LINGKUNGAN SEKOLAH
DISUSUN OLEH:
ARKHAN RAFLY RUNJUNG
KELAS : XI IPS 2
Biaya Penelitian : -
Lama Penelitian : -
i
ABSTRAK
PENGARUH BULLYING TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah Yang Maha Kasih atas segala berkat dan
karunianya, saya dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan karya
tulis ilmiah dengan sangat baik. Penyusunan Karya tulis ilmiah ini dengan
judul “PENGARUH BULLYING TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN
SEKOLAH” ini adalah untuk memenuhi tugas sekolah karya tulis ilmiah
Bahasa Indonesia Guna memperoleh nilai.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini tidak terlepas
Ilmiah ini. Maka dari itu saya berterima kasih secara khusus kepada
orang tua dan saudara yang selalu berada disisi saya serta mendoakan
saya, dan juga teman dan guru pendidik yang selalu berada disisi saya
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN
PENGESAHAN…………………………
…………………….i
ABSTRAK………………………………
……………………ii
KATA
PENGANTAR……………………………
………….iii
DAFTAR
ISI…………………………………………
……...iv
BAB I
PENDAHULUAN………………………
……………1
1.1 LATAR BELAKANG
MASALAH…………………..1
1.2 RUMUSAN
MASALAH………………………
……...2
1.3 TUJUAN
MASALAH………………………
………...3
1.4 MANFAAT
PENELITIAN……………………...
........3
BAB II KAJIAN
iv
PUSTAKA…………………………..........
.4
2.1 PENGERTIAN
PERUNDUNGAN……………………4
2.2 JENIS-JENIS
PERUNDUNGAN……………………...4
2.3 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
TERJADINYA
PERUNDUNGAN………………………
……………...........6
BAB III METODE
PENELITIAN…………………………..9
3.1 RANCANGAN
PENELITIAN………………………..9
3.2 POPULASI DAN
SAMPEL..........................................9
3.3 TEKNIK PENGUMPULAN
DATA………………….11
3.4 INSTRUMENT
PENELITIAN……………………….12
3.5 PROSEDUR
PENELITIAN…………………………..1
3
BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN……………………15
BAB V
PENUTUP………………………………
………….16
5.1
v
KESIMPULAN…………………………
…………….16
5.2
SARAN…………………………………
…………….17
DAFTAR
PUSTAKA………………………………
……….18
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
perhatian. Orang-orang yang menjadi korban bullying
semasa kecil, kemunkinan besar akan menderita depresi
dan kurang percaya diri pada masa dewasa. Sementara
pelaku bullying kemungkinan besar akan terlibat dalam
kriminalitas.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
4
remaja yang paling bermasalah dan cenderung akan
beralih pada tindakan-tindakan kriminal yang lebih lanjut.
Contoh bullying secara fisik adalah: memukuli,
menendang, menampar, mencekik, menggigit, mencakar,
meludahi, dan merusak serta menghancurkan barang-
barang milik anak yang tertindas, dan lain-lain.
5
mata, helaan nafas, cibiran, tawa mengejek dan bahasa
tubuh yang mengejek.
D. Bullying elektronik
Bullying elektronik merupakan bentuk perilaku bullying
yang dilakukan pelakunya melalui sarana elektronik
seperti komputer, handphone, internet, website, chatting
room, e-mail, SMS dan sebagainya. Biasanya ditujukan
untuk meneror korban dengan menggunakan tulisan,
animasi, gambar dan rekaman video atau film yang
sifatnya mengintimidasi, menyakiti atau menyudutkan.
6
mengawasi anak-anaknya sehingga mereka bebas melakukan apa saja,
termasuk perundungan di luar rumah.
Anak-anak yang selalu haus akan kekuasaan dan terus ingin memegang kontrol
juga cenderung melakukan tindakan bullying. Mereka hanya mau bekerja sama
jika yang lainnya mengikuti peraturan yang dibuatnya.Jika segala sesuatunya
tidak berjalan sesuai rencananya, maka ia akan mulai melakukan
tindakan bullying.
8
Faktor bullying di sekolah yang tak boleh disepelekan
adalah kurangnya perhatian sekolah terhadap
fenomena bullying.Faktor penyebab bullying menurut
para ahli ini membuat siswa dan siswi menganggap
bahwa tindakan bullying adalah suatu hal yang biasa-
biasa saja. Sehingga, mereka terus melakukannya di
sekolah.Untuk mengatasinya, tentu peran guru dan
pihak sekolah lain diperlukan. Sekolah disarankan untuk
menanggapi masalah bullying secara serius.
BAB III
METODE PENELITIAN
9
a. Populasi target dalam penelitian ini adalah
remaja laki-laki dan perempuan berusia 16-18
tahun.
b. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah
remaja yang berusia 12-15 tahun (kelas 1-3
SMP).
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah dan Diluar
sekolah.
10
n = Zα 2PQ 𝑑2 Rumus ini berlaku bila P = 10-
90%
Keterangan:
n = perkiraan jumlah sampel
d = 10% (ditetapkan), presisi/ kesalahan yang
masih bisa diterima atau tingkat ketepatan
absolut yang dikehendaki
Zα = 1,96 (tingkat kemaknaan, ditetapkan)
. P = perkiraan proporsi, jika tidak diketahui
dianggap 50%
Q = 1 – P (100% - P)
Maka,
n = (1,96) 2 x 0,5 x 0,5 (0,10)2 = 96,04 = 96
(sampel) Jadi, minimal sampel yang diperlukan
dalam penelitian ini adalah 96 sampel.
11
Data primer yaitu data yang dikumpulkan
langsung dari narasumber yaitu siswa Remaja
Mahasiswa, dan tujuannya disesuaikan dengan
keperluan penelitian. Data primer diambil secara cross
sectional dari beberapa kelas di SMP dan SMA berupa
kuisioner yang diisi secara selfassessment dengan
menggunakan instrumen The Revised Olweus
Bully/Victim Questionnaire. Sedangkan data sekunder
yaitu data nilai rapor dan ujian tengah semester yang
diberikan oleh pihak sekolah serta mengumpulkan
data melalui buku-buku literatur dan sumber data
lainnya, dilengkapi dengan pendapat para ahli yang
berhubungan dengan permasalahan dibahas untuk
mendapatkan data teoritis yang akan dijadikan
sebagai bahan pembanding dalam pembahasan
masalah.
12
Kuesioner berbentuk skala likert dengan pilihan jawaban
0= tidak pernah, 1= 1-2 kali, 2= 3-4 kali, 3= 5-6 kali, 4= 7
kali atau lebih.
13
3. Entri Data Tahap pemasukan data yang telah
terkumpul ke dalam master tabel atau database
komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi
sederhana.
14
BAB IV
15
diri dan tidak ingin sekali pergi keluar lagi. Penindasan dapat memiliki
konsekuensi fisik dan psikologis jangka panjang.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Bagi sekolah dan khususnya orang tua, hendaknya lebih menambah
pengawasan dengan berkeliling sekolah di jam-jam tertentu dan tempat-
tempat tertentu yang berpotensi terjadinya bullying. Korban lebih baik
menceritkakan kasusnya kepada orang lain agar tidak merasa kesepian atau
bahkan merasa tidak ada yang ingin membantunya. Karena sejatinya bercerita
kepada orang lain akan lebih mudah membantunya.
17
18
DAFTAR PUSTAKA
Sari, Y. P., &Azwar, W. (2017). Fenomena Bullying Siswa: Studi Tentang Motif
333-367.
Djuwita, 2006. Perilaku Bullying Ditinjau dari Harga Diri dan Pemahaman Moral
19