Anda di halaman 1dari 30

MEMBANGUN KARAKTER ANAK YANG

TANGGUH & BERAKHLAK

SENI & METODE PENGASUHAN


Mencegah Perilaku Bullying
Curriculum Vitae
 Nama : Alia Zarman
 TTL : Padang, 05 Agustus 1978
 Pendidikan : S2 Magister Psikologi anak dan perkembangan
Universitas Padjajaran
 Pengalaman kerja :
1. Dosen Psikologi
2. Psikolog Anak
3. Praktisi dan pemerhati anak

Nomer Kontak : 081.322.5444.54


Hadist Tentang Kasih Sayang

 “Barang Siapa tidak menyayangi manusia, niscaya Allah tidak akan menyayanginya” (H.R.
Bukhoridan Muslim)
 “Tidak akan disayangi Allah orang yangtidak sayang kepada manusia” (H.R. Bukhori)
 “Tidak beriman salah satu diantara kalian, sampai dia mencintai saudaranya sebagaimana
dia mencintai dirinya sendiri.” (H.R. Bukhori dan Muslim)
 “ Mereka yang berkasih sayang akan mendapat rahmat dari Ar Rahman. Sayangilah
makhluk yang ada di bumi, niscaya Allah akan menyayangi kalian.” (H.R. Abu Dawud dan
Tirmidzi)
DEFINISI BULLYING

Bullying adalah tindakan kasar (agresif) berupa :


1. Menyakiti secara fisik contoh : memukul, merusak
barang milik orang lain
2. Menyakiti dengan kata-kata contoh: mengejek,
menghina, menggoda, rasis
3. Menyakiti secara sosial contoh : mengucilkan
4. Menyakiti melalui media sosial contoh : memfitnah
Disebut bullying bila:

 Dilakukan dengan sengaja


 Ketidakseimbangan kekuatan
 Dilakukan berulang/ sering
 Tidak merasa kasihan melihat korban/adanya intimidasi
 Bisa dilakukan secara terbuka atau tidak ingin
perbuatannya diketahui oleh orang lain: seperti guru,
orang tua/ orang banyak.
KETIDAKSEIMBANGAN KEKUATAN

1. Kekuatan Fisik
2. Perbedaan Fisik
3. Status Sosial dan Ekonomi
4. Perbedaan Gender
Pelaku Bullying Mengulang-Ulang
Perbuatannya karena Faktor

 Kekuasaan/superioritas
 Kepentingan Ekonomi
 Dorongan untuk mendapatkan kepuasan diri
melihat orang lain tunduk pada dirinya
BERBAGAI PERAN TERJADINYA
SKENARIO BULLYING
1. Pelaku
Pemimpin yang berinisiatif dan aktif dalam perilaku Bullying.
2. Assisting the Bully
Orang yang menemani temannya melakukan bullying. Terlibat aktif namun
cenderung mengikuti perintah bully.
3. Reinforcing the Bully
Yang mendukung temannya melakukan pembullian. Ikut menyaksikan,
mentertawakan korban, memprovokasi, mengajak orang lain untuk menonton.
BERBAGAI PERAN TERJADINYA
SKENARIO BULLYING
4. Defender
Orang yang berusaha membela dan membantu korban tetapi seringkali mereka
menjadi korban juga.
5. Outsider
Orang-orang yang tahu bahwa hal itu terjadi namun tidak melakukan apapun seolah-
olah tidak peduli pada korban karena takut menjadi korban selanjutnya.
6. Victim
Orang yang seringkali menjadi sasaran bully. Mereka biasanya memiliki fisik yang
lemah dan memiliki suatu kekurangan sehingga sering menjadi korban bully (Bully
Able)
KOMITMEN SISWA

1. AKU BERJANJI AKAN SELALU MENYAYANGI TEMAN


2. AKU BERJANJI AKAN SELALU MENOLONG TEMAN
YANG KESULITAN
3. AKU BERJANJI AKAN MENGHORMATI GURU & ORANG
LAIN
4. DAN AKU BERJANJI AKAN BERKATA TIDAK PADA SI
BULLY
BEDAKAN BULLYING DENGAN...

 Tindakan Agresif
 Konflik Antar teman
 Social Punishment
 Teasing
 Mean Moment
Alasan Membully
 Dengki/ Iri hati
 Dendam
 Merasa dirinya lebih kuat
 Merasa orang lain lebih lemah atau tidak ada kemampuan
 Posesif (ingin menguasai orang lain)
ALASAN YANG SERING TIMBUL
UNTUK MELAKUKAN KEKERASAN/BULLYING

 Keyakinan untuk bertindak agresif pada kondisi terprovokasi (untuk


membela diri)
 Untuk tujuan balas dendam dan pelampiasan karena pernah menjadi
korban bully
 Tidak punya referensi untuk mengingatkan orang lain
 Tindakan kekerasan dianggap cara yang cepat untuk menyelesaikan
masalah
DEFINISI BULLY-ABLE
(Korban)
 Orang yang memiliki karakteristik dari tampilan fisik,
sifat atau pun sikap yang menyebabkan ia memiliki
peluang untuk di bully lebih besar oleh orang-orang di
lingkungannya.
 Pembully tdk akan membully setiap orang tapi hanya
orang-orang tertentu saja yang ‘rentan’.
PENYEBAB BULLYING

1. Contoh orang tua


2. Kurang berperannya fungsi
keluarga
3. Pengaruh dari lingkungan
(pergaulan)
4. Pengaruh tv dan media
sosial
5. Pengaruh Games
Akibat Bully
 Untuk Korban:
 Punya perasaan takut
 Tidak berani melawan
 Merasa tersakiti hatinya atau fisiknya
 Tidak percaya diri
 Merasa sendiri dan terisolasi

 Untuk Pelaku
 Tidak akan disukai
 Akan dijauhi
 Mendapatkan sanksi sosial secara hukum
TANDA-TANDA ANAK KITA DIBULLY

 Sulit tidur
 Sulit berkonsentrasi di kelas atau kegiatan apa pun
 Sering membuat alasan untuk tidak masuk sekolah
 Tiba-tiba menjauhkan diri dari aktivitas yang disukai sebelumnya
 Tampak gelisah dan lesu, muram, kehilangan kepercayan diri
 Nilai sekolah menurun
 Timbul luka memar di bagian tubuh
CARA MENGATASINYA

1.Tumbuhkan kekuatan dan kepercayaan diri anak


2.Temukan bakat dan kelebihannya
3.Dukung anak dalam pertemanannya
4.Kembangkan sikap “Saya baik-baik saja kalau
kamu membully saya, bukan saya bermasalah
tapi kamu yang bermasalah
 KAMU ADALAH ANAK
YANG ISTIMEWA
 Hindari pikiran negatif
 Fokus pada hal-hal yang
positif
 Banyak orang yang lebih
mencintai dirinya
 Bantu dan dukung anak
dalam pertemanannya
Mengajarkan Anak
Mempertahankan Diri

1. Memberitahu secara lisan kepada si pembully bahwa tindakannya salah


2. Melaporkan kepada orang yang memiliki otoritas yang lebih tinggi
3. Mengembangkan konsep diri dan kepercayaan diri yang positif pada
anak
4. Belajar bela diri
5. Mengajari anak untuk mengidentifikasi orang yang memukul apakah
dilakukan dengan sengaja atau tidak
6. Mengajari anak untuk mengidentifikasi kemampuan atau kekuatannya
sendiri
LAWAN BULLYING

 Berani bilang tidak, “Aku


Tidak Suka”
 Keraskan suaramu
 Hiraukan dan tinggalkan
 Cari bantuan dan
dukungan
APA YANG PERLU DILAKUKAN
ORANG TUA

1. Konsep Diri berkaitan dengan penerimaan orang tua


 Apakah anak merasa dicintai?
 Apakah orang tua sering memberikan label negatif pada anak?
 Apakah orang tua menghargai pencapaian anak?
 Apakah ada kecenderungan membandingkan anak satu dengan
yang lain?
 Apakah lebih fokus pada kesalahan dan kekurangan daripada
kelebihan anak?
2. Sensitivitas
Sensitivitas adalah empati atau kemampuan untuk merasakan perasaan orang lain.
 Sudahkah kita mengajarkan adanya nilai2 perbedaan pada anak kita
 Orang tua apakah suka memukul, mencubit anak ketika mereka sedang berbuat
salah?
 Apa respon orang tua saat anak jatuh, teriris pisau, lelah, sakit, mengantuk dan
kondisi fisik lainnya
 Apakah orang tua bisa menangkap anak saat sedih, kecewa, marah dan takut?
 Apa respon orang tua ketika anak merasakan emosi yang negatif?
 Apakah anak diberikan kesempatan untuk menekuni seni?
3. Kendali diri
Emosi terkait faktor psikologis yaitu kematangan syaraf dan hormonal.
Kendali emosi tergantung pada pola pengasuhan, pendidikan dan
pengalaman hidup.
 Apakah orang tua memberitahu dengan jelas mana perilaku yang
diharapkan dan tidak diharapkan?
 Apakah ada konsekuensi yang diberikan saat anak berperilaku buruk?
 Apakah ada apresiasi yang diberikan saat perilaku baik diperlihatkan?
 Apakah orang tua lebih sering mengikuti keinginan anak atau banyak
larangan
4. KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING
 Apakah orang tua memberikan kesempatan pada anak
untuk menyelesaikan masalahnya sendiri?
 Apakah orang tua justru mengambil alih penyelesaian
masalah anaknya?
 Apakah orang tua mengajak anak untuk mendiskusikan
masalah atau mencari alternatif penyelesaian masalah
bersama.
5. CONTOH PERILAKU ORANG DEWASA
Bagi anak tidak cukup menasehati dengan bicara. Ketika apa yang
ditampilkan orang sekelilingnya tidak sesuai maka menyerap secara
visual jauh lebih mudah daripada menyerap secara auditori (nasihat).
 Apakah perkataan orang tua selaras dengan perbuatannya?
 Apakah orang tua memperlihatkan kemampuan kendali diri?
 Apakah orang tua mendampingi saat anak menonton TV, membeli
komik, main games serta mengajak diskusi anak mengenai mana
perilaku yang pantas dan tidak?
 Bagaimana respon orang tua dalam menghadapi situasi sehari-hari
saat macet, berbelanja dll
6. PAPARAN MEDIA
 Apakah orang tua menjelaskan dan berdikusi mengenai efek baik
dan buruk gadget, internet dan games?
 Apakah orang tua melakukan pendampingan saat anak menonton
film atau bermain games?
 Apakah orang tua membuat pengawasan, pembatasan dan
pengaturan untuk menggunakan gadget, internet, televisi dll
 Apakah orang tua sudah menanamkan value yang tepat sehingga
anak bisa mengambil keputusan sendiri dengan baik?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai