Anda di halaman 1dari 12

Analisis Kritis Artikel 1

Oleh

Rahma Eka Kartika(NIM:K4320066)

Sukoharjo,3 Januari 2020

1.Blibliografi

Firdaus.2019..Upaya Mengatasi Bullying.di Sekolah Dasar dengan Mensinergikan Program Sekolah


dan Parenting Program Melalui Whole-School Approach.Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar,
(2019):49-60.

2.Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan analisis kritis ini adalah sebagai langkah untuk mengatasi segala
permasalahan atas aksi bulliying yang kerap kali terjadi yang selalu meresahkan dengan melalui
program pendidikan di sekolah dan juga program parenting melalui whole-school approach.Dengan
adanya program ini,maka penanaman akan pelarangan aksi bullying dapat dilakukan sejak dini,dari
masa Sekolah Dasar(SD),sehingga ketika dewasa tidak akan menjadi insan yang suka
membully,karena pada saat kecilnya telah dididik dengan ke dua program anti bullying
tersebut.Selain itu,dalam program tersebut akan mengajarkan dan mengubah sikap dan tata perilaku
masyarakat menjadi insan yang lebih dewasa dalam menyelesaikan berbagai masalah,tanpa
tindakan kekerasan,ataupun dengan tidakan bulliying yang dilimpahkan kepada orang lain.

3.Fakta-Fakta Unik

Ada beberapa fakta unik yang muncul dalam artikel jurnal ini,yaitu sebagai berikut:

a.)Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana dalam rangka mewujudkan proses
pembelajaran dan suasana belajar dengan tujuan agar peserta didik mampu secara aktif dalam
mengembangkan potensi dirinya untuk dapat memiliki kekuatan spiritual berupa
keagamaan,pengendalian diri,kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia,dan keterampilan yang
diperlukan diri sendiri,masyarakat,bangsa dan negara(Fokusmedia,2009,halaman 2)

b.)Ternyata dengan pendidikan moral yang lebih terprogram akan menentukan baiknya akan sikap
anak ketika dewasa nanti.
c.)Pada kalangan pelajar yang terjadi saat ini,nyatanya masih ada kasus bullying,yang sedang
hangat-hangatnya diperbincangkan yaitu isu mengenai aksi bully yang dilakukan di Sekolah
Dasar(SD).(Rakhmawati,2013)

d.)Seorang pakar psikolog menyatakan bahwa salah satu penyebab dari bullying yang dilakukan
dikalangan anak-anak yaitu karena institusi sekolah/pendidikan yang tidak mengerti akan suara
anak.Pada umumnya pendidikan diberikan dengan cara kekerasan,paksaan,,dan seolah-olah
memosisikan anak sebagai robot tidak dapat dibenarkan.Sehingga harus ada sosialisasi maupun
pelatihan dengan tujuan agar guru lebih kreatif,ramah,dan profesional.(Republika 2014)

e.)Ada beberapa macam perilaku bullying,yaitu physical,verbal relational bullying,racist


bullying,disablist bullying,homophobic bullying,gender bullying,dan bullying as an injur y risk
factor..(Cowie dan Jenifer,2008).

f.)Ternyata ada penelitian yang menyebutkan bahwa sekolah dengan iklim yang lebihh positif
memiliki lebih sedikit korban.(Bedel dan Horne,2005) serta (Konstantina dan Dimitris).

g.)Ternyata tindakan bullying tidak hanya terjadi spontan di realita kehidupan saja,namun juga dapa
terjadi melalui berbagai media yaitu reality TV (beberapa talkshow),atlet shock(pada radio),film
populer,dan semua video game yang berisi intimidasi dan bullying.

h.)Faktanya setelah dilakukan penelitian yang menyimpulkan bahwa makin rendah perilaku over
protectiva dari orang tua,maka makin rendah juga bullying pada siswa,begitu juga
sebaliknya(Asrarini,2013).

i.)Dalam hal perkembangan kepribadian anak yang bersikap bullying akan berdampak negatif
untuknya,yaitu:sering terlibat perkelahian,melakukan aksi vandalisme,merusak fasilitas
umum,penyalahgunaan dan kecanduan alkohol,narkoba pada saat remaja,maupun saat
dewasa.terlibat kegiatan kriminal,melakukan aktivitas seksual terlalu dini,dan melakukan kekerasan
pada keluarga.(Alamsyah,2014).

j.)Ada penelitian yang dilakukan di Semarang,yang menyebutkan bahwa ada hubungan antara
pemahaman diri dengan perilaku bullying,yaitu harga diri dan pemahaman moral dengan presentase
23,15% terhadap perilaku bullying.Sedangkan di Cambrage study yang penting dari predictor
bullying adalah pada masa kanak-kanak usia 10 tahun,pada usia 14 tahun adalah
hiperaktivitas(kurang konsentrasi dan gelisah dikelas),serta kecerdasan rendah.(Farington dan
Baldry,2010).

k.)Bullying dapat membawa dampak negatif bagi perkembangan dan psikologis anak,seperti yang
telah dibuktikan oleh suatu penelitian yang menyatakan bahwa adanya ketidak sehatan psikologi
bagi anak dari korban bullying.Hal ini dapat dibuktikan dari ukuran kecemasan,depresi,harga
diri,kesejahteraan fisik,kehadiran sekolah,dan prestasi akademik.(Kowalski dan Limber,2013).

l.)Ternyata tindakan bullying sangat tergantung pada orang-orang yang disekitarnya yang terlibat
didalamnya,yang seringkali disebut observer atau watcher yang tidak melakukan apa-apa untuk
menghentikan bullying atau bisa menjadi aktif terlibat mendukung bullying.(Sullivan,2000).

m.)Ada upaya dalam mengatasi tindakan bullying yaitu salah satunya dengan menggunakan
program whole-school approach,yaitu:

-Survei dengan meminta siswa untuk mengisi kuisioner anonim tentang bullying,

-pertemuan dengan staff untuk berbagi hasil dan membahas implikasi dan survei,

-Membuat aturan kelas,pertemuan gabungan,guru,staff,siswa,

-Perjanjian siswa

-Kontak sekolah yang ditandatangani masingmasing siswa,

-Keputusan sekolah,

-Pertemuan dengan orang tuasiswa,

-Mengumumkan otoritas pendidikan.

n.)Ada suatu bukti yang menunjukan bahwa dengan adanya parenting program dapat secara khusus
mendukung mereka agar perkembangan anak tersebut dapat efektif dalam penurunan perilaku
bermasalah.(Adasms,2001;Kaiser dan Hancock,2003;Sanders,Tully,Baade et al,1999).

4.Pembahasan

Definisi dari bullying adalah suatu permasalahan diseluruh dunia yang dapat berdampak negatif
unntuk iklim di sekolah dan memberi hak kepada siswa untuk belajar pada tempat yang aman,tanpa
ada rasa cemas/takut.((Banks,1997).Seringkali kasus bullying berakar pada saat mereka menduduki
sekolah dasar,permasalahan ini harus segera dicari solusi penyelesaiaannya karena agar dapat
tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan.Solusi dari permasalahan tersebut bisa diatasi dengan
misalnya membuat suatu program anti bullying,bisa dengan sekolash mengadakan suatu program
dengan mengkolaborasikan antara program sekolah dan program parenting yang dapat diselaraskan
sebagai upaya untuk mengatasi tindakan bullying tersebut.Kemudian seorang ahli bernama( Smith
dan Sharp pada tahun 1994) memberikan suatu pendapat yakni bullying merupakan suatu tindakan
yang agresif(menyajitkan),yang dilakukan dengan unsur perilaku sengaja atau sadar memang
dilakukan,karena perilaku ini sering dilakukan maka jadi suatu kebiasaan dan akan menetap pada
dirinya dan dalam jangka waktu yang cukup panjang,dan sulit sekali korban bullying ini untuk
berlindung diri.

Berdasarkan apa yang sudah Smith dan Sharp paparkan tadi,maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
bullying merupakan suatu tindakan negatif,yang merugikan dirinya sendiri dan orang lain,dilakukan
dengan unsur sengaja,bukan dalam hal kebaikan,namun untuk tindakan menyakiti seseorang baik
lewat verbal maupun fisik.Pada lingkungan sekolah aksi bullying kerap kali terjadi di hot spot
dimana disana menjadi area yang kurang terpantau dari pengawasan orang tua,bisa terjadi di taman
bermain,kamar mandi,lorong-lorong,bus,loker kamar,dan tempat-tempat lainnya yang terkesan
sepi.Tidak hanya itu,bullying juga dapat terjadi melalui berbagai media elektronik,misalnya pada
media sosial(facebook,instagram,twitter,telepon seluler(SMS),website.Aksi pembullyan lewat
media elektronik seperti ini bisa disebut dengan istilah “Cyber -Bullying”.Aksi bullying ini kerap
kali dilakukan,dan menjadi suatu kebiasaan yang sulit untuk dikontrol .

Bentuk dari perilaku bullying ada bermacam-macam yaitu antara lain melalui
fisik,psikologis,sosial,verbal(metode intimidasi),hal ini dilakukan oleh individu,namun juga dapat
kelompok,dengan perasaan yang emosional.Bullying berupa fisik bisa dengan tindakan kekerasan
seperti memukul,kemudian dalam bentuk verbal dengan mengejek nama panggilannya dengan
nama lain yang kurang berkenan bagi korban bullying.(Lines,2008:19).

Dari sini,dapat kita simpulkan bahwa tindakan bullying ini bergantung pada iklim disekolah,apabila
sekolah memiliki iklim yang positif,yang maksudnya sesamaa temannya baik,tidak ada rasa saling
menyakiti,namun saling menyayangi antar sesama,maka akan semakin kecil kasus bullying di
sekolah tersebut.Seseorang yang terlibat dalam aksi bullying ini dapat dikategorikan menjadi:

a.The Bully(Pelaku Bullying)

Banyak sekali penyebab seseorang menjadi insan yang suka membully,penyebab itu dapat berasal
dari internal,maupun juga perngaruh eksternal.Pengaruh internal(yang berasal dari dalam diri
pelaku bullying tersebut) yaitu misalnya dirinya menganggap bahwa saat dikelas dirinya paling
tangguh,berani,memiliki kekuatan fisik,sehingga apabila menjumpai teman yang memiliki
kekurangan dalam artian fisik berada dibawahnya,maka tidak segan dia akan membully temannya
yang kurang dari kelebihan yang dimilikinnya,dengan tujuan agar mendapat sanjungan,tetapi tanpa
sadar telah merugikan orang lain(korban bully).

Kemudian aksi bullying juga dapat dilakukan karena pengaruh faktor eksternal yaitu dari
lingkungan keluarga,misalnya ada anak yang terlahir dari keluarga yang ketika dia menjalani fase
anak-anak tersebut untuk mencari jati dirinya,mengeksplor hal baik yang seharusnya dia
dapatkan,namun didikan anggota keluarga misalnya kakaknya yang suka mengejek adiknya,orang
tuanya yang suka mengkritik anaknya.Maka tentu hal tersebut secara otomatis akan meniru
perbuatan yang dilakukan oleh keluarganya,dan ketika beraanjak dewasa si anak tersebut saat hidup
dengan pertemanan yang lebih luas maka akan meniru sikap apa yang dulu keluarganya lakukan
kepadanya,perbuatan itu akan di umpankan kepada temannya(berupa ejekan dan kritikan tadi).

Selain itu,aksi bullying juga dapa terjadi karena sebuah perceraian dari orang tua dan mengalami
broken home,sehingga anak yang terlahir dengan keluarga tersebut kadangkala akan mendapat
cibiran dari orang lain atau temannya ketika temannya mengetahui tentang seluk beluk
keluargannya,biasanya anak yang terlahir dari keluarga dengan latar belakang perceraian akan
sedikit minder,dan rasa minder ini justru akan mengakibatkan anak mendapatkan aksi bullying dan
berbahaya untuk kesehatan mentalnya.

Anak pelaku bullying akan menimbulkan sejumlah dampak yang negatif dalam perkembangan
kepribadiannya,dan memiliki kecenderungan terlibat dalam kekerasan ketika dia beranjak
dewasa.Misalnya perilakunya terarah pada tindakan perkelahian pada saat dia hidup di lingkungan
masyarakat,Seringkali melakukan aksi vandalisme dimana seseorang tersebut merusak fasilitas
umum,pelaku bullying tumbung dari anak yang nakal dan biasanya memiliki teman yang
sefrekuensi dalam artian sama-sama berperilaku bully,dan terkadang membentuk geng yang salah
pergaulan,dan terkadang ada yang menyalahgunakan minum alkohol dan mengkonsumsi
narkoba(narkotika dan obat-obatan terlarang),kadangkala pelaku bullying ini memilikin gairah seks
yang tinggi karena kebiasaan buruknya dalam menonton video yang seharusnya tidak pantas untuk
dilihat,dan terkadang malah mempraktikannya pada saat masih usia remaja,kemudian pada saat
dewasa akan mennyakiti pasangannya,keluarganya,bahkan kepada anak-anaknya karena pelaku
bullying terbiasa hidup dengan memiliki rasa emosional.

b.The Victim(korban bullying)

Penyebab dari seseorang menjadi korban bullying karena 2 faktor yaitu mengenai pemahaman
moral dan harga diri korban yang rendah.Ada sebuah penelitian yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara harga diri dan pemahaman moral terhadap perilaku bullying,yaitu harga diri dan
pemahaman moral dengan presentase 23,15%,terhadap perilaku bullying.Sementara di Camberg
study,menyatakan bahwa usia-usia diprediksi akan terjadi pembullyan yaitu pada saat usia kanak-
kanak yaitu 10-14 tahun,yang pada usia tersebut menjadi hiperaktivitas sehingga akan kurang dalam
berkonsentrasi,dan merasakan kegelisahan di kelas,serta kecerdasannya juga akan rendah.
(Farrington Baldry,2010).

Bullying juga dapat berdampak pada kesehatan psikologis anak,terutama dalam perkembangannya
akan berdampak negatif.Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan oleh salah seorang ahli
bahwa anak korban bullying di sekolah memiliki konsentrasi yang kurang,kehilangan kepercayaan
diri,stress,dan sakit,menangis,gugup,tegang,serta mengalami trauma yang berkepanjangan.Hal ini
terjadi karena korban bullying mengalami segala bentuk tekanan,kesehatan mentalnya juga
memburuk akibat tiundakan yang dilakukan oleh pelaku bullying.Bahkan apabila anak tersebut
telah mengalami tekanan yang berlebihan,akan melakukan suatu tindakan berbahaya,yakni hingga
bunuh diri.Tindakan bullying akan berpengaruh pada prestasi akademik anak ketika sekolah,karena
ada suatu penelitian yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara tindakan bullying
terhadap prestasi belajar anak korban bullying.Apabila semakin tinggi tindakan bullying,maka
prestasi belajar secara otomatis kan menurun,begitu juga sebaliknya(Dwipayanti dan
Indrawati,2014).Saiswa korban bullying lebih menekankan untuk menjalin sebuah hubungan
pertemanan yang baik dengan teman sebayanya di lingkungan baru nantinya,pada saat memasuki
lingkungan baru(sekolah baru)nantinya dia memastikan apakah diligkungan barunya tersebut ada
peraturan yang tegas demi keamanan dirinya,dan kejadian masa silam tidak ankan terulangi
lagi.Sehingga dilingkungan barunya dia bisa menjadi lebih aktif melakukan aktivitas,tanpa rasa
cemas,dan juga akan mengubah sikapnya yang minder berlebihan menjadi seseorang yang lebih
percaya diri,dan bisa memilah-milah teman yang baik untuknya.(Akbar,2013).

c.The By Stander(Saksi Bullying)

Tindakan bullying tidak terlepas dari pengaruh orang-orang disekitar kita,seringkali sebagai
observer atau pengamat yang tidak melakukan apa-apa untuk menghentikan bullying.
(Sulivan,2000).Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa apabila kita menjumpai suatu tindakan
bullying disekitar kita,sikap kita tidak boleh pasif atau hanya diam,melainkan kita harus menolong
dengan mendamaikan antara kedua belah pihak yang terlibat dalam aksi bullying antara pelaku dan
juga korban bullying.Kemudian melaporkan kepada orang yang lebih tua,misalnya kalau disekolah
melaporkan kepada guru bimbingan konseling agar dapat menemukan penyelesaiannya dan agar
tidak terjadi lagi.Disamping itu,ada faktor-faktor yang menjadi alasan saksi bullying tidak
melakukan apa-apa,yaitu:

-Saksi bullying merasa takut akan melukai dirinya sendiri

-Saksi bullying akan merasa takut akan menjadi sasaran baru oleh pelaku

-Saksi bullying akan takut apabila melakukan sesuatu,maka akan lebih memperburuk situasi

-Saksi bullying tidak tau apa yang harus dilakukan.

Selain itu ada sisi negatif yang ditimbulkan bagi anak yang menyaksikan praktek bullying,yaitu:

-Mereka akan terdorong untuk membolos sekolah

-Mereka akan terdorong untuk menyalahgunakan rokok,alkohol,dan obat - obatan terlarang.


-Lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental contohnya stress dan kecemasan yang berlebihan.
(Alamsyah,2014).

5.Upaya Penyelesaian

Dengan diselenggarakannya program anti bullying di sekolah,seperti whole-school


approach.program-program tersebut terdiri dari:

•Program sekolah

Melalui program sekolah untuk mengatasi bullying,sebagai langkah awalnya yaitu dengan
menciptakan iklim atau suasana kondusif di sekolah yang dapat mencegah bullying tersebut.Konsep
sekolah bebas bullying seharusnya direncanakan dari awal saat penerimaan peserta didik baru,dan
peran orang tua sangatlah penting untuk mencari sumber informasi tentang konsep yang diterapkan
disekolah tersebut,ditinjau dari seberapa ketat peraturan disekolah tersebut.Selain itu siswa juga
harus diberikan pemahaman mengenai bullying dan dampak negatif yang ditimbulkan,dengan
begitu kemungkinan besar siswa akan lebih berhati-hati dalam bertindak dapat menghindari aksi
bullying.

Ada metode-metode yang efektif diterapkan sebagai langkah untuk mengurangi intimidasi,yaitu
meliputi:penilaian masalah,perencanaan hari-hari konferensi sekolah,memberikan pengawasan yang
lebih baik saat istirahat,membentuk pencagahan intimidasi berkelompok,mendorong pertemuan
orang tua dan guru,menetapkan peraturan kelas terhadap bullying,membutuhkan pembicaraan
dengan para penganiaya dan korban,berbicara penjadwalan dengan orang tua siswa yang terlibat.
(Dake,Frince dan Telljohann,2003).

Hasil penelitian Rivers,dkk pada tahun 2009 menyatakan bahwa perhatian yang lebih besar
terhadap peran mereka yang menyaksikan bullying dan implikasi status saksi yang diperlukan
sebagai upaya untuk mengatasi bullying di sekolah.Sekolh harus memasukkan lebih banyak
kesempatan untuk orang tua melayani dikomite dan berkesempatan untuk menjadi pengambil
keputusan di sekolah.

Sekolah dapat mengadakan parenting program,kepada orang tua mengenai pengenalan bullying dan
cara mencegahnya khususnya dilingkungan rumah,sehingga orang tua dapat
melaksanakannya.Kemudian metode selanjutnya yang dikatakan oleh Ealliot bahwa ada beberapa
langkah yang dapat dilakukan oleh pohak sekolah untuk mengatasi bullying yaitu menggunakan
whole-school approach yaitu:

-Melakukan survei dengan meminta siswa mengisi kuisioner anonim mengenai bullying,
-Melakukan pertemuan dengan staff untuk berbagi hasil dan membahas implikasi dari survei

-Membuat aturan disekolah

-Mengadakan pertemuan gabungan antara guru,staf,dan siswa

-Keputusan sekolah

-Melakukan pertemuan dengan orang tua siswa,

-Mengumumkan otoritas pendidikan.

2.Program Guru

Ada beberapa upaya guru dalam mengatasi tindakan bullying,yaitu dengan pendekatan konseling
singkat yang berfokus pada solusi.Cara ini cukup efektif untuk mengatasi tindakan
bullying,terutama pada bullying verbal.Kemudian ada metode ke 2 yaitu dengan melakukan
intervensi dengan tujuan agar guru menjadi lebih akkrab dengan siswa,dapat memahami alasan-
alasan khas mereka,yang didorong untuk mengeksplorasi kesesuaian aplikasi mereka dalam
kaitannya berbagai kasus intimidasi.(Rigby,2011).

Kemudian program intervensi tersebut terus dikembangkan secara komperensi luas dengan tujuan
untuk mengurangi intimidasi termasuk milik guru,yaitu sebagai berikut:

-Mempelajari lebih lanjut keterampilan yang efektif untuk mengelola perilaku siswa di kelas

-Mengajarkan konflik yang efektif berupa keterampilan kepada rwsolusi kepada siswa sehingga
mereka akan lebih siap apabila menjumpai konflik dengan temannya

-Menjadikan sisw2a sadar akan luasnya bullying dan agresi dipengaturan kelas dan sekolah

-Adanya kosekuensi tertentu akibat tindakan bullying dalam lingkungan sekolah.

Guru juga sebaiknya menyisipkan pendidikan moralyang senantiasa diterapkan oleh guru terhadap
siswa.Pendidikan moral tersebut dapat disispkan pada alokasi jam pelajaran tertentu.Akan tetapi
juga tetap terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran yang diajarkan(Sjarkawi,2009:140).

3.Program Orang Tua(parenting program)

Ada 10 tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi bullying di lingkungan sekolah,10 tindakan
orang tua tersebut yaitu:

-Berbicara dan mendengarkan anakaanak setiap hari

-Meluangkan waktu untuk beristirahat dengan anak


-Mempelajari tanda-tanda anak korban bullying

-Membuat kebiasaan anti intimidasi sehat sejak dini

-Membantu sekolah anak mengadakan anti intimidasi secara efektif

-Menetapkan peraturan rumah tangga tentang bullying

-Mengajarkan kepada anak bagaimana menjadi saksi yang baik

-Mengajarkan kepada anak mengenai masalah cyber bullying

-Menyebarkan kata bahwa cyber bullying tidak harus menjadi bagian atau fase normal dari masa
kanak – kanak.(Hymel,Nickerson,dan Swearer,2012).

5.Kesimpulan

Bullying merupakan salah satu perilaku agresif yang ditunjukan secara sengaja dan berkelanjutan
untuk mengintimidasi atau menyakiti seseorang yang dianggapnya lemah.Ada beberapa faktor yang
menyebabkan perilaku bulliying yaitu:pola asuh orang tua,pemahaman siswa,orang tua,dan guru
tentang bulliying,iklim sekolah yang tidak kondusif yang dapat memicu perilaku bulliying
disekolah.

Bulliying akan menimbulkan sejumlah dampak yang negatif untuk kesehatan psikologi pelaku dan
korbannya.Psikologi yang akan dialami oleh pelaku bulliying adalah akan memicu karakter yang
lebih keras kepala,sombong,dan kriminalitas.Sedangkan untuk korban akan merasakan kecemasan
yang berlebihan,tidak percaya diri,bahkan apabila mengalami tekanan yang berlebih akan memiliki
niat untuk bunuh diri.

Untuk mencegah tindakan bullying perlu adanya kerjasama antara orang tua dan guru,dengan
membuat suatu program anti bullying,dimana program tersebut dapat disosialisasikan kepada siswa
dan orang tua siswa agar meningkatkan perkembangan sosial siswa dan mencegah perilaku bullying
melalui pembelajaran kelompok dan role playing.

6.Saran

Saran penulis untuk keberlangsungan program anti bullying ini dapat berjalan lebih optimal adalah
dengan diperlukan adanya sinergritas antara program sekolah,dengan parenting program supaya
sekolah dan orang tua dapat bekerjasama dalam memfasilitasi perkembangann kepribadian dan
sosial siswa melalui whole-school aproach.Kemudian penulis juga merekomendasikan hal-hal yang
penting terkait masalah bullying,yaitu:

1Dengan memperkenalkan program-program anti bullying kepada siswa agar siswa mempunyai
wawasan mengenai perilaku bullying

2.Sekolah juga mengupayakan untuk membuat iklim atau suasana yang kondusif untuk
perkembangan kepribadian dan sosial siswa

3.Menjalin komunikasi yang intensif antara sekolah,guru dan orang tua siswa mengenai
perkembangan kepribadian dan sosial siswa.

4.Adanya sinergitas antara program sekolah dengan parenting program dalam upaya mengatasi
bullying di sekolah melalui program whole-school approach.

7.Pertanyaan Yang Muncul

Setelah mengulas ulang paparan materi dari jurnal,maka dari saya timbul beberapa pertanyaan
yaitu:

1.Bagaimana cyberbullying dapat berbeda dengan intimidasi langsung?

2.Bagaimana caranya agar dapat mencegah cyber bullying?

3.Apa saja contoh dari penindasan?

4.Bagaimana jika saya tidak nyaman memberi tau orang tua/wali tentang masalah bully ini?kepada
siapa lagi saya menghubungi?

5.Bagaimana caranya apabila ada kejadian membully secara verbal,kemudian pelaku sudah
diingatkan berkali-kali namun belum berhasil sadar juga?

6.Apakah perilaku membully dapat berlangsung hingga beranjak dewasa?untuk mencegah hal ini
apa yang sebaiknya kita lakukan sebagai orang tua?

7.Terkadang ada anak yang secara fisik tidak cantik,keren atau kaya,tidak memiliki gadgeet,dan
kelebihan lainnya dibanding teman-teman disekitarnya,lalu dia merasa sangat minder ketika berada
dalam kelas.Lalu ketika dikelas dia sering mendapat cibiran dari teman-temannya?tindakan apa
yang paling bijak sebagai orang tua maupun guru untuk memberi pemahaman terhadap anak korban
bully tersebut?

8.Jujur waktu SMA dulu saya pernah mendapat bullyan namun berupa verbal oleh teman-teman
saya,karena saya selalu fokus saat dikelas untuk belajar dan memperhatikan setiap mata pelajaran
yang diajarkan oleh Bapak dan Ibu guru,dan saya selalu menduduki peringkat satu,kemudian
sempat mendapat beasiswa prestasi akademik,namun teman-teman saya iri dengan saya dan selalu
mencibir saya,cibiran itu memang sellu membekas dari diri saya,namun bukan berarti saya dendam
dengan teman saya,saya ketika itu hanya ingin menyadarkan kepada teman saya,tetapi saya waktu
itu hanya bisa bungkam karena saya hanya seorang polos dan pendiam waktu itu.Bagaimanna
caranya menanggapi permaasalahan tersebut,peran guru harus bagaimana?

9.Terkadang ada Ibu yang salah dalam menyadarkan anak mereka untuk tidak melakukan perbuatan
nakalnya yaitu dengan menceritakan kenakalannya dihadapan teman-teman/keluarga ibu
tersebut.Apakah itu termasuk pembullyan verbal?dan bagaimana dampaknya untuk anak?

10.Terkadang ada disuatu keluarga yang melakukan lelucon,tapi lelucon itu justru membuat malu
dan semakin minder.Misalnya anak tersebut terlalu pendiam,terus dikatakannya salah satu anggota
keluarga kepada anak itu “kamu bisu ya,ko dari tadi diem terus?”.Memaang maksud dari keluarga
tersebut untuk merangsang agar sianak tersebut tiidak terlalu pendiam.Tapi tindakan tersebut
apakah benar untuk dilakukan?dan apakah sianak malah mengalami tekanan batin?

8.Refleksi Diri

Analisis kritis jurnal yang pertama yaitu “Upaya Mengatasi Bullying di Sekolah Dasar dengan
Mensinergikan Program Sekolah dan Parenting Program Melalui Whole-School Approach.”karya
Fery Muhamad Firdaus,Universitas Negeri Yogyakarta,yang disajikan dalam bentuk jurnal,dalam
menganalisis jurnal ini ada beberapa pengalaman yang saya peroleh,diantaranya:

1.Setelah memahami materi yang telah dipaparkan kembali saya menjadi lebih paham bahwa
bullying itu membawa banyak dampak yang negatif bagi perkembangan psikologis .

2.Dari permasalahan kasus bullying ini yang sudah dijelaskan terkait progra-program menenai
bagaimana cara mengatasi bullying yang tepat,saya jadi tergerak hatinya untuk mulai berpikir
apabila kelak saya menjadi guru sekaligus orang tua harus bisa benar-benar mengerti keadaan anak
didik saya,dan memahami setiap kondisi iklim/suasana dikelas,agar tidak terjadi permasalahan yang
mungkin tersembunyi ini,seperti yang kita bahas ini mengenai bullying.

3.Dengan melakukan review jurnal dan menganalisis kritis ini adalah hal yang
menyenangkan,karena dinini mendapat pengetahuan-pengetahuan yang belum didapat
sebelumnya,dan menumbuhkan motivasi untuk membaca dengan cermat dan memahami apa isi dari
bacaan tersebut.
4.Saat ini tugas analisis jurnal bersamaan dengan tugas-tugas lain,dengan batas waktu pengumpulan
yang berdekatan,namun tugas perkembangan peserta didik ini guna memenuhi persyaratan ujian
akhir semester,jadi saya prioritaskan terlebih dahulu,disini saya jadi dapat memanage waktu dengan
baik untuk mengerjakan tugas -tugas lain agar terselesaikan sesuai dateline yang ditentukan

5.Setelah meriview jurnal ini,saya jadi mengerti bahwa perlunya kerjasama antara guru dan orang
tua siswa dalam memantau peserta didik,sehingga akan menimbulkan dampak positif bagi
keamanan anak disekolah,dan trerhindar dari kasus bulliying.

6.Analisis kritis ini melatih saya untu berpikir kritis,rasional,untuk mengkaji tentang sebuah
permasalahan yang ada,kemudian bisa menyimpulkan dan mengevaluasinya.

7.Disaat saya kehilangan fokus untuk mengerjakan analisis kritis ini,saya menyempatkan weaktu
untuk beristirahat sejenak,dan mengerjakannya kembali.Karena ide-ide tidak akan bermunculan
apabila dalam keadaan pikiran yang lelah.

8.Saya jadi tertarik untuk melakukan observasi nantinya ketika saya menjadi guru untuk mengamati
bagaimana tindak tanduk dari peserta didik,dan memahami situasi kelas,serta membuat program
terencana agar tidak terjadi kasus bullying sesama peserta didik.

9.Dari semua kendala yang sempat saya hadapi dalam menganalisis jurnal ini saya mencoba untuk
sabar,dan konsisten untuk terus mengerjakannya,sampai akhirnya Alhamdulillah dapat terselesaikan
sebelum batas waktu pengumpulan.

Anda mungkin juga menyukai