La Lukari
E-mail : lalukari73@gmail.com
Program studi Ilmu Hukum UPBJJ Kendari
ABSTRAK
Bullying adalah istilah yang belum lama muncul dan digunakan, namun
cukup terkenal di Indonesia. Bahkan perilaku ini dianggap sebagai lelucon dan
trik dalam bercanda. Para pelaku bullying seringkali mengecilkan perilaku dengan
kedok bercanda atau dianggap sebagai lelucon. Tujuan penelitian pustaka ini
adalah untuk menelaah berbagai aspek hukum cyberbullying yang terjadi di dunia
maya dengan dalih sebagai bercanda. Diyakini bahwa dengan melakukan
penelitian ini, kita akan belajar lebih banyak tentang cyberbullying dan
memberikan informasi penting untuk penelitian selanjutnya. Pencarian literatur
pustaka dilakukan pada beberapa jurnal bereputasi dan buku terbitan 10 tahun
terakhir. Penelitian ini berupa penelitian hukum secara normatif, dengan sumber
bahan penelitian diperoleh dari data sekunder kemudian dikolaborasi melalui studi
kepustakaan, dengan cara penarikan kesimpulan berbentuk deduktif.
Hasil dari penelitian ini memberikan gambaran bahwa Cyberbullying dapat
memiliki banyak penyebab yang berbeda. Perilaku ini biasanya dihasilkan dari
lingkungan, baik itu di rumah, sekolah, atau saat bermain. Perlu diketahui juga
bahwa bullying dan humor berbeda secara signifikan satu sama lain. Pencegahan
terhadap cyberbullying sangatlah penting. Institusi yang dapat menghentikan dan
menanggulangi cyberbullying adalah polisi, yang memiliki tanggung jawab
melindungi masyarakat dan memiliki kekuatan dalam penegakkan hukum.
1. Kesimpulan
Cyberbullying dapat memiliki banyak penyebab yang berbeda. Perilaku ini
biasanya dihasilkan dari lingkungan, baik itu di rumah, sekolah, atau saat
bermain. Faktor lain yang berkontribusi biasanya termasuk pengaturan sosial yang
salah dan tekanan teman sebaya, kesulitan berempati dengan orang lain, keinginan
untuk tampil kuat di mata orang lain, upaya untuk menjadi populer, dan ikatan
keluarga yang buruk.
Bullying dan humor berbeda secara signifikan satu sama lain. Ketika Anda
bercanda dengan teman-teman, Anda berdua harus gembira dan bersenang-
senang. Ketika salah satu individu yang didorong untuk berpartisipasi merasa
terluka secara fisik atau emosional, lelucon akan dianggap sebagai bullying.
Pencegahan terhadap cyberbullying begitu penting. Institusi Kepolisian
yang diberi tugas agar melindungi seluruh masyarakat dan mempunyai wewenang
dalam penegakkan hukum bisa dipercaya dapat mengatasi dan melakukan
pencegahan sekaligus menanggulangi kejahatan cyberbullying..
2. Saran
a. Orang tua disarankan untuk mengawasi aktivitas media sosial anak-anak
mereka untuk mengembangkan komunikasi yang baik dengan anak-anak
mereka. Ini akan membantu orang tua membimbing anak-anak mereka dan
menasihati mereka tentang bagaimana menghindari terlibat dalam
cyberbullying.
b. Kepada masyarakat agar selalu mengawasi aktivitas dan interaksi media
sosial anak-anak dan keluarga dekat untuk mencegah kejahatan cyber.
c. Kepada pemerintah untuk lebih fokus pada kelemahan penggunaan media
sosial dan maraknya cyberbullying di kalangan anak muda yang
menggunakan media sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Oetary, Y., & Hutauruk, R. H. (2021). Kajian Yuridis Terhadap Tindak Pidana
Dalam Aspek Perundungan Dunia Maya (Cyberbullying): Perspektif
Hukum Pidana Di Indonesia. e-Journal Komunitas Yustisia Universitas
Pendidikan Ganesha, 1050.
Sakban, A., & Sahrul. (2019). Pencegahan Cyber Bullying Di Indonesia. Sleman:
Deepublish.
Rizky, F. (2020). Tinjauan Terhadap Pelaku Body Shaming Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2016 Perubahan atas Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dedikasi
Jurnal Mahasiswa, 7-8.
Wijayanto , X. A., Fitriyani, L. R., & Nurhajati, L. (2019). Mencegah dan
Mengatasi Bullying di Dunia Digital. Jakarta: Lembaga Penelitian,
Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat London School of Public
Relations Jakarta.