Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM SISTEM

PENDIDIKAN INDONESIA

DISUSUN OLEH :

KOMANG

AYU

AYU

PUTU

PRODI S-1 FARMASI, FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS xxxxxxxxx

xxxxxxxxxxx

2022
PENGERTIAN

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan


sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang
lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.

Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan ialah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang ataupun kelompok dalam upaya mendewasakan
manusia melalui sebuah pengajaran maupun pelatihan.

Menurut para ahli Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan


kepribadian manusia baik dibagian rohani atau dibagian jasmani. Ada juga para beberapa
orang ahli mengartikan pendidikan itu adalah suatu proses pengubahan sikap dan tingkah
laku seseorang atau sekelompok orang dalam mendewasakan melalui pengajaran dan latihan
(UPY, 2018 )

Dalam hal ini, kelompok kami akan mengangkat isu Pendidikan yaitu bullying yang
kerap kali terjadi dalam lingkungan sekolah. Bullying merupakan sebuah tindakan tidak
terpuji yang bermaksud untuk mengganggu dan menyakiti seseorang dan dilakukan secara
sengaja. Bullying terbagi menjadi dua yaitu bullying secara verbal dan secara fisik.

Tindakan bullying ini seringkali terjadi di dalam lingkungan pendidikan dan


umumnya dilakukan pelajar secara berkelompok. Korban bullying di lingkungan pendidikan
biasanya adalah para pelajar yang memiliki rasa percaya diri yang rendah, kurang optimis,
dan tidak memiliki power untuk menghadapi para pelaku bullying.

Ada banyak faktor yang menyebabkan mengapa tindakan bullying di sekolah rawan
terjadi, diantaranya karena faktor kurangnya pengawasan guru, faktor kepribadian yang
kurang dapat berempati pada sesama, faktor ingin menjadi perhatian dari lingkungan
pertemanan, faktor ingin mempertunjukkan kekuasaan dan power kelompok, faktor
pengendalian emosi yang buruk, bahkan karena faktor pernah menjadi korban bullying.

Dampak yang ditimbulkan dari perilaku bullying bagi korban yaitu dari sisi
psikologis, dimana korban akan memiliki rasa traumatis. Rasa trauma tersebut akan berlanjut
hingga menyebabkan korban sulit untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain,
menjadi pribadi yang tertutup, bahkan tak jarang mengalami depresi hingga bunuh diri.
(AN002, 2021)
PEMBAHASAN

Manusia itu sendiri mempunyai arti sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mempunyai
pikiran dan akal budi yang mampu menguasai makhluk lain. Keadilan merupakan suatu sifat
dimana kita berpihak kepada yang benar, tidak memihak atau berat sebelah. Sedangkan
keadaban berasal dari kata adab yang mempunyai arti budaya. Jadi keadaban dapat diartikan
sebagai suatu sikap atau tindakan yang dilandasi oleh nilai nilai budaya, terutama norma-
norma sosial dan kesusilaan dalam masyarakat. Sila ke-2 Pancasila mempunyai bunyi
“Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”, dimana memiliki arti bahwa Bangsa Indonesia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa harus saling menjunjung tinggi harkat dan
martabat seseorang tanpa membedabedakan suku, budaya, ras, dan agamanya.

Berikut adalah berbagai upaya untuk mewujudkan kemanusiaan yang adil dan beradab di
kehidupan kita:

1. Mengenali dan memperlakukan orang-orang sesuai dengan status dan martabat mereka
sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Mahakuasa.

2. Mengakui kesetaraan, hak hak dasar, dan kewajiban setiap manusia, tanpa memandang ras,
suku, agama, jenis kelamin, warna kulit, dan sebagainya.

3. Mengembangkan rasa saling mencintai dan menyayangi antar sesama.

4. Mengembangkan toleransi antar sesama.

5. Tidak bersikap sewenang wenang terhadap orang lain.

6. Mengaplikasikan nilai-nilai kemanusiaan di kehidupan kita.

7. Berani membela kebenaran dan keadilan.

8. Mengetahui bahwa Bangsa Indonesia merupakan sebagian dari seluruh umat manusia.

9. Mengembangkan sikap hormat kepada bangsa lain dan sesama

Adapun pasal-pasal yang terkait dengan perilaku bullying antara lain :

Pasal-pasal yang menjerat pelaku bullying antara lain adalah Pasal

1. 351 KUHP tentang Tindak Penganiayaan


2. Pasal 170 KUHP tentang Pengeroyokan,

3. Pasal 310 dan Pasal 311 KUHP tentang Perundungan yang Dilakukan di Tempat Umum
dan Mempermalukan Harkat Martabat Seseorang.

Faktor Penyebab Bullying

Menurut Ariesto (2009), faktor-faktor penyebab terjadinya bullying antara lain:

1. Keluarga.

Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah: orang tua yang
sering menghukum anaknya secara berlebihan, atau situasi rumah yang penuh stress, agresi,
dan permusuhan. Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik-konflik
yang terjadi pada orang tua mereka, dan kemudian menirunya terhadap teman-temannya. Jika
tidak ada konsekuensi yang tegas dari lingkungan terhadap perilaku coba-cobanya itu, ia akan
belajar bahwa “mereka yang memiliki kekuatan diperbolehkan untuk berperilaku agresif, dan
perilaku agresif itu dapat meningkatkan status dan kekuasaan seseorang”. Dari sini anak
mengembangkan perilaku bullying.

2. Sekolah.

Pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini. Akibatnya, anak-anak


sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk
melakukan intimidasi terhadap anak lain. Bullying berkembang dengan pesat dalam
lingkungan sekolah sering memberikan masukan negatif pada siswanya, misalnya berupa
hukuman yang tidak membangun sehingga tidak mengembangkan rasa menghargai dan
menghormati antar sesama anggota sekolah. Sekolah merupakan tempat siswa menghabiskan
waktunya lebih dari 7 jam dalam sehari, sehingga sekolah memiliki peran yang penting dalam
mempengaruhi perilaku yang dimunculkan oleh siswa (Sarwono, 2006). Jadi, dapat dikatakan
sekolah juga berpengaruh dalam perilaku bullying yang terjadi pada siswa. Masih sangat
kurangnya perhatian sekolah terhadap perilaku bullying ini salah satunya disebabkan oleh
lekatnya pemikiran bahwa perilaku bullying hanyalah kenakalan anak-anak semata yang
tidak memiliki dampak yang serius. Aturan sekolah yang jelas tersosialisasi dan
penerapannya juga dapat mencegah terjadinya kasus bullying (Linney & Seidman, sitat dalam
Santrock, 2003).

3. Faktor Kelompok Sebaya.


Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman di sekitar rumah,
kadang kala terdorong untuk melakukan bullying. Beberapa anak melakukan bullying dalam
usaha untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu, meskipun
mereka sendiri merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut. Teman sekolah merupakan
peer yang signifikan bagi remaja karena sebagian besar waktu dihabiskan di sekolah bersama
temanteman sekolah. Pada remaja perilaku bullying umumnya terjadi karena pengaruh teman
kelompok (peer group) yang terlebih dahulu melakukan bullying agar diterima oleh
kelompok. Hal ini dikarenakan remaja mengalami masa pencarian identitas yang berkaitan
dengan penerimaan teman sebaya. Keikutsertaan dalam kelompok membuat individu merasa
diterima (Erikson, sifat dalam Santrock, 2003)

4. Kondisi lingkungan sosial

Kondisi lingkungan sosial dapat pula menjadi penyebab timbulnya perilaku bullying.
Salah satu faktor lingkungan sosial yang menyebabkan tindakan bullying adalah kemiskinan.
Mereka yang hidup dalam kemiskinan akan berbuat apa saja demi memenuhi kebutuhan
hidupnya, sehingga tidak heran jika di lingkungan sekolah sering terjadi pemalakan antar
siswanya.

5. Tayangan televisi dan media cetak

Televisi dan media cetak membentuk pola perilaku bullying dari segi tayangan yang
mereka tampilkan. Survey yang dilakukan kompas (Saripah, 2006) memperlihatkan bahwa
56,9% anak meniru adegan adegan film yang ditontonnya, umumnya mereka meniru
geraknya (64%) dan kata-katanya (43%).

UPAYA PENCEGAHAN BULLYING DALAM DUNIA PENDIDIKAN

Berikut ini adalah cara mengatasi bullying di sekolah:


1. Deteksi Tindakan Bullying Sejak Dini
Sebagai seorang mahasiswa, kita harus peka dengan situasi dan kondisi yang ada
disekitar kita. Jangan sampai hal-hal yang menyebabkan seseorang tidak nyaman atau bahkan
membahayakan seseorang tersebut terjadi secara terus menerus. Apapun dalihnya, bercanda
sekalipun, hal seperti tidak dapat dibenarkan.
2. Memberikan Sosialisasi Terkait Bullying
Pembullyan yang terjadi di dalam dunia pendidikan sering menjadi bahan
pemberitaan baik di media sosial maupun media-media lainnya. Sering sekali kejadian
bullying ini terjadi karena kurangnya pengetahuan dan juga pemahaman tentang bullying.
Jika semua orang memahami bentuk-bentuk perundungan, dampak yang ditimbulkan bagi
korbannya, dan juga bagaimana menghindari bullying, maka akan lebih mudah untuk
meminimalisir potensi bullying di dalam dunia pendidikan. Bentuk-bentuk sosialisasi dapat
dilakukan dengan cara menempelkan poster-poster anti bullying, menyelipkan pesan anti
bullying dalam pembelajaran, atau ketika kepala sekolah atau guru memberikan amanat pada
saat upacara bendera.
3. Memberikan Dukungan Pada Korban
Solusi bullying yang harus dilakukan adalah memberikan dukungan kepada korban
bullying. Korban bullying biasanya merasakan ketakutan dan kecemasan berada di
lingkungan di mana ia mengalami bullying. Oleh karena tunjukkan bahwa guru dan teman-
temannya peduli akan dapat membantu korban bullying merasa aman kembali. Jangan lupa
untuk bekerjasama dengan orang tua siswa sehingga korban bullying dapat hidup normal
kembali.
4. Membuat Peraturan yang Tegas tentang Bullying
Mengatasi orang yang melakukan bullying juga harus dilakukan sebagai langkah
menghentikan tindakan atau sikap bullying. Selain korban, pelaku juga harus diberikan
treatment supaya tidak terus terulang. Perlu bagi guru dan juga sekolah membuat peraturan
yang ketat tentang bullying. Peraturan-peraturan ini bisa dimulai dari level peraturan kelas
hingga peraturan sekolah. Dengan demikian, semua orang akan tahu konsekuensi yang
didapat ketika terjadi pembullyan. Nah, dengan begini para pembully akan menjadi jera dan
tidak melakukan pembullyan lagi.
5. Memberikan Teladan atau Contoh yang Baik
Bullying pada anak sering terjadi karena mencontoh orang-orang di sekitarnya.
Sebagai guru, maka kita harus sangat berhati-hati dalam bertindak maupun bertutur kata.
Jangan sampai suka memberikan hukuman verbal yang tanpa disadari sudah masuk dalam
kategori pembullyan.
6. Mengajarkan Siswa untuk melawan bullying
Bentuk perlawanan terhadap tindakan perundungan atau bullying tidak harus dengan
cara kekerasan atau melakukan hal yang sama dengan pembullyinya. Salah satu cara
melawan bullying adalah dengan berani melaporkan tindakan bullying terhadap pihak
berwenang. Dengan begitu, pihak berwenang akan dapat segera mengambil tindakan untuk
menghentikan pembullyian.
7. Membantu Pelaku Menghentikan perilaku buruknya
Bullying merupakan contoh perilaku buruk. Kita wajib membantu pelaku bullying
untuk menghentikan perilaku buruknya, apalagi mengucilkan mereka. Selain korban, pelaku
juga membutuhkan penanganan supaya tidak melakukan pembullyan lagi. Ajarkan pada
mereka bersimpati dan berempati pada orang lain. Selain itu berikan juga pengetahuan
bahaya pembullyan terhadap korban-korbannya. 
Dampak bullying bagi korbannya sangatlah dahsyat. Beberapa contoh dampak
bullying antara lain: depresi dan gangguan kecemasan, merasa sedih dan kesepian, terjadinya
perubahan pada pola tidur dan makan, berkurangnya ketertarikan terhadap aktivitas yang
sebelumnya disenangi, masalah kesehatan, hingga menurunnya prestasi akademis. Bagi
pelaku, dampaknya bisa sampai pada kriminalitas. 

UPAYA MENGATASI BULLYING

Berikut upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan menanggulangi tindak kekerasan
melalui pendidikan karakter:

(1) Memperkuat pengendalian sosial, hal ini dapat dimaknai sebagai berbagai cara yang
digunakan pendidik untuk menertibkan peserta didik yang melakukan penyimpnagan,
termasuk tidnak kekerasan dengan melakukan pengawasan dan penindakan;

(2) Mengembangkan budaya meminta dan memberi maaf;

(3) Menerapkan prinsip-prinsip anti kekerasan;

(4) Memberikan pendidikan perdamaian kepada generasi muda;

(5) Meningkatkan dialog dan komunikasi intensif antara siswa dalam sekolah;

(6) Menyediakan katarsis (bimbingan konseling);

(7) Melakukan usaha pencegahan tindak kekerasan (bullying) di sekolah.


DAFTAR PUSTAKA

AN002. (2021, Desember 10 ). Isu Isu Dalam Dunia Pendidikan di Indonesia. Retrieved from
Ampenan News : https://www.ampenannews.com/2021/12/isu-isu-dalam-dunia-
pendidikan-di-indonesia.html

Heti Novita Sari, P. P. (2022). PERILAKU BULLYING YANG MENYIMPANG DARI NILAI PANCASILA PADA
SISWA SEKOLAH. Jurnal Kewarganegaraan, 3-4.

Oktifa, N. (2022, Juni 14). Cara Untuk Mengatasi Bullying dan Mengatasinya . Retrieved from Aku
Pintar : https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/cara-mengatasi-bullying-dan-tips-untuk-
mencegahnya

UPY, P. (2018 , Juni 06 ). JADWAL PROFIL LULUSAN . Retrieved from PGSD.UPY :


https://pgsd.upy.ac.id/index.php/jadwal/profil-lulusan/2-uncategorised/12-pendidikan

Yuyarti. (2018). MENGATASI BULLYING MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER. Journal Unnes, 56-57.

Anda mungkin juga menyukai