Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENCEGAHAN BULLYING DI SEKOLAH : MEMBANGUN LINGKUNGAN


YANG AMAN DAN MENGHORMATI
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

NAMA : SITI NUR

NIM : 856027597

KODE/MATA KULIAH : IDIK4008/PTK

PROGRAM STUDI : S1 PGSD

POKJAR : BINJAI

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ)


UNIVERSITAS TERBUKA (UT)
MEDAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan ini.
Tak lupa pula Sholawat serta Salam senantiasa kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW.
yang insyaallah akan memberkati kita di hari akhir nanti.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas
sebagai bahan penambah pengetahuan dan informasi bagi pembacanya. Makalah ini saya susun
dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin. Untuk itu saya mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Muhammad Adika Nugraha S.Pd., M.Pd. Selaku dosen mata kuliah
Penelitian Tindakan Kelas

Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan. Oleh karena itu, sebagai penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca agar nantinya kami dapat menyusun laporan yang lebih baik lagi.

Binjai, 02 November 2023

Siti Nur
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Bullying merupakan salah satu tindakan perilaku agresif yang disengaja dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang secara berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap
seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya dengan mudah (Soetjipto, 2012).

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI, 2023) mengidentifikasi kasus yang


mengacu pada klaster perlindungan anak tahun 2023. KPAI menyebutkan angka korban
bullying di atas 50. Terakhir, pada tahun 2023 angka korban mencapai 87 kasus. Angka
tersebut ditemukan pada kasus bullying yang terjadi di lingkungan sekolah.

Kasus bullying kini marak terjadi, tidak hanya di masyarakat namun kasus ini terjadi di
dunia pendidikan yang membuat berbagai pihak semakin prihatin termasuk komisi
perlindungan anak. Berbagai cara dilakukan untuk meminimalisir kejadian bullying di sekolah
termasuk salah satunya komnas perlindungan anak mendesak ke pihak sekolah untuk lebih
melindungi dan memperhatikan murid-muridnya.

Bukan hanya disekolah lain, Madrasah Ibtidaiyah Swasta Bukit Lawang dan Madrasah
Tsanawiyah Swasta Bukit Lawang kini mulai terlihat gejala-gejala bullying tak hanya satu
kelas, tapi hampir setiap kelas adanya sikap bullying, kurangnya menghargai dan menghormati
sesama siswa. Dikelas yang saya masuki jam pelajarannya, mereka sering kali mengejek teman
yang lemah bahkan juga mengejek nama orang tua temannya. Hal yang seharusnya tidak
dibiasakan oleh dunia pendidikan tapi terlihat sudah lazim dalam dunia pendidikan. Dalam
berkomunikasi siswa juga sering kali bernada keras, berkata kasar, mengganggu teman dan
menggunjing temannya tanpa memikirkan perasaan orang lain atau temannya sendiri.

Dalam hal ini saya melihat penyebab terjadinya masalah tersebut yaitu karena
kurangnya kasih sayang, kepedulian dan perhatian orang tua, anak yang memiliki orang tua
tunggal, anak yang kurang puas dengan pencapaiannya, pengaruh lingkungan sekitar, pengaruh
media sosial, merasa paling pintar dan idola di kelas, ikut-ikutan teman sekitar, dan lain
sebagainya adalah sebagian besar penyebab masalah adanya bullying.

Bullying dapat terjadi dimana saja, di perkotaan, pedesaan, sekolah negeri, sekolah
swasta, di waktu sekolah maupun di luar waktu sekolah. Bullying terjadi karena interaksi dari
berbagai faktor yang dapat berasal dari pelaku, korban, dan lingkungan dimana bullying
tersebut terjadi.

Pada umumnya, anak-anak korban bullying memiliki salah satu atau beberapa faktor
resiko berikut: 1) Dianggap “berbeda”, misalnya memiliki ciri fisik tertentu yang mencolok
seperti lebih kurus, gemuk, tinggi, atau pendek dibandingkan dengan yang lain, berbeda dalam
status ekonomi, memiliki hobi yang tidak lazim, atau menjadi siswa/siswi baru, 2) Dianggap
lemah atau tidak dapat membela dirinya.3) Memiliki rasa percaya diri yang rendah. 4) Kurang
populer dibandingkan dengan yang lain, tidak memiliki banyak teman.

Sedangkan untuk pelaku bullying, Ada beberapa karakteristik anak yang memiliki
kecenderungan lebih besar untuk menjadi pelaku bullying, yaitu mereka yang: 1) Peduli dengan
popularitas, memiliki banyak teman, dan senang menjadi pemimpin diantara teman-temannya.
Mereka dapat berasal dari keluarga yang berkecukupan, memiliki rasa percaya diri tinggi, dan
memiliki prestasi bagus di sekolah. Biasanya mereka melakukan bullying untuk meningkatkan
status dan popularitas di antara teman-teman mereka. 2) Pernah menjadi korban bullying.
Mereka juga mungkin mengalami kesulitan diterima dalam pergaulan, kesulitan dalam
mengikuti pelajaran di sekolah, mudah terbawa emosi, merasa kesepian dan mengalami
depresi. 3)bMemiliki rasa percaya diri yang rendah, atau mudah dipengaruhi oleh teman-
temannya. Mereka dapat menjadi pelaku bullying karena mengikuti perilaku teman-teman
mereka yang melakukan bullying, baik secara sadar maupun tidak sadar.

Dalam penelitian Riauskina, Djuwita, dan Soesetio, (2005) alasan seseorang melakukan
bullying adalah karena korban mempunyai persepsi bahwa pelaku melakukan bullying karena
tradisi, balas dendam karena dia dulu diperlakukan sama (menurut korban laki-laki), ingin
menunjukkan kekuasaan, marah karena korban tidak berperilaku sesuai dengan yang
diharapkan, mendapatkan kepuasan (menurut korban laki – laki ), dan iri hati (menurut korban
perempuan). Adapun korban juga mempersepsikan dirinya sendiri menjadi korban bullying
karena penampilan yang menyolok, tidak berperilaku dengan sesuai, perilaku dianggap tidak
sopan, dan tradisi.

Solusi dari adanya kasus bullying dapat dilakukan dengan melakukan pencegahan-
pencegahan secara menyeluruh, dimulai dari anak, keluarga, sekolah, masyarakat.1
1. Pencegahan melalui anak dengan melakukan pemberdayaan pada anak agar :
• Anak mampu mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya bullying
• Anak mampu melawan ketika terjadi bullying pada dirinya
• Anak mampu memberikan bantuan ketika melihat bullying terjadi
(melerai/mendamaikan, mendukung teman dengan mengembalikan kepercayaan,
melaporkan kepada pihak sekolah, orang tua, tokoh masyarakat)
2. Pencegahan melalui keluarga, dengan meningkatkan ketahanan keluarga dan
memperkuat pola pengasuhan. Antara lain :
• Menanamkan nilai-nilai keagamaan dan mengajarkan cinta kasih antar sesama
• Memberikan lingkungan yang penuh kasih sayang sejak dini dengan
memperlihatkan cara beinterakasi antar anggota keluarga.
• Membangun rasa percaya diri anak, memupuk keberanian dan ketegasan anak
serta mengembangkan kemampuan anak untuk bersosialiasi
• Mengajarkan etika terhadap sesama (menumbuhkan kepedulian dan sikap
menghargai), berikan teguran mendidik jika anak melakukan kesalahan
• Mendampingi anak dalam menyerap informasi utamanya dari media televisi,
internet dan media elektronik lainnya.
3. Pencegahan melalui sekolah
• Merancang dan membuat desain program pencegahan yang berisikan pesan
kepada murid bahwa perilaku bully tidak diterima di sekolah dan membuat
kebijakan “anti bullying”.
• Membangun komunikasi efektif antara guru dan murid
• Diskusi dan ceramah mengenai perilaku bully di sekolah
• Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan kondusif.
• Menyediakan bantuan kepada murid yang menjadi korban bully.
• Melakukan pertemuan berkala dengan orangtua atau komite sekolah 5
4. Pencegahan melalui masyarakat dengan membangun kelompok masyarakat yang
peduli terhadap perlindungan anak dimulai dari tingkat desa/kampung (Perlindungan
Anak Terintegrasi Berbasis Masyarakat : PATBM).

Mengenai bullying saya adalah salah satu korban bullying dimasa saya kecil, saya yang
di asuh oleh orang tua tunggal menjadikan saya korban bullying dimasa saya kecil. Maka
dengan ini saya mengambil tema ini sebagai tugas laporan Penelitian Tindakan Kelas untuk
menghilangkan penindasan dan perudungan yang sedang marak terjadi bahkan di dunia
pendidikan. Karna seringnya melihat siswa yang kebanyakan kurang bersikap baik kepada
temannya, saya sering mengantisipasi kepada seluruh siswa untuk menjauhi bullying, bahkan
dalam upacara bendera saya mengambil tema mengenai bullying.

II. Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan kasus bullying?
2. Faktor apa sajakah yang menjadi penyebab adanya kasus bullying?
3. Apa sajakah dampak dari adanya kasus bullying?
4. Bagaimanakah pengaruh teori kontrol sosial terhadap kasus bullying?
5. Bagaimanakah solusi yang dapat dilakukan atas kasus bullying?

III. Tujuan Perbaikan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian kasus bullying


2. Untuk mengetahui dan memahami dampak kasus bullying
3. Untuk mengetahui dan memahami faktor penyebab dan solusi kasus bullying
4. Membantu semua warga sekolah bekerja sama memahami definisi saling
menghormati dan menghargai
5. Mencegah bullying sebagai sikap yang umum dilakukan dan hal biasa yang bisa
ditiru.
6. Meningkatkan rasa percaya diri semua siswa dan membantu siswa untuk hidup rukun.

IV. Manfaat Perbaikan Penelitian


Berdasarkan tujuan penelitian diatas, hasil penelitian ini diharapkan
mempunyai manfaat sebagai berikut :
1) Bagi siswa, yaitu dapat meningkatkan rasa kepedulian antar siswa dan kerukunan antar
siswa.
2) Bagi guru, yaitu menjadi bahan masukan mengenai meningkatkan kemampuan
mengenal bullying dan solusi menghadapinya.
3) Bagi sekolah, yaitu dapat menambah informasi dan wawasan baru tentang
meningkatkan kerukunan lingkungan sekolah.
4) Bagi peneliti lain, dapat digunakan untuk referensi penelitian berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai