Anda di halaman 1dari 7

Bullying Mempengaruhi Kesehatan

Fisik dan Mental Anak

Disusun Oleh:
Rifalina Razanah Segaf S
XII IBB 1

2022
A. Pengertian Bullying
Menurut Olweus (2005), bullying adalah sebuah tindakan atau perilaku agresif
yang disengaja, yang dilakukan oleh sekelompok orang atau seseorang secara
berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat
mempertahankan dirinya dengan mudah atau sebagai sebuah penyalahgunaan
kekuasaan/kekuatan secara sistematik.
Menurut Wicaksana (2008), bullying adalah kekerasan fisik dan psikologis
jangka panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok, terhadap seseorang yang
tidak mampu mempertahankan dirinya dalam situasi di mana ada hasrat untuk
melukai atau menakuti orang itu atau membuat dia tertekan.
Menurut Sejiwa (2008), bullying ialah sebuah situasi di mana terjadinya
penyalahgunaan kekuatan/kekuasaan fisik maupun mental yang dilakukan oleh
seseorang/sekelompok, dan dalam situasi ini korban tidak mampu membela atau
mempertahankan dirinya.
Dapat disimpulkan bahwa bullying adalah kejahatan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang untuk menganiaya secara sengaja orang – orang
yang tidak mampu membela atau mempertahankan dirinya sendiri.

B. Faktor – Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Bullying


Ada 4 faktor utama yang dapat menyebabkan anak melakukan bullying terhadap
teman nya menurut Bulu (2019) dan Zakiyah (2017). Faktor – faktor tersebut
adalah:
1. Faktor Orang Tua
Orang tua menjadi contoh bagi anak-anak mereka, sehingga mudah bagi mereka
untuk meniru perilaku mereka. Keluarga berperan penting dalam menentukan
kepribadian anak dan mempengaruhi tumbuh kembang generasi selanjutnya.
Oleh karena itu, kecenderungan orang tua untuk mendisiplinkan anak-anak
mereka dengan keras dapat berdampak pada sikap agresif anak-anak mereka.
2. Faktor Lingkungan
Dua jenis pengaruh lingkungan adalah lingkungan sekolah dan lingkungan yang
dibawa oleh pergaulan teman. Seorang anak tidak dapat menyangkal pengaruh
sekolah dan teman-temannya; pada kenyataannya, beberapa remaja
menempatkan nilai yang lebih tinggi pada teman-teman mereka daripada pada
orang tua mereka.
3. Faktor Teman
Perkembangan anggapan bahwa bullying bukanlah masalah serius melainkan
perilaku normal mungkin berdampak negatif pada faktor teman. Bahkan pelaku
mencari bantuan agar mereka dapat melaksanakan rencananya ketika seorang
anak muda berpikir dan memiliki kemauan untuk melakukannya.
4. Faktor Media Sosial
Media sosial merupakan salah satu aspek kehidupan yang mempengaruhi gaya
hidup seseorang melalui media cetak dan elektronik, dengan dampak positif
maupun negatif. Anak-anak juga terpengaruh oleh media, yang menyebabkan
mereka menjadi malas dan memperkuat gagasan bahwa menonton media
kekerasan dapat membuat orang lebih bermusuhan.

C. Bentuk – Bentuk Prilaku Bullying


Secara umum, ada 2 bentuk bullying menurut Yusuf & Haslinda (2018) :
1. Bullying secara fisik.
Bullying yang dilakukan secara fisik meninggalkan bekas atau memar di tubuh
korban, sehingga memudahkan untuk mengidentifikasi korban. Jika dilakukan
secara ekstrim, intimidasi fisik dapat menyebabkan kematian korban. Menggigit,
menarik rambut, mendorong, memukul, meninju, menendang, mencakar,
menampar, meludah, melempar barang, merusak barang milik orang lain,
menutup kamar, dan penyerangan fisik lainnya adalah contoh bullying fisik.
2. Bullying secara non-fisik
Bullying yang tidak melibatkan kontak fisik antara pelaku dan korban melainkan
pelaku intimidasi mengungkapkan agresi mereka melalui ucapan, bahasa tubuh,
dan cara non-fisik lainnya. Dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Verbal bullying
Baik anak laki-laki maupun perempuan umumnya terlibat dalam
intimidasi verbal. Sangat mudah untuk terlibat dalam intimidasi verbal
dengan berteriak atau berbisik di telinga korban. Intimidasi dengan
ancaman, ejekan, menghina atau mengolok-olok, menyebarkan desas-
desus, memfitnah, mengkritik, meremehkan, menyumpahi adalah contoh
bullying verbal.
b. Non verbal bullying
Dapat berlangsung baik secara langsung maupun tidak langsung (tidak
langsung). Bullying yang bersifat nonverbal dibedakan dengan bullying
verbal melalui gerak tubuh yang kasar dan ekspresi wajah yang
mengancam, sinis, dan merendahkan. Mengasingkan, merendahkan,
mengabaikan, mengucilkan, dan sering mengirimkan pesan tanpa
identitas pengirim dengan maksud mengancam atau meneror merupakan
contoh perilaku nonverbal tidak langsung.

D. Dampak Bullying

Korban bullying memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengembangkan


berbagai masalah kesehatan fisik dan mental. Anak-anak yang telah bully lebih
rentan mengalami masalah-masalah berikut:
1. Depresi
Kemungkinan anak yang mengalami bullying akan depresi baik sedang maupun
kuat jauh lebih tinggi dari anak yang tidak mengalami bullying bahkan
kemungkinan nya dapat mencapai 50%.
2. Kesedihan dan kegelisahan
Anak yang mengalami bullying akan merakasan rasa tidak aman ketika berada
di lingkungan sekolah karena takut akan dibully. Kesedihan dan kegelisahan ini
dapat menyebabkan menurunnya semangat belajar dan prestasi anak disekolah.
Anak juga akan sulit tidur karena kegelisahan yang dialaminya.
3. Sakit dibagian tubuh.
Bullying sering terjadi secara fisik yang mengakibatkan anak merasa sakit
dibagian tubuh nya seperti kepala dan perut dan bahkan dapat menyebabkan
kematian.

E. Cara Mengatasi Bullying


Tindakan-tindakan berikut dapat dilakukan untuk mencegah dan menghentikan
tindakan bullying :
1. Tanamkan pendidikan adab dan akhlak sejak dini kepada anak.
2. Guru menertibkan pelaku bullying secara tegas baik dengan menasehati juga
memberikan hukuman jika perilaku bullying masih saja terus diulangi.
3. Orang tua terjun langsung untuk mendidik anak dirumah agar perilaku anak bisa
terkendali.
4. Mengembangkan budaya meminta dan memberi maaf dilingkungan sekolah.
5. Melakukan sosialiasi bahaya perilaku bullying.
6. Meningkatkan dialog dan komunikasi antar siswa disekolah.
7. Melatih anak agar tidak berdiam diri dan memendam kesedihannya ketika
menjadi korban bullying.
8. Anak juga dilatih untuk membantu teman yang dibully.

F. Kesimpulan
Bullying sangat berbahaya bagi masa depan anak baik dari pelaku bullying
maupun korban di masa depan. Mari lakukan tindakan – tindakan nyata untuk
menghentikan bullying ini terjadi pada anak agar kehidupan anak disekolah
menjadi aman dan tentram.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman dalam Al-Quran Surat Al Hujurat ayat 11 :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain,
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-
olok). Dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain,
(karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang
mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka
mereka itulah orang-orang yang zalim.”

STOP BULLYING!!!
Sumber Referensi

Bulu, Y., Maemunah, N. & Sulasmini, 2019, Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Perilaku Bullying pada Remaja Awal, Nursing News, 4, 1, 54–66.
https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/download/1473/1047,.
Yusuf, A., 2018, Perilaku Bullying Remaja, Prosiding Seminar Nasional Pendididkan,
158–173.
ZAKIYAH, E.Z., HUMAEDI, S. & SANTOSO, M.B., 2017, Faktor Yang
Mempengaruhi Remaja Dalam Melakukan Bullying, Prosiding Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat, 4, 2, 324–330.

Anda mungkin juga menyukai