Anda di halaman 1dari 2

UJIAN AKHIR SEMESTER PANCASILA

T.A 2021/2022
Nama : Harun Setiawan Hatibie
Nim : 1011421127
Kelas/Semester : H/I
BULLYING DIKALANGAN REMAJA SEBAGAI BENTUK
PENYIMPANGAN SILA KE-2

I. Latar Belakang
Bullying merupakan salah satu tindakan perilaku agresif yang disengaja
dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang secara berulang –ulang dan dari
waktu ke waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat di mempertahankan
dirinya dengan mudah. Salah satu riset yang telah dilakukan oleh LSM Plan
International dan International Center for Research on Women (ICRW) yang di
unggah awal maret 2015 ini menunjukan hasil fakta mencengangkan terkait
kekerasan anak disekolah. Di tingkat Asia, kasus bullying yang terjadi pada siswa
di sekolah mencapai 70% .
Bullying adalah pengalaman yang biasa dialami oleh banyak anak-anak dan
remaja di sekolah. Perilaku bullying dapat berupa ancaman fisik atau verbal.
Bullying terdiri dari perilaku mengejek, mengancam, mencela, memukul, dan
merampas yang dilakukan oleh satu atau lebih siswa kepada korban atau anak
yang lain. Selain itu bullying juga dapat berupa perilaku tidak langsung, misalnya
dengan mengisolasi atau dengan sengaja menjauhkan seorang yang dianggap
berbeda.
Kasus bullying kini marak terjadi, tidak hanya di masyarakat. Namun, kasus
ini terjadi di dunia pendidikan yang membuat berbagai pihak semakin prihatin
termasuk komisi perlindungan anak. Berbagai cara dilakukan untuk
meminimalisir kejadian bullying di sekolah termasuk salah satunya komnas
perlindungan anak mendesak ke pihak sekolah untuk lebih melindungi dan
memperhatikan murid-muridnya.

II. Rumusan Masalah


1. Apa itu bullying sebagai penyimpangan Pancasila sila Ke-2
2. Bentuk-bentuk perilaku bullying remaja apa saja yang terjadi dikalangan
remaja baik di social media maupun langsung?
3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya bullying di kalangan
remaja baik di social media maupun langsung?

III. Pembahasan

a) Bullying sebagai penyimpangan pancasila sila ke-2


Sila ke-2 berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab” yang memiliki makna yang
memiliki makna bahwa kita sebagai manusia merupakan makhluk ciptaan tuhan yang
memiliki derajat peling tinggi. Karena itu, kita harus mewujudkannya melalui sikap yang adil
dan beradab. Seperti, menghargai, menghormati, dan mencintai satu sama lain.
Ada kata “adil” dalam sila kedua ini, yang dimaksud dengan adil adalah kita harus
melakukan sesuatu tanpa terlihat latar belakang seseorang seperti, agama, suku, ras, budaya,
ataupun status masyarakat. Adil juga berlaku dalam nilai-nilai dan hukum yang berlaku.
Tidak ada perbedaan perlakuan, semua masyarakat indonesia adalah sama dan setara.
Tidak bisa dipungkiri, memang banyak bentuk-bentuk penyimpangan dari pancasila,
terkhusus bentuk penyimpangan dari sila ke-2, salah satu bentuknya adalah bullying.
Bullying merupakan satu kata serapan dari Bahasa Inggris. Bullying berasal dari kata
bully yang artinya penggertak atau mengganggu orang lemah. Beberapa istilah dalam bahasa
indonesia yang sering kali dipakai dalam masyarakat untuk menggambarkan dalam fenomena
bullying di antaranya perundungan, penindasan, penggencetan, perpeloncoan,pemalakan,
penguncilan atau intimidasi (susanti 2006).
Barbara Coloroso (2003:44) : “Bullying adalah tindakan bermusuhan yang dilakukan
secara sadar dan disengaja yang bertujuan untuk menyakiti, seperti menakuti melalui
ancaman agresi dan menimbulkan teror. Termasuk juga tindakan yang direncanakan maupun
yang spontan bersifat nyata atau hampir tidak terlihat, dihadapan seseorang atau dibelakang
seseorang, mudah untuk diidentifikasikan atau terselubung dibalik persahabatan, dilakukan
oleh seorang anak atau kelompok anak.
Kasus bullying dianggap sebagai penyimpangan yang ke-2 pancasila karena hak dan
martabat seseorang tidak dihargai, seorang atau sekelompok individu diperlakukan tidak
setara dengan individu lain menganggap dirinya lebih baik dalam segi tertentu. Individu
tersebut bersikap sewenang-wenang dan tidak adanya perilaku saling mengasihi antar
sesama.

b) Bentuk-bentuk Bullying
1. Bullying Fisik
Bullying secara fisik merupakan tindakan tidak menyenangkan dan kasar yang dapat
dilihat dengan kasat mata. Bullying fisik dilakukan secara kontak langsung,
dimaksudkan untuk menyakiti atau melukai seseorang. Oleh karena itu dilakukan
secara langsung, bullying secara fisik mudah dilihat. Contoh bullying diantaranya
memukul, menendang, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai