Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Bullying

Istilah bullying sendiri berasal dari bahasa Inggris, yaitu “bull” yang berarti banteng. Secara
etimologis kata “bully” berarti gertakan, seseorang yang mengganggu yang lemah.
Penindasan dalam bahasa Indonesia disebut “menyakat” yang berarti mengusik,
mengganggu, dan menghalangi orang lain (Wiyani, 2012).
Pengertian Bullying adalah suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan dengan cara melukai
secara fisik, verbal atau emosional / psikologis oleh seseorang atau kelompok yang merasa
lebih kuat kepada korban yang secara fisik atau mental lemah berulang kali tanpa perlawanan
untuk membuat korban.
Penyebab Bullying dari Sisi Korban
Penyebab bullying dapat datang dari faktor korban maupun pelaku. Jika melihat dari sisi
korban, berikut adalah beberapa faktor yang mungkin menyebabkan anak menjadi
korban bullying:
1. Penampilan fisik

Penyebab bullying pertama yang paling umum adalah akibat dari penampilan fisik. Ketika
seorang anak memiliki penampilan fisik yang dianggap berbeda dengan anak lain pada
umumnya, para bully dapat menjadikannya bahan untuk mengintimidasi anak tersebut.
Penampilan fisik berbeda dapat meliputi kelebihan atau kekurangan berat badan,
menggunakan kaca mata, menggunakan behel, menggunakan pakaian yang dianggap tidak
keren seperti anak-anak lainnya.

2. Ras

Perbedaan ras juga sering kali menyebabkan seorang anak terkena bullying. Hal ini umumnya
terjadi ketika seorang anak dengan ras berbeda memasuki satu lingkungan dan dianggap
sebagai minoritas. Beberapa survey dan penelitian juga telah menunjukkan
bahwa bullying akibat ras yang berbeda memang cukup sering terjadi.

3. Orientasi seksual

Orientasi seksual seseorang berbeda-beda dan umumnya seorang anak baru menyadari
orientasi seksual yang berbeda memasuki usia remaja. Bahkan di beberapa negara yang sudah
tidak asing dengan isu LGBT, seseorang yang teridentifikasi sebagai lesbian, gay, dan
transgneder sering kali mendapatkan perilaku bullying. Hal ini yang membuat seseorang
cenderung menyembunyikan orientasi seksualnya.
4. Terlihat lemah

Penyebab bullying lainnya adalah ketika seorang anak dianggap lebih lemah dan terlihat tidak
suka melawan. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa bullying melibatkan
ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan juga korban. Pelaku tentunya merasa sebagai
pihak yang lebih kuat dan dapat mendominasi korban yang lebih lemah.

5. Terlihat tidak mudah bergaul

Selain karena lemah, terlihat tidak mudah bergaul dan memiliki sedikit teman juga menjadi
salah satu penyebab menjadi korban bullying. Individu yang terlihat tidak mudah bergaul dan
memiliki sedikit teman juga dapat terlihat lebih lemah dan membuat bully berpikir dapat
mendominasi mereka. Sekelompok bully juga berpotensi melakukan bullying pada kelompok
yang dianggap lebih lemah dari kelompok mereka. Meskipun karakteristik di atas dapat
menjadi penyebab bullying, tapi tentu tidak semua anak dengan karakteristik tersebut menjadi
korban bullying. Kondisi tersebut hanyalah merupakan beberapa gambaran umum
penyebab bullyingdari sisi korban.

Penyebab Bullying dari Sisi Pelaku

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa anak yang memiliki salah satu kriteria
yang dapat memicu bullying tidak selalu menjadi korban bullying. Hal ini disebabkan juga
karena terdapat faktor penyebab bullying juga dapat berasal dari sisi pelaku:

Berikut adalah beberapa penyebab bullying dari sisi pelaku:

1.Memiliki masalah pribadi


Salah satu pemicu seseorang menjadi bully adalah karena memiliki masalah pribadi yang
membuatnya tidak berdaya di hidupnya sendiri. Pada anak-anak, penyebab seperti
perkelahian berlebihan di rumah, perceraian orang tua, atau adanya anggota keluarga yang
menjadi pecandu narkoba dan alkohol dapat memicu hal ini.

2. Pernah menjadi korban bullying

Beberapa kasus menunjukkan bahwa pelaku bullying sebenarnya juga merupakan. Contoh
lainnya adalah orang yang tertekan akibat bullying di kehidupan nyata dan menggunakan
internet serta dunia maya untuk menunjukkan bahwa dirinya juga memiliki kekuatan dengan
cara menyerang orang lain.

3. Rasa iri pada korban

Penyebab bullying selanjutnya adalah karena rasa iri pelaku pada korban.

Rasa iri ini bisa muncul akibat korban memiliki hal yang sebenarnya sama istimewanya
dengan sang pelaku. Pelaku bullying mengintimidasi korban agar korban tidak akan lebih
menonjol dari dirinya sendiri.

Selain tidak ingin orang lain menonjol, seseorang juga mungkin melakukan bullying untuk
menutupi jati dirinya sendiri. Contohnya seperti anak pintar yang tidak ingin disebut ‘kutu
buku’, sehingga ia lebih dulu menyebut temannya yang pintar sebagai kutu buku.

4. Kurangnya pemahaman

Kurangnya pemahaman dan empati juga dapat menimbulkan perilaku bullying.

Ketika seorang anak melihat anak lain berbeda dalam hal seperti ras, agama, dan orientasi
seksual, karena kurangnya pemahaman, maka mereka beranggapan bahwa perbedaan tersebut
adalah hal yang salah.

Mereka juga beranggapan bahwa menjadikan anak yang berbeda tersebut sebagai sasaran
adalah hal yang benar.

5. Mencari perhatian

Terkadang pelaku bullying tidak menyadari bahwa yang dilakukannya termasuk ke dalam
penindasan, karena sebenarnya apa yang dilakukannya adalah mencari perhatian.

Perilaku bullying jenis ini adalah yang paling mudah untuk diatasi. Caranya adalah dengan
memberikannya perhatian yang positif sebelum pelaku mencari perhatian dalam dengan cara
yang negatif.
6. Kesulitan mengendalikan emosi

Anak yang kesulitan untuk mengatur emosi dapat berpotensi menjadi pelaku bullying.

Ketika seseorang merasa marah dan frustasi, perbuatan menyakiti dan mengintimidasi orang
lain bisa saja dilakukan. Jika sulit untuk mengendalikan emosi, maka masalah kecil saja dapat
membuat seseorang terprovokasi dan meluapkan emosinya secara berlebihan.

7. Berasal dari keluarga yang disfungsional

Tidak semua anak dari keluarga disfungsional akan menjadi pelaku bullying, naming hal ini
kerap terjadi.

Sebagian besar pelaku bullying adalah anak yang merasa kurang kasih sayang dan
keterbukaan dalam keluarganya. Mereka kemungkinan juga sering melihat orang tuanya
bersikap agresif terhadap orang-orang di sekitarnya.

8. Merasa bahwa bullying menguntungkan

Pelaku bullying akan tanpa sengaja bisa terus melanjutkan aksinya karena merasa
perbuatannya menguntungkan.

Hal ini bisa terjadi pada anak yang mendapatkan uang atau makanan dengan cara meminta
secara paksa pada temannya. Contoh lain adalah ketika pelaku bullying merasa popularitas
dan perhatian dari setiap orang padanya naik berkat tindakannya tersebut.

9. Kurangnya empati

Penyebab bullying selanjutnya adalah karena kurangnya rasa empati.

Ketika melihat korban bullying, mereka tidak merasa empati pada apa yang dirasakan korban,
sebagian mungkin justru merasa senang ketika melihat orang lain rasa kesakitan. Semakin
mendapatkan reaksi yang diinginkan, semakin pelaku bullying senang melakukan aksinya.
Jenis-Jenis Bullying

Bullying dikelompokkan menjadi beberapa tipe. Berikut adalah jenis-jenis bullying dan juga
contoh perilaku bullying yang umum ditemui:

1. Bullying fisik

Bullying fisik atau physical bullying adalah tindakan penindasan yang berkaitan dengan fisik.
Tindakan ini dapat memberikan efek jangka pendek dan panjang. Perbuatan yang termasuk
tindakan bullying fisik adalah seperti:

 Memukul
 Menendang
 Mendorong
 Mencubit
 Menyandung
 Merusak properti

2. Bullying verbal

Verbal bullying adalah bullying yang dilakukan melalui verbal. Umumnya bullying jenis ini
tidak berbahaya pada awalnya, tapi jika terus berlanjut dapat memengaruhi korban. Perbuatan
yang termasuk verbal bullying adalah termasuk:

 Memanggil nama
 Menghina
 Mengejek
 Ucapan homophobia atau rasis
 Pelecehan verbal

3. Bullying sosial

Bullying sosial atau social bullying adalah jenis bullying yang sering kali terselubung.
Tindakan ini bisa dilakukan pelaku tanpa harus terlihat oleh korban. Contoh tindakan
social bullying adalah seperti:
 Menyebarkan gosip atau rumor yang tidak benar
 Melempar lelucon jahat yang melakukan
 Mengajak orang lain untuk mengucilkan seseorang
 Memberikan ekspresi atau gestur tubuh yang mengancam atau menghina
 Meniru dengan tujuan untuk menghina atau meremehkan

4. Cyber bullying

Cyber bullying adalah segala jenis penindasan yang terjadi di dunia maya. Perilaku yang
termasuk cyber bullying adalah seperti:

 Mengiring email atau pesan tertulis, gambar,dan video yang menyakitkan


 Mengucilkan seseorang secara online
 Menyebarkan gossip dan rumor buruk di dunia maya
 Meniru orang lain atau menggunakan akun orang lain tanpa izin.

Dampak Bullying

Bullying dapat memberikan dampak jangka panjang maupun jangka pendek pada korbannya.
Berikut adalah beberapa dampak bullying yang dapat terjadi adalah seperti berikut ini:

 Ketakutan, stres, depresi, atau cemas


 Timbul pemikiran untuk bunuh diri atau melukai diri sendiri.
 Mengalami masalah di sekolah.
 Memiliki masalah suasana hati, tidur, nafsu makan, dan juga tingkat energi.

Cara Mengatasi Bullying

Bullying adalah masalah serius yang perlu diatasi karena dapat memberikan dampak jangka
panjang baik untuk korban dan juga pelaku. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa
dilakukan untuk mengatasi bullying:

 Ceritakan pada orang dewasa yang dapat dipercaya. Ceritakan pada orang tua
maupun guru yang memiliki otoritas untuk menindaklanjuti perilaku bullying.
 Abaikan penindas dan jauhi. Seperti yang disebutkan sebelumnya, penindas akan
merasa senang apabila mendapatkan reaksi seperti yang dia inginkan.
 Tingkatkan keberanian dan rasa percaya diri. Tunjukkan pada lingkungan sekitar
bahwa Anda bukan orang yang lemah dan mudah untuk ditindas.
 Bicara pada pelaku bullying. Tunjukkan bahwa apa yang dilakukan pelaku bukan
hal yang baik dan bahkan berbahaya.
 Bantu teman yang menjadi korban bullying. Jika menyaksikan perilaku bullying,
jangan diam saja dan cobalah untuk memberi dukungan pada korban.

Siswa Dianiaya dan Dibully karena Ras dan Agama di DKI

REDAKSIINDONESIA-Seorang siswa Kelas III SDN 16 Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta


Timur bernama Josep Sebastian Zebua tidak berani masuk sekolah karena selalu dibully
kawan-kawannya akibat berbeda dari sisi ras dan agamanya. Sementara itu Dinas
Pendidikan DKI Jakarta mengklarifikasi ulang terkait kasus siswa SD yang di-
bully karena pidato pribumi Gubernur DKI Anies Baswedan, ternyata memang benar
terjadi. Sebelumnya, Disdik DKI sempat menyebut peristiwa tersebut sebagai hoax. "Iya,
ternyata memang ada peristiwanya. Tapi bukan di sekolah yang ditulis di medsos," kata
Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Bowo Irianto, Selasa
(31/10/2017). Menurut Bowo, peristiwa itu terjadi di SDN 16 Pekayon, Pasar Rebo,
Jakarta Timur, dan kini sedang dalam pendalaman pihak Disdik DKI. Korban diketahui
berbama Josep Sebastian Zebua, siswa kelas 3. Peristiwa bullying disertai penganiayaan
itu diceritakan oleh paman korban di akun Facebook pada Senin (30/10/2017), dan
mendapat banyak respons hingga menjadi viral. Akun Facebook Bearo Zalukhu
menceritakan kisah pilu keponakannya, Josep Sebastian Zebua selama belajar di
sekolahnya. Josep ternyata dibully oleh rekan-rekannya dengan memanggilnya "Ahok".
Demikian postingan Facebook paman Josep: Namanya: Josep Sebastian Zebua
Kelas IV SD - SDN 16 Ciracas (mestinya SDN Pekayon 16), Pasar Rebo - Jakarta Timur
Hari ini 30 oktober 2017, saya dapat khabar yang sangat menyedihkan.
Dari Ponakan saya Josep sebastian Zebua.
Pagi saya main kerumahnya tidak tau kenapa hati saya menyuruh saya datang kesana.
Setibanya saya di rumah bastian (nama panggil), masih duduk didalam rumah sambil
memainkan tabletnya pemberian tantenya "saya" tanyakan.
Nak? Kenapa kamu tidak masuk sekolah, diam saja lalu jawab mamanya, bastian takut
datang ke sekolahnya. Kenapa tanya saya, telapak tangan bastian di perlihatkan kepada
saya, sudah bengkak, tanya saya kenapa tanganya, jawab mamanya, di tusuk sama teman
temanya pakai pena.
Loh kenapa, mama bastian baru ceritakan kepada saya semua, semenjak kejadian kasus
Ah*k hingga kini di sempurnakan oleh "Kata Primbumi" anaknya di sebut sebut sebagai
ah*k disekolahnya, teman temanya juga mengatakan bunuh ah*k yakni Josep Sebastian
Zebua, sebagai ah*k di kelasnya.
Mamanya juga menyaksikan anak di tonjok di dalam barisan, guru diam saja di depan
saat upacara berlangsung, mamanya pernah menyaksikan anaknya di masuk pasir tanah
didalam bajunya lewat kerak baju bagian belakang oleh anak anak yang lain, mamanya
juga menyaksiakan anak di suruh menulis teras tempat ibadah, karena mereka pada saat
itu mengambar didalam tempat ibadah, sebastian tidak boleh masuk didalam karena
disuruh harus menjadi agama tertuntu dulu baru boleh masuk didalam kata teman
temanya, dan pada saat itu guru pun menyaksikan.
Apa lagi kalau mamanya tidak di situ..???? Hingga kini josep sebastian zebua sudah dua
minggu tidak pergi sekolah karena dia takut, entah bagaimana nanti nasib pendidikan
ponakan saya ini.
Kemarin sore juga kejadian salah satu orang Tua anak anak sekelas bastian, meneriakan
mamanya bastian dengan sebutan mama ah*k di jalan, jawab mama bastian sambil dekat
sama ibu tersebut, ada apa ibu, jawab ibu tersebut anakmu tadi berantam berdarah, lalu
ada anak ibu tersebut mengatakan kepada ibunya, mama yang berantam bukan bastian,
bastian aja sdh dua minggu tidak masuk sekolah. Lalu ibu tersebut pergi bgtu saja.
Saya menyuruh ibunya memberikan bukti video di rekam saja, biar bisa di proses lewat
hukum, namun ini terhalang, karena ibunya tak memilik HP yang punya Camera dan
anak sekolah juga tak dapat membawa hp di sekolah.
Saya menulis ini karena tak ada pembuktian, kami pihak kelurga tak bisa bertindak apa
apa, Kejadian ini di Wilayah, ciracas, Pasar Rebo – Jaktim. Namun saya harap
pemerintah pusat maupun daerah, dan pihak terkait, memberikan perhatiannya di sekolah
sekolah Negeri khusus SD karena mengingat anak anak itu masih kecil, cepat trauma
korbanya dan bagaimana pelakunya nanti bila anak anak ini sudah besar. Josep sebastian
zebua ini satu satunya anak yang beragama Kristen Katolik di kelasnya hingga dia
mengalami bully, kekerasan, yang sangat keji oleh teman temanya. Selain kepada
pemerintah saya harap juga kepada gereja Katolik, yayasan sekolah Katolik untuk
merundingkan permasalahan ini, saya rasa ponakan saya bukan satu satu korban
bully,kekerasan di sekolah yang bermayoritas dan minoritas.
Dan semoga yayasan sekolah Katolik menerima ponakan saya sekolah, dengan
keringanan,(kami lagi proses pemindahan), dan saya harap yayasan sekolah Katolik
bersahabat bagi mereka yang kurang mampu semoga berbagai pihak terkait memikirkan
apa yang terjadi ini, supaya anak anak lain tidak menjadi putus sekolah, tidak menjadi
korban bully dan kekerasan di dalam lingkup sekolahnya.
Sementara itu kasus ini akhirnya mendapat tanggapan dari berbagai pihak dan instransi
terkait, dan saat berita ini ditulis telah dilakukan mediasi.

Anda mungkin juga menyukai