adalah manusia dan batu” (At Tahrim: 6) “Apabila seseorang telah meninggal dunia, maka seluruh amalnya terputus kecuali tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholih yang mendoakan kedua orang tuanya”. (HR. Muslim: 1631) SALAH ASUH “GENERASI MENJADI RAPUH” -Darurat Kekerasan Pada Anak-
- Mudah menyerah - Tidak percaya diri dan rendah diri - Mudah terserang gangguan mental - Sensitif - Mudah putus asa - Tidak punya pendirian - Kurangnya minat - Demotivasi dan malas - Agresif & Reaktif
• Fenomena generasi strawberry disebabkan oleh beberapa hal:
1. Pola Asuh Orang Tua (kekerasan)
2. Pola Lingkungan 3. Pola Media, dll Case I • D adalah seorang anak perempuan berusia 4 tahun, yang saat ini mengalami retak tulang belakang, puting susu/payudara putus, memar diseluruh badan, robek vagina hingga rusaknya selaput dara • D adalah korban kejahatan seksual bapak tiri. Kasus ini seakan disembunyikan oleh ibu kandungnya, karena ibu kandung sangat membenci suami atau ayah kandung dari D. Sehingga D dibiarkan menjadi korban oleh ibu kandungnya. Hal ini adalah salah satu cara pelampiasan sakit hati Ibu kandung terhadap ayah kandung D. • Saat ini D mengalami trauma fisik dan mental, hingga D cenderung takut bertemu dengan laki-laki yang tidak dikenalnya. Case II • Sekitar 12 anak laki-laki dengan kisaran usia 11 hingga 17 tahun mengaku pernah dilecehkan oleh seorang guru honor berjenis kelamin laki-laki. • Mereka seakan diancam untuk mau memuaskan nafsu seks guru tersebut. • Tubuh mereka dijadikan objek bahan pelampiasan perilaku seksual menyimpang pelaku. • Mereka disodomi, oral seksual, anak seksual dan lain sebagainya. • Saat ini mereka merasa minder, malu, takut dengan stigma yang berkembang dimasyarakat mengenai aib mereka • Bahkan ada diantara mereka yang akhirnya terindikasi dan berpotensi memiliki perilaku seksual menyimpang, seperti merasa ketagihan dan menginginkan perilaku tersebut kembali terulang Case III
• Seorang anak berusia 12 tahun mengalami depresi
berat. Ia mengalami mimpi buruk dan ngompol yang berkepanjangan, selalu ketakutan, menangis tiba- tiba hingga pada akhirnya melakukan percobaan bunuh diri dengan menegak obat nyamuk • Hal ini berawal dari sikap orang tua yang selalu menekan dan menuntut anaknya untuk selalu mendapatkan nilai baik pada setiap ujian dan tugas- tugas sekolah , tidak boleh bermain, harus ikut les, ikut mengaji, dan jika menolak pasti dimaki-maki, diancam hingga ditampar dan dipukuli. • Orang tuanya adalah seorang guru yang memang dikenal sebagai guru yang pemarah dan cenderung tidak ramah. Case IV • A merasa sudah tidak diharapkan lagi, sejak adiknya (dari ayah tiri) lahir, ia selalu dituntut oleh ibu kandungnya untuk mengasuh adiknya. • A juga selalu dibeda-bedakan dengan saudaranya yang lain, A sering disebut bodoh, tidak usah sekolah lagi, dan anak yang tidak berguna (karena A adalah anak slow leaners yang selalu memiliki nilai akademik yang jauh dari sempurna), padahal A memiliki cita-cita yang mulia untuk menjadi seorang guru. • Sebagai seorang remaja perempuan yang berusia 15 tahun A memiliki keinginan seperti teman-temannya yang lain, ia ingin bergaul dan bersosialisasi. • A diminta berhenti sekolah oleh orang tuanya, A disuruh menjaga adiknya yang masih berusia kurang dari 2 tahun di rumah, karena orang tuanya berjualan di pasar. • Suatu ketika A merasa sangat sakit hati dan marah yang tidak tertahankan, pada akhirnya A melampiaskan amarahnya pada adik tirinya tersebut hingga mencoba membekap mulut dan hidung adiknya tersebut, dan untungnya ada tetangga yang menghentikan hal tersebut • Saat ini A sedang menagalami pendampingan psikologis untuk mengurangi depresi yang sedang dialaminya. Apa itu kekerasan ?
• Kekerasan merupakan sebuah terminologi yang sarat
dengan arti dan makna “derita”, baik dikaji dari perspektif fisik/ medis, psikologik maupun hukum, bahwa di dalamnya terkandung perilaku manusia (seseorang/kelompok orang) yang dapat menimbulkan penderitaan bagi orang lain, (pribadi/ kelompok). PENGERTIAN KEKERASAN TERHADAP ANAK
Kekerasan terhadap anak adalah setiap
perbuatan yang berkaitan atau mungkin berakibat kesengsaraan atau penderitaan anak, secara fisik, seksual, psikologis, ancaman perbuatan tertentu, pemaksaan dan perampasan hak yang terjadi di lingkungan masyarakat maupun di lingkungan rumah tangga, yg biasanya dilakukan oleh orang dewasa. Jenis Kekerasan Terhadap Anak “yang membuat mental anak menjadi rapuh”
1. Penyiksaan Fisik (Physical Abuse)
2. Pelecehan Seksual (Sexual Abuse) 3. Penelantaran (Child Neglect) 4. Penyiksaan Emosi (Emotional Abuse) 5. Penolakan 6. Orang Tua Bersikap Acuh 7. Memberikan Teror Kepada Anak 8. Mengasingkan Anak 9. Memberikan Pengaruh Buruk Pada Anak 10. Eksploitasi 1. Penyiksaan Fisik (Physical Abuse) • Bentuk penyiksaan fisik seperti cubitan, pemukulan, tendangan, dan tindakan tindakan fisik yang dapat memabahayakan anak termasuk ke dalam jenis kekerasan
• Kebanyakan orang tua menganggapap kekerasan
fisik adalah bagian pendisiplinan anak, dengan harapan anak dapat lebih terkontrol
• Hal ini sangat berhubungan dengan tumbuh
kembang anak-anak secara psikologis tidak sehat, anak-anak akan memiliki kecenderung penakut, rendah diri atau bahkan agresif sebagaimana contoh yang mereka lihat 2. Pelecehan Seksual (Sexual Abuse)
• Pelecehan seksual merupakan
tindakan dimana anak sebagai objek dan dilibatkan dalam aktifitas seksual, dan kebanyakan anak tidak menyadari dan tidak mampu mengkomunikasikan bahwa mereka telah dilecehkan secara seksual. Faktor terjarinya pelecehan seksual yang dilakukan oleh orang tua
1. Disfungsi keluarga (keluarga semakin
tidak aman dan tidak punya aturan). Pola asuh yang keliru (orang tua tidak menempatkan figur2 yang tepat, ayah pada anak laki-lakinya, dan ibu pada anak perempuannya. 2. Faktor Kurangnya pemahaman nilai dan norma, adat budaya hingga agama, dll BENTUK-BENTUK PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK 1. Menjadikan anak sebagai bahan imajinasi pemuasan seksual 2. Memuji kemolekan tubuh anak secara berlebihan 3. Bercumbu dengan anak, memaksa anak menyentuh organ seksual orang tua 4. Kontak oral, penetrasi vagina atau dubur 5. Sengaja mengekspose anak-anak dalam materi pornografi 6. Memaksa berhubungan seksual 7. Masturbasi di depan anak 8. Melibatkan anak untuk tujuan prostitusi DAMPAK PSIKOLOGIS PADA ANAK PELECEHAN SEKSUAL • RAPUH • Gangguan emosi (marah dan dendam yang tidak terkontrol) (Perhatikan kenapa anak anda emosi? Jangan-jangan mengalami pelecehan) • Takut, Malu, Menutup diri, Marah, Sedih, Trauma, Anxiety, Stress, Fobia, Depresi & Bunuh diri • Adiksi seksual & HyperseksuaLPerilaku seksual menyimpang (onani/ masturbasi, dll) • Orientasi seksual terganggu (potensi LGBT) • Berpotensi menjadi pelaku • Berpotensi menjadi psikopat • Gangguan sosial (malu dan sulit berinteraksi) • Benci terhadap lawan jenis, (potensi LGBT) (menolak menikah, frigiditas, dll) 3. Penelantaran (Child Neglect) • Bentuk kekerasan terhadap anak dengan sikap pasif • Seperti meniadakan perhatian (fisik, emosi dan sosial) • Anak dibiarkan bertumbuh dan berkembang sendiri • Orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaannya, sehingga anak tidak mendapatkan attachment dengan orang tuanya, dll • Anak-anak yang tidak tahu bagaimana rasanya dicintai, dihargai bahkan tidak merasa diperjuangkan • Anak-anak yang tidak mendapatkan attachment dengan orang tuanya tentu tumbuh sebagai pribadi yang tidak UTUH dan RAPUH, gamang, sulit menentukan sikap, merasa sulit memecahkan masalah bahkan disinyalir kebanyakan menjadi pribadi-pribadi yang merasa tidak memiliki identitas, sehingga sangat mudah terpengaruh 4. Penyiksaan Emosi (Emotional Abuse) • Yang dimaksud dengan penyiksaan emosi adalah tindakan yang meremehkan dan merendahkan anak • Seperti, kamu tuh masih kecil gak akan bisa, jangan sok tahu, kamu tahu apa sih, gitu aja gak bisa, bodoh banget sih, dll. • Tindakan ini membuat anak juga merasa tidak berharga untuk dikasihi dan dicintai • Anak-anak tumbuh dengan emosi yang tumpul, flat face, merasa tidak mampu, merasa tidak bisa, mudah melabelling diri, merasa tidak aman dan sangat mudah tersinggung 5. Penolakan • Hal ini terkadang jarang disadari oleh orang tua • Orang tua menunjukkan sikap penolakan terhadap anak yang membuat anak merasa tidak diinginkan • Misalnya mengusir anak, menyuruh anak pergi, memanggil dengan nama yang tidak disukai anak, menolak berbicara pada anak, menyalahkan anak, menyudutkan anak dll • Hal ini membuat anak-anak merasa tidak berarti, hilangnya minat, mudah putus asa, atau bahkan kebalikannya “MENCARI-CARI PERHATIAN DARI ORANG LAIN”, membutuhkan banyak pengakuan ‘narsistik”, dll 6. Orang Tua Bersikap Acuh dan Abai • Sikap seperti ini biasanya dikarenakan orang tua yang sedang memililki masalah dalam pemenuhan emosi yang membuatnya tidak mampu untuk merespon kebutuhan emosi anak. • Hal ini ditunjukkan dengan adanya ketidak tertarikan pada anak, menahan kasih sayang, tidak mempedulikan pujian pada anak, dll • Orang tua cenderung tidak mau tahu dengan hak anak dan kewajibannya sebagai orang tua 7. Memberikan Teror Pada Anak • Mengancam, membentak, hingga mengucapkan kata kata kasar pada anak akan memberikan pengaruh yang cukup serius terhadap psikologis anak. • Anak merasa ketakutan dan terintimidasi • Teror: ex: Teriakan, bentakan, sumpah serapah, menakut-nakuti. • Verbal dan non Verbal • Hal ini tentu sangat berpengaruh pada kesehatan psikologis anak. Anak selalu merasa tidak aman, anak merasa tidak mampu menghadapi masalah, anak penuh dengan traumatic sehingga membuatnya merasa tidak berarti. 8. Mengasingkan Anak • Tidak memperbolehkan anak terlibat dalam lingkungan sosialnya, mengurung anak di rumah, tidak memberikan ransangan pada anak untuk tumbuh kembangnya, memisahkan anak dari kehidupan sehari-hari, dll.
• Terlalu khawatir mengizinkan anak-anak ken luar rumah, adalah
bagian dari mengasingkan anak.
• Hal ini sangat berpengaruh pada kematangan biologis,
psikologis dan sosial anak.
• Anak-anak menjadi tidak terampil, merasa tidak memiliki
kemampuan untuk bertahan diri, tumpul sosial, kaku dan kedepannya menjadi sulit dalam berinteraksi 9. Memberikan Pengaruh Buruk Pada Anak • Adalah memperlihatkan hal-hal yang bersifat negatif didepan anak secara langsung
• Ex: memuji anak yang berkelahi, mengajarkan
anak untuk rasis, mendorong anak bersikap kasar, mengajarkan anak merokok (walaupun hanya tersirat)
• Ex: orang tua yang suka mengeluh secara tidak
langsung akan merimbas pada anak-anak (juga suka mengeluh)
• Anak-anak adalah peniru yang ulung.
10. Eksploitasi • Adalah perilaku sewenang-wenang dan bersifat diskriminatif terhadap anak yang dilakukan oleh dewasa dengan tujuan memaksa anak tersebut untuk melakukan sesuatu tanpa memperhatikan hak anak.
• Ex: menjadikan anak-anak untuk bekerja
memenuhi kebutuhan hidup/ mempekerjakan anak, dll
• Mengeksploitasi anak-anak dapat membuat anak-
anak kehilangan masa anak-anaknya. Sehingga anak-anak tidak dapat menikmati fase belajarnya sebagai anak-anak, pada akhirnya banyak dewasa- deawasa saat ini yang tumbuh kekanak-kanakkan. FAKTA LAIN YANG MEMBUAT ANAK-ANAK • Tali kasih ANAK dengan orang tuanya MENJADI RAPUH mulai lapuk, BERJARAK & merasa janggal. Hingga anak kehilangan arahnya, tidak tahu mau bertanya kepada siapa, “GAMANG” • Orang tua adalah figur otoriter yang selalu benar dan anak selalu salah • Intensitas pertemuan tidak lagi berkwalitas • Orang tua mengontrak pengasuhan pada “orang ketiga”, dan cenderung tidak mau tahu, (sekolah, Tempat mengaji, pembantu, dll) • Menganggap anak telah dewasa, dan tidak butuh curhat, tidak butuh berbagi cerita dan tidak butuh duduk bersama. “Apa Tugas Kita Agar Anak Tidak Bermental rapuh?” Diantaranya: Menumbuh kembangkan cara pengasuhan positif terhadap anak berdasarkan hak anak
• Bahwa asas kepedulian anti kekerasan terhadap anak diantaranya
adalah dengan memaksimalkan pengasuhan positif yang berlandaskan pemenuhan hak anak
• Dalam Pasal 26 ayat 1 UU No 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan
Anak menyatakan bahwa Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:.............................. a. mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi Anak b. Menumbuhkembangkan Anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya c. Mencegah terjadinya perkawinan pada usia Anak d. Memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak.
Artinya bahwa orangtua harus memenuhi hak-hak
yang dimiliki oleh anak agar anak tersebut bisa berkembang sesuai dengan usia. STOP KEKERASAN PADA ANAK
FOKUS PADA PENGASUHAN POSITIF
1. Melatih anak untuk menentukan pilihan 2. Ajarkan keterampilan sosial 3. Ajak anak untuk mengenal dirinya 4. Bantu anak untuk mengenal dan mengelola emosi 5. Ajari cara menghadapi kegagalan 6. Ajari anak untuk bersyukur 7. Pastikan anak memiliki keimanan yang kuat TERIMAKASIH
Halfizh A, S.Psi., M.Psi., Psikolog (Clinical Psychologist)