DITERAPKAN DI SEKOLAH Macam-macam kekerasan dan/atau pelanggaran di sekolah dibedakan dari pelakunya : O Pembulian (Bullying). Bullying adalah suatu tindakan baik berupa kata-kata maupun perbuatan fisik dari seseorang (anak) atau kelompok orang (anak) yang mempunyai power lebih, kepada seseorang (anak) atau kelompok orang (anak) yang kurang mempunyai kekuatan, sehingga menimbulkan rasa takut yang berlebihan, rasa sakit baik sakit hati maupun sakit fisik, rasa dikucilkan, disishkan, dan kondisi lain yang negatif. Perbuatan bullying di sekolah sangat berpengaruh terhadap performance murid baik kehadiran di sekolah maupun performance akademis Macam-macam kekerasan dan/atau pelanggaran di sekolah dibedakan dari pelakunya (lanjutan) : O Hukuman (punishment). Hukuman biasanya dilakukan oleh orang yang mempunyai kuasa kepada orang atau anak (murid, wali murid) dikarenakan tidak memenuhi apa yang dikehendaki/ disyaratkan/ diatur oleh orang yang lebih berkuasa. O Pelecehan seksual. Pelecehan seksual di sekolah bisa terjadi dalam bentuk fisik maupun non fisik. Pelecehan seksual non fisik berupa julukan negatif terhadap bentuk tubuh seseorang, ejekan, dll. Sedangkan yang berupa fisik antara lain: sentuhan terhadap bagian tubuh tertentu, imbalan pemberian nilai pada murid perempuan manakala rela berbuat sesuatu, pemerkosaan, dll. Macam-macam kekerasan dan/atau pelanggaran di sekolah dibedakan dari pelakunya (lanjutan) : O Geng. Disadari atau tidak bahwa pergaulan antar anak atau sejumlah anak ada yang berdampak positif, namun banyak juga dari pergaulan dan keintiman sejumlah anak mereka merupakan embrio terbentuknya kelompok anak yang disebut geng. Banyak ditemukan geng didalam lingkungan sekolah mulai dari SD, SMP maupun SMA yang banyak melakukan hal-hal yang dikategorikan kekerasan dan/atau pelanggaran kepada anak lain Analisa isu kekerasan di sekolah disebabkan oleh : O Kurang pahamnya masyarakat sekolah untuk menempatkan isu Hak Anak dan Perlindungan di dalam wilayah pendidikan. Kekurangpahaman ini telah mengakibatkan bahwa kejadian dan perbuatan bullying tersebut dianggap sebagai hal yang biasa di kalangan murid. O Selama ini sangat minim legislasi baik dari pihak sekolah maupun Dinas teknis yang mengatur peniadaan bullying atau segala bentuk kekerasan di sekolah O Rasa senioritas diantara murid. Kondisi ini telah mewarnai sampai ke alih generasi secara turun temurun dan biasanya adik kelas akan menjadi objek kekerasan. O Masih adanya paradigma yang menganggap bahwa proses pembelajaran harus disertai dengan pendisiplinan yang ketat. Pendisiplinan sering diterjemahkan oleh kalangan pendidik dengan kekerasan. O Lingkungan sekolah yang kurang mendukung tumbuh kembang yang sehat bagi murid adalah salah satu faktor timbulnya kekerasan (kriminal, perjudian, minuman keras). Praktek Perlindungan di Sekolah : 1. Pencegahan O Upaya penyadaran dan menghilangkan kekerasan O Pelatihan hak anak bagi semua guru, anak, juga kepada masyarakat/ orangtua. O Sosialisasi tentang perlindungan anak dan sekolah ramah anak baik kepada semua guru, anak, juga kepada masyarakat/ orangtua O Menumbuhkan kesadaran kepada orangtua agar lebih memperhatikan perkembangan anak dan pendidikannya O Budayakan “Senyum, Sapa, Salam, Santun, Sahabat” O Pembentukan Organisasi Siswa Ramah Anak (OSRA) yang menampung aspirasi anak Praktek Perlindungan di Sekolah (lanjutan) : 2. Penanganan O Memberikan bimbingan, arahan, pendamaian O Menemukan solusi win-win apabila terjadi konflik O Teguran yang bijaksana kepada pelaku kekerasan O Penerapan sanksi positif dan mendidik Contoh sanksi positif dan mendidik 1. Upaya untuk minta maaf 2. Pemberian bimbingan/ konseling 3. Pembinaan dlm bentuk nasehat 4. Pembuatan pernyataan tertulis yang tidak mengulangi lagi perbuatannya O Pembuatan sistem pelaporan terhadap kasus diluar kemampuan sekolah Praktek Perlindungan di Sekolah (lanjutan) : 3. Rehabilitasi O Amankan korban dan pelaku O Pendampingan kepada korban untuk perbaikan baik psikis maupun fisik O Pembuatan sistem pelaporan kepada pihak yang berkompeten Contoh sistem pelaporan 1. Jika terjadi pelanggaran maka segera melapor kepada team independen yang dibentuk 2. Team independen akan menangani kasus, namun pada kasus berat mereka harus melaporakan kepada yang lebih berkompeten O Bila terjadi trauma maka harus dilakukan rujukan kepada ahlinya (psikolog) Praktek Perlindungan di Sekolah (lanjutan) : • PENJELASAN TEAM INDEPENDEN O Team ini perlu dibentuk untuk mengawal penerapan “Kebijakan Perlindungan Anak” di sekolah O Team ini bertujuan secara obyektif menangani kasus kekerasan O Team terdiri dari: Pengawas Sekolah, Komite Sekolah, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Guru, Kepala Sekolah dan Perwakilan Anak.