Anda di halaman 1dari 10

Faktor dan Dampak Bullying di Sekitar Sekolah

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
pada semester gasal 2023/2024 yang diampu oleh Dr. Moh. Thamrin, M.Pd. (11)

OLEH (12 tebal)


RANDHI EKA PRATAMA
NIM 2331130012

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMELIHARAAN PESAWAT UDARA (12 tebal)


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG

MALANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas latar belakang masalah, rumusan masalah, rumusan
tujuan, dan manfaat.

1.1 Latar Belakang Masalah


Fenomena sosial yang telah menjadi perhatian serius di berbagai kalangan,
terutama dalam konteks lingkungan pendidikan. Bullying tidak hanya memengaruhi
kesejahteraan individu, tetapi juga merusak iklim sosial dan pendidikan di sekolah.
Peningkatan kasus bullying, baik di dunia fisik maupun maya, memerlukan
pemahaman mendalam tentang sifat, penyebab, dan dampak dari perilaku ini.
Bullying adalah pengalaman yang terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh
tindakan orang lain dan takut apabila perilaku buruk tersebut akan terjadi lagi,
sedangkan victim merasa tidak berdaya untuk mencegah perilaku bullying yang
dialami. Sejumlah besar penelitian telah dilakukan pada bullying tradisional.
Bullying didefinisikan sebagai perilaku agresif atau 'kerusakan' yang sengaja
dilakukan oleh satu orang atau kelompok, dilakukan dengan cara berulang dan
melibatkan perbedaan kekuatan dan kekuasaan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, makalah ini disusun berdasarkan
rumusan masalah sebagai berikut.
1) Apakah pengertian bullying?
2) Apakah fakta bullying?
3) Bagaimanakah dampak dari bullying?

1.3 Rumusan Tujuan


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, makalah ini disusun berdasarkan rumusan
tujuan sebagai berikut.
1) Ingin mendeskripsikan pengertian bullying
2) Ingin mendeskripsikan Fakta bullying
3) Ingin mendeskripsikan dampak dari bullying

1.4 Manfaat
1) Memahami pengetian bullying
2) Mengetahui fakta bullyng
3) Mengetahui dampak bullying
BAB II
Faktor dan Dampak Bullying di Sekitar Sekolah Menengah Atas

Pada bab ini akan disusun Pengertian Bullying, Fakta Bullying dan Dampak
Bullying.
2.1 Pengertian bullying
Bullying adalah bentuk penindasan yang menggunakan teknologi digital. Hal ini
dapat terjadi di jejaring sosial, platform obrolan, platform game, dan telepon seluler.
Sedangkan menurut Think Before Text, cyberbullying adalah perilaku agresif dan
disengaja yang dilakukan oleh sekelompok atau individu yang sesekali dan berulang kali
menggunakan media elektronik terhadap seseorang yang yakin bahwa mereka tidak
melakukan hal tersebut. Tidak mudah untuk menolak tindakan ini. Jadi ada perbedaan
kekuatan antara penyerang dan korban. Perbedaan kekuatan dalam hal ini
mempengaruhi persepsi kemampuan fisik dan mental.
Penindasan langsung atau pribadi dan penindasan maya sering kali dapat terjadi
pada saat yang bersamaan. Namun, penindasan maya meninggalkan jejak digital: catatan
atau catatan yang berguna dan memberikan bukti untuk mencegah perilaku yang tidak
pantas.

Cyberbullying merupakan perilaku berulang yang ditujukan untuk menakuti,


membuat marah, atau mempermalukan mereka yang menjadi sasaran. Contohnya
termasuk:
● Menyebarkan kebohongan tentang seseorang atau memposting foto
memalukan tentang seseorang di media sosial
● Mengirim pesan atau ancaman yang menyakitkan melalui platform
chatting, menuliskan kata-kata menyakitkan pada kolom komentar media
sosial, atau memposting sesuatu yang memalukan/menyakitkan
● Meniru atau mengatasnamakan seseorang (misalnya dengan akun palsu
atau masuk melalui akun seseorang) dan mengirim pesan jahat kepada
orang lain atas nama mereka.
● Trolling - pengiriman pesan yang mengancam atau menjengkelkan di
jejaring sosial, ruang obrolan, atau game online
● Mengucilkan, mengecualikan, anak-anak dari game online, aktivitas, atau
grup pertemanan
● Menyiapkan/membuat situs atau grup (group chat, room chat) yang berisi
kebencian tentang seseorang atau dengan tujuan untuk menebar kebencian
terhadap seseorang
● Menghasut anak-anak atau remaja lainnya untuk mempermalukan
seseorang
● Memberikan suara untuk atau menentang seseorang dalam jajak pendapat
yang melecehkan
● Membuat akun palsu, membajak, atau mencuri identitas online untuk
mempermalukan seseorang atau menyebabkan masalah dalam
menggunakan nama mereka

2.2 Fakta bullying


Menyatakan bahwa bukan intimidasi apabila dua orang dengan kekuatan yang
sama (fisik, mental atau verbal) saling mengintimidasi jika tidak ada perbedaan
kekuatan. Hal ini tidak boleh disamakan dengan agresi atau kekerasan; Tidak semua
agresi atau kekerasan dikaitkan dengan penindasan, dan tidak semua penindasan
dikaitkan dengan agresi atau kekerasan.

Berikut beberapa fakta tentang penindasan:


1. Penindasan adalah kekerasan mental, emosional, sosial atau fisik.
2. Unsur kuncinya adalah persepsi: korban merasa tidak berdaya.
3.Pertanyaan krusialnya adalah seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan
korban.
4. Sekitar satu dari lima siswa sering menjadi korban penindasan, dan sekitar satu dari
lima siswa sering menjadi korban penindasan.

Bahwa agar intervensi anti-intimidasi menjadi efektif, intervensi tersebut harus fokus
tidak hanya pada pelaku intimidasi, namun juga pada korbannya, termasuk teman
sebaya, staf sekolah, orang tua, dan masyarakat. Pendekatan anti-intimidasi yang
komprehensif dapat mengurangi pelecehan. Elemen kunci dari intervensi ini adalah kode
etik yang jelas dan pemantauan yang konsisten dan suportif. Perubahan sikap dan
perilaku siswa, staf dan orang tua membutuhkan waktu yang lama.

menyatakan bahwa ada beberapa fakta tentang bullying. Berikut beberapa fakta tentang
bullying:
1. Bullying melibatkan pelecehan psikologis, emosional, sosial atau fisik.
2. Ciri yang krusial adalah persepsi: victim terasa tidak berdaya.
3. Masalah kritis adalah tingkat kerusakan yang terjadi pada victim.
4. Sekitar satu dari lima siswa diganggu secara teratur dan sekitar satu di antara
lima victim adalah bully secara teratur.

2.3 Dampak Bullying


Penindasan terjadi ketika seorang siswa dengan sengaja menggunakan
kekerasan atau tekanan terhadap siswa lain. Bullying mempunyai dampak negatif
langsung terhadap siswa, guru, properti sekolah, masyarakat dan proses pendidikan.
Selain itu, beberapa peneliti berspekulasi tentang sejauh mana beberapa korban
penindasan sebelumnya.
orang menderita gangguan jiwa dan masalah psikosomatis yang membuat mereka
berisiko bunuh diri
Para pelaku intimidasi memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan
perilaku kriminal dibandingkan siswa lainnya. Dalam beberapa kasus, penindasan dapat
menjadi sebuah langkah dalam pengembangan pola perilaku negatif yang lebih luas.
Penelitian Swearer dkk. (2010) menunjukkan bahwa siswa yang menjadi korban
bullying lebih cenderung menghindari sekolah.
Bahkan mengembalikan mobilnya.Dampak penindasan terhadap siswa
menciptakan hambatan dalam belajar dan dikaitkan dengan serangkaian perilaku negatif,
termasuk peningkatan risiko penyalahgunaan zat, kejahatan, bunuh diri, pembolosan,
masalah kesehatan mental, kekerasan fisik, dan penurunan prestasi akademik. Pelajar
yang menjadi pelaku dan korban seringkali menemui permasalahan dalam kehidupan
sehari-harinya
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab 3 ini akan dipaparkan dua hal, yaitu kesimpulan dan saran.
3.1 Kesimpulan
Bullying didefinisikan sebagai perilaku agresif berulang-ulang yang dilakukan
oleh seseorang atau sekelompok orang yang semakin kuat terhadap seseorang atau
sekelompok orang yang lebih lemah. Pelecehan dapat berupa kekerasan fisik,
kekerasan verbal, atau kekerasan psikis. Bullying bisa terjadi di mana saja, termasuk di
sekolah, di tempat kerja, di lingkungan sekitar, dan di media sosial. Siapa pun dapat
menjadi korban penindasan, tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, atau latar
belakang sosial ekonomi.
Penindasan di sekolah merupakan masalah serius yang dapat berdampak
negatif pada semua orang yang terlibat.Anak-anak yang diintimidasi dapat menderita
trauma psikologis dan emosional yang berkepanjangan, sementara para pelaku
intimidasi berisiko mengalami masalah perilaku dan kesehatan mental di masa depan.
3.2 Saran
1) Pendidikan dan Kesadaran:

• Mengintegrasikan program pendidikan anti-bullying dalam kurikulum


sekolah untuk meningkatkan kesadaran siswa, guru, dan orang tua
tentang dampak buruk dari bullying.
• Melibatkan para profesional kesehatan mental dalam memberikan
informasi dan dukungan terkait bullying.
2) Pelatihan Guru dan Staf Sekolah:
• Memberikan pelatihan reguler kepada guru dan staf sekolah tentang cara
mengenali tanda-tanda bullying, mengatasi situasi konflik, dan
memberikan dukungan kepada korban dan pelaku.
3) Promosi Kepemimpinan Positif:
• Mendorong pembentukan kelompok-kelompok atau klub-klub di sekolah
yang mendukung nilai-nilai positif, toleransi, dan inklusi.
• Memfasilitasi kegiatan kepemimpinan siswa untuk mengembangkan
lingkungan sekolah yang aman dan mendukung.
4) Melibatkan Orang Tua:
• Mengadakan pertemuan rutin dengan orang tua untuk membahas isu-isu
terkait bullying dan cara mereka dapat mendukung anak-anak mereka.
• Mendorong orang tua untuk terlibat dalam kegiatan sekolah dan
mengamati perubahan perilaku anak-anak mereka.
5) Program Pembinaan:
• Menerapkan program pembinaan atau mentoring, di mana siswa yang
lebih tua dapat memberikan dukungan dan bimbingan kepada siswa yang
lebih muda.
• Menyediakan tempat aman di sekolah, seperti ruang konseling, tempat
siswa dapat berbicara secara terbuka tentang pengalaman mereka.
DAFTAR REFERENSI

Rahmawati , Devie. 2022, KEJAHATAN CYBER BULLYING, Program Studi


Hubungan Masyarakat
Karyanti & Aminudin. 2019. CYBERBULLYING & BODY SHAMING. Penerbit K-Media
Chris Natalia, E. (2016). Remaja, Media Sosial Dan Cyberbullying. Jurnal Ilmiah
Komunikasi, 5, 119–139.

Anda mungkin juga menyukai