Anda di halaman 1dari 12

Jurnal BENING Volume 2 Nomor 1 Januari 2018

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA DAN CARA


MENGATASINYA (STUDI KASUS PADA SISWA
SMP NEGERI 10 KENDARI)

Oleh:
Sri Wulaindi Pondanda1), Aspin2), Dodi Priyatmo Silondae3)
1)2)3)
Jurusan Bimbingan dan Konseling
Email: sri_wulaindi@yahoo.co.id
Jurusan Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Halu Oleo

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kenakalan remaja dan
cara mengatasinya pada siswa SMP Negeri 10 Kendari. Penelitian ini dilaksanakan bulan April
2017. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data
menggunakan wawancara terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan terdapat faktor-faktor
penyebab kenakalan remaja siswa SMP Negeri 10 Kendari terdiri dari faktor internal yaitu
kontrol diri yang lemah, tidak memiliki identitas dan karakter yang kuat, dan tidak memiliki
tujuan yang jelas dalam bersekolah. Sedangkan faktor eksternalnya yaitu faktor keluarga, faktor
lingkungan sekolah, faktor lingkungan masyarakat dan faktor media masa. Cara mengatasi
kenakalan remaja siswa SMP Negeri 10 Kendari yang dilakukan oleh guru bimbingan dan
konseling yaitu dengan melakukan upaya yang sifatnya pencegahan seperti pemberian layanan
informasi dan upaya yang sifatnya pengentasan seperti layanan konseling individu, konseling
kelompok dan layanan bimbingan kelompok.

Kata Kunci: kenakalan remaja, cara mengatasi kenakalan remaja

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA DAN CARA


MENGATASINYA (STUDI KASUS PADA SISWA
SMP NEGERI 10 KENDARI)

ABSTRACT

The purpose of this study is to determine the factors that cause juvenile delinquency and how to
overcome it in student of SMP Negeri 10 Kendari. This research was conducted in April 2017.
The method of this research is qualitative research. Data collection techniques used structured
interviews. The result of the research indicate that there are factors causing juvenile
delinquency of SMP Negeri 10 Kendari students consist of internal factor that is weak self
control, does not have strong identity and character, and has no clear purpose in school. While
external factors are family factors, school environmental factors, environmental factors and
community mass media factors. How to overcome juvenile delinquency of students of SMP
Negeri 10 Kendari conducted by guidance and counseling teachers by doing preventive efforts
such as providing information services, group counseling and group guidance services.

Keywords: juvenile delinquency, how to overcome delinquency

Sri Wulaindi Pondanda, Aspin, Dodi Priyatmo Silondae | 45


Jurnal BENING Volume 2 Nomor 1 Januari 2018

Pendahuluan negatif, kemudian dari sinilah terjadi bentuk


Masa remaja merupakan masa kenakalan-kenakalan siswa seperti
transisi dimana pada masa ini remaja terjadinya penyimpangan seksual, seks di
mengalami fase pembentukan karakter, jati luar nikah, pelecehan seksual (Wahab, 2003:
diri, budi pekerti, dan kepribadian untuk 67).
masa depan mereka apakah mereka bisa Selain ponsel dan komputer, televisi
membawa diri dan menyesuaikan diri juga merupakan salah satu media yang
dengan lingkungan, masyarakat atau tidak. berbasis teknologi informasi dan komunikasi
Masa remaja juga merupakan periode yang menimbulkan dampak negatif bagi
perubahan baik perubahan nilai, pola, para siswa. Mereka yang sebenarnya
perilaku dan minat. Jika diarahkan dengan membutuhkan asupan gizi misalnya
benar maka remaja akan melangkah ke arah tontonan yang mendidik yang
yang positif karena remaja mampu mencerminkan kesopanan dan akhlak mulia,
menyesuaikan diri dengan perubahan dan telah diracuni dengan berbagai adegan
lingkungannya pacaran bahkan dalam bentuk kegiatan
Santrock (2007: 25) menyatakan seksual yang tidak mendidik. Anehnya,
masa remaja dimulai sekitar usia 10 hingga justru inilah yang dapat dengan mudah
13 tahun dan berakhir pada sekitar usia 18 masuk dan membangun karakter remaja/
hingga 22 tahun. Ciri utama remaja meliputi siswa. Kebudayaan dari barat semakin
pertumbuhan fisik yang pesat, kesadaran diri leluasa masuk ke Indonesia walaupun
yang tinggi, dan selalu tertarik untuk sebenarnya kebudayaan itu bertentangan
mencoba sesuatu yang baru. Remaja dengan moral, etika ataupun adat ketimuran
bukanlah masa akhir terbentuknya terutama negara Indonesia. Akan tetapi
kepribadian akan tetapi merupakan salah ironisnya budaya-budaya barat seakan malah
satu tahap utama dalam pembentukkan menjadi tren ataupun ikon di kalangan siswa
kepribadian seseorang. Remaja yang berada ataupun remaja di Indonesia.
pada usia tersebut adalah anak usia pelajar Ada beberapa bentuk kenakalan
sekolah menengah. Anak dalam usia masa yang sering dilakukan oleh remaja (siswa),
transisi ini sedang berada dalam masa antara lain: 1) bentuk-bentuk kenakalan
pencarian identitas, mencari jati diri, masih biasa yang merupakan penyimpangan etika
labil dan sering tidak berhasil melalui proses seperti pergi dari rumah tanpa pamit, suka
yang sempurna. keluyuran, berkelahi, menonton pornografi.
Di era globalisasi perkembangan 2) bentuk kenakalan yang menjurus kepada
teknologi informasi dan komunikasi cukup pelanggaran terhadap norma hukum seperti
pesat dan menimbulkan dampak positif. melanggar aturan lalu lintas (tidak memiliki
Tapi tidak dapat dipungkiri pula dampak SIM, tidak pakai helm, menerobos lampu
negatif yang sedemikian besar dan merah, kebut-kebutan dan lain-lain),
mengancam nilai moral bangsa indonesia mengambil barang orang tua tanpa ijin, dan
khususnya para siswa atau pelajar. Telepon semacamnya. 3) bentuk-bentuk kenakalan
seluler (Ponsel) dan komputer merupakan berat yang bersifat khusus seperti miras,
salah satu contoh bagian dari penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang
perkembangan teknologi informasi, (narkoba), pergaulan bebas, pemerkosaan,
dimana hampir setiap orang khususnya para tawuran hingga terjadi penganiayaan dan
siswa menggunakannya. Melalui ponsel dan pembunuhan, geng motor, dan lain-lain.
komputer mereka dapat dengan mudah Pola kehidupan yang mengutamakan
mengakses hal-hal negatif seperti membuka kenakalan dan kekerasan ini akan
gambar ataupun film-film porno. Karena menyebabkan anak-anak menjadi pelaku
siswa sering melihat gambar ataupun tindak kekerasan. Anak-anak menjadi
adegan-adegan negatif yang tidak lebih mudah untuk menyelesaikan masalah
semestinya mereka tonton, maka hal ini akan dengan jalan yang tidak terpuji, seperti
berpengaruh terhadap cara berfikir siswa berbohong, mencuri, adu kekuatan fisik,
tersebut, yang tentunya cara berfikir yang dan kekerasan yang melanggar hak orang
lain. Sejauh ini kekhawatiran terbesar adalah

46 | Sri Wulaindi Pondanda, Aspin, Dodi Priyatmo Silondae


Jurnal BENING Volume 2 Nomor 1 Januari 2018

pelaku pelanggaran ini semakin lama berusia beberapa bentuk kenakalan yang dilakukan
semakin muda (Borba, 2001:324). siswa di SMP Negeri 10 Kendari seperti
Remaja yang merupakan generasi mencoret-coret meja, merokok di sekolah,
penerus bangsa seharusnya berperan aktif menyimpan file film porno di ponsel, dan
dalam kegiatan-kegiatan positif baik dalam bentuk kenakalan lainnya.
keluarga, sekolah maupun di masyarakat. Layanan BK ditujukan agar siswa
Remaja perlu memiliki sikap peka, peduli, terhindar dari berbagai masalah yang dapat
toleransi, tolong menolong, membangun, menghambat perkembangan dan
bekerja keras dan pantang menyerah. memperoleh kesejahteraan lahir dan batin
Remaja diharapkan memiliki pola pikir serta terhindar dari berbagai masalah di
positif, kreatif, mengembangkan segenap sekolah seperti remaja akan menyukai hal-
kemam-puannya dan optimis dalam segala hal yang melanggar aturan, malas belajar,
hal, semua itu diwujudkan dalam bentuk memiliki motivasi belajar yang rendah yang
perilaku dalam kehidupan sehari-harinya. akan berdampak pada rendahnya prestasi
Namun kenyataan sebaliknya, yang dicapai dan secara mental akan
banyak remaja yang melakukan kenakalan- menjadi anak yang lemah.
kenakalan yang tidak hanya terjadi Berdasarkan uraian pada latar
masyarakat saja, namun telah jauh belakang tersebut, maka peneliti tertarik
memasuki ranah pendidikan seperti untuk mengkaji permasalahan di atas dalam
pelanggaran terhadap tata tertib sekolah, sebuah penelitian dengan judul “Faktor-
datang terlambat, merokok, suka berbohong, faktor Penyebab Kenakalan Remaja dan
suka membolos, corat-coret dinding Cara Mengatasinya : Studi Kasus pada
sekolah, tidak menghargai guru dan teman, Siswa SMPN 10 Kendari.
menggangu dan menyakiti teman,
melakukan tawuran, memeras teman dan Metode Penelitian
lain-lain. Kondisi demikian itu sangatlah Penelitian ini bertempat di SMP
menghawatirkan bagi remaja, jika dibiarkan Negeri 10 Kendari Jl. Prof. DR. Abdurrauf
terus maka akan berdampak negatif baik Tarimana No. G. 96, Kendari. Waktu
bagi siswa, keluarga dan masyarakat. penelitiannya adalah pada bulan April 2017.
Banyak faktor yang menjadi penyebab
kenakalan remaja tersebut diantaranya Jenis penelitian ini adalah
adalah faktor masa pencarian identitas, penelitian kualitatif, penelitian kualitatif
kurangnya kontrol diri, usia, jenis kelamin, bertujuan untuk memahami fenomena
harapan terhadap pendidikan dan nilai-nilai tentang apa yang dialami oleh subjek
di sekolah, proses dalam keluarga, kelas penelitian misalnya perilaku, persepsi,
sosial ekonomi dan kualitas lingkungan motivasi, tindakan, dan lain-lain secara
sekitar tempat tinggal (Sarwono, 2002:55).
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
Berdasarkan hasil wawancara
dengan guru bimbingan dan konseling pada bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
SMP Negeri 10 Kendari pada tanggal 5 konteks khusus yang alamiah dan dengan
November 2016, peneliti memperoleh memanfaatkan berbagai metode alamiah.
beberapa informasi bahwa perilaku Penelitian kualitatif menggunakan
kenakalan remaja yang dilakukan siswa pendekatan yang bersifat natural atau
misalnya NY melakukan tindakan alamiah, melihat obyek penelitian senatural
pelanggaran terhadap tata tertib sekolah
mungkin, apa adanya dan menyeluruh.
seperti membolos sekolah, datang terlambat
ke sekolah, membohongi teman atau guru, Variabel dalam penelitian ini adalah
dan mengganggu teman saat pembelajaran faktor-faktor penyebab kenakalan remaja
berlangsung. Sedangkan SN melakukan dan cara mengatasinya. Faktor-faktor
tindakan pelanggaran yang sifatnya kriminal penyebab kenakalan remaja dan cara
seperti pernah berkelahi dan malakukan mengatasi adalah segala hal yang menjadi
tindakan mencuri barang milik teman di
faktor penyebab terjadinya perilaku
sekolah. Bukan hanya itu masih terdapat

Sri Wulaindi Pondanda, Aspin, Dodi Priyatmo Silondae | 47


Jurnal BENING Volume 2 Nomor 1 Januari 2018

kenakalan remaja siswa yang dilakukan pada SMP Negeri 10 Kendari kedalam dua
di lingkungan SMP Negeri 10 kendari dan faktor sebagai berikut:
semua upaya yang telah dilakukan guru a. Faktor internal
bimbingan dan konseling dalam mengatasi 1) Kemampuan mengontrol diri
faktor-faktor penyebab kenakalan siswa Ketidakmampuan siswa
melalui berbagai layanan oleh guru mengendalikan dorongan dari dalam
bimbingan dan konseling pada SMP Negeri diri untuk melakukan suatu kegiatan.
10 Kendari. Remaja biasanya melakukan sesuatu
Subyek dalam penelitian ini adalah sesuai kemauannya dan atau
2 orang siswa, 1 orang guru bimbingan dan mengikuti temannya tanpa bisa
konseling dan, 2 orang tua siswa. Data memfilter apakah perilaku yang dia
dalam penelitian ini dikumpulkan dengan lakukan itu baik sesuai dengan aturan
metode dengan rincian sebagai berikut. dan norma sosial khususnya aturan
1. Wawancara mendalam ditujukan kepada atau norma yang ada di sekolah atau
siswa, guru bimbingan dan konseling dan perilaku itu melanggar aturan. Ketidak
orang tua siswa. mampuan mengendalikan diri ini
2. Dokumentasi dilakukan untuk menyebabkan remaja melakukan
memperoleh data tentang berbagai upaya perilaku yang bertentangan dengan
yang telah dilakukan oleh guru
aturan seperti membuat keributan di
bimbingan dan konseling dalam
mengatasi kenakalan siswa yang telah kelas, membolos sekolah saat jam
didokumentasikan dalam bimbingan dan pelajaran dan membolos sekolah,
konseling pada SMP Negeri 10 Kendari. sering berkelahi, atau menyakiti
teman.
Analisis data menggunakan metode 2) Identitas remaja
analisis deskriptif kualitatif, yaitu penyajian Siswa yang memiliki identitas diri
data dalam bentuk tulisan, dan menerangkan yang kuat yang disebabkan oleh
apa adanya sesuai dengan data yang proses pembentukan perasaan
diperoleh dari hasil penelitian, langkah konsistensi dalam hidup dan peran
terakhinya adalah menarik kesimpulan. semasa kecil yang tidak terbentuk
Langkah-langkah analisis data kualitatif dengan baik dalam lingkungan
menurut Miles & Huberman dalam Sugiono keluarga dan masyarakat,
(2016:337) penelitian ini adalah sebagai menyebabkan remaja mencari
berikut: 1) reduksi data, 2) penyajian data identitas baru yang sesuai harapannya.
dan 3) menarik kesimpulan atau verifikasi Remaja melakukan pencarian identitas
data dalam bentuk perilaku kenakalan baik
dilingkungan sekolah maupun
Hasil Penelitian dan Pembahasan dilingkungan masyarakat, mereka
Hasil Penelitian mengikuti teman-teman untuk
1. Faktor Penyebab Kenakalan Remaja menunjukkan identitasnya.
Berdasarkan hasil wawancara yang Sebagai akibat tidak
peneliti lakukan pada subyek penelitian 1 memiliki identitas yang jelas, maka
orang guru BK, 2 orang siswa, dan 2 reman melakukan kenakalan tersebut
orang tua siswa pada SMP Negeri 10 untuk menunjukkan diri tentang peran
Kendari diperoleh informasi tentang yang bisa ia lakukan dengan cara
faktor penyebab kenakalan remaja siswa melakukan kegiatan bersama teman-
teman. Termasuk perilaku kenakalan

48 | Sri Wulaindi Pondanda, Aspin, Dodi Priyatmo Silondae


Jurnal BENING Volume 2 Nomor 1 Januari 2018

seperti merokok, membolos, berkelahi dipengaruhi oleh lingkungan atau


bersama dengan teman dan pengaruh negatif lain dari
kelompoknya. eksternal.
3) Kurang memahami arti penting b) Faktor sosial ekonomi keluarga
pendidikan Faktor sosial ekonomi keluarga
Siswa merasa bahwa sekolah hanya juga menjadi salah satu penyebab
sekedar menggugurkan kewajiban dan remaja melakukan kenakalan.
harapan orang tua, sekolah hanya Remaja yang berasal dari keluarga
mengikuti kebiasaan atau ada tekanan yang miskin biasanya banyak
dari orang tua dan lingkungan yang melakukan kenakalan remaja, hal
mengharuskan setiap anak wajib ini menyebabkan remaja
bersekolah. Sehingga ketika siswa ke cenderung lebih cepat stress ketika
sekolah, ia tidak memperhatikan kebutuhan hidupnya tidak
pelajaran dan prestasi yang seharusnya terpenuhi dengan alasan
dijadikan harapan dan tujuan dalam pemenuhan kebutuhan hidup
bersekolah. banyak remaja dari keluarga
Siswa ke sekolah hanya kurang mampu berani melakukan
mencari kesibukan dan melakukan tindakan nekad seperti mencuri
tuntutan serta kewajibannya, biasanya untuk memenuhi kebutuhan dan
siswa yang seperti ini kurang atau keinginanya.
bahkan tidak memperhatikan c) Faktor Eksistensi Anak dalam
pelajaran, mereka tidak mengerjakan Keluarga
tugas-tugas yang diberikan guru. Upaya remaja dalam menunjukkan
Remaja yang merasa jenuh karena eksistensi dirinya dapat mengarah
hanya menggugurkan kewajiban pada hal-hal negatif yang
kesekolah akan melakukan kegiatan menyebabkan remaja melakukan
sesuai kemauannya tanpa mengetahui kenakalan. Dapat disimpulkan
makna dari pendidikan bagi cita-cita bahwa remaja yang kurang atau
dan masa depannya. Jadi, faktor tidak diakui tentang keberadaan
kenakalan remaja yang dilakukan dirinya dalam keluarga, maka akan
siswa dipengaruhi oleh pemahaman menyebabkan seorang remaja
siswa tentang arti pendidikan. menjadi merasa tidak diperhatikan
b. Faktor eksternal dan tidak dihargai sehingga mereka
1) Faktor keluarga akan mencari pengakuan dan
a) Faktor perhatian dan dukungan penghargaan dari dunia luar yang
anggota keluarga tidak sedikit memiliki dampak
Faktor keluarga merupakan faktor
negatif yang menyebabkan anak
ekternal yang sangat penting,
melakukan kenakalan.
keluarga merupakan awal dari 2) Faktor lingkungan sekolah
pendidikan yang diperoleh anak. a) Pergaulan dengan teman sebaya
Di dalam keluarga awal Perilaku kenakalan siswa juga
ditanamkannya pendidikan bagi disebabkan oleh pengaruh teman.
anak, sehingga jika seorang anak Biasanya remaja kata lain ia ikut-
telah dibekali dengan didikan yang ikutan temannya melakukan
baik dan karakter yang kuar maka kenakalan. Siswa merasa takut
anak akan memiliki identitas diri tersisih atau tidak dapat bersama
yang kuat sehingga tidak mudah

Sri Wulaindi Pondanda, Aspin, Dodi Priyatmo Silondae | 49


Jurnal BENING Volume 2 Nomor 1 Januari 2018

lagi dengan temannya jika tidak melakukan berbagai perilaku


mengikuti apa yang dilakukan oleh melanggar aturan. Hal ini biasanya
teman lainnya. Salah satunya tana disadari oleh remaja karena ia
perilaku yang dilakukan dalam berada dalam lingkungan itu,
kelompok seperti tawuran, sehingga pelanggaran apapun yang
berkelahi, mengikuti teman ia lakukan memperoleh dukungan
mambolos sekolah dll. dari lingkungannya.
b) Hubungan dengan guru dan staf 4) Faktor media masa
tata usaha sekolah a) Televisi
Kenakalan remaja siswa di sekolah Apa yang dilihat di televisi oleh
juga sangat dipengaruhi oleh seorang anak dapat menjadi sebuah
hubungan siswa dengan guru dan pendorong bagi anak untuk
staf tata usaha di sekolah. menemukan ide-ide baru baik ide
Hubungan siswa dengan guru baik positif maupun ide negatif.
pada saat pembelajaran dikelas b) Ponsel dan internet
maupun pada saat siswa telah Informasi apapun dapat diperoleh
berada di luar kelas, pada saat oleh remaja melalui HP dan
pembelajaran di kelas biasanya internet termasuk dalam
siswa yang merasa tidak memperoleh informasi kekerasan
diperhatikan oleh guru atau siswa hingga pornografi. Informasi
yang diberi label sebagai siswa tersebut sangat kuat
nakal biasanya akan selalu mempengaruhi sikap dan perilaku
mencari-cari cara agar ia anak, apalagi sangat sulit
diperhatikan oleh guru atau bisa melakukan kontrol terhadap apa
saja sekedar ingin menunjukkan yang dilihat dan diakses oleh
kepada teman bahwa ia adalah remaja. Banya perilaku buruk
anak yang hebat, anak yang harus yang mengarah pada kenakalan
ditakuti oleh siswa lainnya. remaja selalu diakses oleh remaja
3) Faktor lingkungan masyarakat sehingga mengarahkannya dalam
a) Teman pergaulan melakukan kenakalan.
Teman pergaulan seoraang remaja
di masyarakat sangat menentukan 2. Jenis-jenis kenakalan remaja siswa
bagaimana seorang remaja SMPN 10 Kendari
berkembang. Seorang remaja akan Kenakalan remaja yang dilakukan oleh
melakukan berbagai perilaku yang siswa SMP Negeri 10 Kendari sangat
melanggar aturan atau biasa beragam. Kenakalan itu seperti
disebut melakukan kenakalan pelanggara terhadap tata tertib sekolah
karena pengaruh yang sangat kuat missal : siswa bolos sekolah, datang
dari teman pergaulan. Pergaulan terlambat, mencoret fasilitas sekolah,
dengan teman di lingkungan merokok di sekolah, dan tidak
masyarakat sangat memengaruhi mengerjakan tugas dari guru. Kenakalan
perilaku anak. yang sifatnya mengganggu orang lain
b) Lingkungan sosial masyarakat atau proses pembelajaran di kelas seperti
yang tidak sehat : mengganggu teman saat belajar,
Lingkungan sosial masyarakat menyontek teman, membuat keributan di
yang tidak sehat dan kondusif akan kelas, dan memaki atau menghina teman
membentuk perilaku anak untuk

50 | Sri Wulaindi Pondanda, Aspin, Dodi Priyatmo Silondae


Jurnal BENING Volume 2 Nomor 1 Januari 2018

atau orang lain. Dan pelanggaran yang penyelesaian masalah siswa. Misalnya
sifatnya kriminal seperti: berkelahi, dalam upaya antisipasi atau
memukul teman, melempar teman atau pencegahan perilaku bolos maka guru
orang lain dan tindakan kenakalan BK melibatkan wali kelas dan guru
lainnya. piket untuk bersama mengawasi siswa
Melakukan tindakan dan juga melibatkan orang tua untuk
pelanggaran terhadap tata tertib sekolah membantu mengontrol perilaku anak
seperti membolos sekolah, datang ketika di luar lingkungan sekolah.
terlambat ke sekolah, , dan mengganggu b) Upaya yang bersifat pengentasan
teman saat pembelajaran berlangsung. Guru bimbingan dan konseling juga
Sedangkan SN melakukan tindakan melakukan layanan yang sifatnya
pelanggaran yang sifatnya kriminal pengentasan. Hal ini dilakukan jika
seperti pernah berkelahi dan malakukan permasalahan sudah terjadi sehingga
tindakan mencuri barang milik teman di perlu upaya mengatasinya. Berbagai
sekolah. Bukan hanya itu masih terdapat cara yang dilakukan guru bimbingan
beberapa bentuk kenakalan yang dan konseling seperti memberikan
dilakukan siswa di SMP Negeri 10 layanan konseling individu, konseling
Kendari seperti mencoret-coret meja, kelompok, dan layanan bimbingan
merokok di sekolah, menyimpan file film kelompok.
porno di HP, dan bentuk kenakalan Selain itu, upaya pengentasan
lainnya. yang sering dilakukan oleh guru BK
dalam mengatasi masalah kenakalan
3. Upaya penanggulangan kenakalan siswa siswa adalah melalui pemberian surat
SMPN 10 Kendari pernyataan untuk tidak mengulang
a) Upaya yang bersifat pencegahan dan juga dalam bentuk pemberian
Upaya pencegahan yang dilakukan hukuman.
oleh guru bimbingan dan konseling Guru bimbingan dan
yaitu dengan melakukan/ memberikan konseling juga melakukan kerjasama
beberapa layanan yang bertujuan dengan guru, kepala sekolah, orang
memberikan pemahaman dan tua maupun stakeholder terkait dalam
melakukan pencegahan agar menyelesaikan permasalahan
kenakalan tidak dilakukan oleh siswa. kenakalan yang dilakukan siswa.
Beberapa upaya yang dilaksanakan Upaya itu melalui berkomunikasi
oleh guru bimbingan dan konseling dengan guru mata pelajaran,
seperti pemberian layanan informasi melakukan kunjungan rumah atau
tentang cara mengendalikan diri, memangging orang tua siswa, atau
membentuk karakter dan informasi jika permasalahan cukup berat dan
tentang pentingnya sekolah. perlu melibatkan kepala sekolah maka
Guru bimbingan dan perlu dilakukan konferansi kasus.
konseling tidak hanya melakukan
layanan secara mandiri, namun juga Pembahasan
melakukan layanan yang bersifat Berdasarkan uraian hasil penelitian
kolaboratif yaitu melakukan upaya menunjukkan bahwa faktor internal yang
dengan melibatkan unsur sekolah, menjadi faktor penyebab siswa melakukan
orang tua maupun pihak lain yang pelanggaran di sekolah yaitu faktor kontrol
dianggap kompeten dalam diri yang lemah, faktor belum memiliki

Sri Wulaindi Pondanda, Aspin, Dodi Priyatmo Silondae | 51


Jurnal BENING Volume 2 Nomor 1 Januari 2018

identitas dan karakter yang kuat, dan faktor keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor
tidak memiliki tujuan sekolah yang jelas. lingkungan masyarakat dan media masa.
Sedangkan penyebab dari faktor eksternal Faktor keluarga menjadi salah satu penyebab
yang menyebabkan remaja melakukan siswa melakukan kenakalan remaja, hal ini
kenakalan yaitu faktor keluarga, faktor sejalan dengan pendapat Hawari (2001)
lingkungan sekolah, faktor lingkungan yang menyebutkan remaja kita dalam
masyarakat dan media masa. kehidupannya sehari-hari hidup dalam tiga
Remaja pada masa badai ditandai kutub, yaitu kutub keluarga, sekolah dan
dengan belum dimilikinya kemampuan masyarakat. Kondisi masing-masing kutub
mengotrol diri yang kuat, remaja masih dan interaksi antar ketiga kutub itu, akan
belum memiliki identitas dan karakter yang menghasilkan dampak yang posisif maupun
kuat dan masih belum memiliki pemahaman negatif pada remaja. Dampak positif
terhadap tujuan hidupnya tarutama tujuan ia misalnya prestasi sekolahnya baik dan tidak
bersekolah. Sebagaimana dikemukakan oleh menunjukkan perilaku antisosial. Sedangkan
Erickson dalam Santrock (2007: 27), masa dampak negatif misalnya, prestasi sekolah
remaja ada pada tahap dimana krisis merosot, dan menunjukkan perilaku
identitas versus difusi identitas harus di menyimpang (antisosial). Faktor keluarga ini
atasi. Perubahan biologis dan sosial sangat
memungkinkan terjadinya dua bentuk berpengaruhterhadaptimbulnyakenakalanre
integrasi terjadi pada kepribadian remaja: 1) maja.Kurangnya dukungan keluarga seperti
terbentuknya perasaanakan konsistensi kurangnya perhatian orang tua terhadap
dalam kehidupan sehari-harinya, dan 2) aktivitas anak, kurangnya penerapan disiplin
tercapainya identitas peran, kurang lebih yang efektif, kurangnya kasih sayang orang
dengan cara menggabungkan motivasi, nilai- tua dapat menjadi pemicu timbulnya
nilai, kemampuan dan gaya yang dimiliki kenakalan remaja. Perselisihan dalam
remaja dengan peran yang dituntut dari keluarga atau stress yang dialami keluarga
remaja. Pada saat ini remaja dituntut untuk juga berhubungan dengan kenakalan. Faktor
dapat menampilkan peran yang sesuai, genetik juga termasuk pemicu timbulnya
dimana peran ini tentunya telah dipelajari kenakalan remaja, meskipun persentasenya
mulai dari balita hingga saat remaja. Apabila tidak begitu besar.
pada saat pembentukan peran tersebut tidak Selain itu, faktor eksternal
terjadi dengan baik maka anak pada saat berikutnya yang menjadi faktor penyebab
remaja akan ia tidak dapat menampilkan remaja melakukan kenakalan yaitu faktor
peran sesuai identitasnya yang positif lingkungan sekolah. Di sekolah seorang
sehingga remaja akan mengembangkan remaja selalu berinteraksi dengan orang lain
identitas negatif. Hal ini yang terdiri dari siswa, guru, kepala sekolah
akanterimplementasi pada saat remaja dan staf sekolah. Interaksi antar siswa atau
berinteraksi secara sosial dengan orang lain disebut dengan pergaulan teman
yang berupa perilaku kenakalan. Remaja sebaya.Temuan ini sejalan dengan yang
saat ini juga belum memiliki kontrol diri dikemukakan oleh Santrock (2007), bahwa
yang kuat sehingga mudah dipengaruhi oleh kenakalan remaja terjadi karena remaja
perubahan-perubahan khususnya perubahan lebih banyak menghabiskan waktu
yang terjadi dalam diri pribadi. dengan teman sebayanya dari masa
Selanjutnya faktor eksternal yang pertengahan atau kanak-kanak akhir.
menjadi penyebab remaja melakukan Karena remaja lebih banyak berada di luar
kenakalan yang pertama adalah faktor rumah bersama dengan teman-teman

52 | Sri Wulaindi Pondanda, Aspin, Dodi Priyatmo Silondae


Jurnal BENING Volume 2 Nomor 1 Januari 2018

sebaya sebagai kelompok, maka dapatlah kesempatan, ide dan dorongan untuk meniru
dimengerti bahwa pengaruh teman-teman apa yang dilihat dan ditontonnya. Secara
sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, psikologis para pelajar yang usianya berada
penampilan, dan perilaku lebih besar pada usia remaja mempunyai sifat imitative,
daripada pengaruh keluarga. Sehingga jika yaitu ingin meniru apa yang dilakukan oleh
remaja bergaul dengan teman yang sering idolanga, yang diperoleh ketika membaca
melakukan kenakalan maka besar buku, film dan sebagainya. Tidak
kemungkinan ia akan terpengaruh untuk selektifnya para remaja dalam memilih
melakukan kenakalan. Selain itu hubungan buku bacaan, majalah, film vedio atau
antara siswa yang tidak terjalin dengan baik media massa lainnya dapat mengakibatkan
dengan guru, kepala sekolah dan staf kenakalan pada sekelompok remaja, karena
sekolah juga dapat menjadi pemicu remaja remaja sifatnya mencontoh (Sudarsono,
melakukan kenakalan di lingkungan 2001: 55).
sekolah. Adapun upaya mengatasi kenakalan
Faktor eksternal berikutnya yang remaja yang dapat dilakukan oleh guru
menyebabkan siswa melakukan kenakalan bimbingan dan konseling pada SMP Negeri
adalah faktor lingkungan masyarakat. 10 Kendari meliputi upaya yang sifatnya
Faktor lingkungan masyarakat terdiri dari pencegahan dan pengentasan.
teman pergaulan, perilaku tetangga atau Upaya pengentasan yang dilakukan
lingkungan masyarakat yang tidak sehat guru bimbingan dan konseling pada SMP
akan memengaruhi dan membentuk remaja- Negeri 10 Kendari sebagai mana
remaja yang memiliki sikap dan perilaku kesimpulan hasil wawancara dengan
negatif sehingga mereka akan cenderung informan penelitian yaitu melalui pemberian
untuk melakukan kenakalan-kenakalan di layanan informasi.Layanan ini diberikan
masyarakat. Sebagaimana pendapat Gunarsa oleh guru bimbingan dan konseling dalam
(2004: 56) bahwa faktor lingkungan upaya memberikan pemahaman kepada
memiliki dampak yang besar terhadap siswa sehingga guru bimbingan dan
terhadap remaja baik dampak positif konseling melakukan upaya yang bersifat
maupun dampak negatif.Salah satu dampak pencegahan.Salah satu tugas guru
negative dari lingkungan sosial adalah bimbingan dan konseling di sekolah yaitu
remaja terjerumus pada perilaku kenakalan menyelenggarakan layanan kepada siswa
yang ada dilingkungannya. Mereka akan dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan
mengikuti dan mencontoh perilaku yang belajar, bimbingan sosial dan bimbingan
ditampilkan di lingkungan dan akan karir (Salahudin, 2010: 26).
menerapkannya dalam perilakunya sehari- Selain itu guru bimbingan dan
hari. konseling di SMP Negeri 10 Kendari juga
Faktor selanjutnya yang menjadi melaksanakan layanan yang sifatnya
penyebab siswa melakukan kenakalan pengentasan yaitu melalui konseling
adalah faktor media masa. Media masa yang individu, konseling kelompok dan
saat ini paling berpengaruh terhadap bimbingan kelompok. Layanan ini diberikan
terbentuknya perilaku kenakalan remaja kepada siswa jika siswa telah menemui atau
adalah televisi dan ponsel serta internet. mengalami masalah khususnya kenakalan.
Pada media masa tersebut sering Jika dengan cara pemberian layanan BK
ditampilkan hal-hal yang menggambarkan tidak dapat terselesaikan maka guru BK
kejahatan, kelicikan perampok, pencuri, dan akan memberikan terguran keras, membuat
pornografi. Tayangan tersebut memberikan pernyataan untuk tidak mengulangi

Sri Wulaindi Pondanda, Aspin, Dodi Priyatmo Silondae | 53


Jurnal BENING Volume 2 Nomor 1 Januari 2018

kenakalan dan atau yang terberat guru BK Sedangkan faktor eksternalnya yaitu
akan memberikan hukuman fisik seperti: faktor keluarga, faktor lingkungan
diberi tugas membersihkan kelas atau kamar sekolah, faktor lingkungan masyarakat
dan faktor media masa.
mandi dalam waktu tertentu denga harapan
2. Jenis Kenakalan yang dilakukan siswa di
siswa menjadi jera, Berbagai upaya yang SMPN 10 Kendari meliputi pelanggara
dilakukan oleh guru bimbingan dan terhadap tata tertib sekolah missal : siswa
konseling ini dilakukan secara mandiri bolos sekolah, datang terlambat,
maupun melakukan kerjasama atau membohongi teman atau guru, merokok
kolaborasi dengan pihak lain seperti guru, di sekolah. Kenakalan yang sifatnya
kepala sekolah, orang tua siswa dan pihak mengganggu orang lain atau proses
pembelajaran di kelas seperti:
lainnya yang relevan.
mengganggu teman saat belajar,
Hasil penelitian ini sejalan dengan menyontek teman, membuat keributan di
hasil penelitian yang dilakukan oleh kelas, dan memaki atau menghina teman
Maryanah (2008) dan Purnomo (2010), atau orang lain dan pelanggaran yang
yaitu terdapat berbagai penyebab kenakalan sifatnya kriminal seperti: berkelahi,
remaja yang terdiri dari kontrol diri yang memukul teman, dan melempar teman
rendah, tidak meniliki identitas dan karakter atau orang lain.
3. Upaya untuk mengatasi kenakalan remaja
yang kuat, tidak memiliki tujuan yang jelas
siswa SMP Negeri 10 Kendari yang
untuk bersekolah, dan faktor jenis kelamin. dilakukan oleh guru bimbingan dan
Selain itu faktor eksternal remaja yang konseling meliputi upaya yang bersifat
terdiri dari keluarga, pengaruh teman dan preventif dan kuratif. Upaya yang
pengaruh lingkungan dapat menyebabkan sifatnya preventif seperti pemberian
kenakalan remaja. Faktor-faktor tersebut layanan informasi, dan layanan orientasi,
sedangkan upaya yang sifatnya
perlu mendapatkan perhatian yang serius
pengentasan seperti layanan konseling
khususnya guru bimbingan dan konseling individu, konseling kelompok dan
yaitu dengan memberikan layanan layanan bimbingan kelompok, memberi
bimbingan dan konseling yang bersifat teguran, membuat surat pernyataan atau
pencegahan maupun yang bersifat memberikan hukuman fisik yang tidak
pengentasan, baik dilakukan guru menyakiti seperti membersihkan kelas
bimbingan dan konseling secara mandiri dan lain-lain. Upaya-upaya tersebut
dilakukan oleh guru bimbingan dan
maupun berkolaborasi dengan pihak lain
konseling baik secara mandiri yaitu
yang relevan. mengatasi kenakalan remaja sendiri
maupun dengan berkerjasama atau
Kesimpulan dan Saran berkolaborasi dengan berbagai pihak
Kesimpulan sepertu guru, kepala sekolah, orang tua
Berdasarkan uraian hasil penelitian siswa dan pihak terkait lainnya.
dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan Saran
remaja dan upaya untuk mengatasi Beberapa saran yang dapat
kenakalan siswa SMP Negeri 10 Kendari dikemukakan antara lain:
adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru BK, dengan mengetahui
1. Faktor-faktor penyebab kenakalan remaja beberapa faktor penyebab munculnya
siswa SMP Negeri 10 Kendari terdiri dari perilaku kenakalan yang dilakukan siswa.
faktor internal yaitu kontrol diri yang Maka guru BK perlu untuk menyiapkan
lemah, tidak memiliki identitas dan program-program BK yang bersifat
karakter yang kuat, dan tidak memiliki preventif dan kuratif dalam upaya
tujuan yang jelas dalam bersekolah. pemberian layanan kepada siswa

54 | Sri Wulaindi Pondanda, Aspin, Dodi Priyatmo Silondae


Jurnal BENING Volume 2 Nomor 1 Januari 2018

2. Bagi orang tua, dengan mengetahui


berbagai macam penyebab kenakalan Sarwono, S., W. (2002). Psikologi Remaja.
yang dilakukan oleh ramaja. Maka orang Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
tua dapat melakukan upaya untuk
mencegah timbulnya perilaku kenakalan Sudarsono. (2001). Kenakalan Remaja:
yaitu dengan menanamkan pendidikan Prevensi, Rehabilitasi, dan
karakter yang baik dalam keluarga Resosialisasi. Jakarta: PT. Rineka
sehingga anak tidak mudah dipengaruhi Cipta.
oleh faktor eksternal khususnya untuk
melakukan tindakan kenakalan. Salahudin, Anas. (2010). Bimbingan dan
3. Bagi siswa, agar sering malakukan Konseling. Bandung: Pustaka Setia.
komunikasi yang baik dengan guru
mapel, guru BK dan orang tua, sehingga Undang-undang Republik Indonesia nomor
remaja dapat memperoleh bantuan dalam 20 Tahun 2003. Tentang Sistem
mencegah dan sekalgus mengentaskan Pendidikan Nasional Indonesia.
berbagai masalah yang mungkin akan
terjadi. Wahab, A. (2003). Studi Tentang Metode
Bimbingan Konseling Agama Pada
Daftar Pustaka Siswa Bermasalah di SMK N I
Borba. (2001). Building Moral Kalasan Sleman Yogyakarta.
Intelligence(Terjemahan). Jakarta: Skripsi. Universitas Islam Negeri
Gramedia Pustaka. Sunan Kalijaga

Gunarsa, S. (2003). Psikologi perkembangan


anak dan remaja. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.

Hawari, Dadang. (2001). Manajemen Stres,


Cemas, dan Depresi. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Press.

Maryanah. (2008). Pelaksanaan Bimbingan


Konseling dalam Mengatasi
Kenakalan Siswa di MAN 1 Jakarta.
Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah.

Purnomo, Eko Heri. (2010).


Penanggulangan Kenakalan Siswa
oleh Guru Bimbingan dan Konseling
di SMAN 1 Bayat. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga.

Rauf. (2002). Dampak Penyalahgunaan


Narkoba Terhadap Remaja dan
Kamtibmas. Jakarta: Bp. Dharma
Bhakti.

Santrock, J., W. (2007). Adolescence;


Perkembangan Remaja, edisi
keenam, (terjemahan). Jakarta: PT.
Erlangga.

Sri Wulaindi Pondanda, Aspin, Dodi Priyatmo Silondae | 55


Jurnal BENING Volume 2 Nomor 1 Januari 2018

56 | Sri Wulaindi Pondanda, Aspin, Dodi Priyatmo Silondae

Anda mungkin juga menyukai