Oleh :
AL QOMAR HIDAYAT
S1 ADMINISTRASI NEGARA
Dosen Pengampu :
ISRA’I MAROS, S.Sos., M.Si
1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka dapatlah rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan bullying?
2. Apa saja jenis-jenis bullying?
3. Apa sajakah faktor penyebab maraknya bullying?
4. Apa sajakah dampak dari tindakan bullying?
5. Bagaimana upaya pencegahan bullying?
6. Apa saja 10 pencegahan anti terorisme?
C. Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah diatas, maka dapatlah tujuan makalah ini
adalah:
1. Untuk memberikan informasi serta menambah wawasan bagi pembaca
tentang bullying dan pencegahana anti terorisme
2. Untuk mendiskrisikan yang dimaksud dengan bullying?
3. Untuk menjelaskan apa saja jenis-jenis bullying?
4. Untuk mengetahui apa saja dampak dari tindakan bullying?
5. Untuk mengetahui bagaimana upaya pencegahan bullying?
6. Untuk mengetahui apa saja 10 pencegahan anti terorisme?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Bullying
Bullying (arti harfiahnya: penindasan) adalah perilaku seseorang atau
sekelompok orang secara berulang yang memanfaatkan ketidakseimbangan
kekuatan dengan tujuan menyakiti targetnya (korban) secara mental atau
secara fisik. Menurut Merriam-Webster Online Dictionary, bullying adalah “a
blustering rowbeating person; especially one who is habitually cruel to
others who are weaker.” Melakukan bullying berarti to “treat someone
abusively or to affect them by means of force or coercion.”. Center for
Children and Families in the Justice System mendefinisikan bullying sebagai ,
“repeated and systematic harassment and attacks on others.” Bullying bisa
terjadi dalam berbagai format dan bentuk tingkah laku yang berbeda-beda. Di
antara format dan bentuk tersebut adalah; nama panggilan yang tidak disukai,
terasing, penyebaran isu yang tidak benar, pengucilan, kekerasan fisik,
dan penyerangan (mendorong, memukul, dan menendang), intimidasi,
pencurian uang atau barang lainnya, bisa berbasis suku, agama, gender, dan
lain-lain.
Mengutip Widya Ayu dalam buku Cegah dan Stop Bullying Sejak
Dini, bullying berasal dari bahasa Inggris yaitu bull yang berarti banteng.
Secara etimologi bullying berarti penggertak, orang yang mengganggu yang
lemah.
Dalam bahasa Indonesia, bullying disebut menyakat yang artinya
mengusik (supaya menjadi takut, menangis, dan sebagainya), merisak secara
verbal. Sementara itu, mengutip hasil ratas bullying Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA), bullying juga
dikenal sebagai penindasan/risak.
Bullying merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang
dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih
kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan
dilakukan secara terus menerus.
Menurut Unicef, bullying bisa diidentifikasi lewat tiga karakteristik
yaitu disengaja (untuk menyakiti), terjadi secara berulang-ulang, dan ada
perbedaan kekuasaan. Bullying bisa terjadi secara langsung atau online.
Bullying merupakan suatu bentuk ekspresi, aksi bahkan perilaku
kekerasan. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memberi
pengertian bullying sebagai “kekerasan fisik dan psikologis berjangka
panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok terhadap seseorang yang
tidak mampu mempertahankan diri dalam situasi di mana ada hasrat untuk
melukai atau menakuti orang atau membuat orang
tertekan, trauma atau depresi dan tidak berdaya. ”Bullying biasanya dilakukan
berulang sebagai suatu ancaman, atau paksaan dari seseorang atau kelompok
terhadap seseorang atau kelompok lain. Bila dilakukan terus menerus akan
menimbulkan trauma, ketakutan, kecemasan, dan depresi. Kejadian tersebut
sangat mungkin berlangsung pada pihak yang setara, namun, sering
terjadi pada pihak yang tidak berimbang secara kekuatan maupun kekuasaan.
Salah satu pihak dalam situasi tidak mampu mempertahankan diri atau tidak
berdaya. Korban bullying biasanya memang telah diposisikan sebagai
target. Bullying sering kita temui pada hubungan sosial yang bersifat
subordinat antara senior dan junior.
B. Jenis-jenis Bullying
Bullying adalah pola perilaku, bukan insiden yang terjadi sekali-kali.
Biasanya, pelaku bullying berasal dari status sosial atau posisi kekuasaan
yang lebih tinggi, seperti anak-anak yang lebih besar, lebih kuat, atau
dianggap populer sehingga dapat menyalahgunakan posisinya. Berikut jenis-
jenis bullying menurut Kemenppa RI:
1. Bullying dengan Kontak Fisik Langsung
Pertama, ada bullying yang dilakukan dengan kontak fisik
langsung. Bullying fisik merupakan tindakan intimidasi yang dilakukan
sebagai usaha mengontrol korban dengan kekuatan yang dimiliki pelaku.
Bullying jenis ini meliputi tindakan memukul, mendorong, menggigit,
menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit,
mencakar, memeras, dan merusak barang yang dimiliki orang lain.
2. Bullying dengan Kontak Verbal Langsung
Sementara, bullying verbal merupakan jenis perundungan dengan
menggunakan kata-kata, pernyataan, dan sebutan atau panggilan yang
menghina. Pelaku bullying verbal biasanya bakal terus melakukan
penghinaan, merendahkan, dan melukai korban. Tindakan mengancam,
mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi panggilan nama
(name-calling),sarkasme, merendahkan (put- downs), mencela/mengejek,
mengintimidasi, memaki, hingga menyebarkan gosip masuk dalam jenis
bullying verbal.
3. Bullying Non-Verbal Langsung
Seperti namanya, bullying non-verbal langsung dilakukan tanpa
kata-kata. Namun, pelaku bakal melakukan gerakan menghina korban
secara langsung. Bahkan, pelaku biasanya mengancam dan disertai
dengan bullying fisik dan verbal.
Beberapa contoh tindakan bullying non-verbal langsung, seperti
melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka
yang merendahkan, hingga mengejek.
4. Bullying Non-Verbal Tidak Langsung
Bullying non-verbal tidak langsung atau bisa disebut juga dengan
agresi relasional. Ini adalah jenis bullying yang dilakukan secara
emosional. Namun, bullying jenis ini kerap luput dari perhatian orang tua
dan guru di sekolah. Padahal, bullying non-verbal tidak langsung punya
dampak yang tidak kalah berbahaya. Tindakan mendiamkan seseorang,
memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan
atau mengabaikan, hingga mengirimkan surat kaleng juga masuk dalam
jenis tindakan bullying ini.
5. Cyber Bullying
Tak hanya bullying secara langsung, para pelaku juga kini
menyasar korban di dunia maya dan tindakan ini disebut dengan cyber
bullying. Pelaku bakal menargetkan korban di media online dengan cara
menyakiti orang lain melalui rekaman video intimidasi, pencemaran
nama baik, mempermalukan, hingga melecehkan. Biasanya, orang tua
dan guru tidak menyadari jenis bullying ini.
6. Sexual Bullying atau Pelecehan Seksual
Sexual bullying atau pelecehan seksual biasanya menimpa anak
perempuan. Namun, korbannya bisa jadi adalah laki-laki atau anak
perempuan lainnya. Sexual bullying adalah tindakan berulang dan
berbahaya yang menargetkan seseorang secara seksual. Contoh sexual
bullying adalah komentar kasar, gerakan vulgar, sentuhan tanpa
persetujuan kedua belah pihak, hingga memanggil seseorang dengan
nama yang tak pantas. Dalam kasus yang lebih parah, sexual bullying
bisa membuka pintu untuk melakukan kekerasan seksual.
A. Kesimpulan
Bullying merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang
dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih
kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan
dilakukan secara terus menerus. Jenis bullying dapat dibedakan menjadi 6,
Bullying dengan kontak fisik langsung, Bullying dengan kontak verbal
langsung, Bullying non-verbal langsung, Bullying Non-Verbal Tidak
Langsung, Cyber Bullying, Sexual Bullying atau Pelecehan Seksual.
Dampak dari bullying ada yang positif dan ada juga yang negatif.
Pencegahan untuk mengatasi bullying bisa dilakukan dari lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
Upaya pemerintah Indonesia mengatasai kasus terorisme pada masa
pemerintahan Joko Widodo adalah dengan meminimalisir penyebab penyebab
utama dari kejahatan terorisme, Counter Attack, revisi UU No.15 Tahun
2003, serta melakukan kerja sama Internasional meliputi kerjasama dalam
CTF (Counter - Terrorism Financing ) dan IMCT (International Meeting on
Counter-Terrorism).
DAFTAR PUSTAKA