Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Disusun Oleh :

1. Pijar Cahyo Ardyanto


2. Bimo Tarnanto
3. Cinta Sari
4. Devi Selvia
5. Isna Hayuna
6. Kesya Anggry
7. Riva Aulia
8. Vicky Cesaro Yoga Pratama
9. Fitri

SMA NEGERI 1 BANDAR SRIBHAWONO


TAHUN AJARAN 2023/2024
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 2


A. Latar Belakang........................................................................................ 2
B. Identifikasi Masalah................................................................................ 3
C. Batasan Masalah ..................................................................................... 3
D. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
E. Tujuan Penelitian..................................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 5
A. Kajian Teori ............................................................................................ 5
B. Kerangka Berpikir................................................................................... 8
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………... 10

1
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bullying merupakan prilaku yang sekarang menjadi marak di era ini. Tindakan
bullying terutama di lingkungan institusi pendidikan menyebabkan keprihatian
dari berbagai kalangan. Sejak diadakan pemelitian mengenai bullying pertama di
eropa pada tahun 1970, hingga kini kasus pembullyan menjadi perhartian dunia
pendidikan maupun masyarakat luas. Jumlah kasus pembullyan mengakami
kenaikan dari 67 kasus pada 2014 menjadi 79 kasus di 2015. Pelaku tawuran juga
mengalami kenaikan dari 46 kasus di 2014 menjadi 103 kasus di 2015
(Hazliansya dan Qomarria, 2015).
Bullying juga dapat diartikan sebagai penekanan atau penindasan berulang-
ulang, secara psikologis atau fisik terhadap seseorang yang memiliki kekuatan
atau kekuasaan yang kurang oleh orang atau kelompok orang yang lebih kuat
(Rigby, 2002).
Sejak tahun 2010-2014 peningkatan insidens kekerasan pada anak di
lingkungan sekolah , yaitu 2.413 kejadian pada tahun 2010 hingga 3.339 jumlah
kejadian ditahun 2014 hanya pada bulan Mei. Dari total kekerasan, 17% tercatat
di sekolah. Dari seluruh jumlah kejadian kekerasan pada anak di lingkungan
sekolah pada tahun 2014, hingga tahun 2014 tercacat 1.480 kasus yang merupakan
tindak bullying (setyawan D, 2015).
Tindakan bullying sudah terjadi dan dilakukan oleh beberapa anak di
lingkungan sekolah. Salah satu tidakan yang dilakukan yaitu dengan mengolok-
olok siswa lain dan menyebutkan nama orang tuanya. Tentu hal ini tidak
dibenarkan oleh pihak manapun.
Melihat adanya peristiwa perilaku bullying, seperti mengejek pada siswa
kelas lain rata-rata terjadi pada kaum laki-laki yang belum adanya upaya
penanganan khusus tindakan yang dilakukan oleh pihak lingkungan sekolah
(hanya berujung maaf-maafan saja).

2
Maka dari itu, kelompok kami akan melakukan penelitian untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh tindakan bullying terhadap mental anak. Berdasarkan
latar belakang di atas, maka kelompok kami melakukan penelitian berjudul
“PENGARUH TINDAKAN BULLYING TERHADAP KESEHATAN
MENTAL.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah

penelitian ini yaitu:

1.Terdapat tindakan bullying yang menyimpang oleh siswa siswi di lingkungan


sekolah, salah satunya tindakan mengolok-ngolok teman sebayanya.

2.Masih banyaknya guru atau pihak sekolah yang kurang memahami


penanganan dalam kasus bullying yang akan berdampak pada kesehatan
mental anak.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka


permasalahan di penelitian ini hanya dibatasi pada:

1. Perilaku bullying yang terjadi antar siswa-siswi di lingkungan sekolah.

2. Dampak bullying pada kesehatan mental siswa-siswi di lingkungan sekolah

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah penelitian ini


yaitu:

1.Terdapat tindakan bullying yang menyimpang oleh siswa siswi di lingkungan


sekolah, salah satunya tindakan mengolok-ngolok teman sebayanya.

2.Masih banyaknya guru atau pihak sekolah yang kurang memahami


penanganan dalam kasus bullying yang akan berdampak pada kesehatan
mental anak.

3
E. Tujuan Penelitian

Berlandaskan rumusan masalah, maka tujuan yang dimaksud:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bullying terhadap kesehatan


mental siswa siswi di sekolah.

2. Untuk mengetahui upaya guru dalam menanggulangi kasus bullying yang


terjadi di si lingkungan sekolah.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada sejumlah
pihak sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Memberikan masukan dan mengetahui hubungan perilaku bullying terhadap


kesehatan mental anak.

2. Secara Praktis

a. Bagi Sekolah

Menjadikan sebuah informasi bagi sekolah tersebut atau lainnya mengenai


pengaruh bullying terhadap kesehatan mental anak di sekolah.

b. Bagi Guru

1) Memberikan masukan dalam penanganan siswa/i yang terkena bullying


dapat merugikan perkembangan mental bagi dirinya sendiri.

2) Meningkatkan pemahaman bagi guru untuk dapat lebih tanggap


terhadap masalah di kelas.

c. Bagi Siswa

1) Memberikan informasi bagi siswa/I tentang perilaku Bullying yang


dapat merugikan kesehatan mental bagi dirinya sendiri bahkan orang
lain.

2) Memberikan pemahaman bagi siswa/i mengenai interaksi yang baik


kepada setiap teman sehingga kemampuan interaksi sosial siswa/i dapat
meningkat.

3) Memberikan pemahaman tentang pengaruh kesehatan mental anak yang


terjadi akibat bullying.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.KAJIAN TEORI

1.Hakikat Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Perilaku Bullying merupakan sebuah situasi dimana telah terjadi


penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilakukan oleh perseorang
ataupun kelompok (Sejiwa,2008:2). Penyalahgunaan kekuatan atau
kekuasaan dilakukan berbagai pihak yang kuat tidak hanya secara fisik saja
tetapi juga secara mental. Bullying digunakan untuk menjelaskan berbagai
perilaku kekerasan yang sengaja dilakukan secara terencana oleh seseorang
atau sekelompok orang yang merasa lebih berkuasa terhadap seseorang atau
sekelompok orang yang merasa tidak berdaya melawan perlakuan ini
(Djuwita dalam Mashar, 2011:3).

Istillah bullying dipahami dari kata bull yang diambil dari Bahasa
Inggris mempunyai arti banteng yang suka menanduk dan pihak pelaku
bullying bisa disebut bully (Sejiwa, 2008:2). Bullying merupakan situasi
dimana seseorang yang kuat menekan, memojokan, melecehkan, menyakiti,
seseorang yang lemah dengan sengaja dan berulang-ulang.Perilaku bullying
merupakan tekanan serta intimidasi terus menerus yang dilakukan untuk
menyakiti seseorang secara fisik maupun emosional (Meggit, 2013:174).

Berdasarkan beberapa penbertian dari bullying diatas, maka dapat


disimpulkan bahwa perilaku bullying merupaka suatu tindakan yang negatif
yang bersifat menekan korbannya serta terjadi berulang kali dan dapat
dilakukan secara verbal maupun non-verbal sehingga membuat kondisi
seseorangmenjadi tertekan, terkucil, trauma dan merasa tidak nyaman serta
dapat merusak kesehatan mental yangdilakukan oleh pihak yang lebih
kuatkepada pihak yang lebih lemah.

5
2. Bentuk-Bentuk Bullying

Mengemukakan bahwa bentuk perilaku bullying lebih sering berupa


gangguan yang ditunjukkan secara individu dalam bentuk gangguan-
gangguan ringan dan komentar- komentar yang berbahaya (Wharton, 2009:7).
Hal tersebut apabila dibiarkan akan menjadi sesuatu yang berbahaya karena
tindakan bullying akan meningkat menjadi tindakan yang yang lebih agresif.
Aksi bully biasanya mencakup penyerangan dan kebencian yang disengaja,
korban yang lebih lemah dengan pelaku, dan hasil atau dampak yang selalu
menyakitkan serta membuat korban tertekan dan terluka (Meggit, 2003:2).

Perilaku bullying dikelompokkan menjadi perilaku bullying verbal (non


fisik) yaitu yang terjadi dalam mental atau psikologis dan perilaku bullying
nonverbal (fisik). Perilaku bullying secara fisik atau nonverbal merupakan
tindakan yang dilakukan dengan kontak langsung terhadap fisik korban dan
dapat dilihat seperti melakukan kekerasan contohnya menginjak, menampar
serta melempar dengan barang

Prilaku bullying secara nonfisik atau verbal merupakan tindakan yang


dilakukan dengan perkataan atau ucapan yang dapat terdeteksi karena bisa
terdeteksi karena bisa tertangkap indra pendengaran kita seperti mengucilkan,
menghina, menjuluki, memaki, mempermalukan di depan umum, menuduh,
menyoraki, memfitnah dan meneriaki (Sejiwa, 2008:2).

Menurut Astuti (2008: 22) mengemukakan bahwa bentuk- bentuk dari


perilaku bullying yaitu:

1) Fisik (Non Verbal)

Bentuk tindakan bullying secara fisik sepertimenjambak rambut,


menendang, memukul,mengintimidasi korban, menonjok, mendorong,
mencakar korban.

6
2). Non Fisik (Verbal
Bentuk tindakan bullying secara verbal misalnya pangillan yang
meledek, pemalakan, pemerasan, mengancam atau berkata yang menekankan
akan menyebarluaskan kejelekan korban serta intimidasi. Berdasarkan
beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk
perilaku bullying terdiri dari perilaku verbal atau non verbal yang artinya
semuanya sama-sama akan berdampak negatif serta dapat mengganggu
kesehatan mental bagi korbannya.
3. Penyebab Prilaku Bullying
Ada dua faktor penyebab perilaku bullying yaitu kepribadian dan situasional.
Faktor kepribadian terjadi karena pengaruh dan pola asuh orang tua terhadap
anak. Sementaraitu situasional kecenderungan untuk mengikuti
(Hidayah,2011:4).
1. Hakikat Kesehatan Mental Anak
a. Pengertian Kesehatan Mental Anak
Kesehatan mental adalah suatu keadaan kejiwaan atau keadaan
psikologis yang menunjukan kemampuan seseorang untuk mengadakan
penyesuaian diri atau pemecahan masalah terhadap masalah-masalah
yang ada masalah yang ada di lingkungan luar dirinya (eksternal).
Kesehatan mental mengacu pada cara berfikir, berperasaan dan
bertindak individu yang efisien dan efektif dalam menghadapi
tantangan hidup dan stres hidup (Fattah Hanurawan, 2012:2).
Menurut WHO, karakteristik mental yang sehat adalah :
- Bisa menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun
kenyataan itu buruk baginya
- Memperoleh kepuasan diri dari hasil jerih payah usahanya
- Merasa lebih puas memberi dari pada menerima
- Secara relatif bebas dari rasa gelisah dan cemas
- Berhubungan dengan individu lain dengan cara tolong menolong dan
saling memuaskan

7
B. KERANGKA PIKIR

Perilaku bullying merupaka suatu tindakan yang negative yang bersifat


menekan korbannya serta terjadi berulang kali dan dapat dilakukan secara
verbal maupun non-verbal sehingga membuat kondisi seseorangmenjadi
tertekan, terkucil, trauma dan merasa tidak nyaman serta dapat merusak
kesehatan mental yang dilakukan oleh pihak yang lebih kuat kepada pihak
yang lebih lemah.

Kesehatan mental tiap individu berbeda dan mengalami dinamisasi dalam


kesehatannya. Karena pada hakikatnya manusia dihadapkan pda kondisi
dimana ia harus menyelesaikannya dengan beragam alternatif pemecahannya.
Adakalanya, tidak sedikit orang yang pada waktu tertentu mengalami
masalah-masalah kesehatan mental dalam kehidupannya.

Anak adalah anugerah dari Tuhan dan wajib diberikan pelayanan yang
baik dari segi materil dan pendidikan. Karakter anak harus ditanamkan sejak
dalam kandungan hingga ia tumbuh dewasa melalui pendidikan yang
ditempuh. Menurut Herwina Bahar(2013:213), pengajaran pada dasarnya
untuk menyatukan materi ke dalam mata pelajaran dalam satu tema.
Pembelajaran akan terjadi ecara aktif apabila topik sesuai dengan kurikulum
yang ada.

Guru dan orang tua wajib membantu anak untuk melanjutkan hidupnya
sebagai pelajar agar ia dapat melihat dunia dengan cara pandang dan
pemikiran yang realistis dan real. Pertumbuhan anak bukan hanya ketika lahir
ke dunia, namun semasa di dalam kandungan juga anak melakukan banyak
perubahan.

8
Gambar 1.1

Kerangka Berpikir

Pengaruh Bullying

Fisik : Non Fisik :

1. Mudah malu di depan 1. Sulit percaya pada orang


umum. lain
2. Mudah Takut. 2. Muncul perasaan sedih,
3. Depresi, sehingga bisa kesepian.
menyebabkan bunuh diri.

Adapun dampak dari prilaku bullyng ini membuat anak sedih


dan stress yang mengganggu perkembangan mental, sehingga dapat
menghambat belajarnya di rumah maupun di sekolah.

9
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS DAN DESAIN PENELITIAN/EKSPERIMEN

Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang


menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan
mengenai apa yang ingin kita ketahui. Berdasarkan pada permasalahan
yang akan diteliti, maka penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian
kuantitatif dengan pendekatan kuantitatif deskriptif. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah
metode penelitian yang melakukan pada data penelitian berupa angka-
angka dan analisis menggunanakan statistik.

B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

1.WAKTU PENELITIAN

Kelompok kami akan mlakukan penelitian di kelas X.10 SMAN


1 BANDAR SRIBHAWONO. Penelitian ini akan di laksanakan mulai
bulan November 2023 sampai dengan Desember 2023 bertepan dengan
pembelajarn semester genap tahun ajaran 2023/2024.

2. TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini di teliti di SMAN 1 BANDAR SRIBHAWONO yang berlokasi


di JL.Ir.Sutami km.59,Sribhawono,Kec.Bandar,Sribhawono,Kabupaten
lampung timur, lampung 34389.

10
C. POPULASI DAN SEMPEL

1. POPULASI PENELITIAN

Populasi adalah ―Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau


subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yan ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan
(Kusdiwelirawan, 2015:15). Sedangkan menurut (Hariantri dkk, 2015:3),
mengatakan bahwa ―Populasi (universe) adalah totalitas dari semua objek
atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang
akan diteliti. Dapat disimpulkan dari kedua pendapat di atas bahw populasi
adalah totalitas dari semua objek atau individu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk digunakan menjadi bahan penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah beberapa siswa berada di kelas X.10 SMAN 1
BANDAR SRIBHAWONO.

2. SEMPEL PENELITIAN

Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri- ciri atau
keadaan tertentu yang akan di teliti, sedangkan menurut (Sugiyono, 2017:
81) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan rums Slovin.

11
D. VARIABEL DAN DEVINISI OPERASIONAL VARIABEL

Variabel penelitian ini adalah variabel X dan variabel Y. Variabel X dalam


penelitian ini adalah pengaruh bullying yang terjadi di kelas X.10,
sedangkan variabel Y adalah mental siswa di Sekolah Menengah.
Kelompok kami akan melihat apakah mental siswa anak pengaruh bullying
terjadi pada siswa kelas X.10 atau tidak.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Arikunto (2006:175), menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data
merupakan suatu cara yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh
data yang valid. Untuk melakukan teknik pengumpulan data maka
diperlukan instrumen sebagai alat dalam penyelesaian data agar lebih
konkrit. Teknik pengumpulan data yang penulis ambil yaitu

1. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena
melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan
data observasi tidak hanya mengukur sikap dari responden, namun juga
dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi. Teknik
pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk penelitian yang
bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-
gejala alam. Metode ini juga tepat dilakukan pada responden yang
kuantitasnya tidak terlalu besar.

2.WAWANCARA

Menurut Zuldafrial dan Muhammad Lahir, (2012, hal. 69) wawancara


adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh
dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

3.KUENSIONER
Nana Syaodih (2010:219), menjelaskan bahwa kuesioner atau angket adalah
salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara tidak langsung

12
antara peneliti dan responden. Daftar pertanyaan ini diisi oleh responden
dan akan kembali diserahkanatau dikirim kepada peneliti.

F.INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa angket atau
kuisioner yang dibuat sendiri oleh kelompok kami. Sugiyono (2014, hlm. 92)
menyatakan bahwa “Instrumen penelitian adalah suatu alat pengumpul data yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.
Dengan demikian, penggunaan instrumen penelitian yaitu untuk mencari
informasi yang lengkap mengenai suatu masalah, fenomena alam maupun sosial.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan
data yang akurat yaitu dengan menggunakan skala Likert. Sugiyono (2014, hlm.
134) menyatakan bahwa “Skala Likert digunakan untuk mengukur suatu sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena
sosial”.

G. TEKNIK ANALISIS DATA

1. Uji Coba Instrumen


a. Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki
validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang diinginkan. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana
data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang
dimaksud. agar mengetahui valid tidaknya instrumen suatu penelitian yang
digunakan pada penelitian ini, peneliti melakukan uji validitas dari soal yang
dibuat, yaitu validitas yang menunjukkan bahwa soal tes tersebut dapat mengukur
tujuan pembelajaran sesuai dengan materi isi pelajarannya.

b. Uji Reliabilitas Instrumen


Reliabilitas merujuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar
sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama.
Reliabel artinya dapat dipercaya dan dapat diandalkan.

H. Prosedur Eksperimen
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental. Metode eksperimen
diartikan sebagai metode dengan bentuk yang sistematis dengan tujuan untuk

13
mencari pengaruh variabel satu dengan variabel yang lain dengan memberikan
perlakuan khusus dan pengendalian yang ketat dalam suatu kondisi.
Prosedur eksperimen ini dilakukan dengan 4 tahap yaitu sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan penelitian
3. Tahap pengolahan dan penelitian data
4. Tahap menyimpulkan data

14

Anda mungkin juga menyukai