Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
• Latar Belakang
Perilaku bullying terjadi di seluruh dunia. Mengutip dari Unicef, 1 dari 3 remaja
di 30 negara pernah mengalami online bullying dan 1 dari 5 mengatakan bahwa mereka
bolos sekolah karena mengalami bullying dan kekerasan(Akbar, 2019). Selain itu data
Unicef tahun 2014 menyatakan delapan dari 10 anak mengalami bullying dan kasus
bullying di Indonesia menempati urutan atau posisi keempat dalam kasus kekerasan anak
(KPAI, 2018). Pada 2012, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merilis data yang
menyatakan bahwa 87.6 persen anak pernah di bully di sekolah baik secara fisik atau
verbal. Hal ini membuktikan bahwa, bullying memang kerap kali dilakukan oleh orang
lain.
Perilaku perundungan memiliki kaitan erat dengan psikologi baik bagi si pelaku
maupun korban. Komisi Perlindungan Anak tahun 2007 mengatakan bahwa anak pada 18
provinsi, menunjukkan hasil bahwa sekolah bisa jadi tempat berbahaya untuk anak anak,
hironimus sugi dari plain international mengatakan, bahwa bullying mencapai urutan
kedua setelah kekerasan terhadap anak dalam keluarga. Bullying sangat berpengaruh
terhadap kehidupan sosial anak terutama pada korbannya, bullying dapat menghambat
proses perkembangan anak dan menyebabkan anak tidak bisa berinteraksi dengan baik
seperti berteman. Para Korban bullying tidak dapat mempertahankan diri dan kondisi
yang tidak berdaya, karena perilaku bullying menggunakan kekuatan dan kekuasaan.

• Rumusan Masalah
• Apa pengertian dari bullying
• Apa saja jenis-jenis tindakan bullying di kalangan remaja
• Apa faktor penyebab terjadinya bullying
• Apa dampak negatif melakukan bullying?
• Bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi bullying
• Bagaimana peranan orang tua dan sekolah menyikapi tindakan
• Bagaimana usaha penyembuhan trauma psikis bagi korban bullying

• Tujuan
• Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tindakan bullying dan jenis-jenis
perbuatan yang termasuk dalam tindakan itu.
• Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab tindakan bullying serta dampak yang
diakibatkan dari tindakan tersebut
• Untuk mengetahui bagaimana upaya mengatasi tindakan bullying
• Manfaat
• Mendapatkan informasi tentang bullying
• Mendapatkan informasi tentang bentuk tindakan bullying
• Mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang menyebabkan remaja melakukan
tindakan bullying.

BAB II
PEMBAHASAN
• Pengertian
• Olweus (2005)
Menurut Olweus, bullying adalah sebuah tindakan atau perilaku agresif yang
disengaja, yang dilakukan oleh sekelompok orang atau seseorang secara berulang-
ulang dan dari waktu ke waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat
mempertahankan dirinya dengan mudah atau sebagai sebuah penyalahgunaan
kekuasaan/kekuatan secara sistematik.
• Wicaksana (2008)
Menurut Wicaksana, bullying adalah kekerasan fisik dan psikologis jangka panjang
yang dilakukan seseorang atau kelompok, terhadap seseorang yang tidak mampu
mempertahankan dirinya dalam situasi di mana ada hasrat untuk melukai atau
menakuti orang itu atau membuat dia tertekan.

• Jenis-jenis
• Bullying fisik
Bullying secara fisik dapat berupa tindakan seperti mendorong, menyandung
kaki secara sengaja, hingga memukul.
• Bullying verbal
Bullying secara verbal dapat berupa tindakan seperti mengolok-
olok,menghina,serta mengintimidasi korban.
• Bullying relasional
Bullying relasional dapat berupa tindakan seperti menyebar gosip atau
membicarakan kekurangan nya tinggal merusak reputasi seseorang.

• Faktor penyebab
• Faktor keluarga
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap orang tua yang terlalu
berlebihan dalam melindungi anaknya, membuat mereka rentan terkena bullying.
Beberapa lingkungan keluarga yang dapat mempengaruhi di antaranya:
• Kurangnya kehangatan dan penerimaan
• Kegagalan untuk menetapkan batas yang jelas terhadap perilaku agresif terhadap
teman sebaya, saudara, ataupun orang dewasa.
• Sangat sedikit cinta dan perhatian dan juga memberikan kebebasan yang
berlebihan.
• Menggunakan hukuman fisik serta kekerasan emosional seperti meledek. selain
itu orangtua terlalu permisif atau tidak mengetahui bahwa anak-anak mereka
melakukan bullying. Orang tua juga tidak mengembangkan sikap empati, sopan
santun, kebaikan, dan karakter penting lainnya pada anak-anak mereka.
• Faktor media massa

Penyebab terjadinya bullying juga bisa disebabkan oleh faktor media massa,
seperti yang diungkapkan oleh Coloraso, yang mengatakan bahwa semua bentuk
media memiliki efek mendalam pada cara anak-anak mempersepsikan dunia tempat
tinggal mereka, baik itu dari televisi maupun internet.

contoh saat ini banyak sekali tayangan televisi seperti sinetron


yangmempertontonkan hal-hal kurang mendidik, misalkan tentang genk motor yang
sering berkelahi, kebut- kebutan di jalan, saling mencaci maki, kasar, dan hal- hal
negatif lainnya.

• Faktor peer group atau teman sebaya

Peer group atau teman sebaya Menurut Benites dan Justicia, kelompok teman
sebaya (geng) yang memiliki masalah di sekolah akan memberikan dampak yang
buruk bagi teman-teman lainnya seperti berperilaku dan berkata kasar terhadap guru
atau sesama teman dan membolos (Irvan Usman 2013, 51).

Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dengan teman di sekitar rumah,


kadang kala terdorong untuk melakukan bullying. Beberapa anak melakukan bullying
hanya untuk membuktikan kepada teman sebayanya agar diterima dalam kelompok
tersebut, walaupun sebenarnya mereka tidak nyaman melakukan hal tersebut.

• Dampak Negatif
Dampak negatif dari tindakan bullying terhadap korban yaitu Mengalami
gangguan mental, seperti depresi, gangguan kecemasan, merasa sedih,
kesepian,Perubahan pola tidur dan makan, Berkurangnya ketertarikan untuk melakukan
hobi atau aktivitas yang disenangi sedangkan Mereka yang bertindak sebagai pelaku
bullying cenderung tidak memiliki rasa empati terhadap orang lain. Selain itu, mereka
juga akan sering bertindak lebih agresif dan tidak sabaran. Pelaku perundungan akan
merasa bahwa tindakan yang dilakukannya merupakan hal biasa.

• Pencegahan

1. Tidak terpancing untuk melawan

2. Laporkan pada pihak yang berwenang

3. Jangan menunjukkan sikap takut atau sedih

• Peran Orang Tua dan Sekolah

Orangtua adalah orang pertama yang mengajarkan pendidikan kepada anaknya,


dari mulai balita, anak-anak hingga dewasa. Peran orangtua dalam pendidikan anak
sangat penting, dengan perhatian dan support yang akan membuat anak semangat, apalagi
dimana pandemi seperti sekarang yang pembelajarannya dilakukan di jarak jauh, pasti
akan membutuhkan orangtua dalam membimbing belajar.

Namun, ada juga orangtua yang tidak dapat membimbing anak lagi dalam belajar
karena dengan alasan sudah sekolah dan ada guru yang mengajar, ataupun karena sibuk.
Guru memang mereka adalah orangtua kedua anak apabila di sekolah dan guru akan
mengajar dan membimbing anak apabila di sekolah , selain itu adalah tanggung jawab
orangtua di rumah . Nah, disinilah begitu pentingnya peran orangtua dalam pendidikan
anak.

• Usaha Penyembuhan

Usaha penyembuhan trauma psikis terhadap korban bullying:

• Gunakan perspektif orang dewasa untuk mengganti perspektif anak yang mengalami
trauma.
• pemberdayaan dan tingkatkan harga diri

• Ajarkan empati diri dan validasi diri

• Ajarkan konsep kesetaraan

• Jauhkan anak dari tempat kekerasan terjadi

• Alihkan perhatian anak dengan kegiatan positif

• Meminta bantuan psikolog untuk psikoterapi

BAB III
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai