Anda di halaman 1dari 5

TAWURAN PELAJAR

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Rossita Sari, 0606
Affaf Karimah, 0706270176
Arima ESCD, 0706270270
Dita Linda Sari, 0706270415
Endang Sulastri, 0706270503
Fitri Annisa, 0706270592
Herdliana, 0706270693
Laila Hasanah, 0706270794
Nadia Farah Ferdina, 0706270900
Puput Winari, 0706271033
Sagita Novianingtyas, 0706271153
Titin Hermaneti, 0706271241

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS INDONESIA
2010
Kondisi Tawuran Pelajar
Latar Belakang
Fenomena tawuran pelajar tak dapat dipungkiri lagi merupakan problem sosial yang
mengganggu masyarakat. Di kota-kota besar, kekerasan antar pelajar tumbuh subur. Tawuran
telah populer sejak awal 90 an. Tahun-tahun tersebut, pola hidup hedonis di kalangan pelajar
dan mahasiswa semakin klimaks. Awal tahun 80 an, pelajar-pelajar kita dicekoki oleh film-
film yang mengadopsi budaya kebebasan Barat. Dari tradisi pacaran, disko, hingga
perkelahian antar genk pelajar. Pola-pola ini kini benar-benar menjadi budaya populis pelajar
di kota-kota besar, seperti Jakarta, Semarang, Bandung ataupun Surabaya. Menurut Pusat
Pengendalian Gangguan Sosial DKI Jakarta Raya pelajar yang terlibat tawuran kurang dari
0.1 % dari sekitar 1,5 juta pelajar di Jakarta. Hampir 1500 siswa hidup dalam ideologi agresi
dan kekerasan untuk membangun eksistensi diri.
Prof Dr. Mochamad Enock Markum dalam penelitiannya yang dilakukan pada tahun
2006 menyatakan bahwa salah satu penyebab tawuran antara pelajar karena adanya turunan
masalah dari senior sebelumnya. Masalah tersebut terus berlanjut sehingga menyebabkan
timbulnya stigma bahwa sekolah A bermusuhan dengan sekolah B. Selain itu penyebab
seseorang ikut terlibat dalam aksi tawuran yaitu karena pribadi individu berbeda dengan
pribadi kelompok. Maksudnya yaitu pribadi individu ketika berada di lungkungan keluarga
berbeda dengan ketika dia berada di kelompok. Individu dalam keluarga dapat terlihat biasa
saja, tidak mempunyai masalah, bahkan membantu orang tua, tetapi berbeda jika individu
tersebut berkumpul dengan kelompok, sehingga mempengaruhi kepribadiannya menjadi
kepribadian kelompok. Banyak hal yang dapat menyebabkan kepribadian individu mengikuti
kepribadian kelompok, di antaranya yaitu kepribadian remaja yang cenderung lebih terbuka
dengan teman sebaya, lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya, lebih senang
berkelompok, mencoba sesuatu yang baru, sehingga individu cenderung mengikuti
kepribadian kelompok.

Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala dari tawuran adalah:
1. Jalan berkelompok 3- 5 orang atau lebih
2. Berkumpul di satu tempat sepi dan gelap sambil nongkrong dan merokok
3. Datang geromobolan lebih besar yang menghampiri saling mencaci maki
4. Membawa senjata tajam atau benda yang bisa melukai
5. Memukul, meninju, menendang, menampar, dan tindak kekerasan lainnya
Tinjauan Teori Mengenai Tawuran Pada Pelajar
Masa remaja merupakan masa penuh pencarian jati diri, dimana mereka lebih banyak
menghabiskan waktunya bersama teman kelompok. Erick Erickson dalam bukunya Youth,
Crisis and Identity berpendapat bahwa usia muda adalah tahapan pencarian jati diri yang
sering luput bahkan meluputkan diri dari proteksi orangtua. Pelajar yang sedang menempuh
pendidikan di SLTP maupun SLTA, bila ditinjau dari segi usianya, sedang mengalami periode
yang sangat potensial bermasalah. Periode ini sering digambarkan sebagai storm and drang
period (topan dan badai). Dalam kurun ini timbul gejala emosi dan tekanan jiwa, sehingga
perilaku mereka mudah menyimpang dan cenderung mengikuti norma teman kelompoknya.
Tidak heran jika banyak remaja yang merupakan pelajar yang terlibat dalam tawuran yang
tergolong penyimpangan tindakan social dan termasuk dalam perilaku agresi.

Faktor Penyebab
Faktor penyebab terjadinya tawuran adalah :
1. Fakor internal:
proses internalisasi diri yg keliru oleh remaja dalam menangani masalah di sekitarnya dan
semua pengaruh dari lingkungan. Perilaku merupakan reaksi ketidakmampuan dalam
melakukan adaptasi terhadap lingkungan sekitar.
2. Faktor eksternal:
a. Faktor keluarga: keluarga yang broken home, terjadi konflik, tidak dapat
berperan sebagai ayah atau ibu, over protektif,akan mengganggu psikologi remaja
yang menyebabkan penolakan untuk mematuhi aturan orang tuanya.
b. Faktor lingkungan sekolah: suasana yang tidak nyaman, fasilitas tidak
memadai untuk penyaluran kreativitas, aturan sekolah yang longgar, dokrin dari 1
generasi ke generasi untuk melakukan tawuran
c. Faktor masyarakat: keadaan masyarakat yang sering terjadi konflik, tidak ada
aturan yang mengikat, tidak peduli, menyebabkan pelajar dapat leluasa melakukan
tawuran.
d. Media: televisi, video game, yang mengarah pada perilaku kekerasan
menyebabkan pelajar berperilaku agresif
e. Teman kelompok: norma negatif dalam kelompok yang harus diikuti oleh
anggotanya menyebabkan tawuran pelajar marak terjadi.
Jenis Aksi Kekerasan Dalam Tawuran
1. Kekerasan verbal: mencaci maki, menghina, mengumpat
2. Kekerasan fisik: memukul, meninju, menendang, dll

Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin dari kasus tawuran pelajar adalah :
Gangguan Konsep Diri : HDR
Koping individu tidak efektif
Perilaku kekerasan
Resiko cedera
Ansietas

Dampak Tawuran
- Terancam putus sekolah akibat diskros atau pun diberhentikan
- Merusak sarana/ fasilitas umum
- Memberikan reputasi yang buruk terhadap sekolah yang siswanya terlibat
tawuran
- Menambah beban bagi orang tua dan keluarga
- Trauma kekerasan fisik pada korban maupun pelaku tawuran
- Terenggutnya nyawa

Solusi Untuk Mengatasi Masalah Tawuran


Untuk mengatasi masalah tawuran antar pelajardapat dipakai teori dari Kartini Kartono
yaitu :
a. Banyak mawas diri, melihat kelemahan dan kekurangan sendiri, dan melakukan
koreksi terhadap kekeliruan yang sifatnya tidak mendidik dan tidak menuntun.
b. Memberi kesempatan kepada remaja untuk beremansipasi dengan cara yang baik dan
sehat.
c. Memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan remaja
zaman sekarang serta kaitannya dengan pengembangan bakat dan potensi remaja.
Teori yang kedua adalah dari Dryfoos, dia menyebutkan untuk mengatasi tawuran
pelajar atau kenakalan remaja pada umumnya harus diadakan program yang meliputi
unsur-unsur berikut:
a. Program harus lebih luas cakupannya daripada hanya sekedar berfokus pada
kenakalan
b. Program harus memiliki komponen-komponen ganda, karena tidak ada satu pun
komponen yang berdiri sendiri sebagai peluru ajaib yang dapat memerangi kenakalan
c. Program harus sudah dimulai sejak awal masa perkembangan anak untuk mencegah
masalah belajar dan berperilaku
d. Sekolah memainkan peranan penting
e. Upaya-upaya harus diarahkan pada institusional daripada pada perubahan individual,
yang menjadi titik berat adalah meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak-anak yang
kurang beruntung
f. memberi perhatian kepada individu secara intensif dan merancang program unik bagi
setiap anak merupakan faktor yang penting dalam menangani anak-anak yang berisiko
tinggi untuk menjadi nakal
g. manfaat yang didapatkan dari suatu program sering kali hilang saat program tersebut
dihentikan, oleh karenanya perlu dikembangkan program yang sifatnya
berkesinambungan.

Referensi :
www. kabarsepuluh.com

Anda mungkin juga menyukai