Anda di halaman 1dari 19

1

PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT

OLEH
RAMLI
NIP. 196707271995031002

KEPALA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI


(MTsN) 6 KOTA PADANG

PROVINSI SUMATERA BARAT

TAHUN 2021
2

KATA PENGANTAR

Assalamu”alaikum. Wr. Wb.

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan nikmatNya kepada kita.

Makalah ini penulis gunakan dan publikasikan dalam rangka menambah


wawasan bagi saya pribadi dan berbagai pihak yang mengelola pendidikan.
Keuangan madrasah perlu dikelola dengan Manajemen Keuangan yang
akuntabel, efisien dan transparan. Sehingga keuangan pendidikan dapat
dipergunakan melalui perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
yang sesuai dengan aturan pengelolaan keuangan yang benar.

Makalah ini penulis yakini memerlukan masukan dan kritikan yang


konstruktif dari pembaca, demi menuju kesempurnaan. Sehingga dengan
masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak akan menjadi referensi penulis
untuk penyempurnaan selanjutnya.

Demikian hal ini penulis sampaikan semoga Alah. SWT. Membimbing kita
semua. Amiin.

Wassalam,
Padang, 12 Januari 2020
Penulis,
ttd
Ramli
3

DAFTAR ISI

BAB I

Pendahuluan

BAB II

A. Pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat

B. Asal Mula Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat

C. Dasar Pemikiran Pentingnya Pendidikan Sepanjang Hayat


D. Bentuk- Bentuk Pendidikan Sepanjang Hayat

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendidikan Sepanjang

Hayat

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar Pustaka
4

PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT

BAB I

PENDAHULUAN
Pendidikan didalam agama Islam, tentunya kita telah mengenal dan

akrap dengan bunyi hadits nabi yang mengatkan bahwa “carilah ilmu mulai

ayunan sampai liang lahat” yang saat ini sedang digembor-gemborkan

dengan istilah “pendidikan sepanjang hayat”.

Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa pendidikan sepanjang hayat

atau pendidikan seumur hidup itu sangatlah penting. Dikarenakan selain

memang perintah agama, agar tak ketinggalan peradaban zaman yang

semakin maju. Karena apabila sudah ketinggalan zaman, maka mudah sekali

dibodohi orang lain. Makanya penting sekali belajar sepanjang hayat.

Walaupun konsep pendidikan sepanjang hayat ini baru dikemukakan

dan terkenal setelah di populerkan oleh UNESCO. Padahal Islam telah

memberikan konsep pendidikan sepanjang hayat ini sejak nabi Muhammad

SAW masih hidup., dan lebih tegas lagi Islam mengangkat derajat orang-

orang yang berilmu (ilmuan) serta Islam mewajibkan ummatnya untuk

menuntut ilmu sepanjang hayatnya.

BAB II

A. Pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat

Pendidikan sepanjang hayat (life long education) adalah sebuah


sistem pendidikan yang dilakukann oleh manusia ketika lahir sampai
meninggal dunia. Pendidikan sepanjang hayat merupakan fenomena yang
sudah tidak asing lagi. Melalui pendidikan sepanjang hayat, manusia selalu
belajar melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
5

atau pengalaman yang telah dialami. 1 Konsep pendidikan sepanjang hayat


tidak mengenal batas usia, semua manusia baik yang masih kecil hingga
lanjut usia tetap bisa menjadi peserta didik, karena cara belajar sepanjang
hayat dapat dilakukan dimanapun, kapanpun, dan oleh siapapun. Pendidikan
sepanjang hayat harus didasarkan atas prinsip-prinsip pendidikan di bawah
ini :
a. Pendidikan hanya akan berakhir apabila manusia telah meninggal dunia.
b. Pendidikan sepanjang hayat merupakan motivasi yang kuat bagi peserta
didik untuk merencanakan dan melakukan kegiatan belajar secara
terorganisi dan sistimatis.
c. Kegiatan belajar bertujuan untuk mempeoleh, memperbaharui, dan
meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang telah dimiliki.
d. Pendidikan memiliki tujuan-tujuan berangkai dalam memenuhi kebutuhan
belajar dan dalam mengembangkan kepuasan diri setiap manusia yang
melakukan kegiatan belajar.
e. Perolehan pendidikan merupakan prasyarat bagi perkembangan kehidupan
manusia, baik untuk meningkatkan kemampuannya, agar manusia selalu
melakukan kegiatan belajar guna memenuhi kebutuhan hidupnya. 2

Sedangkan menurut Ibrahim Madkur, kata konsep dipadankan dengan

istilah makna kulli (Arab), yang artinya pikiran (gagasan) yang bersifat

umum, yang dapat menenima (generalisasi). Sedangkan dengan makna-

makna tersebut, maka konsep yang dimaksudkan dalam pengertian ini, ialah

sejumlah gagasan, ide-ide, pemikiran, pandangan ataupun teori-teori yang

1
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa , Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta, 1990, h. 8

2
Sudjana ,Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia bebas,(2001) h. 217
6

dalam konteks ini dimaksudkan ialah ide-ide, gagasan, pemikiran tentang

belajar sepanjang hayat 3

Belajar sepanjang hayat adalah belajar terus menerus dan

berkesinambungan (continuing-learning) dari buaian sampai akhir hayat,

sejalan dengan fase-fase perkembangan pada manusia. Oleh karena setiap

fase perkembangan pada masing-masing individu harus dilalui dengan belajar

agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembanganya, maka belajar itu dimulai

dari masa kanak-kanak sampai dewasa dan bahkan masa tua. Sebagaimana

hadits nabi SAW:

‫اطلب العلم من المهد الى اللهد‬

“Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahad”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsep pendidikan sepanjang

hayat adalah suatu rancangan pendidikan yang dimulai dari lahir sampai usia

tua atau saat mau meninggal. Bila kita cermati di dalam hadits ini ditegaskan

bahwa tonggak awal pendidikan terjadi di dalam lingkup keluarga. Sebelum

seorang anak mengenal lingkungan, masyarakat, sekolah dan dunia luar

lainnya. Dia terlebih dahulu dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya

terutama kedua orang tuanya.

Pendidikan sepanjang hayat atau Long Life Learning adalah

pendidikan sepanjang hayat. Yang tentunya pendidikan ini dimulai sejak

awal adanya ruh didalam tubuh bayi hingga maut menjemput. Yang mana

dalam menempuh pembelajaran ini tentunya ada fase-fase didalamnya.

Antara lain ada fase Pra-natal dan juga Post Natal.

3
Ibrahim Madkur, al’Mu’jam al-ulm al-ijtima’iyah, al-Maktabah al-Mishriyah, Mesir,
1975 hal. 176
7

1. Pendidikan Pra-Natal

Pranatal berasal dari kata pre yang berarti sebelum, dan natal berarti

lahir, jadi Pranatal adalah sebelum kelahiran, yang berkaitan atau keadaan

sebelum melahirkan. Menurut pandangan psikologi Pranatal ialah aktifitas-

aktifitas manusia sebagai calon suami istri yang berkaitan dengan hal-hal

sebelum melahirkan yang meliputi sikap dan tingkah laku dalam rangka

untuk memilih pasangan hidup agar lahir anak sehat jasmani dan rohani.

Pranatal merupakan segala macam aktifitas seseorang mencakup sebelum

melakukan pernikahan, setelah melakukan pernikahan, melakukan hubungan

suami istri, hamil hingga akan melahirkan. Aktifitas yang dimaksut

merupakan segala tindak tanduk laki-laki maupun perempuan. Jadi para

pemuda dan pemudi hendaknya segera memperhatikan tingkah lakunya,

untuk membiasakan perilaku yang baik. Jika menginginkan anaknya

memiliki perilaku yang baik pula.

Pengertian anak dalam kandungan, sebagai yang dikutip Dr. Baihaqi

dari Anton Moelono dkk., yaitu “Anak adalah sebagai keturunan kedua

setelah ayah dan ibunya. Sedangkan anak dalam kandungan adalah anak yang

masih berada didalam perut ibunya atau anak yang belum lahir.4

Jadi pendidikan pranatal ialah sebagai usaha manusia untuk

menumbuh dan kembangkan potensi-potensi pembawaan sejak dalam

memilih pasangan hidup dan perkawinan (Prakonsepsi), sampai pada masa

kehamilan (Pascakonsepsi), yang masih tergolong Pranatal, dan setelah lahir

(postnatal).

4
Ubes Nur Islam, Mendidik Anak dalam Kandungan: Optimalisasi Potensi Anak Sejak Dini, (Jakarta:
Gema Insani, 2004), hlm, 9.
8

Dalam agama Islam memberikan perhatian khusus kepada umatnya,

dalam memilih pasangan hidup (jodoh), Rasulullah, SAW, bersabda:

“Perempuan dinikahi karena empat perkara: karena hartanya,

kecantikannya, nasabnya, dan agamanya. Maka pilihlah perempuan yang

beragama maka engkau akan bahagia.” (HR. Ibnu Majah).

Ada empat karakter wanita yang menjadi alasan dinikahi oleh laki-

laki, yaitu perempuan yang kaya, perempuan yang cantik, perempuan dari

keluarga terhormat dan perempuan yang shalehah. Setiap wanita memiliki

salah satu karakter tersebut. Jika seorang pria ingin menikahi wanita yang

hanya memiliki salah satu karakter tersebut, sangat dianjurkan untuk memilih

wanita yang memiliki karakter shalehah, itu akan menentramkan hatinya.

Dalam Al-Qur‟an dijelaskan larangan memilih pasangan yang

berbeda agama, sangat dianjurkan untuk memilih-milih terlebih dahulu

sebelum hendak melaksanakan pernikahan, dalam surat Al-Baqarah ayat 221:

Artinya: “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik,

sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih

baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. dan janganlah

kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin)

sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari

orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka,

sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah
9

menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia

supaya mereka mengambil pelajaran. (Q.S. Surat Al-Baqarah 2: 211).5

Pendidikan dalam kandungan telah dilakukan sejak lama bahkan Nabi

Zakaria a.s dapat menjadi sebuah teladan dalam pendidikan pranatal. Salah

satu metode yang dicontohkan oleh nabi zakariya ialah dengan menggunakan

methode do‟a. sebagaimana dalam surat Ali Imran ayat 35:

‫اذقا لت امرات عمران رب اني نزت لك ما في بطني محر را فتقبل‬

)35( ‫مني انك انت السميع العليم‬

Artinya: “(Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku,

Sesungguhnya Aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam

kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis).

Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah yang

Maha mendengar lagi Maha Mengetahui". (Q.S. Ali-Imran 3:35).

2. Pendidikan Post-Natal

Post-natal merupakan masa setelah bayi dilahirkan. Yaitu

pendidikanpendidikan yang diberikan kepada anak saat seorang anak telah

lahir kedunia. Faktor- factor yang mempengaruhi perkembangan pasca lahir

merupakan kondisi lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang bayi

setelah dilahirkan. Yang termasuk lingkungan post natal adalah lingkungan

biologisnya, factor fisik, factor psikososial dan factor keluarga dan adat

istiadat.

5
Redja Mudyahardjo,Pengantar Pendidikan Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada: 1998.h, 148
10

Dalam seetiap factor factor tersebut, banyak pula hal-hal yang

mempengaruhi didalamnya. Seperti halnya factor biologis, hal-hal yang

mempengaruhi factor biologis adalah:

a. Ras / suku

Pertumbuhan juga dipengaruhi oleh ras/ suku bangsa. Seperti

misalnya suku bangsa Eropa memiliki pertumbuhan fisik yang lebih

tinggi daripada suku bangsa Asia.

b. Jenis kelamin

Anak perempuan memiliki masa pertumbuhan lebih cepat daripada

anak laki-laki, tetapi anak laki-laki memiliki masa pertumbuhan lebih lama

daripada anak perempuan. Anak perempuan percepatan pertumbuhan badan

mulai usia 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun. Sedangkan anak laki-

laki percepatan pertumbuhan badan mulai usia 14 tahun dan berakhir pada

usia 21 tahun.

c. Gizi

Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan

perkembangan anak.

d. Kelompok sebaya

Adanya kelompok sebaya sangat penting untuk perkembangan social

anak.

e. Stabilitas rumah tangga

Keharmonisan rumah tangga mempengaruhi tumbuh kembang

anak.Tumbuh kembang anak akan berbeda pada anak yang berada pada

keluarga yang harmonis dan pada keluarga yang kurang harmonis.

B. Asal Mula Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat


11

Dalam perspektif Islam, belajar sepanjang hayat ini sebenarnya telah

dicanangkan oleh Nabi SAW ratusan tahun yang silam, dengan sabdanya:

“Carilah ilmu sejak ayunan sampai ke hang lahat (al-hadits)”.

Selain itu dipahami bahwa belajar itu sepanjang hayat, dijelaskan pula

bahwa belajar adalah suatu kewajiban, sebagaimana sabdanya pula:

“Mencari ilmu pengetahuan adalah wajib atas setiap orang muslim dan

muslimat

‫طا لب العلم فريضة علئ كلى المسلمين والمسلما ت‬

(H.R.Abdi’I Barr)6

Dengan memperhatikan kedua hadits tersebut, dapat dipahami bahwa

aktivitas belajar sepanjang hayat memang telah menjadi bagian dan

kehidupan kaum muslimin. Sedangkan secara umum, gerakan belajar

sepanjang hayat itu baru dipublikasikan di sekitar tahun 1970, ketika

UNESCO menyebutnya sebagai tahun Pendidikan Internasional

(International Education Year). yang mengantisipasi perubahan-perubahan

yang ada di masyarakat seluruh dunia dan negara berkembang pada

khususnya. UNESCO dan lembaga internasional lainnya mulai melihat

problem-problem ketertinggalan, kemiskinan hanya dapat diatasi dengan

pendidikan dalam format yang menyesuaikan dengan kebutuhan dan

dikenakan pada berbagai kelompok umur termasuk orang dewasa.

Saat negara-negara berkembang mulai menerapkan pendidikan dasar

yang perwujudannya adalah wajib belajar, maka mulai terasa bahwa untuk

kelompok masyarakat yang kurang beruntung perlu dibantu dengan format

6
Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin (Trj.), Diponegoro, Bandung, 1992, hal. 19
12

pendidikan sepanjang hayat. Hal ini penting dilakukan karena sampai saat ini

masih banyak kelompok usia diatas 15 tahun yang buta aksara. Hal ini terjadi

karena dalam fikiran kelompok masyarakat tersebut pendidikan kalah penting

dengan mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup sehari-

hari.Dengan demikian anak lebih penting mencari nafkah daripada

bersekolah.

Permasalahan tidak berhenti pada buta aksara saja. Kemajuan

teknologi juga menantang mereka yang secara ekonomis tidak bermasalah.

Kemampuan menggunakan komputer yang perangkat lunaknya selalu

berkembang dengan hadirnya perangkat lunak yang baru, maka pengguna

komputer harus selalu menyesuaikan agar kemudahan-kemudahan yang

ditawarkan software baru dapat dimanfaatkan.

Para ilmuan ilmu pendidikan yang semula mengatakan bahwa

pendidikan berakhir pada saat individu medewasaan kemudian memerlukan

peninjauan kembali terhadap konsep-konsepnya dengan pemikiran tentang

pendidikan sepanjang hayat ini. 7

C. DASAR PEMIKIRAN PENTINGNYA PENDIDIKAN


SEPANJANG HAYAT
1. Ideologis
Semua orang mempunyai hak yang sama, khususnya dalam hak
mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan serta
ketrampilannya.
2. Ekonomis

7
Soelamin Joesoef dan Slamet Santoso, Pendidikan Luar Sekolah, Usaha Nasional,
Surabaya, 1981
13

Pendidikan sepanjang hayat memungkinkan seorang untuk :


Meningkatkan produktifitas
a. Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimiliki
b. Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih
menyenangkan dan sehat
c. Memiliki motivasi dalam menasuh dan mendidik anak-anaknya
secara tepat sehingga peran keluarga sangat sangat besar dan
penting.
4. Sosiologis
Para orang tua yang kerap kuarang menyadari pentingnya
sekolah untuk anak-anaknya. Krena itu, banyak anak-anak yang putus
sekolah bahkan tidak sekolah sama sekali. Dengan demikian
pendidikan sepanjang hayat bagi orang tua akan memecahkan
masalah tersebut.
5. Politik
Agar rakyat dapat mengetahui dan menyadari pentingnya
haknya dan memahami fungsi pemerintah, dll.
6. Teknologis
Perubahan ilmu dan teknologi menuntut orang untuk
menyesuaikannya agar tetap biasa memenuhi kebutuhannya.
7. Psikologis dan Pedagogis
Pendidikan yang diutamakan sekarang adalah bagaimana cara
belajar menanamkan motivasi yang kuat pada diri anak untuk belajar
sepanjang hayat, mengembangkan ketrampilan secara tepat, dll. 8

D. Bentuk- Bentuk Pendidikan Sepanjang Hayat

Pendidikan sepanjang hayat berwadahkan disemua lembaga


pendidikan, sumber-sumber informasi, sesuai dengan kepentingan
perorangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Philip H. Commbs
mengklasifikasikan pendidikan kedalam tiga bentuk, yaitu :
1. Pendidukan informal (pendidikan luar sekolah yang tidak di lembagaan)
8
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Pendidikan,(Jakarta:Rineka Cipta,2003)hlm.45
14

Pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagaan adalah proses pendidikan


yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau
tidak, pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis, sejak orang lahir
sampai mati. Seperti di dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, hiburan,
pasar, atau dalam pergaulan sehari-hari, dll.
2. Pendidikan sekolah
Pendidikan sekolah adalah pendidikan di sekolah, yang teratur, sistematis,
mempunyai jenjang dan yang di bagi dalam waktu-waktu tertentu yang
berlangsung dari taman kanak kanak sampai perguruan tinggi.
3. Pendidikan luar sekolah yang dilembagaan
Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan adalah semua bentuk
pendidikan yang yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah dan
berencana di luar kegiatan persekolahan. Dalam hal ini, tentang pelajar ,
fasilitas, cara penyampaian, dan waktu yang dipakai, serta komponen-
komponen lainnya disesuaikan dengan keadaan peserta didik supaya
mendapatkan hasil yang memuaskan, seperti tempat kursus, sanggar
belajar , dll. 9

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendidikan Sepanjang Hayat

Pendidikan sepanjang hayat (lifelong education) adalah pendidikan

tidak berhenti hingga individu menjadi dewasa, tetapi tetap berlanjut

sepanjang hidupnya. Pendidikan sepanjang hayat menjadi semakin tinggi

urgensinya pada saat ini karena manusia terus menerus menyesuaikan diri

supaya dapat tetap hidup secara wajar dalam lingkungan masyarakat yang

selalu berubah. Sisi lain pendidikan sepanjang hayat adalah peluang yang

luas bagi seseorang untuk terus belajar agar dapat meraih keadaan kehidupan

yang lebih baik.

Hal-hal yang memyebabkan dan memungkinkan keadaan seperti itu

adalah :

9
Ibid.h.41
15

a. Majunya ilmu dan teknologi

b. Produk-produk teknologi yang perlu di pelajari karena terkait dengan

alat-alat kerja

c. Bagi mereka yang menggunakan alat kerja berbasis teknologi

d. Perubahan sosial sebagai dampak majunya ilmu dan teknologi

Dalam hubungannya dengan belajar sepanjang hayat, akan

dikemukakan tugas-tugas perkembangan masa dewasa awal, masa setengah

baya dan orang tua, untuk memberikan pengalaman belajar yang sesuai

dalam rangka belajar sepanjang hayat.

Tugas perkembangan tersebut adalah:

a. Tugas perkembangan masa dewasa awal: Memilih pasangan hidup,

bertanggung jawab sebagai warga Negara, dan berupaya mendapatkan

kelompok social yang tepat serta menarik.

b. Tugas perkembangan masa setengah baya: Bertanggung jawab social dan

menjadi warga Negara yang baik, mengisi waktu senggang dengan

kegiatan-kegiatan tertentu, menyesuaikan diri dengan perubahan fisik

dan pertambahan umur.

c. Tugas perkembangan orang tua: Menyesuaikan din dengan menurunnya

kekuatan fisik, kesehatan dan pendapatan. Menyesuaikan diri dengan

keadaan sebagai janda, duda, memenuhi kewajiban sosial sebagai

seorang warga Negara yang baik dan membangun kehidupan fisik yang

memuaskan.

Tugas-tugas perkembangan itu nampaknya disiapkan untuk belajar

sepanjang hayat, yang dapat dilihat dari adanya tugas perkembangan untuk

orang dewasa, setengah baya dan untuk masa tua. Tugas perkembangan ini
16

juga amat berguna bagi pendidikan luar sekolah, di rumah dalam kehidupan

rumah tangga maupun di lembaga-lembaga pendidikan yang ada di

masyarakat, seperti kursus-kursus, perkumpulan sosial, agama, persatuan

para lanjut usia dan sebagainya.

Dengan demikian tugas perkembangan yang harus ditempuh melalui

belajar, tidak hanya dimulai dan masa kanak-kanak, tetapi berlanjut sampai

masa dewasa dan masa tua. Jelas bahwa belajar berlangsung secara terus-

menerus dan berkesinambungan sepanjang kehidupan seseorang. 10

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat dipahami hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa konsep pendidikan sepanjang hayat adalah suatu rancangan

pendidikan yang dimulai dari lahir sampai usia tua atau saat mau meninggal.

Bila kita cermati di dalam hadits ini ditegaskan bahwa tonggak awal

pendidikan terjadi di dalam lingkup keluarga. Sebelum seorang anak

mengenal lingkungan, masyarakat, sekolah dan dunia luar lainnya. Dia

terlebih dahulu dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya terutama kedua

orang tuanya.

2. Hal-hal yang memyebabkan dan memungkinkan keadaan seperti itu adalah :

a. Majunya ilmu dan teknologi

b. Produk-produk teknologi yang perlu di pelajari karena terkait dengan

alat-alat kerja

10
Loc.cit h.169
17

c. Bagi mereka yang menggunakan alat kerja berbasis teknologi

d. Perubahan sosial sebagai dampak majunya ilmu dan teknologi

3. Dalam perspektif Islam, belajar sepanjang hayat ini sebenarnya telah

dicanangkan oleh Nabi Muhammad. SAW ratusan tahun yang silam,

dengan sabdanya: “Carilah ilmu sejak ayunan sampai ke liang lahat (al-

hadits)”.

Selain itu dipahami bahwa belajar itu sepanjang hayat, dijelaskan pula

bahwa belajar adalah suatu kewajiban, sebagaimana sabdanya pula:

“Mencari ilmu pengetahuan adalah wajib atas setiap orang muslim

(H.R.Abdi’I Barr).

Dengan memperhatikan kedua hadits tersebut, dapat dipahami bahwa

aktivitas belajar sepanjang hayat memang telah menjadi bagian dan

kehidupan kaum muslimin. Sedangkan secara umum, gerakan belajar

sepanjang hayat itu baru dipublikasikan di sekitar tahun 1970, ketika

UNESCO menyebutnya sebagai tahun Pendidikan Internasional

(International Education Year).

B. Saran

Tidak ada alasan bagi setiap manusia untuk tidak atau berhenti

belajar, menuntut ilmu dan menjadikan diri selalu terdidik mulai semenjak

lahir, anak-anak, remaja, dewasa dan sampai tua. Menurut Islam menuntuk

ilmu ibadah dan mendapat imbalan pahala dari Allah SWT. Maka oleh sebab

itu jangan berhenti belajar dan teruslah belajar sepanjang hayat masih

dikandung badan, semoga.


18

DAFTAR PUSTAKA

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa , Kamus Besar Bahasa Indonesia,


Jakarta: Balai Pustaka, 1990.
Sudjana ,Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia bebas,(2001) h. 217
Ubes Nur Islam, Mendidik Anak dalam Kandungan: Optimalisasi Potensi Anak
Sejak Dini, Jakarta: Gema Insani, 2004.
Redja Mudyahardjo,Pengantar Pendidikan Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada: 1998.
Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin (Trj.),Bandung: Alharamain, 1992.
Soelamin Joesoef dan Slamet Santoso, Pendidikan Luar Sekolah, Surabaya : Usaha
Nasional, 1981.
Ibrahim Madkur, al’Mu’jam al-ulm al-ijtima’iyah, al-Maktabah al-Mishriyah, Mesir,
1975
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Pendidikan,(Jakarta:Rineka Cipta,2003)

Anda mungkin juga menyukai