Anda di halaman 1dari 14

Pariwisata Halal di Provinsi Riau: Potensi dan Prospek

Murah Syahrial1, Veni Reza


STAI HM. Lukman Edy Pekanbaru

ABSTRAK. Penelitian ini menegaskan bahwa pariwisata halal adalah industri


pariwisata yang telah berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia
umumnya dan provinsi Riau khususnya, meskipun ekonomi dunia melambat. Di
Indonesia, khususnya di Provinsi Riau, pariwisata halal telah lama tumbuh dalam
bentuk ziarah yang dilakukan oleh orang-orang dengan motivasi keagamaan. Seiring
dengan perkembangan Ekonomi Islam global, maka jenis wisata ini sedang mengalami
metamorfosis itu membutuhkan perubahan modern mulai dari tempat wisata, hotel,
hingga pemasaran. Dengan pendekatan fenomenologis, penelitian ini menyimpulkan
bahwa pariwisata halal di Riau telah menjadi bagian dari industri pariwisata Riau
untuk memposisikan Provinsi Riau salah satu pusat pariwisata halal di Indonesia.

Kata kunci: Potensi, prospek, pariwisata halal, Provinsi Riau.

PENDAHULUAN wisata; (5) Jasa makanan dan minuman;


(6) Penyedia akomodasi; (7)
Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan
Pariwisata merupakan salah satu rekreasi; (8) Penyelenggaraan
kunci pembangunan, kesejahteraan dan pertemuan, perjalanan insentif,
kebahagian. Indonesia saat ini telah konferensi dan pameran; (9) Jasa
menetapkan sektor pariwisata termasuk informasi pariwisata; (10) Jasa
salah satu “the leading sector” dalam konsultan pariwisata; (11) Jasa
pembangunan. Pariwisata termasuk pramuwisata; (12) Wisata tirta; dan (13)
sektor unggulan ketiga setelah migas, SPA.1
pertanian. Pariwisata memberikan Sektor pariwisata juga memiliki
kontribusi yang signifikan bagi peran strategis dalam menciptakan nilai
perekonomian Indonesia. Dampak tambah bagi perekonomian nasional.
kepariwisataan terhadap Produk Selain pencipta nilai tambah, sektor
Domestik Bruto (PDB) nasional di pariwisata menyerap banyak tenaga
tahun 2016 sebesar 4,03 % dari PDB kerja. Tahun 2016, dampak
nasional. Penciptaan PDB di sektor kepariwisataan terhadap penyerapan
pariwisata terjadi melalui pengeluaran tenaga kerja sebesar 12 juta orang.
wisatawan nusantara, anggaran Sehingga dengan demikian sektor
pariwisata pemerintah, pengeluaran Pariwisata merupakan sektor yang
wisatawan mancanegara, dan investasi efektif dalam menjawab kebutuhan
pada usaha pariwisata yang meliputi: (1) peningkatan nilai tambah ekonomi
Usaha daya tarik wisata; (2) Usaha
1
kawasan pariwisata; (3) Jasa Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
transportasi wisata; (4) Jasa perjalanan Kreatif. Laporan Akuntabilitas Kinerja
Kementerian Pariwisata Tahun 2016. h. 2

|1
Pariwisata Halal di Provinsi Riau: Potensi dan Prospek

dalam menanggulangi kemiskinan (pro Pariwisata jenis baru ini perlu


poor) dan penciptaan lapangan kerja digarap secara profesional agar
(pro-job). mempunyai daya saing yang kuat di
Salah satu penggerak ekonomi pentas global yang pada akhirnya akan
Indonesia saat ini adalah Industri halal. semakin memperkuat pemasukan
Industri halal berkembang dengan devisa bagi negara masing-masing yang
sangat pesat sekali. Industry halal telah bersangkutan. Karena bagaimanapun
berkontribusi triliunan Dolar Amerika daya saing merupakan salah satu factor
dari total penjualan dalam produksi kunci yang akan menentukan
dan pendapatan bagi perekonomian.Ini penyerapan wisatawan untuk
juga menciptakan gaya hidup baru di berkunjung ke sebuah Negara.
mana konsumen sekarang lebih sadar ( Janianton Damanik, 2013).
akan konsumsi mereka, terutama dalam Pariwisata halal adalah konsep
pengetahuan, ramuan dan mekanisme baru dalam industri pariwisata.
produki dari produk tersebut, makanan Pariwisata Halal mengintegrasikan
yang sesuai standar baik dan halal. antara motivasi agama dan konservatif,
Kehalalan produk dan servis mencoba untuk mengangkat gaya
mempertemukan permintaan nilai hidup Islam dan menggarisbawahi
psikologis dan spiritual untuk ketidaksesuaiannya dengan praktik
meciptakan ketentraman batin bagi pariwisata barat saat ini, yang
consumer. Sebuah penelitian yang mendominasi industri pariwisata
dilakukan oleh World Halal Sekretariat modern. (Halalbase Pte Ltd. Halal
Forum memperkirakan bahwa jumlah Tourism, 2018). Oleh karena itu,
produk Halal secara global menjadi diperlukan pengembangan lebih
USD 2,3 triliun (tidak termasuk banyak produk dan layanan pariwisata
perbankan), dan 67% (USD 1,4 Triliun) halal untuk melayani pasar yang
pasar ini terdiri dari makanan dan dinamis dan berkembang ini. (J. C.
minuman, sedangkan a total USD 506 Henderson, 2010).
miliar berasal dari industri farmasi. 2 Provinsi Riau merupakan salah
satu provinsi yang memiliki potensi
untuk dikembangkan menjadi destinasi
Pada dasarnya Industri Halal pariwisata halal di Indonesia. Provinsi
terdiri dari tiga sektor utama yaitu: tersebut memiliki kekayaan budaya dan
Makanan, non makanan dan jasa. pariwisata yang banyak dan beraneka
Sektor makanan termasuk semua jenis ragam, beberapa diantaranya memiliki
makanan, misalnya makanan olahan, kualitas dan daya tarik yang tinggi yang
makanan kalengan, daging, produk telah diandalkan sebagai sektor yang
berbasis daging dan tempat potensial meliputi wisata alam dan
pemotongan hewan. Produk seperti wisata budaya yang kesemuanya itu
kosmetik, produk perawatan kesehatan, dapat menjadi sumber pendapatan bagi
obat-obatan dan produk kulit termasuk masyarakat setempat yang tentunya
sebagai bagian dari sektor non pangan. dapat membantu dalam menghasilkan
Sementara itu, sektor jasa meliputi pendapatan Negara khususnya
perbankan, pasar modal, pariwisata, pendapatan daerah. Secara agama,
perhotelan, logistik dan pemasaran. mayoritas penduduk Provinsi Riau
adalah beragama Islam. Menurut data
dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun
2
The Halal Journal, 2010.
Pariwisata Halal di Provinsi Riau: Potensi dan Prospek

2015, 89% penduduk Riau adalah andalan. Selain itu, peningkatan


beragama Islam. (Website BPS Riau , populasi muslim di dunia terutama
2018) populasi muslim yang berusia muda,
Sektor pariwisata Provinsi Riau berpendidikan, dan berpenghasilan
tumbuh signifikan tiap tahunnya, tinggi dapat dijadikan target pasar
ditandai dengan peningkatan pariwisata halal di Provinsi Riau. Para
kunjungan wisatawan mancanegara muslim yang berwisata pasti tidak
pada tahun 2014 sebesar 47.579 orang dapat lepas dari kepercayaan yang
meningkat pada tahun 2017 sebesar mereka anut. Para wisatawan tersebut
102.645 orang atau tumbuh sevesar membutuhkan kepastian terkait halal
115,74%. Sedangkan wisatawan dan haramnya makanan yang akan
Nusantara yang berkunjung ke Riau mereka konsumsi, tersedianya tempat
pada tahun 2015 sebanyak 3.802.050 beribadah yang nyaman, dan
orang meningkat pada tahun 2017 dipisahkannya fasilitas umum untuk
menjadi 6.534.683 orang atau tumbuh pria dan wanita, sehingga para
sebesar 71,87%. Data ini diambil dari 3 wisatawan muslim dapat menikmati
pintu masuk utama Provinsi Riau, baik pariwisata tanpa harus dipusingkan
dari udara maupun dari laut. Hal ini dengan berbagai hal tersebut. Hal inilah
menunjukkan setiap tahun adanya yang hendaklah dikembangkan oleh
peningkatan wisatawan mancanegara pariwisata Provinsi Riau.
yang berkunjung ke Provinsi Riau, Provinsi Riau termasuk salah
meskipun data yang penulis paparkan satu 6 provinsi destinasi halal yang
ini adalah data yang masih berbentuk diprioritaskan. Adapun 6 provinsi yang
umum atau berdasarkan masuknya menjadi prioritas destinasi halal adalah:
wisatawan melalui imigrasi. Aceh, Sumatera Barat, NTB, DKI
Jakarta, Banten dan Riau. (Wawancara
Gambar 2.3. Grafik Kunjungan dengan Kepala Dinas Pariwisata Riau,
Wisatawan Mancanegara di Provinsi Bapak Fahmizal, Juli 2018) Saat ini
Riau 2012-2107 Dinas Pariwisata Provinsi Riau telah
menetapkan dua kabupaten kota, yaitu
Kota Pekanbaru dan Kabupaten Siak
untuk disiapkan menjadi
pengembangan Pariwisata Halal di
Provinsi Riau. (Wawancara langsung
dengan Aldi, pegawai Dinas Pariwisata
Riau bagian Pengembangan Destinasi
Wisata pada tanggal 4 Agustus 2018).
Target wisata halal sebenarnya bukan
Sumber: hanya wistawan Muslim, tetapi juga
Dinas Pariwisata Provinsi Riau 2018. wisatawan non Muslim.
Penelitian terdahulu yang membahas
Peningkatan jumlah wisatawan tentang pariwisata halal di Indonesia
di Provinsi Riau tiap tahunnya sudah cukup banyak. Diantaranya
merupakan salah satu faktor yang perlu penelitian yang dilakukan oleh Tetty
diperhatikan oleh pemerintah Provinsi Juliaty,3 Penelitian ini bertujuan untuk
Riau untuk mengembangkan Pariwisata membangun sebuah model konsepsual
halal sebagai salah satu industri
3
Pariwisata Halal di Provinsi Riau: Potensi dan Prospek

untuk menggambarkan dan Provinsi Riau telah


membuktikan secara empirik mengeluarkan peraturan gubernur
bagaimana wisata halal dapat (Pergub) tentan Pariwisata Halal
diterapkan di Indonesia secara Adapun perumusan masalah
sustainable. Penelitian ini dilaksanakan yang penulis teliti dalam penelitian ini
di 4 (empat) daerah di Indonesia, yakni, adalah bagaimana potensi pariwisata
Nusa Tenggara Barat , Bali, Aceh, dan halal di Provinsi Riau, bagaimana
Sumatera Utara. Respondennya adalah prospek pariwisata halal di Provinsi
para pakar wisata halal yang berasal Riau serta bagaimana peran dan usaha
dari pemerintah, MUI, pelaku bisnis yang telah dilakukan stakeholder
dan masyarakat termasuk akademisi. pariwisata Provinsi Riau terhadap
pengembangan pariwisata halal di
Provinsi Riau.
Penelitian Kajian di kaji oleh
Aan Jaelani, yang berjudul “Industri METODE
Wisata Halal di Indonesia: Potensi dan
Prospek”.4 Studi ini menegaskan bahwa
pariwisata halal adalah industri Jenis penelitian ini adalah
pariwisata yang telah berkontribusi penelitian kualitatif deskriptif, yaitu
dalam pertumbuhan ekonomi di data yang dikumpulkan berbentuk
Indonesia, meskipun ekonomi dunia kata-kata, gambar, bukan angka-angka. 5
melambat. DiIndonesia, pariwisata Menurut Bogdan dan Taylor,
halal telah lama tumbuh dalam bentuk sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J.
ziarah yang dilakukan oleh orang-orang Moleong, penelitian kualitatif adalah
dengan motivasi agama. Seiring dengan prosedur penelitian yang menghasilkan
perkembangan global Ekonomi Islam, data deskriptif berupa kata-kata tertulis
maka jenis wisata ini sedang mengalami atau lisan dari orang-orang dan
metamorfosis itu membutuhkan perilaku yang diamati.6 Menurut Kirk
perubahan modern mulai dari atraksi, dan Miller7 metode kualitatif adalah
hotel, hingga pemasaran. Dengan tradisi tertentu dalam ilmu
pendekatan fenomenologis, penelitian pengetahuan sosial yang secara
ini menyimpulkan bahwa pariwisata fundamental bergantung pada
halal telah menjadi bagian dari industri pengamatan menusia dalam
8
pariwisata nasional untuk cirikhasnya sendiri.
memposisikan Indonesia sebagai pusat
halalpariwisata di dunia di masa depan.
Namun penelitian tentang 5
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti
potensi dan prospek pariwisata halal di Kualitatif Rancangan Metodologi, Presentasi,
Provinsi Riau masih sangat terbatas. Ini dan Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa
dapat dimaklumi karena provinsi Riau dan Penelitian Pemula Bidang Ilmu Sosial,
Pendidikan, dan Humaniora, (Bandung: Remaja
baru menerapkan pariwisata halal Rosdakarya, 2002), Cet. I, h. 51.
sebagai bagian dari ceruk pariwisata yag 6
Lexy. J. Moleong, Metodologi
dipilih disebabkan Riau idetik dengan Penelitian Kualitatif, h. 5.
Melayu dan Melayu identik dengan 7
Kirk dan M,L.Mille, Realiability and
agama Islam. Validity in Qualitative Research (Beverly Hills:
Sage Publication, 1986), h. 9.
8
4
Aan Jaelani, Industri Wisata Halal di Noeng Muhajir, Metodologi Peneltian
Indonesia: Potensi dan Prospek (MPRA Munich Kualitatif, edisi. IV. (Jogyakarta: Rake Sarasin,
Personal RePEc Archive, Januari 2017). 2000), 148.
Pariwisata Halal di Provinsi Riau: Potensi dan Prospek

HASIL DAN PEMBAHASAN Puak, Hutan


Hasil Wisata Kota
Dumai,
Provinsi Riau adalah sebuah
provinsi di Indonesia yang terletak
dibagian tengah pulau Sumatera.  3  Indragiri Hilir Air Terjun 86,
Dilihat dari komposisi penduduk, Air Terjun
provinsi Riau yang penuh Tembulan
kemajemukan dengan latar belakang Rusa, Makam
sosial, budaya, bahasa, dan agama yang Syekh Abd.
berbeda, yang merupakan asset bagi Rahman
daerah Riau sendiri. Agama-agama Siddiq, Pantai
yang dianut penduduk provinsi ini Solop.
sangat beragam, diantaranya Islam
sebagai agama mayoritas.Berbagai
sarana dan prasarana peribadatan bagi  4  Indragiri  Air Terjun
masyarakat Riau sudah terdapat di Hulu Taman
Provinsi ini, seperti Mesjid Agung An- Nasional
Nur (Mesjid Raya Pekanbaru), Mesjid Bukit Tiga
Agung Pasir Pengaraian, dan Mesjid Puluh.
Raya Rengan bagi umat muslim.
Provinsi Riau memiliki bermacam-
 5  Kampar  Masjid Jami
macam kawasan pariwisata yang dapat
Air Tiris, Ulo
dikembangkan menjadi destinasi wisata
Kasok, Sungai
halal.
Hijau Pantai
Cinta, Danau
Berikut ini adalah daya Tarik wisata
Bakuok, Air
Riau: Terjun
Pangkalan
Kapas.
Tabel 1.3. Daya Tarik Wisata Kabupaten
di Riau:
 6  Kuansing  Air Terjun
Guruh
 No  Kota/  Tempat Gemurai, Air
Kabupaten Wisata Terjun Tujuh
Tingkat, Pacu
Jalur, Tepian
 1  Bengkalis  Pantai Prapat Narosa, Air
Tunggal, Terjun
Pantai Rupat Tangko, Air
Utara. Terjun Sungai
Kandi, Air
Terjun
 2  Dumai  Homestay
Mamughai
Peranginan
Aigh Itam,
Pariwisata Halal di Provinsi Riau: Potensi dan Prospek

Air Terjun Bakar


Dangku. Tongkang
Bagan
Siapiapi,
 7  Pekanbaru  Mesjid An- Sembai,
Nur, Mesjid Tulak Bala.
Raya
Pekanbaru,
Anjungan  10  Rokan Hulu  Air terjuan
Seni idris Aek Matua,
Tintin, Danau Rumah Batu
Khayagan, , Serombou,
Taman Danau
Wisata Alam Sipogas
Mayang, Rohul, Bukit
Museum Suligi,
Sang Nila Langan
Utama, Dataran
Kebun Tinggi
Binatang Rantau Baih,
Kasang Aek
Kulim, Hapanasan,
Wisata Air Terjun
Dakwah Lembah
Okura, Sipogas,
Taman Hutan Simpang
Raya Sultan Kokar, Air
Syarif Tejun Sei
Hasyim. Tolang 1b, Air
Terjun 3
Tingkat
 8  Pelalawan  Balai Adat Muang Tansi,
Pelalawan, Bendungan
Danau Batang Samo.
Tajwid,
Wisata Bono,
Istana Sayap  11  Siak  Istana Siak
Pelalawan, Sri
Taman Inderapura,
Nasional Jembatan
Tesso Nilo. Tengku
Agung
Sultanah
 9  Rokan Hilir  Pulau jemur, Latifah,
Danau Laut ,Tepian
Napangga, Bandar
Pariwisata Halal di Provinsi Riau: Potensi dan Prospek

Zamani Farahani and Henderson


(Zamani-Farahani, H., Henderson,
Sungai J.C , 2009) menegaskan bahwa:
Jantan, “Islamic tourism can be defined as
Agrowisata traveling activities of Muslims when
Bunga Raya, moving from one place to another or
when residing at one place outside their
 12  Kepulauan  Pulau place of normal residence for a period
Meranti Padang, less than one year and to engage in
Pulau Tebing activities with Islamic motivations. It
Tinggi, Pulau should be noted that Islamic activities
Rangsang, must be in accordance with generally
Selat Panjang. accepted principles of Islam; i.e. halal”.
Jadi, pariwisata halal dapat
didefinisikan sebagai kegiatan
Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Riau perjalanan Muslim ketika bergerak dari
satu tempat ke tempat lain atau ketika
berada di satu tempat di luar tempat
Pembahasan
tinggal mereka yang normal untuk
A. Pengertian Pariwisata Halal. jangka waktu kurang dari satu tahun
Terminologi wisata halal di beberapa dan untuk terlibat dalam kegiatan
negara ada yang menggunakan istilah dengan motivasi Islam. Perlu dicatat
seperti Islamic Tourism, Halal bahwa kegiatan wisata dalam Islam
Tourism, Halal Travel, ataupun as harus sesuai dengan prinsip-prinsip
Moslem Friendly Destination.(Deputi Islam yang berlaku umum, yaitu halal.
Bidang Pengembangan Kepariwisataan ( Aan Jaelani, 2018).
Kementerian Pariwisata Republik Fenomena Pariwisata Halal
Indonesia, 2015). dilatar belakangi sejarah 11 September
Definisi pariwisata halal adalah 2001 terjadinya serangan bom terhadap
kegiatan yang didukung oleh berbagai gedung WTC New York Amerika dan
fasilitas serta layanan yang banyak Negara didunia menuding
disediakan masyarakat, pengusaha, bahwa Al-Qaida adalah dalang dari
pemerintah, dan pemerintah daerah terjadinya insiden tersebut dan banyak
yang memenuhi ketentuan syariah. dari wisatawan muslim yang datang ke
Pariwisata halal dimanfaatkan oleh Amerika Serikat dan Negara-negara
banyak orang karena karakteristik maju lainnya dianggap sebagai teroris
produk dan jasanya yang bersifat bukan sebagai turis atau mereka Negara
universal. Produk dan jasa wisata, objek maju menyebutnya sebagai
wisata, dan tujuan wisata dalam Islamaphobia dimana ketakutan segala
pariwisata halal adalah sama dengan hal yang menyangkut tentang Islam
produk, jasa, objek dan tujuan kejadian-kejadian dan isu teroris
pariwisata pada umumnya selama memupuk stigma negatif terhadap
tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang lambat laun menjadi
dan etika syariah. Jadi pariwisata halal ketakutan terhadap Islam.9
tidak terbatas hanya pada wisata religi. 9
Sari Lenggogeni, Pariwisata Halal:
(http://www.kemenpar.go.id) Konsep, Destinasi dan Industri, dalam Buku
CreaTourism: Mendukung Pembangunan
Kepariwisataan Berkelanjutan (Tourism
Pariwisata Halal di Provinsi Riau: Potensi dan Prospek

Dalam penilaian pariwisata Pada gambar diatas, menunjukkan


halal, beberapa negara mengacu pada bahwa bagi wisatawan Muslim yang
standar dan ukuran yang dilakukan taat, makanan halal adalah hal yang
oleh satu satu lembaga yang berpusat di paling diperhatikan, selanjutnya adalah
Singapura. Lembaga ini mengadakan tempat sholat, penggunaan air di kamar
pendampingan terhadap beberapa mandi dan seterusnya seperti dalam
negara di dunia dalam memperbaiki gambar diatas. Ini menunjukkan bahwa
citra pariwisata halal, termasuk semakin kuat keimanan dan semakin
Indonesia, lembaga ini bernama ketat wisatawan Muslim dalam hal
Crescentrating. Menurut laporan ibadah, maka akan memprioritaskan
Mastercard-Crescentrating Global makanan halal dan tempat sholat dalam
Muslim Travel Index tahun 2018, perjalanannya.
wisatawan Muslim dengan tingkat
kesadaran berbasis agama yang berbeda B. Potensi Pariwisata Halal Provinsi
juga akan memiliki tingkat yang Riau
berbeda dalam mempraktekkan
kepatuhan terhadap agama. Sementara Provinsi Riau mempunyai dua tujuan
Muslim yang ketat keimanannya akan destinasi pariwisata yang dapat
menginginkan sebagian besar dijadikan destinasi pariwisata halal,
kebutuhan berbasis agama mereka yaitu wisata heritage atau peninggalan
terpenuhi selama perjalanan, para sejarah seperti Istana Siak, Candi Muara
Muslim yang kurang ketat keimananya, Takus, Mesjid Raya Pekanbaru, Mesjid
lebih fokus pada komponen "Need to Raya Annur dan lain-lain. Sedangkan
Have" atau sebaiknya ada komponen pariwisata “leisure” atau wisata rekreasi
makanan halal dan tempat sholat. seperti city tour dan menikmati
(GMTI 2018). pemandangan kota Pekanbaru.
Okupasi hotel yang semakin
meningkat dan jumlah wisatawan terus
Gambar 1: Tingkat Kesadaran meningkat yang datang ke Provinsi
Wisatawan Muslim berbasis Agama. Riau ditambah lagi dengan terus
bertambahnya jumlah hotel,
menunjukkan bahwa Provinsi Riau
sangat diminati dan menjadi tenpat
investasi bagi para investor untuk
berinvetasi pariwisata di Provinsi Riau.
Provinsi Riau mempunyai masyarakat
Muslim mayoritas, ditambah lagi letak
geografis yang sangat strategis yang
terletak berhadapan langsung dengan
dua negara tetangga yang lebih dahulu
mengembangkan pariwisata halal yaitu
Malaysia dan Singapura.
Sumber : Mastercard-
Crescentrating Global Muslim Travel Potensi pertama pariwisata halal
Index 2018 di Provinsi Riau adalah dukungan
Kepala Pemerintah Daerah dalam hal
ini Gubernur Riau. Gubenur Riau
Developent Center Andalas Univerisity Padang: PT
Syamsuar sangat konsen untuk
Mujur Jaya, 2017), 227-237.
Pariwisata Halal di Provinsi Riau: Potensi dan Prospek

mengembangkan pariwisata halal di Dewan Syariah Nasional - Majelis


Provinsi Riau, saat ini Pemerintah Ulama Indonesia (DSN-MUI). Mulai
provinsi Riau telah menerbitkan dari akomodasi, biro perjalanan, hingga
Peraturan Gubernur (Pergub) nomor 18 retoran dan Spa.
tahun 2019 tentang Pariwisata Halal.
Pergub itu telah ditandatangani oleh
Gubernur Riau, Syamsuar pada 5 April Dalam melaksanakan pengawasan
2019. Dukungan berupa peraturan Pariwisata Halal dilakukan oleh
Gubernur ini sangat membantu sekali Pemerintah daerah melalui Dinas
dalam menjadikan payung hukum bagi terkait yang melibatkan DSN-MUI,
instansi dan daerah kabuaten kota Badan Penyelenggara Jaminan Produk
untuk bergerak dalam mengembangkan Halal, Badan Promosi Pariwisata
pariwisata halal di Provinsi Riau. Daerah dan berbagai stakeholder
terkait lainnya. Hasil dari pembinaan
Pergub Pariwisata Halal ini dan pengawasan dilaporkan kepada
sebagai pedoman bagi pengelola Gubernur.
pariwisata dalam memberikan
pelayanan Pariwisata Halal kepada
wisatawan. Ruang lingkupnya adalah, Potensi yang kedua yang dimiliki
destinasi halal, pemasaran, Industri Rau adalah heterogenitas masyarakat
Pariwisata, kelembagaan, pembinaan Riau. Masyarakat terdiri dari beberapa
dan pengawasan serta pembiayaan. suku dan agama. Beberapa suku yang
Dalam Pergub ini juga disebutkan terbesar yang tinggal di Riau adalah,
fasilitas umum guna mendukung Melayu, Minang, Batak, Bugis, Banjar,
kenyamanan aktivitas kepariwisataan Jawa, Sunda, Cina, Talang Mamak, dan
halal. Cakupannya  adalah tempat dan Sakai. Masyarakat Riau mayoritas
perlengkapan ibadah wisatawan memeluk agama Islam., secara
muslim dan fasilitas bersuci yang demografi Provinsi Riau terbagi
memenuhi standar syariah, juga menjadi agama Islam 87%, Protestan,
tentang pemberdayaan dan peran serta 9,27%, Katolik 1,01%, Buddha 2,18%,
masyarakat, yang meliputi, penguatan Hindu 0,04%, Konghuchu 0,01% dan
kesadaran masyarakat, peningkatan lainnya 0,02%. Meskipun masyarakat
kapasitas dan peran masyarakat dalam Riau mayoritas beragama Islam, namun
pengelolaan usaha dan peningkatan kerukunan umat beragama dan suku
pendapatan masyarakat. disini sangat tinggi, sehingga jarang
terjadi konflik antar suku dan agama di
Riau karena saling toleran dan saling
Dalam Peraturan Gubernur ini menghormati.
juga tercantum pula mengenai
kebijakan tetang pengembangan
investasi Pariwisata Halal, Hal tersebut Potensi Provinsi Riau selanjutnya
di antaranya adalah  peningkatan dalam pengembangan pariwsisata halal
insentif investasi berupa memberikan adalah masyarakat mayoritas muslim.
keringanan pajak. Kemudahan investasi Dengan ini akan mudah
dan peningkatan promosi turut mensosialisasikan pariwisata halal
disediakan. Industri pariwisata kepada masyarakat Riau khususnya
berpatokan pada prinsip-prinsip syariah yang berada dan terjun langung dalam
sebagaimana yang ditetapkan oleh industri pariwisata. Hal ini sangat
Pariwisata Halal di Provinsi Riau: Potensi dan Prospek

perlu, karena ada beberapa daerah di C. Prospek Pariwisata Halal Provinsi


Indonesia yang menolak konsep Riau
pariwisata halal di provinsi tersebut Adapun prospek pengembangan
hanya karena takut eklusive, hanya pariwisata halal di Riau sangatlah
diperuntukkan orang muslim saja, mencerahkan. Ini dibuktikan dengan
kalau ada yang halal, berarti ada yang sikap masyrakat Riau yang mau
haram, atau isu yang lebih sensisitif lagi menerima pariwisata halal bagian dari
akan menjadikan Islam menjadi pariwisata di Riau. Hampir tidak ada
mayoritas di daerah tersebut. dari kalangan masyarakat yang
menolak pelaksanaan pariwisata halal
Persepsi yang salah ini harus di Provinsi Riau, ini dibuktikan dengan
diedukasi kepada masyarakat, khususya tidka adanya masyarakat Riau yang
masyarakat provinsi yang mayoritas menolak Peraturan Gubernur (Pergub)
beragama non muslim. Sesungguhnya Nomor 18 tahun 2019 tentang
pariwisata halal tidaklah begitu, penyelenggaraan pariwisata halal di
pariwisata halal tetap Riau. Semua elemen tahu bahwa
menyelenggarakan pariwisata seperti masyarakat Riau merupakan mayoritas
biasanya, hanya kalau ada yang Melayu yang identik dengan agama
bertentangan dengan syariat Islam, Islam. Jadi meskipun ada beberapa
hendaknya di jauhkan atau dibuat masyarakat yang non muslim, namun
terpisah. Tidak masalah adanya tidak keberatan akan pelaksanaan
penjualan minuman alkohol di hotel pariwisata halal di provinsi Riau.
umpanya, tapi pihak hotel harus Prospek lainnya adalah, pada
membuat pemisahan penjualan ataupu tahun 2019 lalu, provinsi Riau menang
toko tempat tersebut, sehingga jauh dalam ajang bergengsi dalam dunia
dari pandangan wisatawan muslim. pariwisata halal, yaitu penghargaan
Potensi masyarakat Melayu Indonesian Muslim Travel Index (IMTI)
identik dengan Islam. Mayoritas etnis sebagai daerah Destinasi Pariwisata
di Riau adalah etnis Melayu, bahkan Halal terbaik ketiga se-Indonesia
selogan Riau yang dicanangkan bersama dengan Provinsi Kepulauan
pemerintah Riau adalah “Riau The Riau yang diselenggarakan Kementrian
Homeland of Melayu”, Riau tanah Pariwisata Republik Idonesia
Melayu impian. Ini menandakan bahwa bekerjasama dengan lembaga
Riau mempunyai etnis Melayu terbesar Crescentrating dan Mastercard.
bahkan bahasa Indonesia berasal dari
Dengan slogan “ Riau The
bahasa Melayu Riau. DEngan adanya
Homeland of Melayu” yang artinya Riau
aksioma yang mengatakan bahwa
sebagai Tanah Melayu, ini
Malayu identik dengan agama Islam,
menunjukkan bahwa Riau sangat
hal ini akan memudahkan memberikan
identik dengan Melayu, baik dari segi
pemahaman kepada masyarakat
suku maupun budaya. Sedangkan
tentang pariwisata halal. Karena kata
Melayu identik dengan Islam. Dengan
“halal” itu sendiri berasal dari bahasa
adanya slogan yang megantarkan Riau
Arab yang berarti “boleh” atau tidak
sebagai tanahnya orang Melayu, sangat
dilarang. Dan kata halal merupakan
tidak sulit bagi Provinsi Riau untuk
bagian dari 5 hukum syariat Islam.
menerapkan pariwisata halal provinsi
ini. Selain mendapat dukungan yang
Pariwisata Halal di Provinsi Riau: Potensi dan Prospek

penuh dari pemerintah daerah, juga ini dibangun pada abad ke-18, tepatnya
mendapat dukungan yang penuh dari tahun 1762. Masjid ini dibangun
stakeholders pariwisata yang lain oleh Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah,
seperti pebisnis, komunitas dan sebagai sultan keempat dari Kerajaan
perguruan tinggi. Siak Sri Indrapura, dan kemudian
diteruskan pada masa Sultan
Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam
D. Promosi di Luar Negeri Syah sebagai sultan kelima
Berbagai usaha yang terencana dan dari Kerajaan Siak Sri Indrapura. Saat
terintegrasi sangat diperlukan untuk ini mesjid mejadi salah satu destinasi
meningkatkan jumlah kunjungan yang harus dikunjungi oleh wisatawan
wisatawan, baik wisatawan nusantara dalam dan luar negeri, terutama dari
maupun wisatawan mancanegara ke Malaysia dan Singapura.
Provinsi Riau. Salah satu cara yang
biasa ditempuh adalah dengan Gambar 1:
memperkenalkan citra dan potensi Mesjid Raya Pekanbaru atau Mesjid
Provinsi Riau diuntungkan dengan Senapelan.
letak yang strategis di tengah pulau
Sumatera. Riau juga merupakan pintu
masuk bagi wisatawan dari luar negeri
terutama dari Malaysia, Singapura,
Brunei dan Thailand. Dengan posisi
yang sangat strategis ini, Riau bisa
meningkatkan potensi pariwisatanya
dengan adanya bandara dan pelabuhan
sebagai pintu masuk. Hendaknya
pemerintah dan stakeholder lainnya
lebih meningkatkan promosi lewat b. Mesjid Raya Annur Pekanbaru
pintu masuk tersebut. Saat ini promosi Masjid Agung An Nur merupakan
di bandara maupun pelabuhan tidak sebuah masjid yang terletak di kota
terbatas hanya dengan baleho atau Pekanbaru, Indonesia. Masjid ini
banner saja, tapi juga dengan jaringan dibangun pada tahun 1963 dan selesai
digital yang memudahkan para pada tahun 1968. Masjid yang di ibu
wisatawan ketika sampai di bandara kota Provinsi Riau, Pekanbaru tersebut
maupun di pelabuhan untuk mencari saat ini merupakan salah satu yang
destinasi-destinasi pariwisata halal yang termegah di Indonesia. Dilihat dari sisi
perlu dikunjungi oleh wisartawan. bangunannya, masjid ini banyak
mendapat pengaruh dari gaya
arsitektur Melayu, Turki, Arab dan
India. Saat ini mesjid yang menjadi ikon
E. Destinasi Wisata Halal Provinsi Riau ini sudah menjadi tempat
kegiatan hri-hari besar Islam yang
a. Mesjid Raya Pekanbaru
diadakan baik oleh pemerintah maupun
Masjid Raya Pekanbaru atau Masjid masyarakat Riau. Mesjid ini bisanya
Senapelan Pekanbaru merupakan salah juga menjadi tempat Tabligh Akbar
satu masjid tertua di Riau yang terletak yang diisi oleh ulama-ulama kondang
di Kota Pekanbaru, Indonesia. Masjid seperti Ustadz Abdul Shomad (UAS),
Pariwisata Halal di Provinsi Riau: Potensi dan Prospek

Ustadz Yusuf Mansur, dan lainnya. Di terdiri dari 4 istana yaitu Istana Siak,
bulan Ramadhan mesjid ini juga ramai Istana Lima, Istana Padjang, dan Istana
diisi dengan kegitan qiyamullail yaitu Baroe. Istana Siak sendiri memiliki luas
dengan sholat tahajjud berjamaah, 1.000 meter persegi. Istana Siak Sri
zikir, dan tausiah. Mesjid ini juga Indrapura memiliki arsitektur yang
memiliki beberapa sekolah di bawah bercorak Melayu, Arab, dan Eropa.
yayasan mesjid Annur. Mesjid ini Bangunannya terdiri dari dua lantai.
menjadi destinasi populer dikalangan Lantai bawah dibagi menjadi enam
wisatawan oleh karena keunikan ruangan sidang: Ruang tunggu para
arsitekturnya dan kemegahan yang tamu, ruang tamu kehormatan, ruang
terihat, sehingga cocok untuk tamu laki-laki, ruang tamu untuk
berswafoto dan menjadi backround di perempuan, satu ruangan di samping
media sosial. kanan adalah ruang sidang kerajaan,
juga digunakan untuk ruang pesta.
Lantai atas terbagi menjadi sembilan
ruangan, yang berfungsi untuk
Gambar 2: istirahat Sultan serta para tamu istana.
Di puncak bangunan terdapat
Mesjid Raya Annur Pekanbaru enam patung burung elang sebagai
lambang keberanian Istana. Sementara
pada halaman istana masih dapat
dilihat delapan meriam menyebar ke
berbagai sisi-sisi halaman istana,
kemudian di sebelah kiri belakang
istana terdapat bangunan kecil yang
digunakan sebagai penjara sementara.
Istana Siak saat ini menjadi destinasi
wisata halal bagi wisatawan yang
datang dari dalam dan luar negeri.
Istana Siak merupakan tempat yang
cocok bagi wisatawan yang menyukai
G. Istana Siak Sri Indrapura nilai-nilai peninggalan sejarah dan
bangunan kuno yang bisa dijadikan
Istana Siak Sri Inderapura atau Istana hotspot untuk berswafoto dan
Asserayah Hasyimiah[1] atau Istana menjadikan latar belakang dalam
Matahari Timur merupakan kediaman mengambil foto.
resmi Sultan Siak yang mulai dibangun
pada tahun 1889, yaitu pada masa
pemerintahan Sultan Syarif Hasyim. Gambar 1:
Istana yang terletak di jantung kota
Siak Sri Indrapra ini merupakan
Istana Siak Sri Indrapura
peninggalan Kesultanan Siak Sri
Inderapura yang selesai dibangun pada
tahun 1893. Kini istana ini masuk
wilayah pemerintahan Kabupaten Siak.
Kompleks istana ini memiliki luas
sekitar 32.000 meter persegi yang
Pariwisata Halal di Provinsi Riau: Potensi dan Prospek

penolakan dari masyarakat Riau ketika


dikeluarkan Peraturan Gubernur
(Pergub) Nomor 18 tahun 2019 tentang
penyelenggaraan pariwisata halal di
Riau.

SIMPULAN
Pada penelitian ini, dapat disimpulkan
bahwa Provinsi Riau mempunyai
potensi dan prospek pariwisata halal
yang sangat cerah. Adapun diantara
potensi wisata halal yang dimiliki
adalah Istana Siak, Candi Muara Takus,
Mesjid Raya Pekanbaru, Mesjid Raya
Annur, sebagai destinasi pariwisata
halal terbaik yang dimilki Riau yang
sangat cocok dikunjungi wisatawan
muslim.
Potensi lainnya adalah Riau
memiliki masyarakat yang heterogen
yang memudahkan memberikan
pemahaman kepada mereka. Selain itu
Riau juga memiliki masyarakat
mayoritas muslim dan etnis melayu,
yang mana melayu identik dengan
agama Islam. Hal ini memudahkan
memberikan pemahaman dan literasi
kepada masyarakat agar pariwisata
halal tidak dimaknai dengan pariwisata
yang eklusive hanya bagi umat Islam
REFERENSI
saja, tapi juga bagi semua wisatawan
yang muslim maupun non muslim.
Adapun prospek pariwisata halal di
Provinsi Riau juga menggembirakan, ini
dibuktikan dengan tidak adanya
XAan Komariah, Djam’an Satori, 2011, Abdul Aziz, Y., & Vui, C. N. (2012).The
Metode Penelitian Kualitatif, role of Halal awareness and
Bandung: Alfabeta. Halal certification in influencing
Aan Jaelani, Halal tourism industry in non-Muslims’ purchasing
Indonesia:Potential and intention. 3rd International
prospects , Faculty of Shari'ah Conference on Business and
and Islamic Economic, IAIN Economic Research (3rd ICBER
Syekh Nurjati, Cirebon. dalam 2012) Proceeding.
Munich Personal RePEc Archive.
Pariwisata Halal di Provinsi Riau: Potensi dan Prospek

Abdul Latiff, Z. A., Mohamed, Z. A., (International Journal of


Rezai, G., & Kamaruzzaman, N. Tourism Research, 2009).
H. (2013).The impact of food Jaelani, A. (2016a). Islamic tourism
labelling on purchasing development in Cirebon: The
behaviour among non-Muslim study heritage tourism in Islamic
consumers in Klang economic perspective. Journal of
Valley.Australian Journal of Basic Economics Bibliography, 3(2).
and Applied Sciences, 7(1). Available at MPRA Paper No.
Abdul Aziz, Y. & Vui, C. N. (2012).The 74833:
role of Halal awareness and https://mpra.ub.unimuenchen.
Halal certification in influencing de/74833/.
non-Muslim‟s purchasing Kementerian Pariwisata, 2015, Kajian
intention. Diperenstasikan pada Pengembangan Wisata Syariah
3rd International Conference on 2015, Jakarta, Kemenpar.
Business and Economic Research Norafni, R., Zurina, S., & Syahidawati, S.
(3rd ICBER 2012) Proceeding. (2013).Awareness and perception
Abdul Muhyi, Herwan,et.al., 2017, The of Muslim consumers on non-
Penta Helix Collaboration Model food Halal product.Journal of
in Developing Centers of Flagship Social and Development
Industry in Bandung City Sciences.
(Review of Integrated Business Timothy, D.J., & Olsen, H. (2006).
and Economics Research, GMP Tourism, religion and spiritual
Press and Printing). journeys. Oxford: Routledge.
Farahani, Zamani, H., Henderson, Thomson Reuters, & Dinar Standards.
J.C., Islamic Tourism and 2015. State of the Global Islamic
Managing Tourism Development Economy Report 2013/14. Dubai:
in Islamic Societies: The cases of United Arab Emirates.
Iran and Saudi Arabia.

Anda mungkin juga menyukai