Anda di halaman 1dari 4

Polemik Maraknya Cyber Bullying di Era Globalisasi

Seiring dengan dinamika masyarakat global yang kian terbuka, akses terhadap
informasi juga makin cepat dan mudah. Dunia virtual yang menyajikan informasi tanpa
dibatasi dimensi ruang dan waktu bisa dioptimalkan untuk peningkatan mutu pembelajaran.
Sumber-sumber dan bahan pembelajaran yang aktual dan manarik bisa dengan mudah di
dapatkan melalui internet. Sayangnya, Dengan adanya teknologi, masyarakat menjadi lebih
mudah dalam berkomunikasi. Mereka saling berkomunikasi secara cepat dan lancar. Yang
paling utama, dengan internet kita dapat berkreasi dengan kreativitas dan inovasi yang
dimiliki untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain.
Tetapi akankah kutipan ini benar adanya?
Internet sendiri bak pisau bermata dua. Selain memberikan dampak positif, internet
juga memiliki bahaya yang mengancam kita setiap saat. Saat ini komunikasi di Indonesia
berbeda dengan komunikasi zaman dulu. Komunikasi saat ini justru memecah persatuan dan
kesatuan bangsa. Efek dari dampak negatif internet tidak seperti orang makan cabai, begitu
digigit langsung terasa pedasnya. Namun, penyalahgunaan internet memiliki dampak negatif
jangka panjang.
Salah satu contohnya ialah Cyber Bullying. Bullying jika diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia berarti intimidasi, pelecehan, ancaman yang dilakukan baik secara verbal
maupun fisik. Cyber Bullying diartikan sebagai pelecehan dan penghinaan yang dilakukan
pelaku (bully) kepada korban di dunia maya (internet). Cyber Bullying ini juga dilakukan oleh
seseorang atau kelompok, menggunakan bantuan alat elektronik yang dilakukan secara
berulang dan terus menerus pada seseorang target yang kesulitan untuk membela diri. Cyber
Bullying bisa dilakukan terhadap pribadi, keyakinan (SARA) atau institusi apapun. Medianya
bisa berupa e-mail, status di facebook, twitter, chatroom, Instagram, dan lain sebagainya.
Pelaku dari Cyber Bullying itu sendiri kebanyakan adalah para remaja. Mereka
melakukan hal tersebut dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti dendam
hati, sakit hati, iri, cemburu, marah, dan ingin terlihat hebat, serta dilakukan dengan sengaja
dan secara berulang. Beberapa tujuan utama dari tindakan Cyber Bullying adalah sebagai
bentuk pembunuhan karakter seseorang/ perusahaan, kekuasaan, dominasi, mengontrol orang
lain, dan juga bisa digunakan sebagai kesenangan pribadi semata (dilakukan oleh orang yang
gila/Psikopat).
Dalam sebuah penelitian mengenai Cyber Bullying and Self Esteem mengemukakan
bahwa para remaja yang melakukan Cyber Bullying adalah remaja yang mempunyai
kepribadian otoriter dan kebutuhan yang kuat untuk menguasai dan mengontrol orang lain
(Patchin & Hinduja, 2010). Remeja tersebut hanya mementingkan dirinya sendiri dari pada
diri orang lain, dan menganggap diri orang lain tersebut tidak berguna. Perilaku tidak terpuji
ini juga sangat berdampak buruk pelaku Cyber Bullying itu sendiri, yang mana dengan
memiliki self esteem yang rendah akan berdampak pada prestasi akademiknya disekolah,
prilaku kriminal, dan kesehatan yang buruk.
Cyber Bullying yang sering terjadi dimedia sosial akan sangat menggangu proses
pendidikan baik mulai dari si korban sejak kecil hingga saat korban sudah tumbuh dewasa.
Walaupun Guru atau Dosen pengajar sudah dalam proses pembelajaran menciptakan suasana
yang baik, namun jika anak tidak dapat berkonsentrasi penuh meskipun fisiknya berada
didalam kelas akan tetapi pikirannya tidak tertuju dalam proses pembelajaran, anak akan
tidak bisa berkonsentrasi karena tidak bisa berpikir dengan tenang akibat adanya Cyber
Bullying yang bisa saja dilakukan oleh teman sekelasnya.
Kebanyakan orang masih memandang remeh mengenai dampak Cyber Bullying itu
sendiri. Bagaimana tidak, seseorang walaupun tanpa sengaja memberikan komentar negative
diakun sosial media bisa saja dianggap bahan ‘bercandaan’ oleh si pelaku. Namun, kita tidak
pernah tau bagaimana respon yang terjadi oleh orang korban Cyber Bullying itu saat
menerima pesan negative tersebut di akun media sosial miliknya. Cyber Bullying dapat
mengakibatkan korban mengalami low-achievers, yakni tidak optimal dalam usaha
belajarnya. Selama pembelajaran siswa akan mudah lupa dengan materi yang telah
disampaikan oleh Guru maupun Dosen, sehingga suasana kompetitif yang biasanya terjadi
dikelas akan hilang, baik itu kompetisi siswa dalam satu kelompok, maupun antar kelompok.
Cyber Bullying ini dapat memicu berbagai penyakit mental, diantaranya stress.
Dimana seseorang dikatakan stress saat ia mengalami tekanan yang sangat berat, baik secara
emosi maupun mental. Seseorang yang stres biasanya akan tampak gelisah, cemas, dan
mudah tersinggung. Stress juga dapat mengganggu konsentrasi, mengurangi motivasi, dan
pada kasus tertentu dapat memicu depresi. Stress bukan saja memengaruhi psikologi
penderita, tetapi juga dapat berdampak kepada cara bersikap dan kesehatan fisik mereka.
Selain itu, dampak dari Cyber Bullying ini juga berdampak pada perasaan seseorang.
Penderita akan mengalami kesedihan yang berlarut-larut yang bisa terjadi sampai lebih
selama 1 minggu atau berbulan-bulan. Dan tidak segan untuk menyakiti diri atau berniat
bunuh diri.
Para remaja yang kehilangan identitas dirinya dan tidak berhasil dalam meregulasi
konflik didalam dirinya ini cendurung mudah mendapatkan masalah dilingkungannya, baik
dilingkungan sekolah, keluarga, ataupun masyarakat. Dampak dari identitiy confusion ini
sendiri bisa jadi salah satu dari dua kondisi berikit ini: (1) individu akan menarik diri dan
mengisolasi dirinya dari masyarakat dan sosial, seperti teman-teman dan keluarga, atau (2)
intividu jatuh terbenam di dalam dunianya dengan teman-temannya dan kehilangan
identitasnya di dalam kerumunan orang-orang. dua kemungkinan ini yang paling dekat
mengapa kasus Cyber Bullying ini sering terjadi kepada remaja.
Lantas, akankah kasus Cyber Bullying yang berdampak bagi kesehatan mental remaja
masih dipertanyakan dan dianggap tidak penting? Upaya preventif masalah perilaku yang
serius, penanganan masalah perilaku yang serius dan berbagai kenakalan siswa seringkali
melibatkan polisi, pengadilan, pelayanan sosial, sebagaimana orang tua dan teman sebayanya
terlibta. Sebernarnya sekolah memainakan pera penting dalam permasalahan seperti ini.
Sebagai contoh, peran guru Bimbingan konseling (BK) dapat memberikan efek jera terhadap
pelaku akibat tindakan yang tidak pantas dilakukannya. Namun, sangat disayangkannya lagi,
jika kasus Cyber Bullying khususnya disekolah tidak di tindak lanjuti, dengan ‘alih-alih’
salah satu pelaku mempunyai orang tua yang memiliki kekuasaan itu tidaklah adil.
Jika ditarik benang merah, inilah dampak buruk yang terjadi pada penyalah gunaan
internet. Meskipun berbagai permasalahan dan penyakit tengah merajalela menghantui masa
depan pemuda dan bangsa, kita pemuda yang perkasa tidak boleh berputus asa dan sudah
semestinya berusaha sekuat tenaga. Apa semangat itu? Semangat itu adalah gerakan revolusi
mental. Revolusi mental semula dari ajakan presiden Jokowi sebagai pemimpin bangsa
Indonesia untuk mengangkat kembali karakter bangsa yang telah mengalami penurunan
dengan secepat-cepatnya dan bersama-sama (revolusioner).
Penggerak revolusi mental adalah kita, seluruh bangsa Indonesia. Lantas bagaimana
cara pengimplementasian penggunaan teknologi khususnya internet secara bijak? Yakni
dengan cara Internet Cerdas. Cerdas berarti mampu memanfaatkan interet secara baik dalam
arti tepat guna, aman sesuai etika, budaya, dan norma yang berlaku 3. Pemanfaat internet
secara cerdas meliputi: gunakan seperlunya agar tidak kecanduan, menggunakan password
yang susah untuk ditebak, tidak mengumbar sesuatu hal yang tidak penting, berpikir ulang
sebelum mempublikasikan sesuatu di internet, dan menggunakan tata bahasa yang baik dan
benar.
Kita sebagai kaum muda, generasi penerus bangsa harus bisa menjadi pelopor yang
dapat mempromosikan, menularkan serta memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya
di bidang informatika. Jadikan komunikasi sebagai tali persaudaraan, bukan sebagai gunting
untuk memotong tali tersebut. Masyarakat khususnya orangtua harus bisa memberi contoh
yang baik bagi generasi muda. Karena di pundak mereka, akan ada beban sebagai penerus
bangsa ini dalam mempersatukan bangsa yang penuh ragam.

Anda mungkin juga menyukai