Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BIOLOGI

“SISTEM TRANSPORT PADA SEL”

DISUSUN OLEH :
KOMANG
XXXXXXX
JURUSAN XXXXXX
PRODI S1- FARMASI
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS XXXXXXXX

2022

i
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktu yang di tetapkan. Terimakasih pula penulis ucapkan kepada pihak-pihak
dan sumber-sumber yang turut serta dalam penyelesaian makalah ini guna
memenuhi tugas.
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,
oleh karenanya penulis sangat menerima apabila ada saran atau masukan untuk
menyempurnakan karya ini. Penulis sangat berharap bahwa makalah ini berguna
untuk dunia pendidikan dan menambah ilmu bagi pembaca.

Mataram, 5 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
a) Latar Belakang.................................................................................................1
b) Rumusan Masalah............................................................................................1
c) Tujuan...............................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
1. TRANSPOR PASIF.........................................................................................4
Difusi................................................................................................................4
Osmosis.............................................................................................................6
2. TRANSPORTASI AKTIF...............................................................................7
a. Pompa ion natrium-kalium...........................................................................8
b. Kotranspor....................................................................................................9
c. Endositosis-eksositosis.................................................................................9
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
Kesimpulan.........................................................................................................11

iii
BAB 1

PENDAHULUAN
a) Latar Belakang
Membran plasma memiliki struktur yang sangat fluid dan dinamis. Namun
demikian, membrane plasma menjadi batas sel memisahkan isi sel dengan
lingkungan luar. Membrane plasma bersifat selektif permeable dan berperan
sebagai barrier untuk mempertahankan perbedaan komposisi antara bagian dalam
dan luar sel. Sifat selektif permeable ini terutama karena keberadaan protein
transporter dan saluran ion pada membrane. Membrane plasma juga menjadi
media pertukaran materi dengan lingkungan ekstraselular melalui mekanisme
eksositosis dan endositosis. Pada membrane sel terdapat juga daerah yang disebut
junction gap, dimana melaluinya dapat terjadi pertukaran material antar sel yang
berdekatan. Plasma membrane juga berperan penting dalam interaksi sel-sel dan
sinyal transmembrane.
Pada sel-sel eukariot terdapat berbagai system membrane internal yang
memberi batas bagi organelorganel di dalam sel. Membrane intra selular
membentuk struktur morfologi organel sel, seperti mitokondria, reticulum
endoplasma, reticulum sarkoplasma, membrane badan golgi, granula sekresi,
lisosom, dan membrane dari inti sel. Pada berbagai membrane ini terdapat
berbagai enzim yang terlibat dalam mekanisme reaksi. Membran juga menjadi
tempat terdapatnya sisi-sisi aktif dimana terjadi transduksi energi, seperti pada
reaksi fotosintesis dan fosforilasi oksidatif (yang terjadi pada membrane sebelah
dalma dari mitokondria). Perubahan pada struktur membrane (misalnya
disebabkan oleh iskemia) dapat mempengaruhi kesetimbangan air dan aliran ion,
dan pada akhirnya mempengaruhi setiap proses dalam sel. Defisiensi komponen
tertentu atau perubahan komponen membrane (misalnya disebabkan oleh mutasi
gen yang meng-kode protein membran) mengakibatkan berbagai penyakit.
Dengan kata lain untuk mendukung fungsi sel yang normal dibutuhkan membrane
yang normal. (Dra. Adelina Simamora, 2016)
b) Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud denga transport pasif ?
2. Apa yang dimaksud dengan transport aktif ?
c) Tujuan
Untuk mengetahui fungsi system transportasi sel aktif dan system transport pasif
serta apa fungsinya bagi bagian-bagian tubuh makhluk hidup.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai media transpor bagi sel.
Trasnpor melewati membran sel cukup penting dalammenjagahomeostasis dalam
sel . Transpor membran sel itu sendiri merupakanproses pengangkutan materi atau
molekul dari daerah yang konsentrasinyatinggi ke daerah yang konsentrasinya
rendah tanpa menggunakanATP(Adenosin Trifosfat), atau proses pengangkutan
molekul dari daerahyangkonsentrasinya rendah ke daerah yang konsentrasinya
tinggi dengan menggunakan energi hasil metabolisme ATP, dan kedua proses
tersebut berlangsung secara terpadu untuk menjaga kesetimbangan molekul
biologis di dalam sel (Sumadi dan Marianti, 2007).
Membran sel berfungsi mengatur gerakan materi atau transportasi dari dan
keluar sel. Membran sel memiliki sifat semipermeabel atau selektif permeabel.
Membran sel dikatakan bersifat semipermeabel karena hanya dapat dilewati oleh
zat cair berupa air yang masuk ke dalam tubuh. Sementara itu, membran sel
bersifat selektif permeabel karena hanya dapat dilalui oleh zat-zat atau ion-ion
tertentu saja. Transpor zat melalui membran sel memiliki beberapa tujuan, yaitu
sebagai berikut (SAIFULLAH, 2020):
1. Memasukkan gula, asam amino, dan nutrisi lain yang diperlukan oleh sel.
2. Memasukkan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.
3. Mengatur konsentrasi ion anorganik di dalam sel, misalnya ion K+, Na+, Ca2+,
dan Cl-
4. Membuang sisa-sisa metabolisme yang bersifat racun.
5. Menjaga kestabilan pH.
6. Menjaga konsentrasi suatu zat untuk mendukung kerja enzim.
Apabila membran sel tersusun hanya oleh lipid bilayer, maka membran sel
dapat dilintasi (permeable) oleh molekul-molekul hidrofobik (non-polar), seperti
molekul O2, CO2, N2, dan hormon steroid. Permeabilitas membran sel semakin
berkurang terhadap molekul-molekul hidrofilik (polar) tidak bermuatan berukuran
kecil, seperti air (H2O), urea, dan gliserol, dan molekul-molekul hidrofilik tidak
bermuatan berukuran besar, antara lain glukosa dan sukrosa. Pada akhirnya,
membran sel tidak mudah dilewati (impermeable) terhadap ion-ion yang
bermuatan atau elektrolit, misalnya H+ , Na+ , HCO3 -K + , Ca2+, Cl- , Mg2+.

2
Gambar 1

3
Gambar 2. TRANSPORT PASIF TRANSPORT AKTIF

1. TRANSPOR PASIF
Transport Pasif, merupakan mekanisme perpindahan molekul atauzat yang
tidak melewati selaput membran semipermeable dan tidak membutuhkan energi
(Darmadi 2012). Transpor pasif dapat berlangsung karena adanya perbedaan
konsentrasi antar membran larutan, transpor pasif bersifat spontan dan tidak
memerlukan energi metanolik dalam proses kerjanya. Transpor pasif dibagi
menjadi dua jenis yaitu difusi dan osmosis. (Alkatiri 1996)
Pengangkutan pasif yang dilakukan oleh beberapa protein membran yang
memberikan bahan terlarut untuk menyeberangi lapisan rangkap lipida melalui
difusi sederhana, protein ini disebut protein saluran (channel proteins), sedangkan
protein yang berperan sebagai pembawa bahan terlarut disebut protein pembawa
atau carrier proteins. Suatu proses yang dapat mengikat molekul dan
memindahkannya dengan menggunakan protein pembawa disebut difusi
berfasilitas. Dalam transport pasif, bahan terlarut yang dibawa dapat dilakukan
secara spontan sedangkan pada transport aktif terjadi pengangkutan materi dari
daerah konsentrasi rendah ke daerah konsentrasinya tinggi, dengan menggunakan
energi hasil metabolisme ATP melalui hidrolisis ATP oleh protein carrier atau
cotransport Na+ atau H+ dengan menuruni gradien elektrokimianya. Transport
pasif terjadi jika difusi sederhana dan difusi berfasilitas bergerak dari daerah

4
berkonsentrasi tinggi ke daerah yang berkonsentrasi rendah secara menurun tanpa
menggunakan ATP tetapi tenaga ternal atau tenaga panas sedangkan pada
transport aktif terjadi ketika pengangkutan yang dilakukan melawan derajat
elektrokimia atau gradien konsentrasi atau dengan cara mendaki yang
membutuhkan energi ATP selular untuk mengangkut bahan terlarut dari sel satu
ke sel lainnya (RAHMADINA, 2017)
 Difusi
Difusi adalah proses berpindahnya zat dalam pelarut yang berkonsentrasi
tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah tanpa melewati membrane
semipermeabel. Difusi tidak membutuhkan energi di ATP (Adenosin Trifosfat)
yang dihasilkan oleh mitokondria. (Hamdi 2013). Kecepatan difusi dipengaruhi
oleh: ukuran molekul, perbedaan konsentrasi dan suhu. (Mabrun, 2020). Difusi
terbagi menjadi dua bagian yaitu difusi sederhana dan difusi terfasilisasi.
 Difusi Sederhana
Difusi Sederhana Difusi sederhana adalah hasil dari gerakan acak
molekul, dan itu terjadi di kedua arah melintasi membran. Namun, difusi
menuruni gradien konsentrasi jauh lebih besar daripada difusi melawan
gradien. Oleh karena itu, difusi bersih selalu menuruni gradien
konsentrasi. Laju difusi sederhana berbanding lurus dengan gradien
konsentrasi melintasi membran dan permeabilitas membran terhadap zat
terlarut. Permeabilitas membran terhadap suatu zat tergantung pada ukuran
molekul, kelarutan lipid, dan muatan listrik. Gas seperti oksigen (O2),
karbon dioksida (CO2), dan nitrogen (N2) dan molekul hidrofobik seperti
hormon steroid dan asam dan basa organik lemah mudah berdifusi melalui
membran sel.
Molekul polar kecil yang tidak bermuatan seperti air dan urea
dapat berdifusi melintasi lapisan ganda lipid, tetapi tidak dalam jumlah
yang cukup secara fisiologis. Jumlah air yang jauh lebih besar melewati
saluran membran yang disebut aquaporin, yang terdapat pada semua sel.
Aquaporin tidak memungkinkan ion melewatinya. Molekul aquaporin
disimpan dalam endosom di dalam sel. Ketika dirangsang dengan tepat,
mereka dengan cepat ditranslokasi ke membran sel. Demikian pula, urea
menggunakan pengangkut khusus untuk melintasi membran dalam jumlah
yang lebih besar. Molekul hidrofilik besar yang tidak bermuatan seperti
glukosa tidak dapat berdifusi melalui lapisan ganda lipid. Membran
biologis menggunakan transportasi yang dimediasi pembawa untuk
glukosa.
Partikel bermuatan, baik besar (asam amino) atau kecil (ion Na+ ,
K+ , Cl– , dan Ca2+), tidak dapat berdifusi melintasi lapisan lipid bilayer.
Asam amino menggunakan transporter membran untuk melintasi
membran. Ion melintasi membran, seringkali dalam jumlah besar, melalui
saluran membran. Saluran ion tidak memungkinkan air melewatinya.

5
Gambar 3. Difusi Sederhana
 Difusi Terbantu
Difusi terbantu adalah difusi yang memerlukan bantuan protein
spesifik dalam bentuk saluran protein dan protein transpor. Sebagai
contoh, bakteri Escherichia coli akan menurun metabolismenya jika
dipindahkan ke dalam medium laktosa. Hal ini dikarenakan laktosa tidak
dapat melalui membran sel. Akan tetapi, beberapa saat kemudian, laktosa
dapat melewati membran sel dengan bantuan enzim permease. Mekanisme
difusi terbantu adalah sebagai berikut:

1) Difusi terbantu oleh saluran protein


Difusi ini terjadi pada molekul-molekul besar seperti asam amino
dan glukosa, atau ion-ion seperti K+, Na+, dan Cl–. Molekul-molekul
tersebut dapat berdifusi dengan bantuan protein integral yang membentuk
saluran protein.

2) Difusi terbantu oleh protein transpor


Protein transpor memiliki sifat seperti enzim, yaitu bersifat spesifik
terhadap zat dan tempat pengikatan molekul yang diangkutnya. Protein
transpor dapat berubah bentuk saat mengikat dan melepas molekul yang
dibawanya. Misalnya enzim permease. Permease adalah suatu protein
(enzim) membran sel yang akan memberi jalan bagi ion dan molekul polar
tidak bermuatan agar dapat melintasi dua lapisan lipid hidrofobik dari
membran sel. Protein transpor memudahkan difusi molekul asam amino

6
dan glukosa. Pada penyakit turunan sistinuria, sel ginjal tidak memiliki
protein yang entranspor sistein dan asam amino lain. Akibatnya, di dalam
sel ginjal terjadi akumulasi asam amino yang kemudian akan mengkristal
menjadi batu ginjal.

Gambar 3. Difusi sederhana dan difusi terbantu


 Osmosis
Osmosis pada dasarnya, osmosis termasuk peristiwa difusi. Pada osmosis,
yang bergerak melalui membran semipermeabel adalah air dari larutan hipotonis
(konsentrasi air tinggi, konsentrasi zat terlarut rendah) ke larutan hipertonis
(konsentrasi air rendah, konsentrasi zat terlarut tinggi). Contohnya Proses
penyerapan air dari tanah masuk ke akar, proses pengupana yang terjadi didaun,
proses keluRNAya keringat dan terbentuknya urine. Ada empat macam keadaan
sel akibat peristiwa osmosis, yaitu plasmolisis, turgid, krenasi, dan lisis.
1) Plasmolisis
Plasmolisis adalah lepasnya membran sel dari dinding sel tumbuhan karena sel
berada di lingkungan yang hipertonis. Air di dalam sel akan keluar, sehingga sel
kekurangan air.
2) Turgid
Turgid adalah keadaan sel tumbuhan yang mengembang karena sel berada di
lingkungan yang hipotonis. Air dari luar sel akan masuk ke dalam sel, sehingga
sel penuh dengan air. Hal ini akan mendorong membran sel melekat ke dinding
sel.
3) Krenasi
Krenasi adalah mengerutnya sel karena sel berada di lingkungan yang hipertonis,
sehingga sel kehilangan air. Krenasi terjadi pada sel yang tidak memiliki dinding
sel, seperti sel hewan.
4) Lisis
Lisis adalah pecahnya sel karena sel berada di lingkungan yang hipotonis.
Peristiwa ini terjadi pada sel yang tidak memiliki dinding sel. Ketika banyak air
dari luar masuk ke dalam sel, sel akan mengembang dan akhirnya pecah.

7
Gambar 5. Osmosis
2. TRANSPORTASI AKTIF
Transpor aktif adalah transpor yang memerlukan energi. Energi yang
digunakan di dalam sel adalah ATP (adenosin trifosfat), yaitu energi kimia tinggi
yang berasal dari hasil respirasi sel. Pada transpor aktif, terjadi pemompaan
melewati membran yang melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif berfungsi
memelihara keseimbangan di dalam sel. Contohnya, proses penyerapan glukosa di
dalam usus manusia. Transpor aktif dapat berupa pompa ion natrium-kalium,
kotranspor, dan endositosis-eksositosis.
a. Pompa ion natrium-kalium
Pompa ion natrium-kalium merupakan gerakan pemompaan ion K+ ke
dalam sel dan ion Na+ ke luar sel. Konsentrasi ion Na+ di dalam sel lebih rendah
daripada di luar sel, sedangkan konsentrasi ion K+ di dalam sel lebih tinggi
daripada di luar sel. Memasukkan ion K+ dan mengeluarkan ion Na+ harus
melawan gradien konsentrasi, sehingga dibutuhkan sejumlah ATP dan bantuan
protein integral pada membran sel. Setiap pengeluaran 3 ion Na+ akan diimbangi
dengan pemasukan 2 ion K+.
Gambar 6. Pompa ion natrium – kalium

8
b. Kotranspor
Kotranspor merupakan transpor aktif dari zat tertentu yang dapat
menginisiasi transpor zat terlarut lainnya. Kontranspor dilakukan oleh dua protein
transpor dengan bantuan energi berupa ATP. Contoh peristiwa kotranspor adalah
pompa proton yang menggerakkan transpor sukrosa pada sel tumbuhan. Proton
(H+) keluar dari sel melalui suatu protein transpor pada membran sel. Setelah itu,
ion H+ yang keluar akan membawa sukrosa memasuki sel melalui protein
transpor lainnya. Mekanisme kotranspor sukrosa-H+ berguna untuk memindahkan
sukrosa hasil fotosintesis ke sel berkas pengangkut daun. Selanjutnya, hasil
fotosintesis tersebut diangkut ke organ nonfotosintetik seperti akar melalui
jaringan vaskuler tumbuhan.
c. Endositosis-eksositosis
1.)Endositosis
Endositosis adalah peristiwa pembentukan kantong membran sel saat
larutan atau partikel ditransfer ke dalam sel. Ada dua bentuk endositosis, yaitu
pinositosis dan fagositosis.
a) Pinositosis adalah proses penyerapan zat cair oleh sel. Contohnya, selsel epitel
usus melakukan pinositosis untuk menelan nutrisi yang dihasilkan dari proses
pencernaan makanan. Pinositosis terjadi pada selsel kelenjar dan sel ekskresi.
Tahap-tahap pada proses pinositosis dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Mula-mula, zat pemicu menempel pada reseptor khusus membran sel.
 Kemudian, terjadi lekukan atau invaginasi dari membran sel membentuk
gelembung atau kantong atau saluran pinositosik.
 Di dalam sel, gelembung dapat pecah menjadi gelembung lebih kecil atau
bergabung menjadi gelembung yang lebih besar.
b) Fagositosis adalah proses memakan atau memasukkan benda padat ke dalam
sel. Sebagai contoh, sel darah putih memakan benda asing yang masuk ke dalam
aliran darah. Contoh lainnya adalah Amoeba menangkap mangsanya dengan
pseudopodium (kaki semu), kemudian mengurungnya dalam fagosom (vakuola).
2.)Eksositosis
Eksositosis adalah proses pengeluaran zat dari dalam sel ke luar sel. Pada
eksositosis, sekret terbungkus dalam kantong membran yang selanjutnya melebar
dan pecah. Eksositosis terjadi pada beberapa sel kelenjar atau sekresi.

9
Gambar 7. Endositosis dan Eksitosis

10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari data-data diatas dapat kita simpulkan bahwa:
1. Membran sel berfungsi mengatur gerakan materi atau transportasi dari dan
keluar sel. Membran sel memiliki sifat semipermeabel atau selektif permeabel.
2. Transpor melalui membran sel dapat dibedakan menjadi dua, yaitu transpor
pasif dan transpor aktif.
3. Transpor pasif adalah transpor yang tidak memerlukan energi. Transpor ini
berlangsung akibat adanya perbedaan konsentrasi antara zat atau larutan yang
akan berpindah dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Ada tiga macam
transpor pasif, yaitu difusi, difusi terbantu, dan osmosis.
4. Difusi atau difusi sederhana adalah perpindahan zat (padat, cair, atau gas)
dengan atau tanpa melewati membran, dari daerah yang konsentrasinya tinggi
(hipertonis) ke daerah yang konsentrasinya rendah (hipotonis). Akibat
perpindahan ini, konsentrasi zat menjadi sama (isotonis).
5. Difusi terbantu adalah difusi yang memerlukan bantuan protein spesi_ k dalam
bentuk saluran protein dan protein transpor.
6. Osmosis/difusi air adalah perpindahan molekul air melalui membran
semipermeabel dari larutan hipotonis (konsentrasi air tinggi, konsentrasi zat
terlarut rendah) ke larutan hipertonis (konsentrasi air rendah, konsentrasi zat
terlarut tinggi). Contohnya Proses penyerapan air dari tanah masuk ke akar, proses
pengupana yang terjadi didaun, proses keluarnya keringat dan terbentuknya urine.
7. Transpor aktif adalah transpor yang memerlukan energi di dalam sel dalam
bentuk ATP (adenosin trifosfat), sehingga terjadi pemompaan molekul melewati
membran yang melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif dapat berupa pompa
ion natrium-kalium, kotranspor, dan endositosiseksositosis. Contohnya, proses
penyerapan glukosa di dalam usus manusia untuk memelihara keseimbangan di
dalam sel.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dr. dr. Ikhlas Muhammad Jenie, M. (2018). PRINSIP TRANSPORT MOLEKUL


MELALUI MEMBRAN SEL. https://myklass-fkik.umy.ac.id/, 3.
dr. MEUTIA MAULINA, M. (2020). STRUKTUR MEMBRAN SEL.
repository.unimal.ac.id, 13-14.
Dra. Adelina Simamora, M. M. (2016). Struktur dan Fungsi Membran Sel.
http://repository.ukrida.ac.id/, 3-4.
Mabrun, L. (2020). Transport Membran Sel . LIda USU, 10-11.
RAHMADINA, M. H. (2017). STRUKTUR DAN PERANAN MEMBRAN
PLASMA. In M. H. RAHMADINA, BIOLOGI SEL Unit Terkecil
Penyusun Tubuh Makhluk Hidup (pp. 100-103). Surabaya: CV. Selembar
Papyrus.
SAIFULLAH, S. (2020). Transportasi Antar Membran Sel. In S. SAIFULLAH,
BIOPROSES BIOLOGI KELAS XI (pp. 8-10). Bima :
https://repositori.kemdikbud.go.id/22002/1/XI_Biologi_KD-3.2_final.pdf.
Yeni Pita Sari, d. (2018). PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA
DIDIK BERDASARKAN STUDI PENGARUH OSMOSIS TERHADAP
WARNA MATA. Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi
2(2): 16-21 (2018), 2-3.

Anda mungkin juga menyukai