Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“MEMBRAN PLASMA& TRANSPOR MEMBRAN PLASMA”

Makalah ini diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Sel

Dosen Pembimbing :

Dr. Dede Nuraida, M.Si.

Disusun Oleh :

1. Ali Rouf / NPM : 1103190001

2. Siti Nur Kholifah Yunadha Putri / NPM : 1103190003

PROGRAM PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE (UNIROW) TUBAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya dan tentunya mengandung manfaat bagi para mahasiswa
khususnya jurusan Pendidikan IPA konsentrasi Biologi. Sholawat serta salam semoga
senantiasa terlimpahkan kepada rosulullah SAW, keluarga, sahabat, dan para
pengikutnya hingga sampai kepada kita selaku umatnya.

Penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Biologi sel“ dan makalah ini berisikan topik tentang “Membran Plasma &
Transport Membran Plasma”. Kami ucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu
sebagai pengajar mata kuliah Biologi Sel yakni Dr. Dede Nuraida, M.Si.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya mendukung untuk kesempurnaan
dikesempatan yang akan datang sangat diharapkan. Harapan kami semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis danumumnya bagi para pembaca.

Tuban, 03 April 2020

Penyusun

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................... 1
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Membran Sel.................................................................... 2
2.2 Komponen Penyusun Membran Plasma........................................... 3
2.3 Fungsi Membran sel.......................................................................... 4
2.4 Transpor Membran Plasma............................................................... 5
a. Transpor Pasif................................................................................ 5
b. Transpor Aktif............................................................................... 11

BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan.................................................................................... 19
2. Saran.............................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Membran sel dikenal dengan nama membran plasma. Membran plasma membatasi
isi sel dari lingkungan luarnya. Secara umum membran sel terdiri dar isenyawa senyawa
lipida,protein dan karbohidrat.
Membran memiliki berbagai macam fungsi, antara lain: Melekatkan membran pada
sitoskeleton atau rangka sel, Membentuk junction (pertemuan) diantara dua sel yang
bertetangga,Sejumlah protein membran berperan sebagai enzim, sejumlah protein
membran berfungsi sebagai reseptor permukaan bagi pesuruh-pesuruh kimia dari sel-sel
lain, dan beberapa protein membran membantu pergerakan subtansi-subtansi melintasi
membrane.
Dari beberapa fungsi membran tersebut.maka dalam makalah ini saya akan menjelaskan
secara rinci dari fungsi-fungsi membran sel tersebut.

Pada sebuah membran sel juga terjadi proses Metabolisme yaitu aktivitas untuk
memenuhi kebutuhan energi yang diperlukan untuk hidup. Berbagai macam
molekul, seperti molekul makanan maupun gas oksigen dan karbondioksida
senantiasa keluar-masuksel dalam proses tersebut. Setiap molekul memiliki sifat
yang khas, begitupula membran sel. Transport membran selain merupakan
sebuah proses gerakan, ternyata sangat dipengaruhi oleh interaksi antara
membran seld e n g a n m o l e k u l - m o l e k u l y a n g d i t r a n s p o r . H a l i t u b i s a
d i l i h a t p a d a “keragaman jalur” berbagai molekul untuk melewati membran sel.
Berdasarkan latar belakang tersebut kajian kali ini membahas tentang “ membran
plasma & transport pada membran plasma”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud membran sel?
2. Apakah fungsi-fungsi membran sel?
3. Bagaimana mekanisme proses membran sel?
4. Apa yang dimaksud dengan transport membran pada sel?
5. Transpor apa saja yang terjadi dalam membran plasma?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui fungsi atau peranan membran sel dalam lalulintas zat melewati
membran sel
2. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan transport membran pada sel?
3. Untuk mengetahui transpor yang saja yang terjadi dalam membran .

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan makalah ini antara lain :
1. .Sebagai suatu sumber atau referensi yang mencakup tentang membran plasma &
transpor membran plasma..
2. Sebagai ilmu untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi seluruh kalangan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Membran Sel

Membran sel sering juga disebut membran plasma. membran merupakan batas dari sel
dan bagian internalnya yang bervariasi. Membran sel beperan dalam menetapkan
batas-batas dari sel, sebagai tempat terjadinya fungsi-fungsi khusus, berisi protein
transport yang menyediakan dan mengatur pergerakan substansi-subtansi yang masuk
ke dan keluar dari sel dan bagian-bagiannya, mengandung reseptor yang diperlukan
untuk mendeteksi sinyal-sinyal eksternal dan melakukan suatu mekanisme untuk
komunikasi sel

Membran sel Tersusun dari lipid dan protein (penyusun utama) dan makromolekul
lain (karbohidrat).Membran sel terdiri atas dua lapis molekul fosfolipid. Bagian ekor
dengan asam lemak yang bersifat hidrofobik (non polar), kedua lapis molekul tersebut
saling berorientasi kedalam, sedangkan bagian kepala bersifat hidrofilik (polar),
mengarah ke lingkungan yang berair. Komponen protein terletak pada membran
dengan posisi yang berbeda-beda. Beberapa protein terletak periferal, sedangkan yang
lain tertanam integral dalam lapis ganda fosfolipid. Komposisi lipid dan protein
penyusun membran bervariasi, bergantung pada jenis dan fungsi membran itu sendiri.
Namun demikian membran mempunyai ciri-ciri yang sama, yaitu bersifat selektif
permeabel terhadap molekul-molekul. Air, gas, dan molekul kecil hidrofobik secara
bebas dapat melewati membran secara difusi sederhana. Ion dan molekul polar yang
tidak bermuatan harus dibantu oleh protein spesifik untuk dapat diangkut melalui
membran dengan proses yang disebut difusi terbantu (fasilitated diffusion). Kedua
cara pengangkutan ini disebut transpor pasif. Untuk mengangkut ion dan molekul
dalam arah yang melawan gradien konsentrasi, suatu proses transpor aktif harus
diterapkan. Dalam hal ini protein aktifnya memerlukan energi berupa ATP,

Gambar membran plasma


2.5 Komponen Penyusun Membran Plasma
Membran sel terdiri atas lipida, protein, dan karbohidrat. Rasio antara lipida, protein
dan karbohidrat tergantung pada tipe sel dan spesiesnya.
Lipid dan protein merupakan bahan penyusun utama dari membran, meskipun
karbohidrat juga merupakan unsur penting. Gabungan lipid dan protein dinamakan
lipoprotein.

Fosfolipid merupakan lipid yang jumlahnya paling melimpah dalam sebagian besar
membran. Kemampuan fosfolipid untuk membentuk membran disebabkan oleh struktur
molekularnya. Fosfolipid merupakan suatu molekul amfipatik, yang berarti bahwa
molekul ini memiliki daerah hidrofilik (menykai air) maupun daerah hidrofobik (takut
dengan air).

c. Protein
Protein plasma memiliki fungsi yang sangat luas, antara lain sebagai protein
pembawa (carrier) senyawa yang melewati membran plasma, menerima isyarat
(signal) hormonal, dan meneruskan isyarat tersebut ke bagian sel sendiri atau ke
sel lainnya. Protein membran plasma juga berfungsi sebagai pangkal pengikat
komponen-komponen sitoskeleton dengan senyawa-senyawa ekstraseluler.
Molekul-molekul protein permukaan luar memberikan ciri-ciri individual tiap
sel dan macam protein dapat berubah sesuai dengan differensiasi sel. Protein
perifer tidak berinteraksi dengan bagian tengah membran hidrofobik, tetapi
terikat secara langsung melalui asosiasi dengan protein integral membran atau
secara langsung berinteraksi dengan bagian polar lipida membran. Misalnya
protein sitokeleton, protein kinase (pada permukaan sitoplasmik membran), dan
protein matriks ekstraseluler (permukaan eksoplasmik). Protein transmembran
mengandung segemen panjang asam-asam amino hidrofobik yang tertanam
pada bilayer lipida. Ada dua tipe interaksi yang menstabilkan protein integral
membran, yaitu interaksi ionic dengan daerah kepala yang bersifat polar dan
interaksi hidrofobik dengan bagian tengah yang bersifat hidrofobik, misalnya
glikoforin. plasma.
b. Karbohidrat
Karbohidrat pada membran plasma terikat pada protein atau lipida dalam bentuk
glikolipida dan glikoprotein. Karbohidrat ini memegang peranan penting dalam
berbagai aktivitas sel, antara lain dalam sistim kekebalan. Karbohidrat pada
Molekul karbohidrat bertanggung jawab terhadap kekhasan sifat antigenis
membran sel. Sifat antigenis ini berkaitan dengan sistem kekebalan (imun)
tubuh dan kemampuannya membedakan sel sendiri dari sel asing. Selasing dapat
dikenali sebagai sel asing, karena glikoprotein pembentuk membrannya
memiliki karbohidrat yang berbeda dengan karbohidrat glikoprotein pembentuk
membran sel penerima. Keadaan seperti ini memacu tanggapan kekebalan.
Karbohidrat Berperan dalam pengenalan sel – kemampuan sel untuk
membedakan sel yang satu dengan sel lainnya . Penting pada perkembangan
jaringan dan organ, Dasar pada penolakan sel asing oleh sistem imun
Berdasarkan struktur tersebut maka membran sel bersifat semi permeable atau
selektif permeable yang berfungsi mengatur masuk dan keluarnya zat dari sel

2.3  Fungsi Membran sel

Membran sel memiliki peranan yang sangat penting yaitu: membatasi sel dengan
lingkungan,adanya organel yang membatasi setiap organel sngat penting,karena
kegiatan didalam setiap orgnel dapat berjalan dengan lancar tanpa gangguan dari
organel lain.. Bertindak sebagai reseptor, misal terhadap zat kimia dan hormon.
Berperan sangat penting dalam dalam transpor berbagai molekul, baik mikromolekul
maupun makromolekul. Transpor mikromolekul dapat berlangsung secara pasif,
misalnya melalui difusi, difusi terbantu dan osmosis dan dapat pula berlangsung secara
aktif. Transpor makromolekul dapat berlangsung secara endositosis, eksositosis dan
pertunasan. Ciri khas transport makromolekul adalah subtansi atau materi yang
diangkut selalu dikemas dalam suatu vesikula yang berbatas membran. Sebagai
pengatur permeabilitas Mengontrol lalu lintas zat keluar dan masuk sel
Pengangkutan melalui membran plasma terutama diatur oleh protein yaitu melalui:

d. Difusi

Pergerakan zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. tidak memerlukan
energi untuk memindahkan partikel.
b. Transport aktif
Pengangkutan senyawa melewati selaput plasma memerlukan energi untuk mentranspor
partikel.kerja transpor aktif dilakukan oleh protein spesifik yang tertanam dalam
membran.
Protein membran mengkopel transport suatu zat terlarut dengan zat terlarut lainnya.
Pompa proton merupakan contoh protein membran yang menyimpan energy dengan cara
membangkitkan tegangan melintasi membran. Dengan menggunakan ATP sebagai
penggeraknya,pompa proton mentranslokasikan muatan positip membentuk ion hidrogen.

Pengangkutan makromolekul atau molekul berukuran besar misalnya


protein,polinukleotida,polisakarida.pengangkutan ini melalui Eksositosis dan endositosis
dan pertunasan.

2.4 Transpor Membran Plasma


Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu
lintas molekul dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara
lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air,
etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar
(glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat
masuk ke dalam sel.
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu
lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan
transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme
khusus dan transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus. Lalu
lintas membran akan membuat perbedaan konsentrasi ion sebagai akibat dari dua proses
yang berbeda. Untuk lebih jelasnya maka akan dibahas pada uraian dibawah ini.

1. Transpor Pasif
Transpor pasif adalah perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan energi sel.
Perpindahan molekul tersebut terjadi secara spontan, dari konsentrasi tinggi ke rendah.
Transpor pasif meliputi difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi.
a. Difusi melewati membran.
Difusi adalah penyebaran molekul zat dari konsentrasi (kerapatan) tinggi ke
konsentrasi rendah tanpa menggunakan energi. Secara spontan, molekul zat dapat
berdifusi hingga mencapai kerapatan molekul yang sama dalam satu ruangan. Sebagai
contoh, setetes parfum akan menyebar ke seluruh ruangan (difusi gas di dalam medium
udara). Molekul dari sesendok gula akan menyebar ke seluruh volume air di gelas
meskipun tanpa diaduk (difusi zat padat di dalam medium air), hingga kerapatan zat
tersebut merata.
Banyak lalu lintas melintasi membran sel berlangsung melalui difusi. Salah satu
contoh penting adalah pengambilan oksigen oleh sel yang melakukan respirasi seluler.
Oksigen terlarut berdifusi ke dalam sel tersebut melintasi membran plasma. Selama
respirasi selular terus mengonsumsi oksigen saat molekul tersebut masuk, difusi ke
dalam sel akan berlanjut karena gradien konsentrasi mendukung pergerakan ke arah
itu. Kecepatan difusi melalui membran sel tergantung pada perbedaan ketebalan
membran, ukuran partikel, luas area, jarak dan suhu.
Pada umumnya, zat-zat yang larut dalam lipid, yaitu molekul hidrofobik lebih
mudah berdifusi melalui membran daripada molekul hidrofilik. Selain itu, membran sel
juga bersifat permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang tidak bermuatan seperti
H2O, CO2, dan O2. Dalam keadaan yang sama, molekul kecil lebih cepat berdifusi
melalui membran sel daripada molekul besar.

Gambar 2. Proses difusi (Campbell, 2008).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu :


1) Ukuran partikel.
Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga
kecepatan difusi semakin tinggi.
2)   Ketebalan membran.
Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
3)   Luas suatu area.
Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
4)   Jarak.
Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.

5)    Suhu.
Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih
cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.

b. Osmosis (difusi melitasi membran)


Secara luas, proses osmosis diartikan sebagai proses perpindahan pelarut
melewati sebuah membran semipermeabel. Secara sederhana, osmosis dapat diartikan
sebagai proses difusi air sebagai pelarut, melewati sebuah membran semipermeabel.
Masuknya air ini dapat menyebabkan tekanan air yang disebut tekanan osmotik. 
Gambar 3. Proses Osmosis (Campbell, 2008).

Terdapat tiga sifat larutan yang dapat menentukan pergerakan air pada osmosis,
yaitu hipertonik, hipotonik, dan isotonik. Suatu larutan dikatakan hipertonik jika
memiliki konsentrasi zat terlarut lebih tinggi dibandingkan larutan pembandingnya.
Dalam hal ini, larutan pembanding akan bersifat hipotonik karena memiliki konsentrasi
zat terlarut lebih kecil. Larutan isotonik, memiliki konsentrasi zat terlarut yang sama
dengan larutan pembanding.

Gambar 4. Sifat Larutan hipertonik, hipotonik, dan isotonic

Ketika mempelajari perilaku sel dalam larutan, konsentrasi zat terlarut dan
permeabilitas membran harus sama-sama diperhitungkan. Kedua faktor ini
diperhitungkan dalam konsep tonisitas (tonicity), kemampuan larutan untuk
menyebabkan sel memperoleh kehilangan air. Tonisitas larutan bergantung sebagian
pada konsentrasi zat terlarut yang tidka dapat melintasi membran (zat terlarut bukan-
penembus), relatif terhadap yang terdapat dalam sel. Jika terdapat konsentrasi zat
terlarut bukan-penembus yang lebih tinggi di larutan di sekeliling, air akan cenderung
meninggalkan sel, dan demikian sebaliknya (Campbell, 2008).
Karena membran sel bersifat semipermeabel maka zat terbagi menjadi dua,
yaitu:
1. Zat yang dapat melewati membran sel (bersifat permeabel).
Zat yang dapat melewati membran bermacam macam, yaitu zat zat terntentu yang
larut dalam lemak, zat yang tidak bermuatan (netral), asam amino, asam lemak,
gliserol, gula sederhana, dan air. Zat yang berelektrolit lemah lebih cepat melalui
membran daripada zat yang berelektrolit kuat.
2. Zat yang tidak dapat melewati membran sel (bersifat impermeabel)
Zat yang tidak dapat melewati membran yaitu zat gula protein, zat yang larut dalam
pelarut organik, dan zat yang berukuran besar.
Hewan dan organisme lain yang tidak memiliki dinding sel yang hidup dalam
lingkungan hipertonik atau isotonik harus memiliki adaptasi khusus untuk osmoregulasi
(osmoregulation), yaitu kontrol keseimbangan air (Campbell, 2008).
Adakalanya, proses osmosis dapat membahayakan sel. Sel yang mempunyai
sitoplasma pekat (berarti kerapatan airnya rendah), jika berada dalam
kondisi hipotonik akan kemasukan air hingga tekanan osmosis sel menjadi tinggi.
Keadaan yang demikian dapat memecah sel tersebut. Dikatakan bahwa sel tersebut
mengalami lisis, yaitu hancurnya sel karena rusak atau robeknya membran
plasma.Sebaliknya, jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonik dibandingkan sel
tersebut, maka air di dalam sel akan mengalami osmosis keluar sel. Sel akan
mengalami krenasiyang menyebabkan sel berkeriput karena kekurangan air. Kondisi
yang ideal bagi sel tentu saja jika konsentrasi larutan sitoplasma seimbang dengan
lingkungan sekitarnya (isotonik).
Pada sel tumbuhan, keluarnya air dari sitoplasma ke luar sel menyebabkan
volume sitoplasma mengecil. Akibatnya membran plasma akan terlepas dari dinding
sel. Peristiwa lepasnya membran plasma dari dinding sel disebut plasmolisis.

Gambar 5. Proses plasmolisis

Plasmolisis yang parah dapat menyebabkan kematian sel. Contoh lainnya, jika
sel darah diletakkan dalam larutan garam dengan kadar cukup tinggi (hipertonik), lama
kelamaan sel darah tersebut akan mengkerut karena air keluar dari sel. Namun, jika sel
darah merah diletakkan dalam larutan hipotonis, maka sel akan mengembang karena air
dari larutan hipotonis masuk ke dalam sel. Peristiwa ini disebut deplasmolisis. Jika sel
tumbuhan diletakkan pada larutan hipotonis, bentuk sel tumbuhan mengembang dari
ukuran normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi
keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan atau sel darah merah dimasukkan
dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan kemudian pecah (lisis),
hal ini karena sel hewan tidak memiliki dinding sel.
Gambar 6. Keseimbangan Air pada Sel Hidup Hewan dan Tumbuhan (Campbell,
2008).

c. Difusi terfasilitasi
Banyak molekul polar dan ion yang dilapisi oleh lapisan ganda lipid pada
membran bisa berdifusi secara pasif dengan bantuan protein transpor yang membentang
ke dua sisi membran. Difusi khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau
molekul yang hidrofilikatau berpolar dan ion. Difusi seperti ini memerlukan protein
khusus yang memberikan jalur kepada partikel-partikel tersebut ataupun membantu
dalam perpindahan partikel (Campbell, 2008). Hal ini dilakukan karena partikel-partikel
tersebut tidak dapat melewati membran plasma dengan mudah. Protein-protein yang
turut campur dalam difusi khusus ini biasanya berfungsi untuk spesifik partikel.

Gambar 7. Difusi terfasilitasi (Campbell, 2008).

Difusi terfasilitasi terbagi menjadi dua bagian, yaitu :


1. Difusi terfasilitasi dengan saluran protein.
Substansi seperti asam amino, gula, dan substansi bermuatan tidak dapat berdifusi
melalui membran plasma. Substansi-substansi tersebut melewati membran plasma
melalui saluran yang di bentuk oleh protein. Protein yang membentuk saluran ini
merupakan protein integral. Protein ini hanya menyediakan koridor yang dapat
dilalui oleh molekul atau ion spesifik untuk menyebrangi membran. Saluran
hidrofilik yang disediakan protein ini dapat membantu molekul air atau ion kecil
untuk mengalir dengan amat cepat dari satu sisi membran ke sisi lainnya. Membran
sel memiliki ion channel yang permeable untuk ion tertentu. Ion channel terbuka
atau tertutup melalui 2 cara: rangsangan listrik dan rangsangan kimia
Gambar 8. Difusi pada saluran protein (protein channel)

2. Difusi terfasilitasi dengan  protein pembawa.


Proses difusi ini melibatkan protein yang membentuk suatu saluran dan mengikat
substansi yang ditranspor. Protein ini disebut protein pembawa. Protein pembawa
biasanya mengangkut molekul polar, misalnya asam amino dan glukosa. Protein
pembawa mengalami sedikit perubahan bentuk yang mentranslokasi situs
pengikatan zat terlarut melintasi membran. Perubahan bentuk ini dapat dipicu oleh
pengikatan dan pelepasan molekul yang ditranspor (Campbell, 2008).

Gambar 9. Difusi Melalui Facilitative Transporter

Gambar 10. Difusi terfasilitasi protein pembawa dan saluran protein


Menurut Karp (2013), saluran bergerbang dibedakan menjadi tiga kategori
utama, yaitu:
1) Voltage-gated saluran yang bergantung pada perbedaan muatan ion pada
kedua sisi membran.
2) Ligand-gated saluran yang bergantung pada ikatan molekul tertentu (ligand),
yang biasanya bukan zat terlarut yang melewati saluran tersebut. Beberapa
saluran gated-ligan terbuka (atau tertutup) setelah mengikat molekul ke
permukaan luar saluran; saluran ligand-channel yang lainterbuka (atau
tertutup) melalui pengikatan ligan pada permukaan bagian dalam saluran.
Misalnya, neurotransmiter, seperti kolin asetil, bekerja pada permukaan luar
dari saluran kation tertentu, sementara siklik nukleotida, seperti CAMP,
bertindak pada permukaan bagian dalam dari saluran ion kalsium tertentu.
3) Mechano-gated saluran yang bergantung pada kekuatan mekanik (misalnya,
regangan) pada membran. Anggota dari satu kelompok saluran kation,
misalnya terbuka oleh gerakan-unsur stereocilia pada sel-sel rambut telinga
bagian dalam menanggapi suara atau gerakan kepala.

2. Transpor Aktif
Transpor aktif adalah pemompaan zat terlarut melintasi membran biologis,
melawan konsentrasinya atau gradien konsentrasi. Kemampuan sel untuk mempertahankan
zat kecil terlarut dalam sitoplasma pada konsentrasi lebih tinggi dari cairan sekitarnya
merupakan faktor penting dalam kelangsungan hidup sel. Banyak sel-sel hewan, misalnya,
menjaga konsentrasi natrium dan kalium yang sangat berbeda dibandingkan dengan
lingkungan mereka. Transpor aktif memungkinkan sel-sel tidak hanya untuk
mempertahankan tingkat zat terlarut yang layak, tetapi juga untuk memompa ion melintasi
gradien konsentrasi. Proses ini menciptakan tegangan melintasi membran yang dapat
dimanfaatkan untuk kekuatan kerja seluler (Alberts, 1994).
Selama transpor aktif, sel harus bekerja melawan difusi alami zat terlarut. Untuk
melakukan hal ini, protein transportasi khusus yang tertanam dalam membran sel.
Didukung oleh adenosin trifosfat (ATP), protein transpor selektif memindahkan zat terlarut
tertentu masuk atau keluar dari sel. Sebuah cara yang umum kekuatan ATP kerja ini adalah
untuk menyumbangkan gugus fosfat terminal dengan protein transportasi, memicu
perubahan bentuk dalam molekul protein. Perubahan konformasi menyebabkan protein
untuk memindahkan zat terlarut yang terikat ke permukaan ekstraseluler untuk interior sel
dan melepaskan mereka.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam transpor aktif memerlukan protein
membran yang berperan sebagai pembawa atau ‘kendaraan’ untuk melewati
membran. Transpor aktif melibatkan 3 jenis protein pembawa, yaitu unipor, simpor, dan
antipor.
a. Unipor adalah protein pembawa yang mengangkut satu ion atau molekul terlarut pada
satu arah saja. Misalnya ion Ca2+ pada membran plasma.
b. Simpor adalah protein pembawa yang mengangkut dua ion atau molekul terlarut pada
satu arah yang sama. Misalnya pengangkutan asam amino dari usus ke dalam sel-
selnya, yang juga membutuhkan pengangkutan ion Na+ pada protein simpor yang sama.
c. Antipor adalah protein pembawa yang mengangkut dua ion atau molekul pada arah
yang berlawanan, ke luar dan ke dalam sel. Misalnya sel-sel yang mempunyai pompa
Na+ (mengeluarkan ke luar sel) dan K+ (memasukkan ke dalam sel).

Gambar 11. Jenis protein pembawa transport aktif


Transport aktif dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu pompa natrium-kalium,
eksositosis dan endositosis.
1. Pompa Natrium-Kalium
Sebuah contoh dari jenis protein transpor aktif adalah pompa natrium-kalium.
Kebanyakan sel-sel hewan terus konsentrasi yang lebih tinggi kalium, dan konsentrasi
rendah natrium, dari apa yang ditemukan di lingkungan ekstraselular. Karena ion
natrium membawa muatan positif dan ion kalium membawa muatan negatif,
ketidakseimbangan ini tidak hanya merupakan gradien konsentrasi, tetapi juga gradien
elektrokimia. Pompa natrium-kalium memindahkan tiga ion natrium keluar sel untuk
setiap dua ion kalium yang mereka bawa ke dalamnya, sehingga muatan negatif bersih
pada sel secara keseluruhan. Perbedaan muatan pada setiap sisi dari membran selular
menciptakan tegangan – potensi membran – yang memungkinkan sel untuk bertindak
sebagai baterai, dan bekerja seluler listrik.
Seperti disebutkan, transportasi yang paling aktif ini didukung oleh molekul ATP.
Kadang-kadang, bagaimanapun, suatu zat terlarut dapat bergerak ke dalam sel dengan
mengambil keuntungan dari difusi zat lainnya. Ketika zat menyebar pindah ke sel
sepanjang gradien yang sebelumnya telah dibuat oleh transpor aktif, zat terlarut
lainnya dapat mengikat mereka dan menyeberangi membran secara bersamaan.
Dikenal sebagai transportasi sekunder atau co-transport, ini adalah bentuk lalu lintas
membran yang bertanggung jawab untuk memindahkan sukrosa ke dalam sel tanaman,
serta bergerak kalsium dan glukosa ke dalam sel-sel hewan.
Transport aktif terbagi atas transport aktif primer dan sekunder. Transport aktif
sekunder juga terdiri atas co-transport dan counter transport.
a.      Transport aktif primer 
Memakai energi langsung dari ATP, misalnya pada pompa Natrium-Kalium
dan dan Calsium. Pada pompa Na-K , 3 ion Na akan dipompa keluar sel,
sedangkan 2 ion K akan dipompa kedalam sel. Pada pompa Ca , Ca akan
dipompa keluar sel agar konsentrasi Ca dalam sel rendah.

Gambar 12. Transpor Aktif Primer

b. Transpor Aktif Sekunder


Transpor aktif sekunder dengan co-transpor adalah transpor zat yang
mengaktifkan transpor zat lain melewati membran plasma. Co-transport
dibedakan menjadi dua, yaitu simport dan antiport. Disebut simport apabila
kedua jenis zat memiliki arah pergerakan yang sama, dan disebut antiport
apabila arah pergerakannya berlawanan. Contoh mekanisme kotranspor, berupa
pompa potasium dan sodium.
Pada proses counter transport/exchange, masuknya ion Na ke dalam sel
akan menyebabkan bahan lain ditransport keluar. Misalnya pada pertukaran Na-
Ca dan pertukaran Na-H. Pada pertukaran Na-Ca, 3 ion Na akan ditransport
kedalam sel untuk setiap 1 ion Ca yang ditransport keluar sel, hal ini untuk
menjaga kadar Ca intrasel, khususnya pada otot jantung sehingga berperan pada
kontraktiitas jantung. Pertukaran Na-H terutama berperan mengatur konsentrasi
ion Na dan Hidrogen dalam tubulus proksimal ginjal, sehingga turut mengatur
pH dalam sel (Griffith, 1992).

Gambar 13. Transport aktif sekunder

Selain transpor aktif, ada juga transport masal molekul besar


sepertinprotein dan polisakarida serta molekul besar lainnya biasanya melintasi
membran plasma dengan mekanisme yang melibatkan pengemasan dalam
vesikel, dan transpor ini juga memerlukan energi. Transpor masal terdiri dari
eksositosis dan endositosis.
a. Eksositosis
Eksositosis merupakan proses sel mensekresi makromolekul dengan cara
menggabungkan vesikula dengan membran plasma, vesikula transport yang
terlepas dari aparatus golgi dipindahkan oleh sitoskeleton ke membran plasma.
Ketika membran vesikula dan membran plasma bertemu, molekul lipid bilayer
menyusun ulang dirinya sendiri sehingga kedua membran bergabung.
Kandungan vesikula kemudian tumpah kedalam sel. Ada dua cara eksositosis
yaitu: melalui pelekukan ke luar (evaginasi) membran plasma, sehingga
akhirnya membran plasma mengenting dan putus, dan bahan yang diangkut
berada dalam vesikuli. Cara yang kedua vesikuli yang ada dalam sel (atau
organel), melebur dengan membran plasma dan bahan yang diangkut dilepaskan
setelah membran vesikuli terbuka.
   Banyak sel sekretoris menggunakan eksositosis untuk mengirim keluar
produk-produk yang dihasilkan oleh sel sekretoris tersebut. Misalnya, sel
tertentu dalam pankreas menghasilkan hormon insulin dan menekresikannnya
kedalam darah melalui eksositosis. Contoh lain adalah neuron atau sel saraf,
yang menggunakan eksositosis untuk melepaskan sinyal kimiawi yang
merangsang sel otot. Ketika sel tumbuhan sedang membuat diding sel,
eksositois mengeluarkan karbohidrat dari vesikula golgi kebagian luar selnya
(Campbell, 2008).

b. Endositosis
 Endositosis adalah transpor makromolekul dan materi yang sangat kecil
ke dalam sel dengan cara membentuk vesikula baru dari membran plasma.
Langkah-langkahnya pada dasarnya merupakan kebalikan dari eksositosis.
Sebagian kecil luas membran plasma terbenam ke dalam membentuk kantong.
Begitu kantong ini semakin dalam, kantong ini terjepit membentuk vesikula
yang berisi materi yang didapat dari luar selnya. Endositosis dibutuhkan untuk
berbagai macam fungsi yang penting bagi sel, karena endositosis dapat
meregulasi berbagai macam proses seperti pengambilan nutrisi, adhesi dan
migrasi sel, reseptor sinyal, masuknya patogen, neurotransmisi, presentasi
antigen, polaritas sel, mitosis, pertumbuhan dan diferensiasi, dan masuknya
obat. Endositosis tergolong transport aktif karena melawan kadar gradien (dari
konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi) dan memerlukan energi sel.
Terdapat tiga jenis endositosis, yaitu:
1)       Fagositosis (“pemakanan seluler”) merupakan proses di mana sel
menelan suatu partikel dengan kaki semu (pseudopod) yang membalut di
sekeliling partikel tersebut dan membungkusnya di dalam kantong berlapis-
membran yang cukup besar untuk bisa digolongkan sebagai vakuola. Partikel itu
dicerna setelah vakuola bergabung dengan lisosom yang mengandung enzim
hidrolitik.
2)      Pinositosis (“peminuman seluler”) merupakan proses di mana sel
“meneguk” tetesan fluida ekstraseluler dalam vesikula kecil. Karena salah satu
atau seluruh zat terlarut yang larut dalam tetersan tersebut dimasukkan ke dalam
sel, pinositosis tidak bersifat spesifik dalam substansi yang ditranspornya.
3)        Endositosis yang diperantarai reseptor membutuhkan reseptor yang
disebut ligan. Sel manusia mengguankan endositosis diperantarai reseptor untuk
mengambil kolesterol yang dimanfaatkan dalam sintesis membran dan steroid-
steroid lain.
Vesikel tidak hanya mentranspor zat antara sel dan lingkungan di
sekelilingnya, namun juga menjadi mekanisme peremajaan atau penata ulang
membran plasma. Endositosis dan eksositosis terjadi terus-menerus pada
sebagian besar sel eukariot, namun jumlah membran plasma yang terdapat di
dalam sel yang tidak tumbuh relatif konstan. Tampaknya, penambahan membran
oleh satu proses diseimbangkan dengan kehilangan membran oleh proses yang
satu lagi.

Gambar 14. Fagositosis, pinositosis, endositosi diperantarai


BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan fungsi membran sel yaitu membatasi


isi sel dengan lingkungannya,mengatur permeabilitas terhadap senyawa-senyawa
atau ion ion yang melewatinya yang diatur oleh protein integral, Bertindak sebagai
reseptor, misal terhadap zat kimia dan hormon. Berperan sangat penting dalam
dalam transpor berbagai molekul, baik mikromolekul maupun makromolekul.
2. Transpor pada membran sel adalah mekanisme atau proses keluar masuknya
molekul melewati membran sel. Berbagai macam molekul, seperti glukosa, oksigen,
dan karbondioksida senantiasa harus melewati membran sel untuk keluar-masuk sel
dalam proses metabolisme.
3. Transpor membran pada sel dibedakan menjadi dua berdasarkan penggunaan
energinya, yakni transpor membran aktif (memerlukan energi) dan transpor
membran pasif (tidak memerlukan energi)

B. Saran
1. Kepada para pembaca diharapkan dapat memahami mekanisme yang terjadi
didalam sel dan untuk kajian materi ini khususnya tranport membran pada sel untuk
bekal kedepannya sebagai calon pendidik.
2. Untuk penulis seanjutnya agar melengkapi makalah ini dengan sumber-sumber yang
lebih banyak, terupdate dan disertai dengan jurnal yang terkait.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?
q=membran+selkarbohidrat+karbohidrat&tbm=isch&ved=2ahUKEwjJ7-
LWgcvoAhV_gksFHVDmDxsQ2-
cCegQIABAA&oq=membran+selkarbohidrat+karbohidrat&gs_lcp=CgNpbWcQAzoGC
AAQBxAeOggIABAIEAcQHjoGCAAQCBAeULA0WOVkYKVsaAFwAHgAgAFziAGoDp
IBBDIyLjGYAQCgAQGqAQtnd3Mtd2l6LWltZw&sclient=img&ei=_oSGXsn4L_-
ErtoP0My_2AE&bih=657&biw=1366&safe=strict#imgrc=LthdMRbwaUYNXM

https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/7742/Mekanisme-Transpor-pada-
Membran-Sel

Anda mungkin juga menyukai