Anda di halaman 1dari 11

UPAYA MENCEGAH TERJADINNYA BULLYING DI SMPN 1

BATUKLIANG UTARA
*M.Adnin Anugrah1,Wahyu Hidayat1,Ni Made Ayu Amanda Indriani Putri1,Siti
Ariani1,Mardiana Novisantari1,Fitria Hartika1.

Mahasiswa Prodi PPKn,FKIP,Universitas Mataram,Mataram.

Jalan Majapahit No.62 Mataram,NTB 83112,Indonesia.

*penulis Korespondensi: E-mail: wahyuhidayat0657@gmail.com,fitriahartika9@gmail.com

ABSTRAk

Perilaku bullying adalah perilaku Bullying atau adalah perilaku agresif yang
dilakukan seseorang untuk mengintimidasi atau mendominasi orang lain yang dinilai lebih
lemah.Perilaku penyimpangan sosial ini dapat terjadi dimana saja,mulai dari lingkungan
sekolah hingga lingkungan keluarga.Seseorang yang dianggap lemah sering kali menjadi
target dari bullying atau perundungan .Dalam kegiatan sehari-hari ,orang di bully akan
merasa kesulitan dalam mempertahankan dan melindungi dirinya sendiri. Tujuan dari projek
ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai perilaku bullying serta cara mencegah
terjadinya bullying di lingkungan sekolah. Temuan menunjukkan ada 4 faktor penyebab
terjadinya bullying yaitu faktor keluarga, lingkungan,teman sebaya,dan media masa serta
dampak dari perilaku bullying ini bisa berdampak pada sekolah maupun siswa itu sendiri dan
salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya bullying adalah dengan
melakukan penyuluhan kepada siswa-siswi di sekolah. selain itu , siswa harus selalu
diberikan pemahaman yang dalam mengenai dampak dari perilaku bullying ini agar siswa
tidak ada rasa ingin melakukan perilaku bullying.

Kata kunci : Pencegahan, kekerasan , Pendidikan

ABSTRACK
Bullying behavior is bullying behavior or is aggressive behavior carried out by someone to

intimidate or dominate other people who are considered weaker. This social deviant behavior can

occur anywhere, from the school environment to the family environment. Someone who is

considered weak is often the target of bullying. or bullying. In daily activities, people who are

bullied will find it difficult to defend and protect themselves. The aim of this project is to obtain

information about bullying behavior and how to prevent bullying in the school environment. The

findings show that there are 4 factors that cause bullying, namely family, environmental, peer and

mass media factors and the impact of this bullying behavior can have an impact on the school and

the students themselves and one of the efforts that can be made to prevent bullying is by
providing education to students at school. Apart from that, students must always be given a deep

understanding of the impact of bullying behavior so that students do not feel like carrying out

bullying behavior

Kata kunci : Prevention, violence, education


PENDAHULUAN

Kasus perundungan atau bullying pada anak, terutama di sekolah bukan hal baru di
Indonesia.Bahkan United Nation International Children’s Emergency Fund (UNICEF) pada
2016 merilis, menempatkan Indonesia di peringkat pertama untuk soal kekerasan pada anak.
Miris, tapi kondisi tersebut masih banyak dan terjadi di depan mata. Sayangnya, meski ada
komisi yang melindungi anak tetap saja kekerasan terjadi.Untuk urusan kekerasan di sekolah,
Indonesia menempati posisi pertama dengan 84%. Jumlah lebih banyak dibandingkan
Vietnam dan Nepal yang sama-sama mencatat 79%, disusul kemudian Kamboja (73%) dan
Pakistan (43%) (Sindo News, 24 Juli 2018).

Bullying atau adalah perilaku agresif yang dilakukan seseorang untuk mengintimidasi
atau mendominasi orang lain yang dinilai lebih lemah.Perilaku penyimpangan sosial ini dapat
terjadi dimana saja,mulai dari lingkungan sekolah hingga lingkungan keluarga.Seseorang
yang dianggap lemah sering kali menjadi target dari bullying atau perundungan .Dalam
kegiatan sehari-hari ,orang di bully akan merasa kesulitan dalam mempertahankan dan
melindungi dirinya sendiri.

Kata ‘’Bullying berasal dari kata dalam bahasa inggris,yaitu ‘’bully’’


dan.Awalnya,kata ini muncul pada abad ke-16 dan memiliki arti awal ‘’pengganggu’’ atau
‘’penindas’’.Seiring waktu konsep ini berkembang menjadi pengertian yang lebih luas
tentang perilaku agresif atau merendahkan terhadap orang lain(Muzdalifah 2020).

Menurut AMERICAN bullying atau perundungan adalah suatu bentuk tindakan yang
agresif yang dilakukan seseorang dengan sengaja dan berulang kali dengan tujuan untuk
melukai atau mengakibatkan ketidaknyamanan pada orang lain.Bullying atau perundungan
ini bisa dilakukan secara fisik,lisan,maupun cara lain yang lebih halus seperti memaksa atau
memanipulasi.

Bullying atau perundungan merupakan tindakan penindasan yang sering kali dilakukan
secara berkelompok.Pada lingkungan sekolah terutama,kelompok yang melakukan bullying
cenderunng merasa berkuasa dan menggap anak lain lebih lemah dari mereka.Hal yang sama
juga dapat kita temukan di lingkungan sekitar kita lebih lagi di lingkungan sekolah khususnya
sekolah menengah pertama.

Menurut kepala dinas pendidikn kota mataram ‘’ Bullying ini merupakan hal yang
sanagat menjadi perhatian kami,karna di kota mataram sendiri pernah terjadi kasus bullying
atau perundungan,namun kami selalu sigap dalam mengatasi kasus-kasus yang terjadi
sehingga sampai sekarang belum ada kasus baru terkait bullying.Dan kami juga selalu turun
untuk melakukan penyuluhan keberbagai sekolah-sekolah yang ada untuk mencegah
terjadinya bullying atau perundungan.

Seperti yang kita tahu bahwa sekolah menengah pertama adalah jenjang pendidikan
dasar pada pendidikan formal di Indonesia yang ditempuh setelah lulus dari sekolah dasar,
masa ini juga sering disebut masa transisi siswa dari jenjang sekolah dasar menuju sekolah
menengah pertama.Pelajar sekolah menengah pertama umumnya berusia 12-15 tahun.Dimana
pada usia seperti ini mereka memasuki masa remaja awal.Permasalahan-permasalahan yang
sering dihadapi remaja pada masa ini adalah sulit mengendalikan emosional mereka serta
penyesuaian diri terhadap lingkungan(Fadillah et al. 2022).Sehingga hal tersebut dapat
menimbulkan terjadinya bullying atau perundungan.

Menurut wakil kepala dinas pendidikan mataram bahwa guru sangat berperan
penting dalam mencegah terjadinya bullying atau perundungan.Diantaranya guru sebagai
orang yang membimbing atau yang memberi nasehat dan mengarahkan serta membina siswa
sehingga dapat mengatasi kasus atau masalah yang terjadi mengenai bullying agar dapat
meminimalisir bullying yang terjadi di sekolah,sehingga perilaku siswa bisa menjadi lebih
baik. (Firmansyah 2022)

Kemampuan mencegah terjadinya bullying atau perundungan dapat


mengakibatkann beberapa hal positif,diantaranya:Dapat meningkatkan keamanan dan
kesejahteran siswa,peningkatan prestasi akademik,membentuk sikap positif dan empati serta
meningkatkan hubungan antar individu.

Pencegahan bullying atau perundungan pada masa remaja awal atau SMP
merupakan langkah penting untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman,inklusif,dan
mendukung.Dan juga pencegahan bullying atau perundungan pada masa remja awal atau
SMP harus menjadi perhatian kita bersama antara sekolah,guru,orang tua,dan siswa serta
masyarakat.Dengan kerjasama yang baik dan upaya yang berkelanjutan,kita dapat
menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung bagi semua individu disekolah.

Kemampuan dinas pendidikan kota mataram dalam mencegah terjadinya bullying


atau perundungan di sekolah-sekolah dapat menciptakan pendidikan yang aman,inklusif,dan
mendukung.Ketika suatu sekolah dapat mencegah terjadinya bullying atau perundungan
maka akan menimbulkan beberapa dampak positif yang terjadi jika suatu sekolah dapat
berhasil mencegah bullying diantaranya:lingkungan belajar yang positif,kesejahteraan siswa
meningkat,peningkatan hubungan sosial,kinerja akademik yang lebih baik,meningkatkan
partisipasi siswa serta meningkatkan kepercayaan siswa terhadap sekolah.pencegahan
bullying merupakan langkah penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan
mendukung bagi siswa.

METODE

Metode pelaksanaan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode kualitatif yaitu
berupa wawancara atau observasi ke dinas pendidikan yang ada dikota mataram untuk
mendapatkan berbagai informasi mengenai judu yang kami buat. kemudian melakukan
sosialisasi kepada siswa/siswi SMPN 1 BATUKLIANG UTARA terkait judul yang kami
buat.

Koordinasi dilakukan yang pertama oleh anggota kelompok dengan cara mengirim
atau mengantar surat ke dinas pendidikan kota mataram serta melakukan koordinasi terkait
waktu yang diberikan kepada kami untuk melakukan wawancara kepada kepala dinas
pendidikan kota mataram.Setelah itu kami diberikan waktu pada hari selasa tanggal 24
oktober jam 09:30-10:30 WITA untuk melakukan wawancara dengan kepala dinas
pendidikan kota mataram.Setetelah kami melakukan wawancara dan mendapatkan beberapa
informasi dari kepala dinas pendidikan kota mataram pada tanggal dan waktu yang telah
disepakati,kemudian kami melakukan koordinasi dengan kepala sekolah SMPN 1
BATUKLIANG UTARA sebagai tempat yang akan kami gunakan untuk melakukan kegiatan
sosialisasi.setelah itu kepala sekolahh memberikan kami waktu untuk melakukan sosialisasi
kepada kelas IX A pada hari sabtu tanggal 28 oktober 2023 jam 08:50-10:50.

Adapun beberapa tindakan yang dilakukan oleh dinas pendidikan kota


mataram,diantaranya melakukan sosialisasi serta penyuluhan keberbagai sekolah-sekolah
yang ada unntuk mencegah terjadinya bullying atau perundungan sehingga dapat
menciptakan pendidikan yang aman dan nyaman bagi peserta didik.

HASIL PENELITIAN

A.Menyadari Tentang Bullying

Istilah “ Bullying” pertama kali muncul pada awal abad ke-18 di inggris. Bullying
adalah perilaku berulang-ulang yang di lakukan oleh sekelompok orang dengan sengaja yang
bertujuan untuk menyakiti,mengintimidasi atau mendominasi orang lain.

Di Indonesia istilah “Bullying” mulai populer pada tahunn 2000-an,terutama


seirinng dengan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang masalah perlakuan buruk di
lingkungan sekolah dan sosial.

Bullying merupakan salah satu perilaku negative yang dapat berdampak serius pada
kesejahteraan mental dan emosional seseorang. Penting untuk memahami dan mengatasi
masalah ini agar lingkungan dapat menjadi lebih aman dan mendukung.

B.Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bullying

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bullying di sekolah yaitu:

1.Faktor keluarga

faktor keluarga Dimana pelaku umumnya berasal dari keluarga bermasalah, yaitu
orang tuanya cerai,ada yang tidak terurus karena orang tuanya bekerja di luar negeri atau
menjadiTKI/TKW sehingga anak menjadi broken home dan melakukan tindakan
bullying.Hal ini dibuktikan pernyataan Guru BK “ Anak-anak yang melakukan bullying
ini umumnya ada yang orang tuanya bercerai, ada yang TKI/TKW, sehingga ada
yangtinggal sama neneknya, mereka terkadang tidak membawa bekal dari rumah, dan
meminta uang samatemannyadankalau tidakdikasihmemberikanancaman”.

2.Faktor lingkungan
faktor lingkungan. Anak-anak terkadang sampai di rumahtidak memilihdan memilih
temannya bergaul.Kurangnya pengawasan orang tuadi rumah. Sehingga ada anak yang
orangnya tidak peduli sama pergaulan anaknya.

3.Faktor kelombok atau teman sebaya

Faktor kelompok sebaya atau gank. Berangkat dari kasus perkelahian yang terjadi di
sekolah, nampak bahwa kelompok sebaya sangat mempengaruhi pelaku untuk melakukan
tindakan kekerasan. Hal ini terbukti ketika pelaku HLMTmenyerang dan mencakar wajah
korban JMKH mendapat dukungan yang kuat darikelompok atau gank pelaku. Hal ini juga
terlihat kelompok atau gank pelaku ikut memvideokan terjadinya perkelahian itu.

4.Faktor media

Faktor media. Hasil penelitian dan mencari sumber informasi di internet kami menemukan
seseorang yang telah melakukan wawancara dengan salah seorang “perkelahian sempat
direkam kamera, supaya bisa menjadi viral dan kita terkenal pak” nonton periaku bullying di
medsos, dan viral.

Faktor-faktor tersebut merupakan hal yang dapat menyebabkan terjadinya perilaku


bullying.(Haslan, Sawaludin, and Fauzan 2022)

C.Dampak Bullying

Dampak perilaku bullying bagi siswa dapat berdampak pada dampak fisik, dampak
psikologis, dampak sosial, dan dampak akademik dan dampak dari perbuatan bullying ini jga
bisa berdampak pada sekolah baik itu dampak negati, jadi bullying ini harus bisa kita
hapuskan. (Haslan, Dahlan, and Yuliatin 2020)

D.Upaya untuk mengatasi bullying

Dengan melakukan penyuluhan setidaknya dapat mencegah terjadinya perbuatan


bullying meskipun tidak bisa menghapus bullying namun setidaknya dengan melakukan
penyuluhan bullying akan semakin berkurang dan pastinya seluruh siswa akan merasakan
keamanan.(Haslan, Fauzan, and Kurniawansyah 2021)

Bentuk penanganan ada beberapa macam yang dapat di gunakan untuk mencegah terjadinya
perilaku bullying di sekolah (Haslan, Fauzan, and Tripayana 2021)

E.Pengertian bullying atau perundungan Menurut para ahli :

1.Olweus

Memaparkan bahwa bullying merujuk pada perilaku negative yang sengaja


dilakukan untuk menyakiti atau membuat individu merasa kesulitan atau tidak
nyaman.Perilaku ini berulang kali terjadi dari waktu kewaktu dan terjadi dalam hubungan
dimana tidak ada keseimbangan kekuasaan atau kekuatan.

2.Muhammad dalam mangadar

Menjelaskan bahwa bullying adalah tindakan agresif dan menindas,baik dalam


bentuk tindakan fisik maupun secara verbal.Tidak hanya dilakukan oleh para senior,tetapi
juga oleh guru,orang tua,dan individu sekitar.

3.coloroso dalam Halimah

Mengemukakan tiga konsep mata rantai penindasan.Pertama,bullying terjadi karna


ada pelaku penindasan.Kedua ada penonton yang diam ataupun mendukung.Ketiga,pihak
yang dianggap lemah juga menganggep dirinya lemah.

4.Rigby Ken

Menjelaskan bahwa perilaku bullying dapat terjadi secara individu atau dalam
kelompok,yang dilakukan oleh satu anak atau kelompok secara konsisten.Tindakan ini
melibatkan penghinaan terhadap anak yang lebih lemah dari pelaku.Bullying bisa melukai
secara fisik atau emosional,termasuk kata-kata kasar atau tindakan lainya.

F.Jenis Bullying

Perilaku bullying dibagi menjadi beberapa jenis,seperti verbal dan non-


verbal,Bullying non verbal berdampak pada ancaman pelaku hingga kekerasan
fisik.Sedangkan bullying verbal menggunakan kata-kata kasar sampai menyebarkan aib
korban ke orang lain(Hertinjung 2013).

Kami melakukan wawancara dengan kepala dinas pendidikan kota mataram dari hasil
wawancara,kami mendapatkan berbagai macam informasi salah satunya mengenai bullying
ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara bukan hanya dengan fisik secara langsun
namun bullying juga bisa berupa kata-kata yang diucapkan melalui media sosial

Gambar 1.Kegiatan wawancara dengan kepala dinas pendidikan kota mataram


Setelah kami mendapatkan beberapa informasi dari dinas pendidikan kemudian,kami
melakukan sosialisasi terkait ‘’upaya mencegah terjadinya bullying/perundungan di kalangan
sekolah menengah pertama’’di SMPN 1 BATUKLIANG UTARA.(Wahyuni, Sihotang, and
Sembiring 2022)

Gambar 2.Kegiatan sosialisasi terkait upaya pencegahan bullying di kalangan SMP

(Wulansari et al. 2023)Dari sosialisasi kami adek-adek di SMPN 1


BATUKLIANG UTARA sangat antusias sekali dalam membahas upaya pencegahan bullying
ini,bahkan mereka juga sangat senang ketika mereka tau bahwa kita akan mensosialisasikan
terkait upaya pencegahan bullying di sekolah menengah pertama hal ini terdapat di dalam
video yang telah kami susun.

KESIMPULAN

Bullying atau perundungan merupakan hal yang penting menjadi perhatian kita
bersama,tidak hanya perhatian pemerintah saja.Sosialisasi atau penyuluhan harus selalu
dilakukan untuk mencegah terjadinya bullying atau perundungan khususnya di lingkungan
sekolah.Sebagaimana hasil wawancara yang kami lakukan di dinas pendidikan kota mataram
serta kami dapatkan dari internet kami menemukan beberapa metode-metode yang dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya bullying antara lain:

1.Pendidikan dan kesadaran

Pendidikan tentang bullying dan kesadaran akan dampak negatifenya perlu diberikan
kepada siswa,guru,orang tua,dan masyarakat secara umum.Ini dapat dilakukan melalui
program-program sekolah,seminar,dan kampanye kesadaran akan bahayanya bullying.
2.Kebijakan sekolah yang tegas

Sekolah perlu memiliki kebijakan yang jelas dan tegas terkait dengan bullying.Hal
ini termasuk sanksi yang tegas bagi pelaku bullying dan dukungan yang diberikan kepada
korban.

3.pengawasan dan pengawalan

Guru dan staf sekolah harus aktif dalam mengawasi dan mengawal kegiatan di
sekolah untuk mencegah terjadinya bullying.Mereka harus siap untuk mengintervensi dan
menangani situasi bullying dengan cepat dan efektif.

4.Pembentukan lingkungan yang aman

Sekolah harus menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi semua siswa.Ini
dapat dilakukan dengan mempromosikan toleransi,menghargai perbedaan dan membangun
hubungan yang positif antar siswa.

5.Pelibatan orang tua

Orang tua juga memiliki peran penting dalam mencegah bullying.Mereka harus
terlibat aktif dalam kehidupan anak-anak mereka,mendengarkan mereka,dan memberikan
dukungan emosional.Orang tua juga harus bekerja sama dengan sekolah untuk mengatasi
masalah bullying.

6.Pelatihan keterampilan sosial(Wulandari et al. 2023)

Siswa perlu dilengkapi dengan keterampilan sosial yang baik untuk mengatasi
konflik dan membangun hubungan yang sehat.Pelatihan keterampilan sosial dapat membantu
siswa dalam menghadapi situasi bullying dan mengembangkan rasa percaya diri.

7.Penggunaan teknologi yang bertanggung jawab

Dalam era digital,bullying juga dapat terjaddi secara online.Penting untuk


mengerjakan siswa tentang penggunaan teknnologi yang bertanggung jawab dan mengenali
tanda-tanda cyberbullying.Sekolah juga harus memiliki kebijakan yang mengatur
penggunaan teknologi di lingkungan sekolah.

Metode-metode ini harus diterapkan secara konsisten dan kolaboratif antara


sekolah,orang tua,dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari bullying.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terselenggaranya kegiatan ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak,maka


dari itu,kami ucapkan terima kasih kepada : Dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
kewarganegaraan atas bimbinganya,selama mata kuliah ini berlangsung.Kepala dinas
pendidikan kota mataram yang sudah memberikan izin kepada kami untuk bersilaturrahmi ke
dinas pendidikan kota mataram serta melakukan wawancara terkait judul yang kami buat dan
juga kepada Kepala Sekolah SMPN 1 BATUKLIANG UTARA yang sudah memberikan izin
kepada kami untuk melakukan sosialisasi terkait dampak dan upaya pencegahan bullying dan
terima kasih juga kepada bapak guru yang telah mengorbankan jam mengajarnya sehingga
kami bisa melakukan sosialisasi.Dan terima kasih juga kepada anggota kelompok 4 yang
sudah membersamai dari awal kegiatan hingga akhir,sehingga suksesnya pelaksanaan
kegiatan ini.

REFERENSI

Fadillah, Ahmad Arif et al. 2022. “Perkembangan Psikologi Anak Karena Dampak
Bullying.” Jurnal Riset Pendidikan Dan Pengajaran 1(2): 157–64.

Firmansyah, Fitriawan Arif. 2022. “Peran Guru Dalam Penanganan Dan Pencegahan
Bullying Di Tingkat Sekolah Dasar.” Jurnal Al-Husna 2(3): 205–16.
Harahap, Rahmaya Sari. 2023. “PERAN GURU DALAM PENCEGAHAN BULLYING DI
SEKOLAH SMKS (X) RANTAUPRAPAT DI TINJAU DARI PERATURAN
KEMENDIKBUD NO. 82 TAHUN 2015.” Tugas_ Akhir (Artikel): Jumal Research And
Development Joumal OfEducation 9(1): 357–64.

Haslan, Muhammad Mabrur, Dahlan Dahlan, and Yuliatin Yuliatin. 2020. “Perilaku
Perundungan (Bullying) Dan Dampaknya Bagi Anak Usia Sekolah (Studi Kasus Pada
Siswa SMP Negeri Se-Kecamatan Kediri Lombok Barat).” Jurnal Pendidikan Sosial
Keberagaman 7(2).

Haslan, Muhammad Mabrur, Ahmad Fauzan, and Edy Kurniawansyah. 2021. “Penyuluhan
Tentang Dampak Perilaku Bullying Bagi Siswa Dan Upaya Untuk Mengatasinya Di
SMPN 1 Gerung Kabupaten Lombok Barat.” Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan
IPA 4(4): 423–30.

Haslan, Muhammad Mabrur, Ahmad Fauzan, and I Nengah Agus Tripayana. 2021. “Pola
Penanganan Korban Perilaku Perundungan (Bullying) Pada Siswa SMPN Kecamatan
Kediri Kabupaten Lombok Barat.” Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS 6(1):
33–44.
Haslan, Muhammad Mabrur, Sawaludin Sawaludin, and Ahmad Fauzan. 2022. “Faktor-
Faktor Mempengaruhi Terjadinya Perilaku Perundungan (Bullying) Pada Siswa SMPN
Se-Kecamatan Kediri Lombok Barat.” CIVICUS: Pendidikan-Penelitian-Pengabdian
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 9(2): 24–29.

Hertinjung, Wisnu Sri. 2013. “Bentuk-Bentuk Perilaku Bullying Di Sekolah Dasar.”

Muzdalifah, Muzdalifah. 2020. “BULLYING.” AL-MAHYRA (Jurnal Penelitian Dan


Pengembangan Keilmuan) 1(1): 50–65.
Wahyuni, Ratna, Hanna Niken Julia Sihotang, and Egidia Putri Buluh Duri Br Sembiring.
2022. “Penyuluhan Pada Siswa SD Negeri 024868, Binjai Barat Mengenai Pencegahan
Dan Cara Menghadapi Bullying Di Sekolah.” Jurnal Pengabdian Masyarakat Bestari
1(4): 161–66.

Wulandari, Ratna, Nurhidayatullah Nurhidayatullah, Ana Fitriani, and Syaifullah Nur. 2023.
“PELATIHAN ANTI BULLYING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN
PERUNDUNGAN DI SMPN 32 MAKASSAR.” Global Journal Devotion 1(1): 40–44.
Wulansari, Lusiana et al. 2023. “Penyuluhan Pencegahan Perundungan (Bullying) Di SMP
Kota Bekasi Jawa Barat.” Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat 3(5): 638–43.

Anda mungkin juga menyukai