DISUSUN OLEH :
INTAN RAYURI
WALNI FITRI
Manajemen berasal dari to manage yang berarti mengatur, mengelola atau mengurusi.
Manajemen sering diartikulasikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Sebagai ilmu, manajemen
dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematis berusaha memahami
mengapa dan bagaimana orang bekerja sama untuk mencapai tujuan dan membuat system
kerjasama yang lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.
Dari paparan diatas, dalam makalah ini kami akan menguraikan tentang manajemen
keuangan dalam intitusi pendidikan.
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah menggunakan manajemen keuangan pendidikan untuk
menyusun perencanaan sekolah yang dipimpinnya, mengevaluasi kemajuan yang
dicapai dalam usaha mencapai tujuan, dan melakukan tindakan-tindakan koreksi
yang diperlukan. Keputusan yang diambil Kepala sekolah berdasarkan laporan
keuangan adalah menentukan peralatan apa yang sebaiknya dibeli, berapa persediaan
ATK yang harus ada di bagian perlengkapan, dan lain-lain.
2. Guru dan Karyawan
Guru dan karyawan mewakili kelompok yang tertarik pada informasi
mengenai stabilitas dan profitabilitas di institusi pendidikan (sekolah). Ini berarti
kelompok tersebut juga tertarik dengan informasi penilaian kemampuan sekolah
dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.
3. Kreditor/Pemberi Pinjaman
Kreditor atau pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar
pada saat jatuh tempo. (Hal ini berlaku apabila ada kasus sekolah yang memerlukan
kreditor).
4. Orang Tua Siswa
Para orang tua siswa berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup institusi pendidikan, terutama perjanjian jangka panjang dan
tingkat ketergantungan sekolah .
5. Suplier/Pemasok
Pemasok tertarik dengan informasi tentang kemungkinan jumlah yang
terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
6. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya
berkepentingan terhadap alokasi sumberdaya dan karena itu, berkepentingan dengan
aktivitas sekolah. Informasi dasar ini dibutuhkan untuk mengatur aktivitas sekolah,
menetapkan kebijakan anggaran, dan mendasari penyusunan anggaran untuk tahun-
tahun berikutnya.
7. Masyarakat
Institusi pendidikan memengaruhi anggota masyarakat dengan berbagai cara. Laporan
keuangan Institusi Pendidikan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi tentang kecenderungan dan perkembangan terakhir pengelolaan keuangan
Institusi Pendidikan serta rangkaian aktivitasnya.
1.4.3. Tujuan Manajemen Keuangan Pendidikan
Adapun tujuan dari manajemen keuangan adalah untuk memperoleh, dan mencari
peluang sumber-sumber pendanaan bagi kegiatan sekolah, agar bisa menggunakan dana
secara efektif dan tidak melanggar aturan, dan membuat laporan keuangan yang
transparan dan akuntabel. Di sinilah peran seorang manager sekolah atau Kepala Sekolah
untuk mengelola keuangan dengan sebaik mungkin dengan memperdayakan sumber
daya manusia yang ada di lingkungan sekolah. Melalui kegiatan manajemen keuangan
maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan
pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai
pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen
keuangan adalah1:
a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
b. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
c. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
2
1.4.4. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan
Istilah anggaran sering kali ditangkap sebagai pengertian suatu rencana. Namun
dalam bidang pendidikan sering dijumpai dua istilah yakni RAPBN (Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara) dan RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Sekolah).dalam dua istilah tersebut “anggaran bukanlah sebuah rencana. Istilah
“rencana telah memberikan penekanan atas pemakaian istilah “anggaran” sebagai suatu
rencana.
2. Accounting (Pembukuan)
3. Auditing (Pemeriksaan)
Yang dimaksud dengan auditing adalah semua kegiatan yang menyangkut
pertanggung jawaban penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran atau penyerahan uang
yang dilakukan bendaharawan kepada pihak-pihak yag berwenang. Bagi unit-unit yang
ada di dalam Departemen, mempertanggung jawabkan pengurusan keuangan ini kepada
BPK melalui departemen masing-masing.3
4
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena
kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang
menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti
penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan
yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung jawab.
Pertanggungjawaban dapat dilakukan kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. Ada
tiga pilar utama yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu (1) adanya
transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan dan
mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah , (2) adanya standar
kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam melaksanakan tugas, fungsi dan
wewenangnya, (3) adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam
menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang murah dan
pelayanan yang cepat
3. Efektivitas
Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes. Manajemen keuangan dikatakan
memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan
untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan
dan kualitatif outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
4. Efisiensi
Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran
(out put) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran,
waktu, biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal:
a. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya, Kegiatan dapat dikatakan
efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan biaya yang sekecil-kecilnya dapat
mencapai hasil yang ditetapkan.
b. Dilihat dari segi hasil, Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan
waktu, tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik
kuantitas maupun kualitasnya.
Tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi memungkinkan terselenggaranya
pelayanan terhadap masyarakat secara memuaskan dengan menggunakan sumber daya
yang tersedia secara optimal dan bertanggung jawab.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Studi Kasus
Kasus yang kami ambil dalam makalah ini adalah dari sebuah jurnal yang ditulis oleh
Nurul Ajima Ritonga (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Mumtaz Karimun yang
diterbitkan di Jurnal Mumtaz yang berjudul “Manajemen Pembiayaan Pendidikan Di Mts
Ar-Raudhah Karimun Kepulauan Riau”. Dalam kasus yamg dibahasnya yaitu tentang
pengelolaan dana BOS. Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang optimal madrasah tidak
lepas dari pengelolaan yang profesional, hal itu dapat terjadi apabila didukung oleh sumber
dana yang memadai, karena pendidikan tanpa pembiayaan tidak akan berjalan. Pemberian
dana Bos oleh pemerintah merupakan suatu program terobosan untuk membantu pembiayaan
sekolah namun dalam proses pelaksanaannya hal tersebut mengalami banyak kendala seperti
yang dialami oleh Madrasah Tsanawiyah ArRaudhah s eperti keterlambatan pencairan dana
BOS, tentu hal ini dapat menghambat terhadap proses pembelajaran. Peneltian ini
membahasa tentang manajemen pembiayaan di Madrasah Tsanawiyah Ar-Raudhah yang
mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembiayaaan.
KESIMPULAN