Anda di halaman 1dari 3

UPAYA MENGATASI PERILAKU BULLYING MELALUI MEDIA SOSIAL

DALAM PENDIDIKAN
 
PENDAHULUAN

Aksi bullying bisa dicoba lewat media semacam pesan text, foto video, panggilan
telepon, e- mail, chat room, Instant Messaging( IM), Web Media Sosial, serta web.
Tujuan yang mau dicapai dalam postingan ini merupakan buat menarangkan aksi
bullying di media social serta penangkalan. Hasil riset menampilkan kalau etika
berinternet, kedudukan orang tua wajib lebih intensif mengawasi pertumbuhan
anaknya terhadap pengaruh media internet, aparat sipil kepolisian teratur
melaksanakan kampanye“ anti bullying”( stop bully) di sekolah, kampus/ lembaga
serta warga, serta mengaitkan organisasi social buat mengawasi peredaran
kejahatan cyberbullying. Metode menghindari serta kurangi bermacam aksi
bullying di media sosial bisa mengoptimalkan perilaku etika berinternet, kenaikan
kedudukan orang tua lebih intensif, pihak kepolisian teratur melaksanakan aktivitas
sosialisasi serta penyuluhan anti bullying, serta organisasi social. Dalam
melaksanakan represif polisi terhadap kejahatan aksi bullying, wajib berawal pada
titik sangat dini dalam penyelidikan didetetapkan apa tujuan utama investigasi
dicoba oleh pelakon terhadap korban.

PEMBAHASAN

Permasalahan bullying sebagian tahun terakhir ini gempar diperbincangkan,


terlebih lagi permasalahan tersebut banyak terjalin di dunia pembelajaran
spesialnya anak umur sekolah. Tetapi, tidak menutup mungkin bullying hendak
terjalin pada anak umur pra sekolah ataupun anak umur dini sampai mahasiswa.
Bentuk- wujud bullying juga banyak sekali, bukan cuma secara raga hendak
namun dapat dalam wujud psikis semacam mengejek ataupun yang sejenisnya.
Walaupun cuma hanya ejekan, bullying hendak memunculkan dampak negatif
pada pertumbuhan psikologis korbannya. gempar diperbincangkan serta jadi atensi
banyak pihak merupakan pelecehan intim, terlebih lagi korban dari permasalahan
tersebut merupakan anak umur dini. Salah satu contoh dari permasalahan
pelecehan intim yang mengenai anak umur dini merupakan permasalahan yang
terjalin di Salah satu sekolah Bekasi. Sehabis permasalahan tersebut terkuak di
media massa, satu persatu permasalahan seragam timbul serta kembali yang jadi.
korban dari kekerasan intim tersebut merupakan anak umur dini. Sebab itu,
dibutuhkan penanaman uraian kepada orang tua, guru serta kanak- kanak terpaut
bullying itu sendiri, selaku usaha preventif supaya tidak lagi terdapat bullying di
sekolah dan di area warga.

Penanganan perilaku bullying disekolah membutuhkan kerjasama yang baik dari


berbagai pihak salah satunya.peranan guru bimbingan dan konseling. Layanan
bimbingan dan konseling pada level sekolah dasar sebenarnya telah memiliki
regulasi yakni pada Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia nomor 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah, peraturan ini untuk mempertegas
keberadaan bimbingan dan konseling dalam lingkup sekolah dasar. dan
Kebudayaan.Layanan bimbingan dan konseling dalam pelaksanaannya terbagi
menjadi dua yakni sekolah dasar yang memiliki guru bimbingan dan konseling
secara khusus dan bagi sekolah yangbelum memiliki guru bimbingan dan
konseling secara khusus. Dasar lain adalah diterbitkannya panduan bimbingan dan
konseling di sekolah dasar tahun 2016 oleh Kementrian Pendidikan.

Perilaku bullying di sekolah tidak dapat dipisahkan dari situasi dan kondisi
sekolah, komponen sekolah, dan lingkungannya. Dalam tulisan ini perilaku
bullying dibagi menjadi empat yakni :

1. Verbal Bullying perundungan secara lisan misalnya mengatakan atau menulis


hal-hal yang berarti. Verbal intimidasi meliputi, sindiran, saling mengata-ngatai,
komentar seksual yang tidak pantas, mengejek, mengancam untuk menyebabkan
kerusakan.

2. Social Bullying Perundungan sosial yakni meliputi, merusak nama baik


seseorang, atau membuat hubungan orang menjadi kurang baik, meninggalkan
seseorang, mengatakan siswa-siswa lain untuk tidak berteman dengan seseorang,
menyebarkan rumor tentang siswa yang ,memalukan di depan umum

3. Phisycal Bullying atau perundungan fisik meliputi, memukul,


menendang,mencubit, peludahan, tripping/mendorong, mengambil atau
merusakbarang seseorang, membuat gerakan yang kasar.

4. Cyberbullying, didefinisikan sebagai berikuttindakan yang menggunakan


teknologi informasi dan komunikasiuntuk mendukung perilaku bermusuhan secara
disengaja dan atauberulang oleh seorang individu atau kelompok, yang
dimaksudkanuntuk menyakiti atau merugikan orang lain.

Definisi bullying di sekolah meliputi beberapa elemen kunci yaitu: fisik, verbal,
atau serangan psikologis atau intimidasi yang dimaksudkan untuk menyebabkan
rasa takut, tertekan, atau membahayakan korban, ketidak seimbangan kekuasaan
(psikologis atau fisik), dengan anak yang lebih kuat (atau anak-anak) menindas
yang kurang kuat; dan mengulangi insiden antara sesama anak-anak dalam jangka
waktu lama (Roland, 1989; Farrington, 1993; Olweus, 1993).

KESIMPULAN
Program yang dilakukan dengan bimbingan dan konseling pada lingkup sekolah
dasar untuk mengatasi perilaku bullying.Strategi layanan dasar, layanan responsif,
dan layanan kolaboratif yang dilakukan guru bimbingan dan konseling disekolah
dasar harus mampu untuk :

1. Menunjukkan kehangatan dan minat positif pada semua siswa;

2. Menetapkan standar batasan untuk

perilaku tertentu yang tidak dapat diterima (mengarah ke perilaku bullying);

3. Menggunakan konsekuensi positif yang konsisten untuk mengakui dan


memperkuat perilaku yang sesuai dan konsekuensi tertentu ketika aturan dilanggar
untuk meminilmalisir bullying; dan

4. Menjadi orang dewasa yang baik (pendidik dan orang tua) yang berfungsi
sebagai otoritas dan model positif bagi anak agar terhindar dari perilaku bullying.

Anda mungkin juga menyukai