembelajaran. 2. Penggunaan pembiayaan
pendidikan dana bantuan BOS digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekolah yang delapan
standar, sementara untuk kebutuhan sekolah yang tidak terpenuhi oleh dana BOS
menggunakan uang partisipasi orang tua atau uang infak siswa. 3. Laporan
pertanggungjawaban dibuat secara rinci yang menguraikan seluruh laporan pemasukan dan
pengeluaran biaya selama satu periode belajar yaitu satu semester dengan melampirkan
seluruh bukti transaksi baik yang hard file maupun soft file.
BAB III

KESIMPULAN

Manajemen sangat di perlukan terutama dalam sebuah organisasi atau perusahaan.


Dengan adanya manajemen yang baik, maka kegiatan perencanaan, pelaksanaan, sampai
pada penghasilan suatu tujuan ataupun barang akan di capai dengan baik dan maksimal, dan
dengan danya manajemen maka perusahaan akan dapat mencapai tujuan yang di inginkan
dengan langkah yang tepat.
Manajemen keuangan  adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran,
pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki
oleh organisasi atau perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya
dan menggunakan seefektif-efektifnya, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.
Dalam prakteknya, manajemen keuangan adalah tindakan yang diambil dalam rangka
menjaga kesehatan keuangan organisasi/perusahaan. Untuk itu dalam membangun sistem
manajemen keuangan yang baik perulah kita untuk mengindentifikasi prinsip-prinsip
manajemen keuangan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Andi K. 2017: Prinsip-prinsip manajemen Keuangan Pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah
Ahliyah IV Palembang. Program studi manajemen pendidikan islam
fakultas Ilmu tarbiayh dan Keguruan universitas negeri Raden Fatah
Palembang.

Nurul A.R. 2021: Manajemen Pembiayaan Pendidikan Di Mts Ar-Raudhah Karimun


Kepulauan Riau, Prodi Studi Manajemen Pendidikan Islam, STIT
Mumtaz Karimun, Kepuluauan Riau. Jurnal Mumtaz Januari 2021
Volume 1. No. 1.
Susiana, dkk. 2016. Pola Pengelolaan Pembiayaan Madrasah Ibtidaiyyah Swasta. Jurnal
Manajemen Pendidikan Indonesia Vol, 08 No. 1 April 2016. ISSN :
1979-6684.
Susiana, dkk. 2016. Pola Pengelolaan Pembiayaan Madrasah Ibtidaiyyah Swasta (Stud kasus
di MIS Al-Jihad Sunggal Habupaten Dedi Serdang). Jurnal
Manajemen Pendidikan Indonesia Vol. 08 No. 1 April 2016 ISSN:
1979-6684.
Junaidi, Ahmad. 2012. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Madrasah. Jurnal
Pendidikan Islam. Vol. XVII No. 3. UIN SGD. pp. 449 – 462. Diunduh
dari http://journal. uinsgd.ac.id/index.php/jpi/article/view/529

Anda mungkin juga menyukai