KELOMPOK II
M.Bahtiar Fajri Adi Surya Irawan Khomsatullayli Hidayati Rona Ayu Ananda Rifna Fitria Aftinia Mega Sari Trismianti Hardina D.N.
PENGERTIAN
Asas pendidikan seumur hidup merumuskan bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses berkelanjutan yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia.
Berdasarkan kepada pengertian pendidikan itu sendiri adalah suatu proses yang mengandung unsur-unsur pengajaran, latihan, bimbingan dan pimpinan dengan tumpuan khas kepada pemindahan berbagai ilmu, nilai agama dan budaya serta kemahiran yang berguna untuk diaplikasikan oleh individu (pengajar atau pendidik) kepada individu yang memerlukannya, maka aspek-aspek yang tercakup dalam proses pendidikan tersebut berlangsung sepanjang hidup seorang individu, tanpa ada pengecualian. Proses ini tidak akan berhenti sebelum akhir hayat seorang individu.
B. UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 4 sebagai berikut : "Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan". C. Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, penegasan tentang pendidikan seumur hidup, dikemukakan dalam Pasal 10 Ayat (1) yang berbunyi : "penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu pendidikan luar sekolah dalam hal ini termasuk di dalamnya pendidikan keluarga, sebagaimana dijelaskan pada ayat (4), yaitu : "pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan".
DASAR
Pembahasan tentang konsep pendidikan seumur hidup ini akan diuraikan dalam dua bagian yaitu : 1. Dasar Teoritis & Religious 2. Dasar Yuridis
Dari artikel tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa intinya adalah proses pendidikan itu berlangsung seumur hidup, dari mulai bayi yang baru dilahirkan hingga tahap di mana manusia menutup mata. Proses pendidikan seumur hidup sendiri terjadi di dalam keseharian kehidupan manusia, tanpa disadari atau disadari sekalipun, proses ini terjadi dan mempengaruhi kehidupan manusia ke arah perkembangan perilaku atau pemikirannya. Proses pendidikan seumur hidup ini bukan hanya terjadi dalam konteks pendidikan secara formal, misalnya pendidikan di dalam institusi khusus (sekolah, madrasah) atau pelatihan-pelatihan diri secara formil. Tapi pendidikan seumur hidup juga terjadi di dalam konteks yang bisa dikatakan informal dan lebih ke arah pembentukan karakter, misalnya : ibu yang mengajarkan anaknya untuk berperilaku baik ketika bertamu. Memang pada dasarnya pendidikan tidak hanya mengacu kepada penyuntikan pengetahuan untuk otak tapi juga juga pembetukan perilaku, karakter yang lebih baik.
Namun, konsep mengenai pendidikan yang tercantum dalam dasar negara mungkin akan diafsirkan kepada pendidikan yang beraspek formal secara sekilas. Namun sesungguhnya pendidikan itu tidak melulu hanya terjadi di konteks formal, artinya pendidikan itu bisa terjadi dimana saja dan dalam lingkup kehidupan yang luas. Kita mengenal pendidikan karakter, kebiasaan, dan pendidikan akhlak serta pendidikan pendidikan yang lain, dan kebanyakan bentuk pendidikan seperti itu tidak diajarkan di dalam institusi penyedia pendidikan formal seperti sekolah dan institut.
Pendidikan semacam itu dapat diperoleh melalui pembiasaan atau fenomena di kehidupan sehari-hari. Nah, itulah yang terjadi di dalam proses pendidikan seumur hidup ini. Manusia tidak hanya mendapat asupan pengetahuan melalui institusi pendidikan namun juga suntikan-suntikan berarti dari kehidupannya sehari-hari yang membuat kepribadian manusia itu berkembang ke arah yang lebih baik.
Pendidikan seumur hidup ini sangat berguna bagi diri manusia dalam menjalani aktivitas kehidupannya, jika kita mengembalikan ke pertanyaan mengapa hal itu perlu ??? Kita bisa mengorek jawabannya melalui urgensinya. Drs H Fuad Ihsan (1996:44-45) dalam buku Dasar-Dasar Kependidikan, menulis beberapa dasar pemikiran --ditinjau dari beberapa aspek-- tentang urgensi pendidikan seumur hidup, antara lain: 1. Aspek ideologis, setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan, meningkatkan pengetahuan dan menambah keterampilannya. pendidikan seumur hidup akan membuka jalan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi diri sesuai dengan kebutuhannya
2. Aspek ekonomis, pendidikan merupakan cara yang paling efektif untuk dapat keluar dari "Lingkungan Setan Kemelaratan" akibat kebodohan. pendidikan seumur hidup akan memberi peluang bagi seseorang untuk meningkatkan produktivitas, memelihara dan mengembangkan sumbersumber yang dimilikinya, hidup di lingkungan yang menyenangkan-sehat, dan memiliki motivasi dalam mendidik anak-anak secara tepat sehingga pendidikan keluarga menjadi penting. 3. Aspek sosiologis, di negara berkembang banyak orangtua yang kurang menyadari pentingnya pendidikan sekolah bagi anak-anaknya, ada yang putus sekolah bahkan ada yang tidak sekolah sama sekali. pendidikan seumur hidup bagi orang tua merupakan problem solving terhadap fenomena tersebut. 4. Aspek politis, pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada seluruh rakyat untuk memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR, dan lembaga-lembaga negara lainnya. Tugas pendidikan seumur hidup menjadikan seluruh rakyat menyadari pentingnya hak-hak pada negara demokrasi.
5. Aspek teknologis, pendidikan seumur hidup sebagai alternatif bagi para sarjana, teknisi dan pemimpin di negara berkembang untuk memperbaharui pengetahuan dan keterampilan seperti dilakukan negara-negara maju.
6. Aspek psikologis dan pedagogis, sejalan dengan makin luas, dalam dan kompleknya ilmu pengetahuan, tidak mungkin lagi dapat diajarkan seluruhnya di sekolah. Tugas pendidikan sekolah hanya mengajarkan kepada peserta didik tentang metode belajar, menanamkan motivasi yang kuat untuk terus-menerus belajar sepanjang hidup, memberikan keterampilan secara cepat dan mengembangkan daya adaptasi. Untuk menerapkan pendidikan seumur hidup perlu diciptakan suasana yang kondusif.
Setelah kita menyimak urgensi pendidikan seumur hidup barulah kita tahu kenapa proses ini penting dan harus berlangsung di dalam kehidupan manusia. Tuntutan jaman, tuntutan perkembangan kemampuan akal dan fisik individu serta tuntutan perkembangan psikologis semakin memperkuat alasan kenapa pendidikan seumur hidup itu penting.
Dalam konteks beragama pun disebutkan kalau Tuhan memerintahkan umat NYA untuk menuntut ilmu, agar tidak terbelenggu dengan kebodohan. Jadi tidak ada alasan kalau pendidikan seumur hidup dapat dipungkiri keabsahan tentang eksistensinya serta kegunaannya dalam kehidupan manusia.
SUMBER
1. Http://ayo-kita-belajar.blogspot.com/2011/01/pendidikansumur -hidup.html 2. Http://etnarufiati.guru-indonesia.net/artikel_detail9661.html 3. Buku Dasar Dasar Kependidikanoleh Drs H Fuad Ihsan (1996:44-45) format e-book 4. Slide presentasi Pendidikan Seumur Hidup oleh Kuntjojo, UNP - Kediri