Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

‘BIOLOGI SEL’
TRANSLASI DALAM SINTESIS PROTEIN

OLEH :

1. Gst A Ag Delia Paramitha Wulandari (171200199)


2. Muhammad Nanda Aprilianto (171200211)
3. Ni Putu Lestari (171200223)
4. Putu Pratywi Rahayu (171200232)

PRODI FARMASI KLINIS


INSTITUT ILMU KESEHATAN MEDIKA PERSADA BALI
DENPASAR
2017
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang
Widhi Wasa) karena berkat limpahan, rahmat, dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Translasi Dalam Sintesis Protein” dapat
dengan baik.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi
yang diampu oleh I.K Putra Juliantara S.Pd., MSi, Adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Biologi.
Dalam penyusunan makalah ini, cukup banyak hambatan yang dialami,
namun berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, hambatan tersebut dapat di atasi.
Oleh karena itu melalui pengantar ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih
yang setulus-tulusnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. I Made Bhakta, Sp.PD, K.Hom Selaku rector Institut Ilmu Kesehatan
Medika Persada Bali. Karena telah diberikan kesempatan untuk menempuh jenjang
pendidikan sarajan farmasi, di Institut Ilmu Kesehatan Medika Persada Bali.
2. Bapak I.K Putra Juliantara S.Pd.,M.Si. Selaku dosen pengampu mata kuliah Biologi
dikelas A2C.
3. Orang tua, serta teman-teman yang menfasilitasi semua kebutuhan selama penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari yang
sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat di harapkan. Akhirnya penulis berharap makalah ini ada manfaatnya.
Om Santih Santih Santih Om

Denpasar, Oktober 2017

Penulis.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2
2.1 Pengertian Sintesis Protein .......................................................................... 2
2.2 Mekanisme terjadinya sintesis protein ......................................................... 3
2.3 Tahapan sintesis protein ............................................................................... 3
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 8
3.2 Saran ........................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hampir segala sesuatu yang terjadi di dalam sel dikendalikan oleh enzim. Enzim
adalah zat protein. Seperti DNA dan RNA, protein adalah polimer namun, protein terdiri
atas mata rantai yang jenisnya berbeda,yang disebut asam amino
Sintesis protein terjadi di dalam sel, yaitu di dalam ribosom. Struktur dan
aktivitas protein ditentukan oleh urutan asam amino yang menyusunnya. Setiap macam
protein mempunyai urutan asam-asam amino yang spesifik.
Potein adalah bagian dari sel makhluk hidup dan merupakan bagian terbesar
tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein,setengahnya ada dalam otot,
seperlima ada dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluhnya ada di dalam kulit,
selebihnya ada di dalam cairan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon,
pengangkut zat –zat gizi dan darah, matriks intraselular dan sebagainya adalah protein
Translasi merupakan tahap penerjemah kode-kode yang terdapat dalam mRNA
untuk membentuk protein. Tahapan translas dibagi menjadi 3 langkah: Inisiasi, Elongasi,
Terminasi
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Pengertian Sintesis Protein
1.2.2 Tahap-tahap terjadinya Translasi
1.2.3 Proses terjadinya Translasi
1.3 Tujuan makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui proses translasi
dalam sintesis protein dalam sel.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sintesis Protein


Sintesa protein adalah penyusunan amino pada rantai polipeptida. Dalam proses
tersebut melibatkan DNA (Timin ”T”, Adenine “A”, Sitosin “C”, Guanin “G”) dan
RNA (Urasil “ U”,Adenin “A”,Sitosin “C”,Guanin “G” ). DNA berfungsi sebagai bahan
genetic untuk sel baik prokariot maupun eukariot, karena prokariot tidak memiliki system
internal, DNA tidak terpisahkan dari inti sel lainnya. Pada Eukariot DNA terletak di inti
dipisahkan dari sitoplasma oleh selubung inti. Proses sintesis protein terbagi atas
transkripsi dan translasi. Seperti kita ketahui DNA sebagai media untuk proses transkripsi
suatu gen berada di kromosom dan terikat oleh protein histon. Saat menjelang proses
transkripsi berjalan, biasanya didahului signal dari luar akan kebutuhan suatu protein atau
molekul lain yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan, perkembangan, metabolisme,
danfungsi lain di tingkat sel maupun jaringan. (J.D Watson et al., 2008)
Kemudian RNA polymerase II akan mendatangi daerah regulator element dari
genyangakan ditranskripsi. Kemudian RNA polymerase ini akan menempel (binding) di
daerah promoter spesifik dari gen yang akan disintesis proteinnya, daerah promoter ini
merupakan daerah consesus sequences, pada urutan -10 dan -35 dari titik inisiasi (+1)
yang mengandung urutan TATA-Box sebagai basal promoter Setelah itu, polymerase ini
akan membuka titik inisiasi (kodon ATG) dari gene tersebut dan mengkopi semua
informasi secara utuh baik daerah exon maupun intron, dalam bentuk molekulimmature
RNA (messenger RNA). (J.D Watson et al., 2008)
Kemudian immture mRna ini diolah pada proses splicing dengan menggunakan
small nuclear RNA (snRNA) complex yang akan memotong hanya daerah intron, dan
semua exon akan disambungkan menjadi satu urutan gen utuh tanpa non-cording area dan
disebut sebagai mature Mrna. Ada tahap berikutnya, mRNA ini diproses lebih lanjut pada
proses translasi di dalam ribosom, dalam tiga tahapan pokok yaitu inisiasi sebagai
mengawal sintesis polipeptida dari kodon AUG yang ditranslasi sebagai asam amini
methione. (JD. Watson et al. 2008)

2
3

2.2 Mekanisme Terjadinya Sintesis Protein


Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida yang
diatur susunanya oleh kode genetic. Dan dalam sintesis protein satu gen bekerja untuk
menumbuhkan satu enzim yang diteliti oleh protein G.W. Beadle. Dan E.L Tatum (1946).
Penemuan mereka disebut juga teori satu gen satu enzim. Sintesis protein berlangsung di
dalam inti sel dan ribosom. (Ferdinant dan Moekti., 2009)
Pada proses sintesis protein mempergunakan molekul-molekul serta organel
seperti asam amino, DNA, asam ribonukleat non genetic (ARN), ribosom dan enzim-
enzim. Pada sintesis protein terdapat substansi genetic yang berupa DNA (Deoxyribose
Nucleic Acid) dan RNA (Ribose Nucleic ACID). (Ferdinant dan Moekti., 2009)

2.3 Tahapan Translasi Sintesis Protein


ekspresi gen merupakan proses penerjemah gen menjadi urutan asam amino.
Peristiwa ini terjadi pada saat sintesis protein. Ada dua tahapan dalam sintesis protein.
Tahap pertama, kode genetik dalam DNA disalin dan menghasilkan satu rantai molekul
RNA. Proses ini disebut transkripsi dan berlangsung di dalam inti sel. Tahap kedua
merupakan sintesis polipeptida dengan urutan spesifik berdasarkan rantai RNA yand
dibuat pada tahap pertama. proses ini disebut translasi. (Sarmoko, 2011)
1. Translasi
Merupakan sintesis polipeptida yang sesungguhnya, yang terjadi berdasarkan
arahan mRNA. Selama tahapan ini terjadi perubahan bahasa, sel menerjemahkan
(menstranslasi) urutan bahasa molekul mRNA ke dalam urutan asam amino
polipeptida. Tempat translasi adalah ribosom yang terletak di sitoplasma. (Sarmoko.,
2011)
Walaupun mekanisme dasar transkripsi dan translasi serupa untuk prokariot
dan eukariot, namun terdapat perbedaan penting dalam aliran informasi genetic di
dalam sel. Karena bakteri tidak memiliki nukelus, DNA-nya tidak tersegregasi dari
ribosom dan perlengkapan pensistesis-protein. Transkripsi dan translasi dipasangkan
dengan ribosom menempel pada ujung depan molekul mRNA sewaktu transkripsi
masih terus berlangsung. Sebaliknya, dalam sel eukariot, selubung nukelus
memisahkan transkripsi masih terus berlangsung. Sebaliknya, dalam sel eukariotik,
4

selubung nucleus dan mRNA dikirim ke sitoplasma di mana terjadi translasi. Tetapi
sebelum mRNA meninggalkan nucleus, transkripsi RNA dimodifikasi dengan
berbagai cara untuk menghasilkan mRNA yang fungsional. Dengan demikian, pada
proses ini, transkripsi gen eukariot menhasilkan pre-mRNA, dan pemprosesan RNA
menghasilkan mRNA akhir. (Sarmoko., 2011)
Mekanisme molekul untuk translasi dalam eukariot sangat mirip dengan yang
terjadi dalam bakteri. Aktivitas asam amino dan penempelan pada tRNA serta
langkah inisiasi, elongasi, dan terminasi rantai polipeptida pada intinya adalah sama
dalam arti seluruhnya. Subunit ribosom kecil dan besar pada bakteri dan eukariot
adalah ekuivalen berkaitan dengan perananya dalam inisiasi dan elongasi rantai.
( Ngili. Y., 2017)
Terdapat dua perbedaan penting antara mekanisme translasi dalam eukariot
dengan dalam bakteri, yang berkaitan dengan inisiasi tranlasi. Pertama, terdapat dua
bentuk tRNA untuk metionin dalam eukariot yang salagh satunya digunakan dalam
inisiasi, tetapi tidak ada bentuk bermuatan yang diformilasi. Transformilase tidak
MET
terdapat dalam eukariot. Akan tetapi, Met-Trna I eukariot dapat diformilasi oleh
enzim bakteri. Perbedaan kedua (yang lebih penting) yakni keterlibatan cap5’ mRNA
yang termetilasi dalam inisiasi translasi. Jika cap ini hilang, maka translasi tidak
efisien. Telah diketahui bahwa pengikatan subunit ribosom 40S kepada daerah leader
mRNA membutuhkan factor-faktor tambahan yang disebut protein pengikat –cap
(cap-binding proteins). Terdapat bukti yang menunjukan bahwa cap adalah corak
sruktur utama yang dibutuhkan untuk pengikatan subunit 40S (Ngili. Y., 2017).
Berikut tahapan-tahapan proses translasi:
a. Inisiasi
Pada tahap inisiasi dari translasi terjadi dengan adanya RNAd, sebuah RNAt
yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua subunit ribosom.
Pertama, subunit ribosom kecil mengikatkan diri pada RNAd dan RNAt inisiator.
Subunit ribosom kecil melekat pada tempat tertentu di ujung 5’ dari RNAd. Di
dekat tempat pelekatan ribosom subunit kecil pada RNAdterdapat kodon inisasi
AUG, yang memberikan sinyal dimulainya proses translasi. RNAt inisiator, yang
5

membawa asam amino metionin, melekat pada kodon inisiasi AUG. (Ayulina et
al., 2004)
Oleh karenanya, persayaratan inisiasi adalah kodon RNAd harus
mengandung triplet AUG dan terdapat RNAt inisiator berisi antikodon AUC yang
membawa metionin. Jadi pada proses translasi, metionin selalu menjadi asam
amino awal yang diingat. Triplet AUG diakatakan start codon karena berfungsi
sebagai kodon awal translasi. (Ayulina et al., 2004)

Gambar 2.1 inisiasi pada proses translasi (Ayulina et al., 2004)

b. Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino-asam amino berikutnya
ditambahkan satu per satu pada asam amino pertama (metionin). (Ayulina et al.,
2004)
6

Gambar 2.2 elongasi pada proses translasi (Ayulina et al., 2004)

Pada ribosom membentuk ikatan hydrogen dengan antikodon molekul RNAt


yang komplemen dengannya. Molekul RNAr dari subunit ribosom besar berfungsi
sebagai enzim, yaitu mengakatalisis pembentukan ikatan peptida yang
menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino yang baru tiba. Pada
tahap ini, polipeptida memisahkan diri dari RNAt tempat pelekatannya semula,
dan asam amino yang dibawa oleh RNAt yang baru masuk. (Ayulina et al., 2004)
Saat RNAd berpindah tempat, antikodonnya tetap berikatan dengan kodon RNAt.
RNAd bergerak bersama-sama dengan antikodon ini dan bergeser ke kodon
berikutnya yang akan ditranslasi. Sementara itu, RNAt sekarang tanpa asam amino
karena telah diikatkan pada polipeptida yang sedang memanjang. Selanjutnya
RNAt keluar dari ribosom. Langkah ini membutuhkan energy yang disediakan
oleh hidrolisis GTP. (Ayulina et al., 2004)
RNAd bergerak melalui ribosom ke satu arah saja, memulai dari ujung 5’. Hal ini
sama dengan ribosom yang bergerak 5’3’ pada RNAd. Hal yang penting di sini
adalah ribosom dan RNAd bergerak relative satu sama lain, dengan arah yang
sama, kodon demi kodon. Siklus elongasi menghabiskan waktu kurang dari 1/10
detik dan terus berlangsung hingga rantai polipeptidanya lengkap. (Ayulina et al.,
2006)
7

c. Terminasi
Pada tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga
ribosom mencapai kodon stop. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, atau
UGA. Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sebagai
sinyal untuk menghentikan translasi. (Ayulina et al., 2004)

Gambar 2.3 Terminasi Pada Proses Translasi (Ayulina et al., 2004)


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan tentang “Translasi Dalam Sintesis Protein”, maka dapat kami
simpulkan sebagai berikut :
a. Sintesa protein adalah penyusunan amino pada rantai polipeptida. Dalam proses
tersebut melibatkan DNA (Timin ”T”, Adenine “A”, Sitosin “C”, Guanin “G”) dan
RNA (Urasil “ U”,Adenin “A”,Sitosin “C”,Guanin “G” ). DNA berfungsi sebagai
bahan genetic untuk sel baik prokariot maupun eukariot, karena prokariot tidak
memiliki system internal, DNA tidak terpisahkan dari inti sel lainnya. Pada Eukariot
DNA terletak di inti dipisahkan dari sitoplasma oleh selubung inti. Proses sintesis
protein terbagi atas transkripsi dan translasi. Seperti kita ketahui DNA sebagai media
untuk proses transkripsi suatu gen berada di kromosom dan terikat oleh protein
histon. Saat menjelang proses transkripsi berjalan, biasanya didahului signal dari luar
akan kebutuhan suatu protein atau molekul lain yang dibutuhkan untuk proses
pertumbuhan, perkembangan, metabolisme, danfungsi lain di tingkat sel maupun
jaringan.
b. Proses pembentukan protein dari monomer peptida yang diatur susunanya oleh kode
genetic. Sintesis protein berlangsung di dalam inti sel dan ribosom. Pada proses
sintesis protein mempergunakan molekul-molekul serta organel seperti asam amino,
DNA, asam ribonukleat non genetic (ARN), ribosom dan enzim-enzim. Pada sintesis
protein terdapat substansi genetic yang berupa DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) dan
RNA (Ribose Nucleic ACID).
c. Translasi merupakan sintesis polipeptida yang sesungguhnya, yang terjadi
berdasarkan arahan mRNA. Selama tahapan ini terjadi perubahan bahasa, sel
menerjemahkan (menstranslasi) urutan bahasa molekul mRNA ke dalam urutan asam
amino polipeptida. Tempat translasi adalah ribosom yang terletak di sitoplasma. Pada
proses terjadinya translasi meliputi tahap inisiasi, elongasi, dan terminasi.

8
9

3.2 Saran
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa sintesis protein sangat erat kaitannya
dengan pembawaan sifat pada keturunan, oleh karena itu melalui makalah ini kami
sebagai penyusun mengajak para pembaca dan pendengar untuk dapat mengambil
pengetahuan dari materi yang telah kami sampaikan sebelumnya.
Daftar Pusataka

Campbell, N.A., et al. 2006. Biology Concepts & Connections. California: The
Benjamin/Commings Publishing Company.

Dr. Ngili, Y. 2017. Asam Nukleat. Semarang: Rekayasa Sains

Aryulina, C. Muslim, S. Manaf, E. Windi Winarni. 2004. Biologi, Jakarta: Esis.

Sarmoko, 2011. FROM GENE TO PROTEIN: TRANSKRIPSI DAN TRANSLASI (serial


online),
[cited 2017 November 2], Availble from:
http://www.academia.edu/6208866/FROM_GENE_TO_PROTEIN_TRANSKRIPSI_DAN_TR
ANSLASI

Rochmah, S. N., Sri Widayati, Mazrikhatul Miah. 2009. Biologi :Pusat Perbukuan,
Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.

Watson, J.D., T.A. Baker, S.P. Bell, A. Gann, M. Levine, R. Losick.


2008. Molecular Biology
of The Gene. Pearson Education, Inc, San Francisco.
Lampiran

Gambar 2.1 inisiasi pada proses translasi


Gambar 2.2 elongasi pada proses translasi
Gambar 2.3 Terminasi Pada Proses Translasi

Anda mungkin juga menyukai