Anda di halaman 1dari 4

“CYBERLINK” CIPTAKAN BERSAMA LINI KEHIDUPAN TANPA BULLYING

Kehidupan merupakan segala bentuk interaksi dari semua ciptaan Tuhan di muka bumi.
Kehidupan sosial manusia terbentuk dalam fase-fase kehidupan manusia mulai dari fase bayi
baru lahir, anak-anak, remaja, dewasa dan fase lansia. Sejak lahir seorang anak mulai
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya terutama orang tua dan keluarganya. Sebagai individu
yang tumbuh dan berkembang, seorang anak lambat laun mulai mengenal lingkungan luar. Pada
tahap ini orang tua berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai positif untuk perkembangan
fisiologis dan mentalnya. Jika seorang anak menyerap dengan baik nilai-nilai positif yang
ditanamkan orang tuanya maka perkembangan keterampilan sosial menjadi lebih baik, akan
tetapi jika tidak diserap dengan baik maka perkembangan psikososialnya akan terhambat.
Akibatnya anak mulai menunjukkan prilaku menyimpang seperti memberontak, bolos,
merusak/mengotori fasilitas umum, mengonsumsi narkoba dan yang paling parah adalah
bullying.
Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau
sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan,
trauma, dan tak berdaya (Sejiwa, 2008 dalam Zakiyah, E.Z. 2017). Bulying merupakan istilah
yang tidak asing lagi bagi masyarakat terutama anak remaja. Dalam bahasa Indonesia bullying
adalah perundungan. Menurut KBBI edisi ke-5, kata rundung memiliki arti mengganggu,
mengusik terus menerus dan menyusahkan. Pelaku bullying disebut dengan istilah bully. Bully
dapat dialami oleh siapa saja dan tidak mengenal tua muda, perempuan maupun laki-laki,
dilakukan dimana saja dan bahkan terjadi di sekolah. Lingkungan yang sangat mempengaruhi
pertumbuhan seseorang adalah lingkungan keluarga. Anak yang menjadi pelaku bully sering
meniru sikap kedua orang tuanya, mulai dari cara mereka mendidik anak hingga konflik yang
terjadi antara keduanya. Sikap yang ditunjukkan oleh orang tua akan ditiru oleh anak kepada
teman-temannya.
Dampak yang ditimbulkan oleh bullying ini sangat besar pada kesehatan mental,
misalnya gelisah, stress, depresi, sulit tidur, kepercayaan diri yang merosot dan bahkan sakit fisik
seperti sakit kepala, sakit perut, ketegangan otot, merasa tidak aman di sekolah dan menurunkan
semangat belajar (Zakiyah, E.Z. 2017). Jenis kejahatan yang dilakukan pelaku bully dapat
berupa kekerasan fisik dan non fisik. Kekerasan fisik misalnya memukul, menampar,
mendorong, mencubit, menendang, mencakar, serta melakukan pelecehan seksual, sedangkan
kekerasan non fisik seperti mengancam, mempermalukan, merendahkan, menggangu,
memanggil dengan julukan atau kecacatan fisik dan mencemooh. Pelaku bullying dapat
melakukan aksinya secara langsung maupun tidak langsung, secara verbal maupun non verbal.
Bahkan saat ini makin marak bully yang dilakukan di media sosial yang dikenal dengan
“Cyberbullying”
Cyberbullying adalah kejahatan yang dilakukan terhadap seseorang melalui penggunaan
internet atau teknologi lainnya. Patchin dan Hinduja (2015) menyatakan bahwa cyberbullying
adalah perlakuan yang disengaja dan dilakukan secara berulang yang ditimbulkan melalui media
teks elektronik atau internet. Banyak kasus yang terjadi akibat pelaku bully terhadap korbannya
misalnya kasus terjadi pada seorang siswa sekolah dasar di Ohio yang tewas gantung diri
menggunakan dasi karena dibully oleh teman sekolahnya. Bocah berumur 8 tahun ini menjadi
korban bullying secara fisik. Ia kerap dipukuli oleh teman-temannya di sekolah. Contoh lain
datang dari Texas. Seorang remaja perempuan nekat menembakkan pistol ke dadanya sendiri
hingga tewas karena ia merasa dihujat habis-habisan di dunia maya. Dalam kasus yang cukup
langka, anak-anak korban bullying mungkin akan menunjukkan sifat kekerasan. Seperti yang
dialami seorang remaja 15 tahun di Denpasar, Bali, yang tega membunuh temannya sendiri
karena dendamnya kepada korban (Zakiyah, E.Z. 2017).
Kasus diatas membuktikan bahwa betapa bahayanya perundungan ini. Kasus-kasus
lainnya bisa saja terjadi dengan mudah, karena cepatnya penyebaran informasi melalui media
sosial tanpa batasan waktu dan sumber (Natalia, E.C., 2016). Seseorang dapat membuat
unggahan dan postingan kapan saja tanpa adanya kontrol, larangan yang membatasinya. Jika
unggahan mengandung hujatan, cemoohan, ancaman, pelecehan, pencemaran nama baik,
mempermalukan, merendahkan, mengintimidasi dan kebencian yang ditujukan kepada orang lain
sehingga orang itu merasa tidak nyaman, tertekan, depresi, dan sakit hati yang berujung pada hal
yang lebih ekstrim seperti bunuh diri, membunuh dan kejahatan lainnya. Meskipun media sosial
sebagai sarana memperoleh informasi, menyebarkan dan menggunakan informasi itu untuk
kepentingan individu maupun kelompok, namun tidak sedikit orang menyalahgunakan media
sosial untuk melakukan kejahatan. Penting bagi seseorang untuk memikirkan terlebih dahulu apa
yang di unggah atau di posting. Demikian juga dengan memberikan komentar pada postingan
orang lain. Oleh karena itu perlu melakukan upaya pencegahannya yang dapat dilakukan di
berbagai lini kehidupan. Mari bersama-sama kita ciptakan suasana dalam semua aspek
kehidupan tanpa bullying melalui CYBERLINK. Cyberlink adalah menyebarluaskan konten-
konten positif untuk mengajak orang berbuat baik serta cara menghindari bullying melalui
LINK. Mulai dari kehidupan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan
lingkungan kerja. Sebagai media untuk mempermudah pencegahan bullying dapat dilakukan
melalui media sosial yang telah berkembang dengan pesat seperti aplikasi Facebook, Whatssap,
Instagram, Twitter dan Tiktok.
Dengan adanya cyberlink kita dapat membuat konten yang menarik tentang bijak dalam
menggunakan internet, ajakan berbuat baik, bahaya bullying, dan lain sebagainya. Kita juga bisa
mencari konten yang bermanfaat buat anak-anak untuk menumbuhkan kecerdasan kognitif
seperti informasi-informasi yang berhubungan dengan pelajaran dan pengetahuan-pengetahuan
yang menambah wawasan, dan kematangan afektif seperti video-video yang memberi motivasi
dan kedewasan berfikir, serta kemahiran psikomotor seperti membuat kreasi-kreasi. Cyberlink
akan sangat efektif dilaksanakan, karena zaman sekarang semua aktivitas berhubungan dengan
teknologi dan jaringan. Berikut link yang dapat memotivasi anda untuk berpikir positif, berbuat
baik, dan menebar kebaikan sehingga terhindar dari bully:
 https://vt.tiktok.com/ZSe5VM4QQ/
 https://youtu.be/TUougjjADUE
 https://youtu.be/briRDV1QxVQ
 https://youtu.be/r_nYzMgSMc0
 https://youtu.be/vtfMzmkYp9E
 https://youtu.be/du7RdszMldE

Kita juga perlu dukungan dari orang tua, pihak sekolah, dan lingkungan sosial untuk
mencegah bullying didunia nyata maupun didunia maya. Untuk mendukung pencegahan
cyberbullying, maka kita perlu membekali diri dengan pengetahuan-pengetahuan tentang
perundungan. Pengetahuan tersebut meliputi bagaimana cara mencegah bully melalui diri sendiri,
orang tua dan khalayak masyarakat. Pengetahuan mencegah bullying melalui diri sendiri dapat
dilakukan dengan cara mengenal trik-trik ketika di bully, melihat orang di bully, jika trauma
bully, dan kriteria persahabatan bebas bullying. Pencegahan bullying melalui orang tua dapat
dilakukan dengan cara: 1) kenali anak anda terlebih dahulu apakah dia ciri anak yang rentan
dibully atau dia anak yang suka membully. 2) Menjaga lingkungan anak bebas bully mulai dari
lingkungan keluarga, sekolah, bahkan lingkungan masyarakat. Sedangkan upaya yang dapat
dilakukan bersama untuk mencegah cyberbullying yaitu: 1) Ajarkan Cinta Kasih Antar Sesama;
2) Buat Kedekatan Emosional dengan Anak; 3) Membangun Rasa Percaya Diri Anak; 4)
Memupuk Keberanian dan Ketegasan; 5) Kembangkan Kemampuan Sosialisasi Anak; 6)
Ajarkan Etika Terhadap Sesama; 7) Berikan Teguran Mendidik Jika anak Melakukan Kesalahan;
8) Tanamkan Nilai-Nilai Keagamaan; 9) Dampingi Anak-Anak Untuk Menyerap Informasi; 10)
Jadilah Panutan Untuk Anak Anda. (https://dp3a.semarangkota.go.id/storage/app/media/E-
book/manual-book-sudah-dong.pdf)
Dengan demikian cyberbullying dapat dicegah dengan cyberlink yang menyebarluaskan
konten-konten memotivasi untuk berpikir positif, berbuat baik, dan menebarkan kebaikan.
Perbanyaklah mengakses link-link yang berisi konten pengetahuan, kreativitas, dan attitude
untuk membentuk profil pelajar pancasila (beriman kepada Tuhan YME, mandiri, kreatif,
berpikir kritis, serta bergotong royong).
DAFTAR PUSTAKA
Patchin, J.W., & Hinduja, S. (2015). Measuring cyberbullying: Implications for research.
Aggression and Violent Behavior, 1-7.
Natalia, E.C. (2016) REMAJA, MEDIA SOSIAL DAN CYBERBULLYING. School of
Communication, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya chris.natalia@atmajaya.ac.id
Jurnal Ilmiah Komunikasi Volume 5 No. 2
https://dp3a.semarangkota.go.id/storage/app/media/E-book/manual-book-sudah-dong.pdf. Buku
Panduan Melawan Bullying
Zakiyah, E.Z., Humaedi, S., & Santoso, M.B., (2017) Faktor yang Mempengaruhi Remaja
dalam melakukan Bullying. Jurnal Penelitian & PPM

Nama kelompok 1:
1. Nurulbaiti R. Husain
2. Moh. Rafly Nayu
3. Muh. Rafly Ilahude
4. Nur Intan Agus Pakaya
5. Siti Fahira ABD Wahab
6. Oktafiani Putri Hiola
7. Siti Nurwahida Haras
8. Chefy Mokodompit
9. Sara Adawiyah mahmud
10. Naylah Adolong Gobel
11. Arya Ramadhan Eraku

Anda mungkin juga menyukai