Anda di halaman 1dari 10

PENCEGAHAN KEKERASAN TERHADAP ANAK

DI LINGKUNGAN SEKOLAH

Oleh:
SUINDRA, S.Pd
Kepala Bidang PGTK
Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat
MEMBANGUN SEKOLAH KONDUSIF
Macam-macam kekerasan dan/atau pelanggaran
di sekolah dibedakan dari pelakunya :

1 Pembulian (Bullying)

Bullying adalah suatu tindakan baik berupa kata-kata maupun perbuatan


fisik dari seseorang (anak) atau kelompok orang (anak) yang mempunyai
power lebih, kepada seseorang (anak) atau kelompok orang (anak) yang
kurang mempunyai kekuatan, sehingga menimbulkan rasa takut yang
berlebihan, rasa sakit baik sakit hati maupun sakit fisik, rasa dikucilkan,
disishkan, dan kondisi lain yang negatif.

Perbuatan bullying di sekolah sangat berpengaruh terhadap performance


murid baik kehadiran di sekolah maupun performance akademis
Hukuman biasanya dilakukan oleh orang yang mempunyai
2 Hukuman (punishment) kuasa kepada orang atau anak (murid, wali murid)
dikarenakan tidak memenuhi apa yang dikehendaki/
disyaratkan/ diatur oleh orang yang lebih berkuasa.

Pelecehan seksual di sekolah bisa terjadi dalam bentuk fisik


maupun non fisik. Pelecehan seksual non fisik berupa julukan
negatif terhadap bentuk tubuh seseorang, ejekan, dll.
3 Pelecehan seksual Sedangkan yang berupa fisik antara lain: sentuhan terhadap
bagian tubuh tertentu, imbalan pemberian nilai pada murid
perempuan manakala rela berbuat sesuatu, pemerkosaan, dll.

Disadari atau tidak bahwa pergaulan antar anak atau sejumlah anak ada
yang berdampak positif, namun banyak juga dari pergaulan dan keintiman
sejumlah anak mereka merupakan embrio terbentuknya kelompok anak
4 Geng yang disebut geng. Banyak ditemukan geng didalam lingkungan sekolah
mulai dari SD, SMP maupun SMA yang banyak melakukan hal-hal yang
dikategorikan kekerasan dan/atau pelanggaran kepada anak lain.
Analisa isu kekerasan di sekolah disebabkan oleh :

1. Kurang pahamnya masyarakat sekolah untuk menempatkan isu Hak Anak dan Perlindungan
di dalam wilayah pendidikan. Kekurangpahaman ini telah mengakibatkan bahwa kejadian
dan perbuatan bullying tersebut dianggap sebagai hal yang biasa di kalangan murid.
2. Selama ini sangat minim legislasi baik dari pihak sekolah maupun Dinas teknis yang
mengatur peniadaan bullying atau segala bentuk kekerasan di sekolah
3. Rasa senioritas diantara murid. Kondisi ini telah mewarnai sampai ke alih generasi secara
turun temurun dan biasanya adik kelas akan menjadi objek kekerasan.
4. Masih adanya paradigma yang menganggap bahwa proses pembelajaran harus disertai dengan
pendisiplinan yang ketat. Pendisiplinan sering diterjemahkan oleh kalangan pendidik dengan
kekerasan.
5. Lingkungan sekolah yang kurang mendukung tumbuh kembang yang sehat bagi murid adalah
salah satu faktor timbulnya kekerasan (kriminal, perjudian, minuman keras).
Perlindungan di Sekolah

1. Pencegahan

a. Upaya penyadaran dan menghilangkan kekerasan


b. Pelatihan hak anak bagi semua guru, anak, juga kepada masyarakat/ orangtua.
c. Sosialisasi tentang perlindungan anak dan sekolah ramah anak baik kepada
semua guru, anak, juga kepada masyarakat/ orangtua
d. Menumbuhkan kesadaran kepada orangtua agar lebih memperhatikan
perkembangan anak dan pendidikannya
e. Budayakan “Senyum, Sapa, Salam, Santun, Sahabat”
f. Pembentukan Organisasi Siswa Ramah Anak (OSRA) yang menampung
aspirasi anak
2. Penanganan 

Memberikan bimbingan, arahan, pendamaian


a. Menemukan solusi win-win apabila terjadi konflik.
b. Teguran yang bijaksana kepada pelaku kekerasan.
c. Penerapan sanksi positif dan mendidik.
Contoh sanksi positif dan mendidik
1. Upaya untuk minta maaf
2. Pemberian bimbingan/ konseling
3. Pembinaan dlm bentuk nasehat
4. Pembuatan pernyataan tertulis yang tidak mengulangi lagi perbuatannya
d. Pembuatan sistem pelaporan terhadap kasus diluar kemampuan sekolah
3. Rehabilitasi  

a. Amankan korban dan pelaku.


b. Pendampingan kepada korban untuk perbaikan baik psikis maupun fisik.
c. Pembuatan sistem pelaporan kepada pihak yang berkompeten seperti:
 Pengawas Sekolah
 Komite Sekolah
 Tokoh Masyarakat
 Tokoh Agama
 Guru
 Kepala Sekolah dan Perwakilan Anak.
d. Bila terjadi trauma maka harus dilakukan rujukan kepada ahlinya (psikolog).
4. Kebijakan Dinas Penididkan Prov. Sumbar dalam Pencegahan
Kekerasan Pada Siswa 
1. Penanaman Nilai Kearifan Lokal “Adat Basandi Sarak Sarak Basandiang
Kitabullah”.
2. Penanaman Nilai-Nilai Sumbang 12 pada Siswa.
3. Menyusun Peraturan Gubernur Tentang Kurikulum Muatan Lokal
Keminangkabauan.
4. Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan Siswa melalui Kegiatan sepert: Pesantren
Ramadhan, Wirid Remaja, Tahfiz Qur’an, dan Kegiatan Lainnya.
5. Mendukung sekolah untuk mengikuti kegiatan ektrakurikuler, kookurikuler dan intra
kurikuler berdasarkan bakat minat siswa.
6. Melaksanakan Penyuluhan/Bimtek terkait kesehatan reproduksi, narkoba, pelatihan
dasar-dasar kepemimpinan dan disiplin siswa.
7. Melaksanakan program kemitraan dengan sekolah dalam dan luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai