Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN

TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN ANAK (BULLYING DAN

PENYAKIT AIN PADA REMAJA)

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak Sehat dan Sakit Akut

Dosen pengampu: Eli Lusiani, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun oleh:

Nadia Putri Maharani

302022075

2B

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG

2024
1. Bullying
a) Definisi
Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang
atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga
korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Remaja yang menjadi korban
bullyinglebih berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan, baik secara fisik
maupun mental.
Bullying umumnya terjadi dalam bentuk hinaan, ujaran kebencian,
bahkan kekerasan fisik, baik ringan maupun berat.Bullyingdilakukan dengan
dasar demi kesenangan semata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara
empiris karakter, emosional, dan faktor penyebab Bullyingterjadi. Yang dimana
kasus bullying saat ini sudah bisa dikatakan serius, kasus bullying banyak
terjadi pada anak-anak. Kurangnya edukasi dan penanganan bullyingsaat ini,
menjadi pemicu meningkatnya angka bullyingyang terjadi setiap tahunnya.(Haru,
2023)

b) Dampak Bullying
Berikut adalah beberapa dampak yang akan sangat mungin terjadi paada
korban, yaitu;
1. Secara Mental
Saat anak menjadi korban bullying di sekolah, ia bisa merasa takut pergi
ke sekolah Karena korban merasa dipermalukan di depan teman-
temannya, rasa tertekan karena dimarahi dan bahkan merasa ketakuran dan
traumatic. Secara Psikis dan mental akan sangat jelas itu akan
mengganggu tumbuh kembang sang anak, karena rasa takut yang begitu
hebatyang di alami sang anak dapat menyebabkan trauma jangka
panjang.
2. Secara Emosional
Hal ini membuat korban tidak berminat akan banyak hal, yang dicirikan
dengan menjadi pendiam, sensitivemenderita ketakutan untuk bergaul,
kepercayaan dirinya yang semakin hilang, Sulit percaya terhadap orang
lain dan menjadi pribadi yang tertutup. korban perundungan rentan
mengalami emosi seperti takut, sedih, dan marah bahkan dapatbisa
berlanjut pada munculnyagejala depresipada sang anak.
3. Secara Fisik
Selalu membekas dan rasa lelah tiada hujung yang dirasakan, sehingga
menjadi stressberat yang mana membuat korban tidak nafsu makan, sering
merasakan sakit. Korban menjadi stressbahkan depresi, Sehingga
semangat untuk belajarnya menurun, serta tidak tertarik melakukan
banyak hal. Emosi yang tidak terkontrol yang di akibatkan selalu
dibullydi sekolah, sehingga tidak memiliki energi untuk melakukan
aktifitas ketika berada di rumah.
c) Faktor Penyebab terjadinya Bullying
Menurut Ariesto (2009), faktor-faktor penyebab terjadinya bullying antara lain:
1. Keluarga.
Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah : orang tua
yang sering menghukum anaknya secara berlebihan, atau situasi rumah yang
penuh stress, agresi, dan permusuhan. Anak akan mempelajari perilaku
bullying ketika mengamati konflik-konflik yang terjadi pada orang tua
mereka, dan kemudian menirunya terhadap teman-temannya.
2. Sekolah
Pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini. Akibatnya,
anakanak sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap
perilaku mereka untuk melakukan intimidasi terhadap anak lain. Bullying
berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah sering memberikan
masukan negatif pada siswanya, misalnya berupa hukuman yang tidak
membangun sehingga tidak mengembangkan rasa menghargai dan
menghormati antar sesama anggota sekolah
3. Faktor Kelompok Sebaya.
Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman di sekitar
rumah, kadang kala terdorong untuk melakukan bullying. Beberapa anak
melakukan bullying dalam usaha untuk membuktikan bahwa mereka bisa
masuk dalam kelompok tertentu, meskipun mereka sendiri merasa tidak
nyaman dengan perilaku tersebut.
4. Kondisi lingkungan sosial
Kondisi lingkungan sosial dapat pula menjadi penyebab timbulnya perilaku
bullying. Salah satu faktor lingkungan social yang menyebabkan tindakan
bullying adalah kemiskinan. Mereka yang hidup dalam kemiskinan akan
berbuat apa saja demi memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tidak
heran jika di lingkungan sekolah sering terjadi pemalakan antar siswanya.
5. Tayangan televisi dan media cetak
Tayangan televisi dan media cetak Televisi dan media cetak membentuk
pola perilaku bullying dari segi tayangan yang mereka tampilkan. Survey
yang dilakukan kompas (Saripah, 2006) memperlihatkan bahwa 56,9% anak
meniru adegan-adegan film yang ditontonnya, umumnya mereka meniru
geraknya (64%) dan kata-katanya (43%).

d) Jenis Bullying
1. Bullying secara fisik
Adalah jenis perundungan yang paling mudah dikenali karena
pelakunya menggunakan tindakan fisik ketika merundung seseorang.
2. Bullying Verbal
Perundungan verbal bisanya berupa penindasan, seperti mengolok
olok, menggoda korbannya, memanggil nama dengan sebutan yang
tidak pantas, serta menghina dan mengintimidasi korbannya.
3. Bullying Relasional
BullyingRelasional merupakan tindakan yang bertujuan untuk
merendahkan si korban di hadapan anak-anak lainnya.
4. Cyber Bullying
Cyber bullying ini biasanya terjadi di dunia maya, umumnya terjadi media
sosial. Cyber Bullyingsudah termasuk bentuk tindakan intimidasi yang
cukup parah.

e) Penanganan Bullying
Untuk Mengatasi dan mencegah hal tersebut diperlukan adanya peran
perawat sebagai salah satu tim pelayanan kesehatan jiwa dimana harus
meningkatkan usaha dan perannya baik melalui jalur pelayanan maupun
pendidikan kesehatan. (Suryaningseh, 2016)
Perawat memberikan informasi pengetahuan atau pendidikan
kesehatan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan kesehatan (Sharif, 2012)
Dengan pengetahuan yang baik dapat membantu peserta didik agar
dapat mengembangkan keterampilan dan mengurangi tindakan perilaku tidak
baik khususnya bullying serta sikap yang baik dan tepat dapat meningkatkan
mekanisme koping karena dengan adanya mekanisme koping yang kuat dan
baik dapat mencegah perilaku bullying (Suryagustina dkk, 2017).
Kerjasama dengan lintas sektor lainya seperti bimbingan konseling
(BK) sebagai pendidik yang baik bisa meredam, mencegah tindakan bullying
siswa disekolah. Selain mendapatkan konseling (BK) siswa-siswi juga harus
mendapatkan pelajaran terkait keagamaan karena pelajaran tentang agama
adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap,
kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran
agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran
pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan (Setyawan, 2014).

2. Penyakit Ain
a) Definisi
Penyakit ain adalah suatu penyakit yang bukan seperti penyakit fisik maupun
rohani yang biasa diketahui oleh masyarakat, tetapi langsung memberi perubahan
terhadap fisik seseorang tanpa disadari oleh seseorang yang terkena penyakit tersebut.
Hal ini disebabkan oleh pandangan mata orang yang dengki, takjub atau kagum,
sehingga Penyakit ain ini sangat berbahaya bagi orang yang terkenanya. (Azqia, L.
(2021). Penyakit Ain dalam Perspektif Islam: Studi Takhrij dan Sarah Hadis. Jurnal
Riset Agama, 1(2), 401-411. )
b) Cara Mencegah ain
Secara umum, ‘Ain dapat menimpa seseorang dan tidak bisa diprediksi sebelumnya.
Namun ada cara-cara pencegahan menurut Ibnu Qayyim yang bisa dilaksanakan
agar tidak tertimpa penyakit ‘Ain.
1) Berlindung kepada Allah dari kejahatan dan kembalikepada-Nya.Sesungguhnya
Allah maha melihat apa yang tidak bisa manusia lihat.
2) Takwa kepada Allah, memperhatikan perintah dan larangan-Nya. Siapa
yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menjaganya. Firman-Nya, “Jika
kalian bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun
tidak mendatangkan kemudharatan kepada kalian, Sungguh Allah tau
apa yang kalian kerjakan”(QS. Ali Imran: 120)
3) Sabar dalam menghadapi orang yang membenci, tidak boleh merasatersiksa dan
mengeluh karenanya, serta tidak perlu merasakan gangguannya. Tak ada
yang dapat memberi pertolongan dalam menghadapi orang yangdengki dan
musuh seperti halnya kesabaran dan tawakal kepada Allah sertasabar karena
penundaan pertolongan-Nya.
4) Tawakal kepada Allah SWT, Tawakal merupakan sebab yangpaling kuat
untuk menolak gangguan manusia yang terasa terlalu beratatau menolak
kezhaliman dan kejahatan mereka. Jika manusia bertawakal, makaAllah akan
menjadi pelindungnya. Allah menjadikan balasan tawakal kepada-Nya
berupaperlindungan kepada hamba-Nya. Maka firman-Nya, “Dan,
barangsiapayang bertawakal kepada Allah, niscaya Alah mencukupkan
(keperluan) nya.” (QS. Ath-Thalaq: 3)
5) Membebaskan hati untuk tidak memikirkan dan menghapussegala ingatan
tentang kejahatan orang yang dengki, tidak perlu memperhatikan, menengok
ke arahnya, tidak perlu takut, tidak membayangi pikirandengan keadaannya.
6) Ikhlas karena Allah menjadikan cinta dan keridhoan hanya kepada Allah.
Firman Allah dalam surat sad, “Iblis berkata: ‘Demi kemuliaan-Mu aku pasti
akan menyesatkan mereka semua, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis
(orang-orang yang ikhlas)” (QS. Shad: 82-83)
7) Memurnikan taubat kepada Allah dari bermacam dosa. Memusatkan pikiran
terhadap diri sendiri, fokus kepada dosa dan aibnya. Sehingga yang ada di
pikiran dan hati hanya itu dan tidak sempat ada yang menyusupi hati.
8) Bersedekah dan melakukan amal shaleh. Karena hal ini dapat berpengaruh
untuk menolak gangguan, menghadang orang yang dengki dan pandangan
mereka.
9) Memadamkan api orang yang dengki dengan berbuat baik kepada mereka.
Seperti firman Allah dalam surat Al-Qashash ayat 54: “Mereka diberi pahala
dua kali lipat disebabkan kesabaran mereka dan menolak kejahatan dengan
kebaikan..(QS. Al-Qasas: 54)
10) Memurnikan tauhid kepada Allah dengan benar dan menjaga batasan batasan
Allah. Tauhid adalah benteng Allah paling besar, siapapun yang masuk ke
bentengNya maka mereka akan aman.Itulah sepuluh hal-hal yang dapat
mencegah ‘Ain menurut Ibnu Qayyim yang dijelaskan dalam kitab Tafsir
Mu’awidzatain.
c) Metode Pengobatan ‘Ain
Metode pengobatan ‘Ain menurut Ibnu Qayyim yang
ditulis pada kitab Zād Al-Mā’ad. Berikut adalah beberapa metodenya:
1. Berwudhu
Dalam hadis yang di Sunan Abu Daud, yang diriwayatkan oleh Ummul Mukminin
‘Aisyah, beliau menyebutkan: “Pelaku ‘Ain di zaman Nabi diperintahkan
berwudhu, kemudian penderita ‘Ain mandi dari air bekas wudhu tersebut”.
Relevansi antara ‘Ain dengan air yaitu air yang digunakan untuk berwudhu dapat
memadamkan unsur api pada ‘Ain, melenyapkan hal jahat dari ‘Ain. Jika unsur api
dapat dipadamkan, maka pengaruhnya bisa diredam dalam diri korban setelah
korban bersentuhan kulit dengan pelaku
2. Ruqyah
Secara istilah bermakna berlindung atau meminta perlindungan. Menurut Wahbah
az-Zuhaili ruqyah adalah metode yang dapat menyembuhkan orang yang sakit
dengan cara berdoa kepada Allah Ta’ala dan memohon kebaikan dan kesehatan
untuknya. Ruqyah terbagi menjadi dua jenis, yaitu ruqyah syar’iyyah (yang sesuai
dengan syariat dan ketentuan Rasulullah SAW) dan ruqyah syirkiyyah (yang tidak
sesuai dengan syariat). Ruqyah syar’iyyahatau syar’i yaitu terapi pengobatan
dengan membacakan kalamullah Ta’ala (ayat Al Qur’an) pilihan, Asma Allah
(Asmaul Husna) dan do’a yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Sedangkan
ruqyah syirkiyyah adalah ruqyah yang dilaksanakan tidak dengan
menggunakan ayat al-Qur’an, anjuran dari Rasulullah SAW maupun para sahabat.
Selain itu yang termasuk ke dalam ruqyah syirkiyyah adalah apabila menggunakan
do’a-do’a namun diselingi dengan bahasa (kalimat) yang tidak diketahui maknanya,
dan apabila memotong ayat-ayat namun tidak pernah dicontohkan dan dianjurkan
oleh Rasulullah SAW.
Ruqyah dapat dilaksanakan untuk penderita ‘Ain dengan membaca surat Al Ikhlas,
surat Al Mu’awidzatain (surat Al Falaq dan An-Nas), dan diantara manfaat surat Al
Mu’awidzatain yang disebutkan oleh Ibnu Qayyim rahimahullah adalah:
a) Menjaga dari kejahatan makhluk secara umum.
b) Menjaga dari kejahatan waktu malam hari jika sudah gelap gulita.
c) Menjaga dari kejahatan wanita tukang sihir yang menghembuskan buhulnya.
d) Menjaga dari kejahatan kedengkian orang yang dengki.

Daftar Pustaka
Widyastuti, W., & Soesanto, E. (2023). Analisis Kasus Bullying Pada Anak. Capitalis:
Journalof Social Sciences, 1(1), 142-154.
Yasherly, dkk. (2021). Pencegahan Perilaku Bullying Pada Remaja. Jurnal Salingka
Abdimas. Vol. 1, No. 1. Hal. 32.
Zakiyah, EZ, Humaedi, S., & Santoso, MB (2017). Faktor yang mempengaruhi remaja
dalammelakukan bullying. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat , 4 (2).
Azqia, L. (2021). Penyakit Ain dalam Perspektif Islam: Studi Takhrij dan Sarah Hadis.
Jurnal Riset Agama, 1(2), 401-411.
Mufida, A. C., & Mahar, M. H. (2023). Hadis-Hadis Tentang ‘Ain: Penyakit ‘Ain
Perspektif Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dan Relevansinya Terhadap Media Sosial. AlifLam
Journal of Islamic Studies and Humanities, 4(1), 24-36.

Anda mungkin juga menyukai