Anda di halaman 1dari 8

Rancangan

TATA TERTIB PEMILIHAN KETUA

MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH

KABUPATEN SEMARANG

MASA BHAKTI TAHUN 2022 – 2025


Rancangan

TATA TERTIB PEMILIHAN KETUA

MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH

KABUPATEN SEMARANG

MASA BHAKTI TAHUN 2022 – 2025

BAB I

Ketentuan Umum

Pasal 1

1. Pemilihan Ketua MKKS SMP Kabupaten Semarang dilakukan melalui


pemungutan suara dalam sebuah rapat anggota paripurna oleh
anggota secara langsung, bebas dan rahasia;

2. Rapat anggota paripurna untuk pemilihan ketua pada ayat (1)


dipimpin oleh ketua atau pengurus harian yang ditunjuk oleh
ketua pada kepengurusan yang sedang berjalan serta didampingi
pengurus harian yang lain sebagai sekretaris rapat sesuai
dengan Anggaran Rumah Tangga Bab III pasal 5;

3. Pemberian suara pada pemungutan suara dilaksanakan langsung


dan tertutup oleh pribadi anggota dan tidak boleh diwakilkan
dengan sistem satu orang satu suara sesuai Anggaran Rumah
Tangga Bab III pasal 8;

4. Dalam hal seseorang anggota merangkap jabatan di beberapa SMP


maka hak suara tetap satu suara sesuai dengan Angaran Rumah
Tangga Bab III pasal 5;
BAB II

Kriteria Ketua

Pasal 2

1. Ketua adalah anggota aktif MKKS;

2. Kriteria pengajuan seseorang menjadi bakal calon ketua pada


ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagaimana diatur pada
Anggaran Rumah Tangga Bab III pasal 6 yaitu:

a. Berstatus sebagai anggota MKKS SMP Kabupaten Semarang dan


aktif mengikuti kegiatan-kegiatan MKKS;

b. Sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun berturut-turut


melaksanakan tugas sebagai kepala SMP di Kabupaten
Semarang;

c. Berprestasi, berdedikasi, serta loyal terhadap organisasi,


dan ideologi Pancasila serta tidak tercela;

d. Mampu melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam AD dan ART


serta program kegiatan MKKS SMP Kabupaten Semarang.

BAB III

Proses Pemilihan Ketua

Pasal 3

Penjaringan Bakal Calon Ketua

1. Pengusulan bakal calon ketua dilakukan secara langsung oleh


anggota rapat dengan pemungutan suara sesuai pasal 1 untuk
diambil 3 (tiga) bakal calon ketua dengan suara terbanyak.
2. Pimpinan rapat anggota paripurna melakukan perhitungan suara
bakal calon ketua secara terbuka di hadapan peserta rapat
anggota paripurna.

3. Bakal calon ketua diminta kesediaan menjadi calon ketua


sebelum ditetapkan sebagai calon ketua.

3. Bakal calon ketua yang memperoleh suara terbanyak 1 (satu)


sampai dengan 3 (tiga), ditetapkan menjadi calon ketua dan
berhak mengikuti pemilihan ketua.

4. a Dalam hal bakal calon ketua yang diajukan hanya 1 (satu)


orang, maka bakal calon ketua yang bersangkutan ditetapkan
sebagai calon ketua;

b Dalam hal terdapat bakal calon ketua yang memperoleh suara


lebih besar atau sama dengan 50%+1 (lima puluh persen
ditambah satu) dari jumlah pemilih, maka bakal calon ketua
yang bersangkutan ditetapkan sebagai ketua terpilih.

Pasal 4

Penetapan Calon Ketua

1. Pimpinan rapat anggota paripurna menetapkan 3 (tiga) calon


ketua yang memperoleh suara terbanyak 1 (satu) sampai dengan 3
(tiga) secara alfabetis untuk menentukan nomor urut calon
ketua.

2. Pimpinan rapat anggota paripurna mengumumkan 3 (tiga) calon


ketua dengan nomor urutnya kepada peserta rapat anggota
paripurna untuk dipilih.
BAB IV

Pemungutan Suara

Pasal 5

Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada pasal 1, dilakukan


secara langsung oleh peserta rapat anggota paripurna yang memenuhi
syarat sebagai pemilih.

Pasal 6

1. Calon pemilih adalah peserta rapat anggota paripurna yang


telah mengisi daftar hadir.

2. Hak suara pemilih dalam pemilihan calon ketua tidak dapat


digantikan oleh siapapun.

Pasal 7

1. Pimpinan rapat anggota paripurna memeriksa, meneliti dan


menetapkan calon pemilih menjadi pemilih.

2. Pimpinan rapat anggota paripurna menyampaikan jumlah pemilih


kepada anggota rapat paripurna.

3. Pemimpin akan memanggil satu persatu guna menerima surat


suara.

4. Sebelum dilakukan pemungutan suara, pimpinan rapat anggota


paripurna wajib melakukan:

a. Perhitungan surat suara secara terbuka sebelum dibagikan


sesuai daftar pemilih yang telah ditetapkan;

b. Memeriksa kotak suara yang akan digunakan dalam


mengumpulkan surat suara pemilihan ketua dan menunjukan
kepada pemilih bahwa kotak suara masih kosong.

5. a. Dalam hal calon ketua hanya terdapat 1 (satu) orang


sebagaimana dimaksud pada pasal 3, maka pemilihan ketua
dilakukan secara aklamasi;
b. Apabila calon tunggal tersebut pada ayat 5a di atas
disetujui secara aklamasi oleh anggota yang hadir maka
calon dinyatakan sah menjadi ketua terpilih.

Pasal 8

1. Pimpinan rapat anggota paripurna memanggil satu persatu


pemilih yang ditetapkan secara tertib, dan teratur agar
pemilih tidak berdesakan pada saat akan mengambil/mengisi
surat suara.

2. Pemilih yang telah menerima surat suara langsung menentukan


pilihannya sesuai pasal 4.

3. Pemilih dalam menentukan pilihannya di surat suara dilakukan


dengan menulis nomor urut calon ketua sesuai pasal 4.

4. Pemilih yang sudah menentukan pilihannya sesuai ayat dua (2)


pasal ini, memasukan surat suara ke dalam kotak suara yang
telah disiapkan.

BAB V

Penghitungan Suara

Pasal 9

1. Penghitungan suara diawali dengan membuka kotak suara yang


telah berisi surat suara yang telah diisi oleh pemilih,
menghitung jumlah surat suara dan mencocokan dengan jumlah
pemilih.

2. Pelaksanaan ayat (1) pasal ini dilakukan oleh pimpinan rapat


anggota paripurna secara terbuka dan disaksikan oleh peserta
rapat anggota paripurna dan atau saksi yang dipilih.

3. Pimpinan rapat anggota paripurna, disaksikan para saksi


membuka surat suara dan membacakan secara keras dan jelas
nomor calon ketua yang dipilih oleh pemilih dalam surat suara.
4. Surat suara dinyatakan sah bila hanya memuat satu (1) nomor
calon ketua yang telah ditetapkan sesuai pasal 4.

5. Sah atau tidaknya surat suara diputuskan oleh pimpinan rapat


anggota paripurna, disaksikan dan disetujui oleh peserta rapat
anggota paripurna dan atau saksi yang dipilih.

6. Setelah diputuskan sah oleh pimpinan rapat anggota paripurna


maka, panitia rapat anggota paripurna mencatat sesuai dengan
nomor urut dan nama calon ketua, dilakukan dan disaksikan oleh
peserta rapat anggota paripurna secara terbuka pada
papan/kertas atau komputer yang ditayangkan melalui media
proyektor.

Pasal 10

1. Setelah semua surat suara telah selesai dilakukan penghitungan


suara, serta telah dinilai sah oleh pimpinan rapat anggota
paripurna yang disaksikan para saksi, maka pimpinan rapat
anggota paripurna melakukan rekapitulasi perolehan suara
masing-masing calon ketua sesuai dengan suara yang telah
dikumpulkan dan dicatat pada papan/kertas atau komputer yang
ditayangkan melalui media proyektor.

2. Setelah dilakukan ayat (1) pasal ini, pimpinan rapat anggota


paripurna membacakan hasil pemungutan suara dengan menyebutkan
nama-nama calon ketua dan jumlah perolehan suara, termasuk
suara abstain atau tidak sah.

3. Calon ketua dengan suara terbanyak dinyatakan sah terpilih


sebagai ketua terpilih

Pasal 11

Pimpinan rapat anggota paripurna mengumumkan nama calon nama calon


ketua yang memperoleh suara terbanyak sebagai ketua terpilih masa
bhakti 2022-2025 kepada anggota rapat paripurna.
BAB VI

Pembentukan Kepengurusan

Pasal 12

Ketua terpilih diberi mandat penuh oleh rapat anggota paripurna


untuk menyusun pengurus melalui formatur dalam suatu rapat anggota
paripurna yang merupakan kelanjutan dari acara pemilihan ketua.

BAB VII

Ketentuan Penutup

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan :Semarang

Pada tanggal :11 Januari 2023

Pimpinan rapat anggota paripurna


MKKS SMP KABUPATEN SEMARANG
Tahun 2022
NO KEDUDUKAN NAMA TANDA TANGAN

1 Ketua Sarbun Hadi Sugiarto, S.Pd.

2 Sekretaris Sukardi, S.Pd., M.Pd.

3 Anggota Bambang Dwi Setyanto, S.Pd.

4 Anggota Ihwanul Muslim, S.Ag

Anda mungkin juga menyukai