Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PENDIDIKAN

X.5

Di Susun Oleh :
 Nayla Dwi Novriza
 Mela Anggriani
 Putri Kaila Keysa A.
 Serin Yosista Zalfa C.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat tuhan yang maha esa, atas
kelimpahan Rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan
penelitian kami ini yang berjudul "Pengaruh Media Sosial Terhadap
Pendidikan". Penelitian ini disusun sebagai salah satu tugas mata
pelajaran sosiologi. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bu Dwiyana mustika
selaku guru pembimbing. Orang tua kami yang membantu baik moral
maupun materi. Para responden yang bersedia mengisi angket yang
telah kami sediakan. Kami menyadari dalam penyusunan jauh dari
kata sempurna baik dari penyusunan kata maupun penulisannya, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun, khusus dari guru mata pelajaran guna menjadi acuan
dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik dimasa yang
akan datang.

Tangerang, 27 februari 2023


Kelompok kami
DAFTAR ISI
I KATA PENGANTAR........................................................................................................

II 2.DAFTAR ISI.................................................................................................................
III 3.BAB1(PENDAHULUAN)..........................................................................................
1 1.1 Latar belakang............................................................................................................
1 1.2 Rumusan masalah.......................................................................................................
2 1.3 Batasan masalah.........................................................................................................
2 1.4 Tujuan penelitian........................................................................................................
2 1.5 Manfaat penelitian......................................................................................................
.2 4.BAB II(LANDASAN TEORI).....................................................................................
3 5.BAB III (METODE DAN HASIL DATA)....................................................................
.8 3.1 Metode.......................................................................................................................
.8 3.2 Sample.......................................................................................................................
8 3.3 hasil data.....................................................................................................................
8 6.BAB IIII (PENUTUP....................................................................................................
13 4.1 Kesimpulan...............................................................................................................
13 4.1 Saran.........................................................................................................................
13 7.DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
14 8.LAMPIRAN................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar belakang
Laporan penelitian ini kami buat untuk memenuhi tugas sosiologi dan
diharapkan dapat memberi informasi kepada pembaca. Perlu diketahui bahwa
tawuran sering terjadi baik di kalangan siswa SMP, SMA dan mahasiswa
maupun masyarakat umum. Dikalangan remaja kurang lebih pada umur 12-18
tahun adalah individu labil yang emosinya rentang tidak terkontrol oleh
pengendalian dari yang benar. Kelakuan remaja yang belum mengerti terhadap
bahaya tawuran membuat para remaja tidak berpikir selaras logika tentang
bahaya tawuran yang mungkin mereka tahu. Tawuran itu sudah menjadi budaya
dikalangan remaja,sehingga tidak mengerti resiko tawuran. Dari hal tersebut,
dikhawatirkan para remaja menjadi anak yang brutal, kriminal dan durhaka
pada org tuanya, dengan alasan di atas kami meneliti masalah tawuran
dikalangan siswa SMAN8 KABUPATEN TANGERANG.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana cara menanggulangi tawuran antar pelajar?
2. Apa saja akibat dari tawuran antar pelajar?
3. Apa penyebab terjadinya tawuran?

1.3 Batasan masalah


Karena pelajar yang melakukan aksi tawuran begitu luas, maka kami
membataskan penelitian hanya dari kalangan siswa kelas 10 SMAN 8
KABUPATEN TANGERANG.

1.4 Tujuan penelitian


1.Mengetahui seberapa besar budaya tawuran di kalangan SMA.
2.Memberikan motivasi kepada para pelajar agar tawuran bisa
berhenti.
3. Mengetahui cara-cara pencegahan dan penyebaran budaya tawuran
para pelajar

1.5 Manfaat penelitian


1.untuk memberi informasi mengenai tawuran.
2.untuk mengetahui upaya cara penanggulangan, sebab dan akibat
tawuran antar pelajar.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian tawuran
Pengertian tawuran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
perkelahian massal atau perkelahian yang dilakukan secara beramai-
ramai.Sementara menurut Rais (1997), tawuran adalah perkelahian antar pelajar
adalah salah satu perbuatan yang sangat tercela yang dilakukan oleh seorang
atau kelompok pelajar kepada pelajar lain atau kelompok pelajar lain. Jadi
kegiatan berupa perkelahian massal, dari kelompok manapun, usia berapapun,
bisa dikatakan sebagai tawuran. Pendapat lain mengatakan tawuran adalah salah
satu kegiatan interaksi manusia yang saling merugikan, karena satu pihak
dengan pihak yang lain berusaha saling menyakiti secara fisik baik dengan atau
tanpa alat bantu. 2.2 Cara menanggulangi tawuran antar pelajar 1. Membuat
Peraturan Sekolah Yang Tegas Bagi siswa siswi yang terlibat dalam tawuran
akan dikeluarkan dari sekolah. Jika semua siswa terlibat tawuran maka sekolah
akan memberhentikan semua siswa dan melakukan 4 penerimaan siswa baru
dan pindahan. Setiap pelajar siswa siswi harus dibuat takut dengan berbagai
hukuman yang akan diterima jika ikut serta dalam aksi tawuran. Bagi yang
membawa senjata tajam dan senjata khas tawuran lainnya juga harus diberi
sanksi. 2. Memberikan Pendidikan Anti Tawuran Pelajar diberikan pemahaman
tentang tata cara menghancurkan akar-akan penyebab tawuran dengan
melakukan tindakan-tindakan tanpa kekerasan jika terjadi suatu hal, selalu
berperilaku sopan dan melaporkan rencana pelajar-pelajar badung yang
merencanakan penyerangan terhadap pelajar sekolah lain. Jika diserang
diajarkan untuk mengalah dan tidak melakukan serangan balasan, kecuali
terpaksa. 3.Memisahkan Pelajar Berotak Kriminal dari Yang Lain Setiap
manusia memiliki sifat bawaan masing-masing. Ada yang baik, yang sedang
dan ada yang kriminal. Daripada menularkan sifat jahatnya kepada siswa yang
lain lebih baik diidentifikasi dari awal dan dilakukan bimbingan konseling
tingkat tinggi untuk menghilangkan sifat-sifat jahat dari diri siswa tersebut. Jika
tidak bisa dan tetap berpotensi tinggi membahayakan yang lain segera keluarkan
dari sekolah 4.Kolaborasi Belajar Bersama Antar Sekolah Selama ini belajar di
sekolah hanya di situ-situ saja sehingga 5 tidak saling kenal mengenal antar
pelajar sekolah yang satu dengan yang lainnya. Seharusnya ada kegiatan belajar
gabungan antar sekolah yang berdekatan secara lokasi dan memiliki
kecenderungan untuk terjadi tawuran pelajar. Dengan saling kenal mengenal
karena sering bertemu dan berinteraksi maka jika terjadi masalah tidak akan lari
ke tawuran pelajar, namun diselesaikan dengan cara baik-baik. 2.3 Akibat dari
tawuran antar pelajar •Luka-luka baik ringan maupun berat dari hasil benturan
senjata tajam, batu, maupun kepalan tangan kosong yang memiliki tenaga kuat
akibat emosi yang meluap. •Hukuman dari sekolah bagi para remaja yang
melakukan tawuran seperti skorsing atau drop out agar para pelajar jera.
•Hukuman dari polisi dengan memenjarakan para pelajar yang tawuran.
•Pencemaran nama baik bagi sekolah tempat para pelajar yang tawuran itu
menuntut ilmu. •Akibat paling buruk adalah kehilangan nyawa bagi sebagian
pelajar yang terkena batu sial. 2.4 Penyebab terjadinya tawuran 1.Masa-masa
Krisis Identitas pada Remaja Tawuran antarpelajar bisa terjadi karena pada
masa tersebut, para remaja sedang mengalami krisis identitas. Identitas diri yang
dicari remaja adalah bentuk pengalaman terhadap 6 nilai-nilai yang akan
mewarnai kepribadiannya.Jika para pelajar tersebut tidak diinternalisasi dengan
nilai positif akan berakibat buruk, yakni munculnya penyimpangan-
penyimpangan perilaku seperti melakukan aksi tawuran. 2.Kontrol Diri yang
Lemah Kontrol diri merujuk pada ketidakstabilan emosi, emosi ini meliputi
mudah marah, frustrasi, dan kurang peka terhadap lingkungan sosialnya.
3.Pengaruh Media Pengaruh dari media yang mereka tonton atau gunakan
seharihari juga bisa menjadi penyebab tawuran. Penelitian oleh Research
Institute of Moral Education, College of Psychology,Nanjing Normal
University, Nanjing, China menyebutkan bahwa kekerasan di media
memengaruhi remaja dan dapat menyebabkan mereka bertindak agresif.
4.Kurangnya Pengawasan Orang Tua Orang tua memiliki peranan yang sangat
penting dalam mencegah kenakalan remaja. Ketika orang tua tidak memberikan
pengawasan yang memadai, remaja cenderung akan melakukan perilaku agresif
atau aktivitas kriminal. Orang tua yang tidak perhatian dengan perkembangan
lingkungan anak akan membuat para remaja cenderung berteman dengan orang
yang salah, mengambil risiko yang tidak perlu, dan 7 bereksperimen dengan
hal-hal yang tidak diizinkan oleh orang tua yang terlibat. 5.Tekanan Teman
Sebaya Selain orang tua, teman sebaya juga merupakan agen sosialisasi yang
punya peranan penting dalam terjadinya aksi tawuran. Hal ini karena, anak-anak
lebih cenderung terlibat dalam perilaku berisiko atau kekerasan ketika mereka
bertindak sebagai sebuah kelompok.

Anda mungkin juga menyukai