Anda di halaman 1dari 11

PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

TEMA : BANGUNLAH JIWA DAN RAGA


TOPIK : STOP BULLYING, START LOVING

Disusun Oleh:
Kelompok : III
1. . Chelsy Rahma Adestri
2. .Jihan Lestari
3. Yulianti
4. .M.Rafly Ardian
5. .Revan Luvinda
6. .Dendi Pratama

SMP NEGERI 2 SUNGAISELAN

KABUPATEN BANGKA TENGAH

TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perundungan atau yang lebih dikenal dengan nama Bullying merupakan suatu
fenomena yang sudah tidak asing di Indonesia maupun di luar negeri. Pihak-pihak yang
terlibat biasanya merupakan anak usia sekolah, hingga saat ini praktik Bullying atau
perundungan masih marak terjadi di sekolah tingkat dasar hingga tingkat atas, bahkan
tidak menutup kemungkinan praktik Bullying tersebut juga masih dilakukan di kalangan
tingkat universitas meskipun dalam jumlah yang relatif kecil, beberapa dari pelaku dan
korban berasal dari orang yang menempuh pendidikan, sehingga dapat dipastikan
pelaku ini mendapat pendidikan yang cukup untuk dapat mengenalkan bahwa Bullying
merupakan suatu hal yang dapat berakibat terhadap korbannya, tentu hal ini menjadi
pertanyaan besar bagi semua kalangan, pelaku anak maupun dewasa yang diberikan
pendidikan informal melalui kedua orangtuanya, maupun menempuh pendidikan
formalseharusnya dapat memikirkan kembali apakah tindakan melakukan Bullying
dapat dibenarkan dan memikirkan dampak apa yang akan terjadi terhadap korban
Bullying. Dampak dari Bullying yang mengkhawatirkan adalah dapat menyebabkan
seseorang memiliki keinginan untuk bunuh diri, tidak dapat dipungkiri bahwa Bullying
memiliki dampak yang cukup “mengerikan” terutama bagi mereka yang menjadi korban
Bullying secara berulang-ulang ataupun menjadi korban Bullying fisik.

SUMBER ; https://eprints.umm.ac.id/88871/1/BAB%20I.pdf

BAB II
ISI

1. APA ITU BULLYING ?


Menurut Olweus (2005), bullying adalah sebuah tindakan atau perilaku agresif
yang disengaja, yang dilakukan oleh sekelompok orang atau seseorang secara
berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat
mempertahankan dirinya dengan mudah atau sebagai sebuah penyalahgunaan
kekuasaan/kekuatan secara sistematik.
Menurut Wicaksana (2008), bullying adalah kekerasan fisik dan psikologis
jangka panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok, terhadap seseorang
yang tidak mampu mempertahankan dirinya dalam situasi di mana ada hasrat
untuk melukai atau menakuti orang itu atau membuat dia tertekan.
Menurut Black dan Jackson (2007), bullying merupakan perilaku agresif tipe
proaktif yang di-dalamnya terdapat aspek kesengajaan untuk mendominasi,
menyakiti, atau menyingkirkan, adanya ketidakseimbangan kekuatan baik secara
fisik, usia, kemampuan kognitif, keterampilan, maupun status sosial, serta
dilakukan secara berulang-ulang oleh satu atau beberapa anak terhadap anak lain.
Menurut Sejiwa (2008), bullying ialah sebuah situasi di mana terjadinya
penyalahgunaan kekuatan/kekuasaan fisik maupun mental yang dilakukan oleh
seseorang/sekelompok, dan dalam situasi ini korban tidak mampu membela atau
mempertahankan dirinya.
Menurut Rigby (1994), bullying adalah sebuah hasrat untuk menyakiti yang
diperlihatkan ke dalam aksi secara langsung oleh seseorang atau kelompok yang
lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang, dan dilakukan secara
senang bertujuan untuk membuat korban menderita.

2. SIAPA YANG MELAKUKAN BULLYING TERSEBUT ?


a. Mereka yang memiliki pandangan postif terhadap kekerasan
b. Umumnya orang yang impulsif (suka melakukan tindakan tanpa berpikir panjang,
RED.)
c. Memiliki kebutuhan untuk mendominasi orang lain
d. Biasanya secara fisik lebih kuat daripada korbannya
e. Kebanyakan berasal dari keluarga yang anggotanya emang kerap berperilaku
agresif
f. Sebagian besar punya catatan sejarag pernah jadi korban bullying juga
SUMBER : https://hai.grid.id/read/07353000/siapa-yang-disebut-pelaku-bully

3. .MENGAPA MELAKUKAN BULLYING TESEBUT ?


A. Mengalami Masalah di Rumah
Anak yang sering menyaksikan keributan kedua orang tua berisiko jadi
pelaku bullying. Ini juga membuat anak kurang kasih sayang dan perhatian.
Alhasil, anak melakukan bullying untuk menarik perhatian orang di sekitarnya.
selain itu, karakter orang tua yang mendidik tanpa larangan (permisif) membuat
anak jadi berlaku seenaknya. Ini bisa menjadi kekuatan Si Pelaku bullying untuk
mendapatkan kekuasaan.
B. Alasan Kesenangan
Anak pelaku bullying kurang mendapatkan perhatian dan pengawasan
orang tua. Ini juga berdampak pada kurangnya rasa empati sehingga senang
menyakiti orang lain. Bullying cenderung anak lakukan sebagai pelampiasan
guna mendapatkan perhatian. Mirisnya, bullying terkadang menjadi ajang untuk
sekadar cari hiburan semata. Pelaku semakin puas dengan sikap rendah diri
dan rasa takut korban. Incaran pelaku biasanya memiliki bentuk fisik, ras atau
agama yang tidak sama.
C. Ingin Meraih Popularitas
Terkadang, perundungan anak lakukan agar orang lain menganggapnya
‘keren’ dan kemudian teman lainnya akan segan. Mereka menganggap ini bisa
meningkatkan status sosial guna mendapatkan popularitas. Anak yang populer
karena keburukan ini cenderung menindas anak yang terlihat ‘cupu’. Tindakan
yang ia lakukan memang bertujuan untuk menyakiti orang lain lewat kata-kata
atau fisik.
D. Ajang Balas Dendam
Balas dendam kerap korban bullying lakukan. Tapi, targetnya bukan Si
Pelaku, melainkan orang lain yang mereka anggap lebih lemah. Korban
menganggap tindakan ini lumrah, karena mereka juga pernah merasa dibully.
Setelah balas dendam ini selesai, akan muncul perasaan lega dan puas. Meski
umumnya target bukan Si Pelaku, tapi tidak menutup kemungkinan balas
dendam dilakukan pada mereka.
E. Ingin Mendapatkan Kekuasaan
Anak pelaku bullying melakukan aksinya karena ingin tampak menonjol
dan berkuasa di lingkungan sekolahnya. Ini bisa terjadi karena anak tidak
memiliki kontribusi dalam hidupnya. Akhirnya, mereka berusaha mendapatkan
melalui cara yang salahperlu menanamkan empati dan simpati dengan
memberikan kasih sayang dan perhatian pada anak. Ibu dan ayah bisa
mengetahui lebih banyak Informasi tentang Bullying supaya bisa memahami cara
agar anak tidak menjadi pelaku bullying.
SUMBER : https://www.halodoc.com/artikel/5-alasan-anak-jadi-pelaku-bullying

4. JENIS –JENIS BULLYING


A. PERUNDUNGAN SECARA FISIK
Perundungan fisik adalah penindasan yang dilakukan dengan cara melibatkan
fisik seperti melukai tubuh seseorang yang dapat menyebabkan efek jangka
pendek dan jangka panjang. Perundungan fisik mencakup memukul,
menendang, mencubit, mendorong, dan menghancurkan barang orang lain.
B. PERUNDUNGAN SECARA VERBAL
Perundungan verbal adalah intimidasi yang melibatkan kata-kata baik secara
tertulis atau terucap. Perundungan secara verbal meliputi menggoda,
memanggil nama yang tidak pantas, mengejek, menghina, dan mengancam.

C. PERUNDUNGAN SECARA SOSIAL


Perundungan sosial adalah penindasan yang mengakibatkan merusak reputasi
atau hubungan seseorang. Intimidasi sosial ini mencakup berbohong,
menyebarkan rumor

D. CYBERBULLYNG ATAU PERUNDUNGAN DIDUNIA MAYA


perilaku intimidasi yang dilakukan menggunakan teknologi digital.Perundungan
di dunia maya ini meliputi mengunggah gambar atau video yang tidak pantas,
menyebar gosip secara online, dan menggunakan informasi orang lain di media
social

E. PERUNDUNGAN SECARA SEKSUAL Dikutip dari Very Well Family,


perundungan
seksual adalah tindakan yang berbahaya dan memalukan seseorang secara
seksual. Intimidasi seksual ini termasuk pemanggilan nama

SUMBER : https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190411135109-260-
385320/mengenal-jenis-jenis-bullying-atau-perundungan

5. EFEK YANG DITIMBULKAN DARI BULLYING


 Mengalami gangguan mental, seperti depresi, rendah diri, cemas, sulit tidur
nyenyak, ingin menyakiti diri sendiri, atau bahkan keinginan untuk bunuh diri.
 Menjadi pengguna obat-obatan terlarang.
 Takut atau malas berangkat ke sekolah.
 Prestasi akademik menurun.
 Melakukan maladaptive daydreaming untuk lari dari kenyataan
 Ikut melakukan kekerasan atau melakukan balas dendam. Sebagai contoh,
pria yang pernah dibully oleh wanita bisa menjadi seorang misoginis.

Oleh karena itu, sebagai orang tua Anda harus jeli melihat ciri perubahan
tingkah laku anak, misalnya tidak semangat berangkat ke sekolah, prestasi
belajar menurun, atau nafsu makan berkurang. Perubahan lainnya yang bisa
tampak, seperti:

 Tiba-tiba kehilangan teman atau menghindari ajakan pertemanan.


 Barang-barang miliknya sering hilang atau hancur.
 Mengalami gangguan tidur.
 Kabur dari rumah.
 Terlihat stres saat pulang sekolah atau usai mengecek ponselnya.
 Mungkin ada luka di tubuhnya.

6. APA SOLUSINYA MENURUT KELOMPOK KALIAN?


 Tanamkan nilai-nilai moral sejak dini.
 Ajak anak untuk bersama-sama menilai dan membedakan perbuatan yang
baik dengan perbuatan yang tidak patut dilakukan pada sesama.
 Bangun komunikasi yang baik dengan anak, serta dampingi ia dalam proses
tumbuh kembangnya.
 Ajarkan anak cara bersikap asertif, alias tegas tapi selalu sopan, agar ia tidak
mudah ditindas dan menjadi people pleaser.
SUMBER : https://www.alodokter.com/efek-bully-dan-cara-mengatasiny
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Verbal bullying merupakan salah satu bentuk bullying yang marak
terjadi padaremaja terutama SMP. Verbal bullying bukan kasus yang
sepele. Verbal bullyingmemiliki dampak yang sama besar dengan bullying
secara fisik. Berdasarkan datadata yang diperoleh salah satu cara untuk
mengatasi verbal bullying disekolah adalahdengan menggerakan
bystander. Bystander yang mau peduli dan bertindak mengatasiverbal
bullying dapat memberantas verbal bullying di sekolah. Namun
padakenyataanya, sebagian besar bystander memilih diam saja. Oleh
karena itudiperlukanlah sebuah kampanye sosial yang dapat
menghentikan verbal bullyingdengan merubah pola pikir bystander untuk
tidak diam saja melainkan mulaibergerak menentang dan menghentikan
verbal bullying.
Melalui kampanye ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
menumbuhkanempati bystander di lingkungan sekolah untuk mulai
bersikap peduli terhadapmasalah verbal bullying, menyadari potensi
mereka untuk menghentikanpermasalahan verbal bullying ini, dan mulai
bertindak untuk menghentikan verbalbullying di lingkungan masyarakat,
terutama lingkungan sekolah.

B. SARAN
Dari kesimpulan hasil penelitian diatas, dapat diajukan beberapa saran
sebagai beirkut:
1. Bagi sekolah, hendaknya lebih menambah pengawasan dengan
berkelilingsekolah di jam-jam tertentu dan temppat-tempat tertentu
yang berpotensiterjadinya bullying.
2. Bagi guru, hendaknya lebih tanggap terhadap perilaku bullying dalam
bentukyang kecil ataupun besar agar tidak sampai menimbulkan
korban.
3. Bagi guru BK, hendaknya mencatat setiap kasus-kasus bullying yang
terjadidisekolah sebagai catatan untuk penanganan tindakan yang
tepat dalammenangani kasus-kasus tersebut.
4. Bagi orang tua hendaknya menjadi panutan yang bersifat positif bagi
anakserta menciptakan hubungan yang hangat antar keluarga
DAFTAR PUSTAKA

https://eprints.umm.ac.id/88871/1/BAB%20I.pdf

: https://hai.grid.id/read/07353000/siapa-yang-disebut-pelaku-bully

: https://www.halodoc.com/artikel/5-alasan-anak-jadi-pelaku-bullying

SUMBER : https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190411135109-260-385320/
mengenal-jenis-jenis-bullying-atau-perundungan

: https://www.alodokter.com/efek-bully-dan-cara-mengatasiny

Anda mungkin juga menyukai