Anda di halaman 1dari 4

Mengenal Perundungan

1. Pengertian Bullying

Kata bullying berasal dari Bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti banteng yang
senang merunduk kesana kemari. Dalam Bahasa Indonesia, secara etimologi kata bully berarti
penggertak, orang yang mengganggu orang lemah. Menurut American Psychological Association,
pengertian bullying adalah suatu bentuk tindakan agresif yang dilakukan seseorang dengan
sengaja dan berulang kali dengan tujuan untuk melukai atau mengakibatkan ketidaknyamanan
pada orang lain. Bullying adalah tindakan intimidasi siswa terhadap siswa lain yang dilakukan
ketika siswa tersebut dalam keadaan lemah, dilakukan secara berulang-ulang, melakukan tindakan
negatif lebih dari satu atau lebih siswa. Bullying bisa dilakukan secara fisik, lisan, maupun cara
lain yang lebih halus seperti memaksa atau memanipulasi. Bullying adalah tindakan penindasan
yang sering kali dilakukan secara berkelompok. Pada lingkungan sekolah, kelompok yang
melakukan bullying cenderung merasa berkuasa dan menganggap anak lain lebih lemah dari
mereka. Adanya kasus bullying disekolah menunjukkan adanya tindakan agrevisitas yang
dilakukan oleh remaja di sekolahnya. Bulying tidak hanya melipputi kekerasan fisik seperti
memukul, menjambak, menampar, dan memalak. Tetapi juga terdapat berbentuk kekerasan
psikologis, seperti mengintimidasi, mengucilkan atau mendiskriminasi.
Bullying tidak hanya terjadi di sekolah, hal yang sama juga dapat ditemukan di lingkungan
kerja dan sosial lainnya. Orang-orang dengan kekuasaan memiliki kecenderungan untuk
melakukan tindakan penindasan. Terjadinya bullying merupakan suatu proses dinamika kelompok,
dimana ada pembagian-pembagian peran. Peran-peran tersebut adalah; bully, asisten bully,
reinvorcer, victim, devender, dan outsider. Bully, yaitu siswa yang dikategorikan sebagai
pemimpin, yang berinisiatif dan aktif terlibat dalam perilaku bullying. Assiten juga terlibat aktif
dalam perilaku bullying, namun ia cenderung tergantung atau mengikuti perintah bully.
Reinvorcer adalahh mereka yang ada ketika kejadian bullying terjadi, ikut menyaksikan,
menertawakan korban, memprovokasi bully, mengajak siswa lain untuk menonton dan
sebagainya. Outsider (bystander) adalah orang-orang tahu bahwa hal itu terjadi, namun tidak
melakukan apapuun, seolah-olah tidak peduli. Perilaku bullying memiliki empat karakteristik
utama, pertama perilaku kekerasan, kedua perilaku yang disengaja, ketiga terjadi dari waktu ke
waktu, dan keempat melibatkan ketidakseimbangan kekuatan. Tempat terjadinya bullying
biasanya diantaranya di tempat persembunyian yang tidak bisa atau sulit dilihat atau dijangkau
(kamar mandi, halaman belakang, dll), jalan atau akses yang gelap/sepi, ruang-ruang kosong dan
tempat ramai namun tidak terpantau oleh orang lain seperti guru, staf, kepala sekolah, dan lain-
lain.
2. Tiga Komponen Penting Bullying

a) Kekuatan yang tidak seimbang (power imbalance)


Ketika ada ketidakseimbangan kekuatan, sulit bagi target untuk mempertahankan dirinya
terhadap serangan pelaku. Perbedaan kekuatan ini bisa secara fisik atau psikologis. Misalnya,
dalam kasus-kasus ketidakseimbangan fisik, pelaku bullying mungkin lebih tua, lebih besar,
atau lebih kuat. Atau, mungkin ada geng pengganggu yang menargetkan korban. Sementara
itu, ketidakseimbangan psikologis lebih sulit untuk dibedakan, tetapi contohnya termasuk
memiliki status sosial yang lebih tinggi, cerewet, atau lebih banyak pengaruh di sekolah.
Akibat dari ketidakseimbangan kekuatan membuat target intimidasi terasa lemah, tertindas,
terancam, dan rentan diserang.
b) Sesuatu yang berulang (repetitive actions)
Biasanya, bullying bukanlah tindakan kejam atau perilaku kasar. Sebaliknya, itu biasanya
berkelanjutan dan terus menerus diulang. Pengganggu sering menargetkan korban mereka
beberapa kali.
c) Tindakan yang disengaja (intentional actions)
Aspek lain yang membedakan pelaku bullying dari perilaku jahat atau kasar lainnya adalah
pelaku bullying bermaksud untuk melukai target. Pengganggu melecehkan orang lain dengan
sengaja.
3. Aspek-Aspek Bullying
Olweus (Solberg dan Olweus, 2003) membagi aspek-aspek bullying meliputi;
a) Verbal
Mengatakan sesuatu yang berarti untuk menyakiti atau menertawakan seseorang
(menjadikannya bahan lelucon) dengan menyebut/menyapanya dengan nama yang menyakiti
hatinya, menceritakan kebohongan atau menyebarkan rumor yang keliru tentang seseorang.
b) Indirect
Sepenuhnya menolak atau mengeluakan seseorang dari kelompok pertemanan atau
meninggalkannya dari berbagai hal secara disengaja atau mengirim catatan dan mencoba
membuat siswa yang lain tidak menyukainya.
c) Physical
Memukul, menendang, mendorong, mempermaikan atau meneror dan melakukan hal-hal yang
bertujuan menyakiti.
4. Ciri-Ciri Bullying
Seseorang dapat dikatakan sebagai pembully apabila seseorang itu memiliki ciri-ciri yang terkait
dengan perilaku bullying, antara lain sebagai berikut;
a) Suka mendominasi anak lain
b) Suka memanfaatkan anak lain untuk mendapatkan apa yang diingikan
c) Hanya peduli pada keinginan dan kesenangan sendiri, dan tidak mau peduli dengan perasaan
anak lain
d) Cenderung melalui anak-anak lain. Para pelaku bullying dalam menjalankan aksinya
cenderung melukai orang lain yang menjadi korbannya
e) Memandang yang lebih lemah sebagai korbannya
f) Tidak mau bertanggung jawab atas tindakannya
g) Tidak memiliki pandangan terhadap masa depan atau masa bodoh terhadap akibat dari yang
diperbuatnya
h) Haus akan perhatian
i) Jarang atau tidak pernah sama sekali mendapatkan perhatian dari orang terdekat
5. Penyebab Bullying
Keinginan untuk melakukan bullying tidak muncul dengan sendirinya. Faktor penyebabnya dapat
berasal dari lingkungan keluarga, sosial, maupun diri sendiri. Adapun beberapa penyebab
seseorang melakukan bullying adalah sebagai berikut:
a) Melihat orang tua yang sering bertengkar
b) Pola asuh orang tua yang tidak sehat (terlalu dibebaskan, terlalu keras, maupun kekurangan
kasih sayang dan perhatian)
c) Pernah menjadi korban tindak kekerasan
d) Memiliki rasa percaya diri yang rendah
e) Sulit dalam bersosialisasi
f) Cemburu dengan orang lain
g) Ingin diterima dalam pergaulan
h) Pengaruh dari orang-orang sekitarnya untuk ikut melakukan bullying
i) Pengaruh dari game atau tontonan yang tidak sesuai dengan usianya
j) Merasa lebih baik dengan menggunakan kekuatan fisik untuk melampiaskan amarah atau
balas dendam
k) Selalu ingin mendominasi dan berkuasa atas orang lain
l) Tidak bisa mengontrol diri
6. Jenis-Jenis Bullying
Bullying juga terjadi dalam beberapa bentuk tindakan. Menurut Coloroso (2007), bullying dibagi
menjadi empat jenis, yaitu:
a) Bullying Fisik
Penindasan fisik merupakan jenis bullying yang paling tampak dan paling dapat diidentifikasi
diantara bentuk-bentuk penindasan lainnya. Bullying yang dilakukan secara fisik biasanya
meninggalkan bekas luka di bagian tubuh, seperti memar. Adapun beberapa contoh tindakan
bullying yang dilakukan secara fisik adalah
 Memukul
 Menendang
 Menjegal
 Mencubit
 Mendorong seseorang
Selain melukai tubuh seseorang, perusakan barang berharga juga termasuk jenis bullying fisik
yang dilakukan secara tidak langsung. Sebagai contoh, merusak mobil atau mencoret-coret
tembok rumah seseorang untuk melampiaskan rasa kesal.
b) Bullying Verbal / Lisan
Tindakan bullying juga bisa dilakukan secara lisan, seperti menghina, mengejek, dan
mengolok orang lain. Meskipun tidak meninggalkan luka yang terlihat secara fisik, bullying
secara lisan ini merupakan jenis pelecehan yang ditargetkan (targeted harassment) yang pada
akhirnya dapat berujung pada tindakan kekerasan fisik. Bagi sebagian orang, bullying verbal
dinilai lebih berbahaya dari bullying fisik karena tipe bullying ini dapat menghancurkan harga
diri dan citra diri korban. Kata-kata menyakitkan yang ditujukan untuk korban bisa
membekas di hati dalam waktu yang lama dan memengaruhi kesehatan jiwa nya.
c) Bullying Sosial
Bullying yang dilakukan secara sosial biasanya tidak mudah dideteksi. Maka dari itu, jenis
bullying ini sering dikenal sebagai penindasan terselubung (covert bullying). Tujuannya
adalah untuk merusak reputasi seseorang dalam lingkungan sosial. Adapun contoh-contoh
bullying secara sosial adalah:
 Menyebarkan kebohongan atau gosip tentang seseorang.
 Melontarkan lelucon untuk mempermalukan dan menghina orang lain.
 Mendorong orang lain di sekitar untuk mengucilkan seseorang.
 Tatapan sinis yang ditujukan untuk mengintimidasi secara halus.
 Mengabaikan, mengucilkan atau mengecualikan seseorang
d) Cyber bullying
Cyberbullying adalah bentuk tindakan agresif yang ditujukan kepada seseorang melalui
teknologi digital. Umumnya, cyberbullying terjadi di media sosial, game online, dan platform
lain yang menyediakan kolom interaksi. Bullying di sini tidak dilakukan dengan tatap muka,
melainkan secara virtual atau online. Adapun contoh dari cyberbullying adalah:
 Mengirimkan teks, email, gambar, atau video yang isinya mengejek, mengancam,
bernada kasar, berbau seksual, dan agresif.
 Mengucilkan seseorang dalam lingkup pertemanan online dengan sengaja.
 Menyebarkan kebohongan atau aib tentang seseorang di media sosial.
 Meniru orang lain dengan menggunakan foto dan informasi pribadi mereka.
 Menelepon terus-menerus tanpa henti namun tidak mengatakan apa-apa (silent calls)
7. Dampak Bullying
a) Dampak Emosional dan Mental
Bullying dapat menyebabkan gangguan emosional dan mental pada korban. Mereka mungkin
mengalami kecemasan, depresi, stres, dan kehilangan kepercayaan diri. Bullying juga dapat
menyebabkan isolasi sosial, perasaan kesepian, dan penurunan kualitas hidup secara
keseluruhan.
b) Masalah Kesehatan Mental
Korban bullying memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan masalah kesehatan
mental seperti gangguan kecemasan, gangguan suasana hati, dan gangguan makan seperti
anoreksia atau bulimia. Beberapa korban bahkan dapat mengalami pemikiran atau perilaku
bunuh diri.
c) Gangguan Fisik
Bullying dapat menyebabkan cedera fisik pada korban, baik secara langsung melalui
pelecehan fisik atau secara tidak langsung melalui stres kronis. Cedera fisik dapat berkisar
dari lebam, memar, hingga luka yang lebih serius. Selain itu, stres yang berkepanjangan dapat
mengganggu sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit fisik.
d) Performa Akademik yang Menurun
Korban bullying seringkali mengalami kesulitan dalam fokus, belajar, dan berpartisipasi
dalam lingkungan akademik. Hal ini dapat menyebabkan penurunan performa akademik,
absensi yang tinggi, dan penurunan minat terhadap pendidikan.
e) Gangguan Hubungan dan Sosial
Bullying dapat merusak hubungan sosial korban. Mereka mungkin kesulitan mempercayai
orang lain, mengembangkan persahabatan, atau berinteraksi secara sosial. Hal ini dapat
berdampak jangka panjang terhadap kualitas hubungan dan interaksi sosial mereka di masa
depan.
8. Cara Mengatasi Bullying
a) Mengenali Lingkungan
Kenali dengan baik lingkungan di sekitar rumah, sekolah, atau tempat lain yang rawna terjadi
tindak perundungan. Dengan cara ini, kalian akan memperoleh pertolongan jika mengalami
perundungan.
b) Mempertahankan Diri
Lakukan usaha mempertahankan diri. Inilah yang membuat latihan bela diri menjadi penting.
Kalian tidak perlu menyerang, tetapi usahakan agar diri kalian terlindungi.
c) Mengenali Pelaku Perundungan
Ketika kalian menjadi korban tindak perundungan atau menyaksikan tindak perundungan,
kenali pelakunya dan identitasnya. Tindakan ini penting dilakukan saat kalian melaporkan
kejadian tersebut kepada pihak berwenang.
d) Berani Bercerita
Keberanian menceritakan tindak perundungan yang dialami sangat penting. Dengan bercerita,
kalian dapat memperoleh perlindungan. Ceritakan tindak perundungan yang kalian alami
dengan jujur. Kalian dapat bercerita kepada guru, orang tua, atau tenaga profesional.
e) Jangan Balas Dendam
Jangan balas perbuatan buruk dengan perbuatan buruk. Jangan melakukan balas dendam
terhadap pelaku perundungan. Tindakan balas dendam tidak baik karena rantai perilaku yang
salah ini tidak akan terhenti.
9. Cara Kita Jika Menjumpai Teman Yang Dibully
Apa yang harus dilakukan jika kita menjumpai teman yang dibully:
a) Dengarkan cerita mereka. Dengan mendengarkan cerita mereka mengenai perilaku bully yang
didapatkan dapat membuat perasaan teman-teman yang menjadi korban bully lebih lega.
b) Jelaskan sifat baik atau kelebihan yang dimiliki oleh teman yang menjadi korban bully.
Menyampaikan sifat baik dan kelebihan yang dimiliki oleh teman yang menjadi korban bully
membuatnya dapat menjadi lebih percaya diri dan menyadari.
c) Ajak teman yang menjadi korban bully berani untuk mengungkapkan perasaan dan
pendapatnya ketika mereka menerima perilaku bully dari orang lain.
d) Temani korban bully dan beriikan dukungan kepada korban bully.
e) Teman-teman boleh menyarankan korban bully untuk melapor perilaku bully yang
diterimanya kepada orang yang berhak.

Anda mungkin juga menyukai