Sri Lestari
Program Studi S1 Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya
srilestri80@gmail.com
Moh. Mudzakkir
Program Studi S1 Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya
mohmudzakkir@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini membahas mengenai fenomena memilih sekolah menengah kejuruan (SMK) di desa Dingil
kecamatan Jatirogo kabupaten Tuban. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami rasionalitas
siswa dan orang tuanya dalam memilih pendidikan di SMK, membongkar alasan memilih pendidikan di
SMK dan juga mengeahui motif memilih pendidikan di sekolah menengah kejuruan. Teori yang
digunakan adalah teori tindakan sosial dari Max Weber, teori pilihan rasional dari James S. Coleman,
sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan versthehen dari
Max Weber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar seseorang memilih pendidikan di SMK
ialah karena ketertarikan terhadap alumninya yang bisa langsung memasuki dunia pekerjaan, adanya
keinginan bekerja setelah lulus sekolah, keinginan untuk menjaga hubungan dengan pasangannya,
dorongan ekonomi, karena keterpaksaan, serta melihat kemampuan dirinya.
Kata Kunci: pendidikan, rasionalitas memilih, SMK
Abstract
This research discussed the phenomena of selesting vocation school on dingil village district jatirogo,
tuban. The purposes of this research are to understand the retionality of student and their parents, to dig
up the reasons, and to know the motive on selecting education in vocation school. Theories that being
used are social actions theory from Max Weber, rational choice theory from James S. Coleman, the
research method used is qualitative method using versthehen approach from max weber. The result of this
research are: most of the subject selecting education in vocation school because the alumna from
education who can directly entering workplace, the willingness to work after graduation, the willingness
to keep in touch with their partner (couple), economic matters, external influence (force), and the ability
they have.
Keywords: education, selecting rationality, vocation school
1
Paradigma. Volume 04 Nomer 03 Tahun 2016
Pendidikan di Indonesia memang dapat dikatakan dari pendidikan menengah pertama dibandingkan dengan
masih tertinggal dengan negara-negara maju yang ada di lembaga pendidikan yang lainnya.Berbagai asumsi
luar, akan tetapi berbagai upaya telah dilakukan bermunculan seiring dengan tindakan yang dilakukan
pemerintah dalam mengatasi masalah pendidikan tersebut mereka. Hal itu dikarenakan masyarakat disana dulunya
salah satunya ialah mencanangkan wajib belajar selama lebih memilih pendidikan di SMA dibandingkan dengan
12 tahun. Wacana wajib belajar selama 12 tahun yang pendidikan di SMK, namun belakangan ini mereka
dicanangkan pemerintah agaknya dapat membuka mata berbalik arah lebih memilih pendidikan di SMK.
masyarakat Indonesia tentang arti pentingnya pendidikan, Penelitian ini membahas mengenai rasionalitas yang
tak terkecuali bagi mereka yang tinggal di daerah digunakan oleh siswa dan juga orang tuanya dalam
pedesaan.Pedidikan 12 tahun terhitung dari Sekolah memilih pendidikan di sekolah menengahh kejuruan
Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan (SMK).
Sekolah Menengah Kedua (SMA).Dengan adanya
wacana semacam itu, membuat sebagian masyarakat KAJIAN TEORI
menempuh pendidikan sampai jenjang Sekolah Teori yang digunakan dalam penellitian kali ini yaitu
Menengah Kedua (SMA) atau sederajat.Berbagai alasan teori tindakan sosial yan dikemukakan oleh Max Weber.
dipertimbangkan oleh calon siswa dan juga orang tua Weber berpendapat bahwa tindakan sosial dapat berupa
siswa dalam menentukan pilihan pendidikan pada tingkat tindakan nyata yang diarahkan kepada orang lain. Akan
menengah kedua ini. Hal itu dikarenakan pada tingkat tetapi juga berupa tindakan yang bersifat membatin dan
pendidikan ini dikatakan bisa menentukan pilihan masa bersifat subjektif pada akibat dari pengaruh positif dari
depan seseorang, apakah nantinya akan melanjutkan ke suatu situasi tertentu. (George Ritzer, 2013 : 37). Weber
pendidikan tinggi atau juga memilih untuk terjun ke juga membagi tindakan sosial menjadi empat macam
dalam dunia pekerjaan. Selain itu jenjang pendidikan ini yaitu tindakan rasional instrumental, tindakan rasional
juga jenjang pendidikan yang dapat dikatakan sebagai berorintasi nilai, tindakan tradisional,dan tindakan afeksi.
sarana mempersiapkan sumber daya manusia.Meskipun Tindakan instrumental (zweckrationalitas) atau
demikian tidak semua masyarakat kita memilih tindakan rasionalitas sarana-tujuan adalah tindakan yang
menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Kedua diarahkan pada suatu sistem dari tujuan-tujuan individu,
(SMA). Hal itu dikarenakan di Indonesia sendiri terdapat yang memiliki sifat-sifat sendiri.Tujuan tersebut, alat dan
beberapa jenis sekolah yang sederajat dengan SMA, akibar-akibat sekundernya harus diperhitungkan dan
misalnya saja Madrasah Aliyah (MA), Sekolah dipertimbangkan secara rasional. Tujuan dalam
Menengah Kejuruan (SMK), MAK (Madrasah Aliyah rasionalitas instrumental tidak absolut. Tujuan tersebut
Kejuruan) atau bentuk lain yang sederajat. dapat juga menjadi cara untuk mencapai tujuan
Meskipun mayoritas orang tua pada zaman dahulu berikutnya.
lebih banyak memilih memasukkan anaknya ke SMA, Rasionalitas berorientasi nilai (wertrationalitat)
namun kehadiran SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) berpatokan bahwaDalam tindakan ini alat sebagai objek
belakangan ini juga menjadi salah satu pertimbangan pertimbangan dan perhitungan yang sadar.Tujuan-tujuan
yang digunakan masyarakat kita dalam memasuki dunia sudah ada dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu
pendidikan. SMK (sekolah menengah kejuruan) yang bersifat absolut. Aktor tidak dapat menilai apakah
merupakan salah satu bentuk pendidikan formal yang cara yang digunakan adalah tepat atau lebih tepat. Tujuan
menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang dan cara cenderung sukar dibedakan.
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, Tindakan afektif ini ialah tindakan yang dibuat-
atau bentuk lain yang sederajat. Sebagai salah satu bentuk buat dan dipegaruhi oleh perasaan emosi aktor. Hal ini
sekolah kejuruan maka kurikulum yang diterapkan SMK sukar dipahami. Sedangkan tindakan tradisional
juga berbeda dengan kurikulum yang ada di SMA.Di merupakan tindakan yang didasarkan atas kebiasaan-
SMK siswa dibekali dengan berbagai macam program kebiasaan dalam mengerjakan sesuatu pada masa lalu dan
keahlian sesuai dengan bakat dan minat calon peserta lazim dilakukan. Kedua tipr tindakan yang terakhir ini
didik.Selain itu di SMK juga dilengkapi dengan merupakan tipe tindakan nonrasional, sebab individu
kompetensi penunjang yaitu praktik kerja di lapangan. yang melakukan tindakan-tindakan tersebut tidak didasari
Dengan demikian diharapkan lulusan SMK nantinya akan pada pertimbangan-pertimbangan logis atau berdasarkan
langsung bisa memasuki dunia pekerjaan. Dalam Pasal pada ktiteria rasional yang lain (Jhonson. 1986: 220-222)
15 Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Selain teori dari Max Weber, dalam mengkaji
dijelaskan pendidikan kejuruan merupakan pendidikan fenomena ini juga menggunakan teori pilihan rasional
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama dari James S. Coleman. Teori Coleman merupakan salah
untuk bekerja dalam bidang tertentu, sedangkan satu pilihan teori untuk melengkapi proposisi-proposisi
pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang dari teori yang dimiliki Weber. Teori ini diharapkan
mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan untuk memberikan kajian yang lebih terperinci tentang
dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan permasalahan dalam penelitian ini dengan memunculkan
program sarjana. aktor, pilihan yang diambil, dan tindakan yang dilakukan.
Berbicara mengenai pendidikan di sekolah Ciri dasar teori pilihan rasional (rational choice) dari
menengah kejuruan, masyarakat di desa Dingil Coleman merupakan paradigma tindakan adalah satu-
kecamatan Jatirogo-Tuban belakangan ini terlihat lebih satunya teori yang memiliki peluang menghasilkan
memilih lembaga pendidikan tersebut sebagai lanjutan integrasi berbagai paradigma sosiologi. (George Ritzer,
Rasionalitas Memilih Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
(Studi Kasus Di Desa Dingil Kecamatan Jatirogo Kabupaten Tuban)
2009: 477) Pilihan rasional ini, dijadikan sebagai model melihat lebih mempunyai kemampuan di SMK.
penjelasan dari tindakan-tindakan individu yang Sedangkan alasan dari orang tua siswa antara lain adalah
dimaksudkan untuk memberikan analisa formal dari karena faktor biaya, menuruti keinginan anak dengan
pengambilan keputusan rasional berdasarkan alasan dan senang hati dan juga dengan keterpaksaan, ingin anaknya
tujuan yang dicapai oleh aktor. mendapatkan pekerjaan yang lebih layak daripada dirinya
Orientasi pilihan rasional Coleman jelas di dalam dan juga karena melihat kemampuan yang dimiliki oleh
ide dasarnya bahwa “orang-orang bertindak secara sang anak.
sengaja ke arah suatu tujuan, dengan tujuan itu (dan Hasil yang telah diperoleh peneliti tersebut
dengan tindakan-tindakan itu) dibentuk oleh nilai-nilai agaknya bisa untuk melengkapi penelitian
atau pilihan-pilihan”.Ada dua unsur utama di dalam sebelumnyayangberjudul minat dan motivasi siswa
teorinya para aktor dan sumber-sumber daya. (George memilih sekolah menengah kejuruan (SMK) mendorong
Ritzer, 2012 : 759-760) Aktor menjadi fokus teori pilihan mutu pendidikan di kabupaten Tapanuli Utara yang telah
rasional yang dikemukakan oleh Coleman karena aktor dilakukan oleh Yudicium Martua Raja Hutanggoal.Hasil
dipandang memiliki tujuan atau maksud tertentu dalam penelitian menunjukkan bahwa ada enam faktor yang
melakukan tindakan.Aktor memiliki preferensi terhadap mempengaruhi minta dan motivasi siswa diantaranya
tindakan yang dilakukan, dan yang terpenting adalah ketertarikan, jurusan, fasilitas, senang, terpikat, kepada
tindakan yang dilakukan tersebut harus sesuatu dan saat ketertarikan timbul dalam diri seorang
konsisten.Konsistensi tindakan dilakukan untuk mencapai siswa maka ada daya juang dalam mencapai atau meraih
tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan preferensi aktor. yang ingin dicapai. (Yudicium Martua Raja Hutanggoal:
(James S. Coleman, 2008 : 4) 2009)
Pada penelitian ini, tindakan rasional dapat Setiap tindakan yang dilakukan oleh seorang
dicontohkan dengan keputusan untuk melanjutkan individu pasti memiliki orientasi dan tujuan. Hal tersebut
pendidikan ke sekolah menengah kejuruan (SMK). sesuai dengan pandangan yang diungkapkan oleh
Keputusan tersebut tergolong sebagai pilihan yang Coleman bahwa tindakan perseorangan mengarah pada
rasional, sebab dalam pengambilan keputusan tersebut suatu tujuan, dan tujuan itu (dan juga tindakan)
seseorang mempunyai tujuan yang hendak dicapai. ditentukan oleh nilai atau pilihan (Ritzer dan Goodman:
394). Hal tersebut sesuai dengan yang dilakukan oleh
METODE pada aktor dalam penelitian ini, yaitu memilih
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.Menurut melanjutkan pendidikan di SMK.
Bagdan dan Taylor penelitian kualitatif didefinisikan Namun sebelum menentukan untuk memilih
sebagai prosedur penelitian yang menghasilakn data tindakan tersebut, seseorag pasti mempunyai alasan-
deskriptif berupa kata-kata tertulis dari perilaku yang alasan tertentu. Berbagai alasan yang mendasari seseorang
diamati. (Lexy J. Moleong :1989 : 3) memilih tindakan tersebut antara lain
Penelitian ini menggunakan pendekatan
versthehen yang dikemukakann oleh Max Weber.Weber Latar belakang pendidikan keluarga
mengemukakan metode versthehen yang mengarah pada Salah satu alasan yang menyebabkan seseorang memilih
suatu tindakan bermotif demi tujuan yang hendak dicapai pendidikan di SMK adalah latar belakang pendidikan
atau inorder to motive, sebagai salah satu metode untuk yang ada didalam keluarganya.Latar belakang dalam hal
memahami motif dan makna dibalik tindakan manusia. ini mencakup pengetahuan orang tuaterhadap pentingnya
Dengan begitu tindakan individu dilihat sebagai tindakan pendidikan, pengetahuan tentang pendidikan yang ada di
subjektif yang merujuk pada suatu motif tujuan, yang SMK dan juga background pendidikan orang tua maupun
sebelumnya mengalami proses intersubjektif berupa siswanya itu sendiri.
hubungan interaksi yang bersifat unik. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada
dasarnya pada orang tua mempunyai latar belakang yang
HASIL DAN PEMBAHASAN berbeda-beda. Akan tetapi kebanyakan dari mereka
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat memilihkan pendidikan anak-anaknya di SMK karena
beberapa alasan yang mempengaruhi tindakan seseorang mereka sudah mempunyai pemikiran yang cukup terbuka
dalam memilih melanjutkan pendidikan SMK. Alasan terkait dengan masalah pendidikan. Mereka sudah mulai
tersebut muncul dari bukan hanya dari siswa, namun juga berfikir di zaman modern seperti sekarang ini, anak-anak
dari orang tuanya. Hal itu dikarenakan orang tua menjadi mereka harus dibekali dengan pengetahuan yang lebih
turut mengambil peran dalam keputusan yang diambil daripada mereka untuk bisa bersaing dengan dunia luar.
anaknya. Dari siswanya sendiri antara lain: memilih Menurut pendapat mereka SMK merupakan salah satu
pendidikan di SMK karena ingin menjaga hubungan yang bisa dijadikan solusi supaya anak-anaknya mereka
dengan pasangannya, memilih pendidikan di SMK karena setelah lulus bisa langsung bersaing dengan dunia
ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih layak sehingga pekerjaan.
bisa memperbaiki perekonomian keluarga, memilih Hasil penelitian ini dapat melengkapi penelitian
pendidikan di SMK terdorong kesuksesan yang telah yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang
diperoleh para alumninya, memilih pendidikan di SMK berjudul rasionalitas memilih internasional class program
karena paksaan dari orang tua, memilih pendidikan di (ICP) bagi siswa SD Khadijah II Surabaya. Dalam
SMK karena setelah lulus ingin langsung terjun ke dalam penelitan tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan yang
dunia pekerjaan, memilih pendidikan di SMK karena dimiliki orang tua siswa berbeda-beda. Pengetahuan yang
3
Paradigma. Volume 04 Nomer 03 Tahun 2016
dimiliki orang tua tersebut mempengaruhi dalam cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut
keputusan seseorang dalam menentukan pendidikan bagi turut dipertimbangkan.
anak-anaknya. (Zulfah dan Moh.Mudzakkir: 2015: 6)
Tindakan berdasarkan rasionalitas nilai
Latar belakang kehidupan ekonomi keluarga Dalam teori tindakan rasional Weber, tindakan rasional
Faktor ekonomi merupakan salah satu penyebab berorientas nilai mangacu pada tujuan telah ada di dalam
seseorang memilih pendidikan di suatu lembaga hubungannya dengan nilai absolut dan nilai akhir bagi
pendidikan yang dalam penelitian kali ini yaitu di individu, yang dipertimbangan secara sadar adalah alat
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Menurut mencapai tujuan. Dalam tindakan yang telah dilakukan
kebanyakan informan SMK dapat dikatakan mematok para aktor memiliki motif tujuan yang ingin dicapai
biaya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan dengan memilih pendidikan di Sekolah Menengah
SMA. Oleh karena itu kebanyakan SMK memang dipilih Kejuruan (SMK) ialah karena adanya kepercayaan bahwa
oleh mereka yang berasal dari keluarga kalangan setelah lulus dar SMK mereka akan langsung bisa
menengah atau keluarga sederhana. Dari data yang telah mendapatkan pekerjaan secara mudah karena berbagai
diperoleh dilapangan kebanyakan informan memang keahlian yang ditawarkan di SMK.
berasal dari keluarga kalangan menengah sederhana atau
bahkan menengah ke bawah. Afeksi
Menurut teori tindakan sosial yang dikemukakan oleh
Latar belakang lingkungan/ sosial keluarga Weber, tindakan afeksi merupakan tindakan yang dibuat-
Latar belakang sosial keluarga mencakup segala sesuatu buat dan dipegaruhi oleh perasaan emosi seorang aktor.
yang memperngaruhi seseorang untuk bersikap dan Rasional afeksi dalam penelitian kali ini yaitu salah satu
bertindak berdasarkan pengaruh dari luar dirinya sendiri. informan yang memilih pendidikan di SMK karena
Misalnya saja, kebiasaan dari keluarga, lingkungan dorongan kekasihnya. Informan merasa apabila ia
tempat tinggal, dan lain sebagainya. melanjutkan pendidikannya di SMK maka hubungannya
Kebiasaan yang diturunkan keluraga menjadi dengan kekasihnya akan dapat terjaga selamanya.
salah satu penentu seseoranng dalam mengambil suatu Informan percaya bahwa dengan ia melanjutkan
keputusan, tak terkecuali keputusan untuk memilih pendidikannya di SMK maka ia akan bisa bersama-sama
pendidikan. Dalam penelitian yang telah dilakukan ada dengan kekasihnya setiap hari. Akan tetapi kenyataan
beberapa informan yang memilih melanjutkan pendidikan yang terjadi tidaklah seperti itu. Informan tetap tidak bisa
di SMK karena kebiasaan yang diturunkan oleh bertemu kekasihnya setiap saat. Hal itu dkarenakan
keluarganya. adanya struktur yang ada dilembaga pendidikan tersebut.
Berbagai alasan yang dipilih seseorang dalam
memilih melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Tindakan Tradisional
Kejuruan tersebut ketika dilihat dari sudut pandang teori Dalam teori tindakan sosial Weber, tindakan tradisional
pilihan rasional James S. Coleman maka akan dapat mengacu terhadap yang kebiasaan-kebiasaan dalam
diambil kesimpulan bahwa alasan-alasan tersebut mengerjakan sesuatu pada masa lalu. Dari hasil penelitian
merupakan suatu alasan yang berpijak pada pilihan yang telah dilakukan ada salah satu informan yang
rasional. Hal tersebut dikarenakan, dalam setiap alasan memilih melanjutkan pendidikannya di SMK karena
yang diungkapkan selalu mengarah pada tujuan rasional. mengacu pada pengalaman yang telah diperoleh kakak
Untuk lebih lanjut, berbagai alasan yang kandungnya. Kakaknya yang lebih dahulu telah
mendasari seseorang dalam memilih melanjutkan di melanjutkan pendidikan di SMK setelah lulus akhirnya
sekolah menengah kejuruan (SMK) dapat dianalisis bisa mendapatkan pekerjaan yang bisa dikatakan cukup
menggunakan teori tindakan sosial dari Max Weber. mapan. Hal itulah yang akhirnya mendorong informan
Weber membagi tindakan sosial menajdi empat macam untuk melanjutkan pendidikannya di SMK.
yaitu tindakan rasional instrumental (Zweckrational),
tindakan rasional beririentasi nilai (Wertrationalitat), Teori pilihan Rasional James S. Coleman
tindakan afektif dan tindakan tradisional. Teori pilihan rasional Coleman menekankan bahwa
orang-orang bertindak secara sengaja ke arah suatu tujuan
Tindakan Berdasarkan Rasionalitas Insrumental dimana tujuan itu dibentuk oleh nilai. Teori pilihan
Tindakan rasional instrumental berupa tindakan yang rasional ini berfokus pada dua elemen penting yaitu aktor
dilakukan seseorang dengan memperhitungkan antara dan juga sumber daya. Aktor melakukan suatu tindakan
cara yang digunakan dengan tujuan yang akan dicapai. tertentu untuk memenuhi kepentingannya terhadap
dalam penelitian yang telah dilakukan yang tergolong sumber daya yang diinginkan.
sebagai tindakan rasional instrumental ialah: memiliki
untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Aktor
ketertarikan pada alumni SMK yang siap terjun ke dunia Aktor menjadi fokus teori ini karena aktor dipandang
kerja, aktor ingin bisa mendapatkan pekerjaan yang layak memiliki tujuan atau maksud teretentu dalam melakukan
demi bisa memperbaiki perekonomian keluarga. tindakan. Aktor memiliki preferensi terhadap tindakan
Tindakan tersebut tergolong sebagai rasional instrumental yang dilakukan, dan yang terpenting adalah tindakan
karena dalam melakukan tindakannya para aktor tersebut yang dilakukan tersebut harus konsisten. Dalam temuan
tidak hanya memperhatikan tujuannya saja, tetapi juga data yang telah diperoleh dilapangan, aktor disini ialah
Rasionalitas Memilih Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
(Studi Kasus Di Desa Dingil Kecamatan Jatirogo Kabupaten Tuban)
para siswa yang memilih melanjutkan pendidikannya di pendidikan di SMK akhirnya membuat informan ini juga
SMK beserta orang tuanya. mengikuti jejak kakaknya.
5
Paradigma. Volume 04 Nomer 03 Tahun 2016
Saran
1. Bagi SMP
Adanya kebijakan yang memberikan gambaran dan
juga pengarahan kepada para peserta didik yang
akan melanjutkan ke tingkat sekolah menengah
kedua, supaya nantinya mereka tidak salah dalam
menentukan pilihan.
2. Bagi Orang tua
a. Sebaiknya lebih bijaksana dalam
menentukanpilihan pendidikan bagi anak-
anaknya
b. Seharusnya tidak memaksakan kehendak kepada
anaknya karena setidaknya anak lebih
mengetahui terhadap kemampuan yang
dimilikinya
DAFTAR PUSTAKA
Johnson, Doyle Paul. 1986. Teori Sosiologi Klasik Dan
Modern. Jakarta: PT Gramedia