SEHAT BERGIZI
DI SMP NEGERI 1 JATEN
TAHUN 2024
Tujuan
Tujuan praktik baik layanan konseling kelompok mutual sharing adalah
untuk mencegah, menangani dan mengentaskan perundungan di SMP Negeri 2
Jenawi.
Situasi
Perundungan yang terjadi di SMP Negeri 2 Jenawi Sebagian besar terjadi
secara verbal baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Perundungan di kelas
VII paling banyak terjadi baik oleh peserta didik perempuan maupun laki-laki.
Hasil studi pendahuluan terhadap kelas VII sekitar 90% peserta didik pernah
mengalami perundungan terutama perundungan secara verbal baik secara
langsung maupun di media sosial.
Dari hasil wawancara terhadap pelaku perundungan mereka melakukan hal
tersebut karena meniru tren di media sosial dengan menggunakan bahasa yang
kasar terhadap teman, ingin diakui oleh teman, menunjukkan kekuasaa, mencari
perhatian dan mencari kepuasan pribadi. Mereka merasa hal tersebut merupakan
hal biasa tanpa menyadari bahwa hal tersebut menyakiti hati temannya dan
termasuk dalam perundungan yang berdampak negatif. Sebagian besar peserta
didik belum bisa membedakan antara perundungan dan bahan bercanda. Pelaku
perundungan dari beberapa kasus ternyata mereka berasal dari keluarga yang tidak
harmonis, broken home, ditinggal orang tua bekerja sehingga mereka mencari
kesibukan dan menghabiskan waktu bersama ponsel tanpa pendampingan dan
pengawasan oleh orang tua.
Praktik baik layanan konseling kelompok untuk mengentaskan masalah
perundungan di SMP Negeri 2 Jenawi karena dengan layanan konseling kelompok
mutual sharing peserta didik dapat mengungkapkan alasan - alasan mereka
melakukan perundungan walaupun sudah dilakukan sosialisasi tentang
perundungan di sekolah.
Tujuan praktik baik ini yaitu untuk mencegah dan mengentaskan
perundungan di SMP Negeri 2 Jenawi khususnya dan dilingkungan kehidupan
sehari-hari pada umumnya agar peserta didik dapat tumbuh dan berkembangan
dengan baik pada lingkungan yang aman dna nyaman.
Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik baik ini yaitu mulai dari
tahap awal melakukan refleksi terhadap kasus perundungan bersama dengan
pelaku perundungan, korban dan saksi hingga refleksi setelah kegiatan konseling
kelompok mutual sharing untuk mencegah dan mengentaskan perundungan ini
selesai dan memantau perkembangan peserta didik di lingkungan SMP Negeri 2
Jenawi.
Tantangan
Kendala yang dihadapi dalam upaya mencegah dan mengentaskan
perundungan di SMP Negeri 2 Jenawi setelah studi pendahuluan, wawancara,
observasi dan Kerjasama dengan guru maupun warga sekolah adalah peserta didik
yang takut untuk melaporkan tindakan perundungan karena dianggap cepu dan
akan dimusuhi oleh teman mereka, perundungan melalui media sosial dihilangkan
dengan menghapus jejak dan diancam apabila dilaporkan kepada guru. Selain itu
belum terjalin komunikasi yang baik dan pengetahuan yang memadai oleh orang
tua tentang perundungan.
Strategi yang diterapkan untuk mengatasi tantangan tersebut yaitu
melakukan sosialisasi tentang perundungan, jenis-jenis perundungan, dampak dan
cara mencegah dan mengentaskan perundungan di sekolah dalam layanan lintas
kelas. Langkah selanjutnya yaitu bekerjasama membentuk tim anti perundungan
pada tiap kelas untuk memantau kasus perundungan yang terjadi dan bekerjasama
dengan guru serta wali kelas untuk memantau kasus perundungan. Langkah
selanjutnya yaitu kegiatan konseling kelompok mutual sharing untuk
menyelesaikan kasus perundungan dan pemantauan bersama dengan tim anti
perundungan di kelas beserta wali kelas.
Aksi
Kasus perundungan yang marak terjadi di SMP Negeri 2 Jenawi terutama
pada kelas VII perlu segera dilakukan penanganan dengan serius. Langkah-
langkah yang dilakukan untuk menangani kasus perundungan di SMP Negeri 2
Jenawi yaitu:
a. Melakukan sosialisasi materi perundungan, jenis-jenis perundungan,
dampak dan cara mencegah dan mengatasi perundungan secara global di
lintas kelas.
b. Memberikan materi perundungan secara spesifik pada layanan bimbingan
klasikal dengan melihat video, bermain peran dan berdiskusi kasus
perundungan serta membuat slogan anti perundungan
c. Membentuk tim anti perundungan pada tiap kelas untuk memantau
perundungan yang terjadi
d. Menerima layanan pengaduan melalui media sosial
e. Melakukan konseling kelompok terhadap kasus perundungan yang terjadi
f. Bekerjasama dengan wali peserta didik untuk memantau anaknya dalam
pergaulan dirumah dan penggunaan media sosial
g. Melakukan refleksi bersama
Aksi implementasi penanganan, pencegahan dan pengentasan kasus
perundungan dilakukan secara kolaboratif antara peserta didik, wali kelas, guru
maple, guru BK, orang tua maupun kepala sekolah untuk mengawal pergaulan
anak dan penggunaan media sosial secara positif. Proses ini secara berkala
dilakuakn refleksi bersama untuk menemukan solusi masalah yang dihadapi.
Strategi penanganan, pencegahan dan pengentasan kasus perundungan di
SMP Negeri 2 Jenawi didukung oleh semua pihak sehingga kasus yang terjadi
dapat terentaskan dan peserta didik dapat belajar di sekolah dengan nyaman.
Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan guru bersama peserta didik setelah kegiatan
berlangsung. Hasil tahap sosialisasi peserta didik dapat membedakan antara
perundungan dan candaan, tetapi masih terdapat kasus perundungan di kelas
sehingga layanan bimbingan klasikal diberikan, dimana selain membahas materi
perundungan, jenis, dampak dan cara mencegah perundungan, peserta didik juga
membuat slogan anti perundungan sesuai dengan minatnya yang dipublikasikan di
kelas mereka. Kasus perundungan mulai berkurang tetapi masih ada peserta didik
menjadi korban perundungan yang beawal dari masalah kecil, sehingga untuk
penanganannya diperlukan layanan konseling kelompok dengan pelaku, saksi dan
korban perundungan sehingga perundungan yang terjadi dapat dihindarkan.
Hasil refleksi konseling kelompok tentang perundungan, dari pelaku
menyadari bahwa perundungan yang dilakukan merupakan perbuatan yang salah
dan membuat suasana kelas menjadi tidak nyaman sehingga pelaku meminta maaf
atas perundungan yang dilakukan.
Refleksi dari korban menyatakan bahwa kasus perundungan yang
menimpanya membuat ia tidak nyaman berada di kelas dan menurunnya motivasi
belajar, setelah kegiatan konseling kelompok korban perundugan menyatakan
bahwa ia merasa lega karena masalah dapat terselesaikan dan mereka bisa
berteman baik kembali.
Refleksi dari saksi menyatakan bahwa ia merasa lega setelah melihat
temannya saling memaafkan dan akan membantu memantau pergaulan teman-
teman di kelas sehingga tidak ada lagi kasus perundungan di kelas dan mereka
dapat belajar denga naman, nyaman dan semangat.
Dampak yang dirasakan dari aksi tersebut yaitu kasus perundungan di
SMP Negeri 2 Jenawi mulai berkurang dan lingkungan sekolah maupun kelas
menjadi lingkungan yang kondusif, aman dan nyaman untuk belajara yang
mendorong motivasi peserta didik untuk belajar.
Keberhasilan dari aksi mencegah dan mengentaskan perundungan ini tidak
terlepas dari dukungan semua pihak terutama peserta didik yang bersedia menjadi
tim anti perundungan di sekolah, kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran,
kesiswaan dan guru BK yang dapat berkolaborasi dengan baik sehingga kasus
perundungan yang ada di SMP Negeri 2 Jenawi dapat terentaskan dan dicegah.
Dari proses aksi yang dilakukan dapat berhasil karena adanya kolaborasi
yang baik dari berbagai pihak terkait sampai pada pemantauan terhadap kasus
perundungan sehingga dapat tercipta lingkungan belajar yang kondusif, aman,
nyaman dan bebas dari kasus perundungan.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Praktik baik optimalisasi layanan konseling kelompok untuk mencegah
dan mengentaskan perundungan merupakan langkah yang tepat setelah peserta
didik mendapatkan sosialisasi materi perundungan, jenis perundungan, dampak dan
cara mengatasi perundungan. Setelah peserta didik memahami materi perundungan
diharapkan tidak ada kasus perundungan di lingkungan sekolah khusunya dan
lingkungan luar pada umumnya. Apabila masih terjadi kasus perundungan maka
diperlukan konseling kelompok untuk mengentaskan perundungan yang terjadi
kemudian bersama-sama melakukan refleksi. Langkah selanjutnya guru melakukan
pemantauan bersama tim dan melakukan refleksi secara berkala terhadap kasus
perundungan.